BAB III. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan. membandingkan antar kelompok. Desain penelitian ini menggunakan desain

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan desain penelitian cross sectional, yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Kebidanan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, yaitu. deskripsi tentang keadaan secara obyektif.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Penelitian untuk mengetahui perbedaan status kebersihan gigi dan mulut

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan kepada Odapus yang bergabung dan berkunjung di YLI.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu kebidanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah observational analitik dengan desain

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta yang berusia tahun. Penelitian ini. n= Z 2 p.q d 2 n= 1,96 2.0,5.0,25 0,25 2 n= 7,68

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei s/d juni Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

Nama : Fatimah Setiyo Ningrum NIM : 05/187381/KG/7916

Status kebersihan gigi dan mulut pada remaja usia tahun di SMPN 4 Watampone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Jenis penelitian adalah metode observasional analitik dengan desain

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN GIGI BERJEJAL DENGAN ORAL HYGIENE PADA SISWA SMAN 4 MEDAN TAHUN 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menjaga kesehatan gigi mempunyai manfaat yang besar dalam menunjang. kesehatan dan penampilan, namun masih banyak orang yang tidak

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental semu (quasi

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi observasional analitik potong lintang (crosssectional).

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian klinis laboratoris dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. satu atau lebih gigi asli, tetapi tidak seluruh gigi asli dan atau struktur

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Populasi dalam penelitian ini adalah cetakan gigi pasien yang telah. Rumus Federer = (t-1)(n-1) 15 keterangan = n 16

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB 4 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis.

BAB 4 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik,

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN RONGGA MULUT PADA LANSIA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memilih untuk menggunakan rancangan cross sectional dimana variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. nyaman, bersih, lembab sehingga terhindar dari infeksi (Eastham et al. 2013).

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. Bandarharjo, Kota Semarang Jawa Tengah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. cekat dan cetakan saat pemakaian retainer. 2. Sampel dalam penelitian ini dihitung dengan Rumus Federer sesuai dengan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

STATUS KEBERSIHAN MULUT ANAK USIA 9-11 TAHUN DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI MALAM SEBELUM TIDUR DI SDN MELONGUANE

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment)

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. 1. Ruang lingkup tempat. Bandarharjo, Semarang.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASANDI RSGMP-PSPDG FK UNSRAT MANADO

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

Perilaku Pemeliharaan dan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi

Maria Victa Agusta R.*, Ade Ismail AK**, Muhammad Dian Firdausy*** ABSTRAK

KARTU PENCATATAN ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan case control retrospektif atau studi kasus - kontrol retrospektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lengkung rahang dan kadang-kadang terdapat rotasi gigi. 1 Gigi berjejal merupakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

BAB III METODE PENELITIAN. orangtua dengan menggunakan rancangan cross-sectional (Notoadmojo, perawatan gigi dan mulut di RSGM UMY.

HASIL ANALISIS DATA. Kelompok Usia Responden. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent tahun 33 64,7 64,7 64,7

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi, khususnya Fisiologi

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pendekatannya, penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan

BAB 4 METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi. syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh : THOMAS RIADI PURBA NIM:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri

BAB III METODE PENELITIAN. sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Variabel bebas yang. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr Moewardi.

Dental Health Education

BAB II TINJAUAN TEORI. menjadi dua yaitu gigi berjejal simpel dan gigi berjejal kompleks. Gigi

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERSIHAN RONGGA MULUT ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB-C YAYASAN TAMAN PENDIDIKAN DAN ASUHAN JEMBER

Oktavilia et al, Perbedaan OHI-S Dan DMF-T Pada Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan...

LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA/WALI OBJEK PENELITIAN. Kepada Yth, Orang Tua/Wali Ananda :..

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mencangkup keilmuan Biokimia, Geriatri, Neurosains.

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN RONGGA MULUT DAN STATUS GINGIVA PADA MAHASISWA DENGAN GIGI BERJEJAL

BAB III METODE PENELITIAN. kebersihan gigi dan mulut pada pasien pra-pengguna gigi tiruan cekat.

BAB IV METODE PENELITIAN

Setuju dalam mengikuti penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian one group pretest-posttest design. Adapun rancangan O 1 X O 2. Gambar 2.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan membandingkan antar kelompok. Desain penelitian ini menggunakan desain cross sectional, yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dan efek dengan cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada satu waktu (Notoatmodjo, 2010). B. Populasi dan Subyek Penelitian Populasi pada penelitian ini yaitu 238 anak SLB 1 Bantul yang terdiri dari 16 anak tunanetra pada SLB-A, 78 anak tunarungu pada SLB-B, 76 anak tunagrahita ringan pada SLB-C, dan 68 anak tunagrahita sedang pada SLB-C1 yang terdapat di SLB 1 Bantul. Teknik sampling menggunakan teknik Probability Cluster, yaitu bila populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster, dan peneliti telah mengetahui besarnya populasi induk, besarnya sampel yang diinginkan telah ditentukan, serta peneliti bersikap bahwa setiap unsur atau kelompok unsur harus memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel (Margono, 2004). Subyek penelitian ini yaitu 78 anak SLB 1 Bantul yang terdiri dari 16 anak tunanetra pada SLB-A, 22 anak tunarungu pada SLB-B, 21 anak

tunagrahita ringan pada SLB-C, dan 19 anak tunagrahita sedang pada SLB-C1. Jumlah subyek diambil menggunakan rumus sebagai berikut (Notoatmodjo, 2005): n = N 1 + N(d) 2 238 n = = 71 anak + 10% (sebagai subyek cadangan) = 78 anak 1 + 238 (0,1) 2 Keterangan: n = jumlah minimal subyek yang harus diteliti N = jumlah populasi d = presisi Tabel 1. Jumlah Perhitungan Subyek Penelitian pada Anak Tunanetra, Tunarungu, dan Tunagrahita di SLB 1 Bantul Jenis Ketunaan SD SMP SMA Total Tunanetra 7 6 3 16 Tunarungu 7 4 11 22 Tunagrahita ringan Tunagrahita sedang 11 12 5 3 5 4 21 19 Kriteria Inklusi: 1. Anak tunanetra, tunarungu dan tunagrahita SLB 1 Bantul 2. Kooperatif 3. Terdapat informed consent dari orangtua atau wali

4. Memiliki gigi geligi sesuai kiteria penilaian OHI-S yaitu gigi yang diperiksa sudah erupsi sempurna Kriteria Eksklusi: 1. Anak yang tidak bersedia diperiksa 2. Anak tunanetra, tunarungu, dan tunagrahita yang tidak hadir saat dilakukan pemeriksaan 3. Memakai protesa 4. Dirawat orthodonsi 5. Gigi yang direstorasi full crown 6. Hilangnya tinggi permukaan gigi karena karies atau trauma C. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SLB Negeri 1 Bantul yang bertempat di Jl. Wates Km. 3 No. 147, Kelurahan Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY dan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2016. D. Variable Penelitian 1. Variabel pengaruh: a. Tunanetra b. Tunarungu c. Tunagrahita ringan d. Tunagrahita sedang 2. Variabel terpengaruh: Indeks kebersihan gigi dan mulut (OHI-S)

3. Variabel terkendali: a. Memiliki gigi-geligi permanen sesuai kriteria OHI-S b. Tidak memakai protesa c. Tidak dirawat orthodonsi d. Siswa SLB Negeri 1 Bantul 4. Variabel tak terkendali: a. Pola makan/diet b. Perilaku dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut c. Keadaan sosial ekonomi d. ph saliva e. Intervensi orangtua f. Usia E. Definisi Operasional 1. Anak tunanetra yaitu murid SLB 1 Bantul yang berada di kelas SLB-A 2. Anak tunarungu yaitu murid SLB 1 Bantul yang berada di kelas SLB-B 3. Anak tunagrahita ringan yaitu murid SLB 1 Bantul yang memiliki IQ 50-69 dan berada di kelas SLB-C 4. Anak tunagrahita sedang yaitu murid SLB 1 Bantul yang memiliki IQ 35-49 dan berada di kelas SLB-C1 5. Sekolah Luar Biasa merupakan sekolah untuk special need children yang terdiri dari jenjang SD, SMP, dan SMA.

6. OHI-S merupakan indeks yang digunakan untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut seseorang yang didapat dari penjumlahan Debris Index dan Calculus Index. Gambar 1. Debris Score Gambar 2. Calculus Score Penilaian skor OHI-S sebagai berikut: Baik= 0-1,2 Sedang= 1,3-3,0 Buruk= 3,1-6,0

F. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat: a. Bengkok b. Sonde c. Kaca mulut d. Pinset e. Ekskavator 2. Bahan: a. Kapas b. Alkohol c. Masker d. Handscoon 3. Lembar Penelitian: a. Blanko/formulir informed consent b. Blanko penilaian skor OHI-S G. Jalannya Penelitian 1. Subjek dibedakan berdasar jenis ketunaannya yaitu kelompok anak tunanetra, tunarungu dan tunagrahita 2. Pemberian penjelasan kepada guru pendamping bahwa akan dilakukan penilaian status kebersihan gigi dan mulut 3. Instruksi diberikan kepada anak tunanetra, tunarungu maupun tunagrahita agar membuka mulut dengan bantuan guru pendamping

4. Pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut dengan mengukur skor debris dan skor kalkulus menggunakan sonde 5. Ketentuan untuk gigi yang diperiksa yaitu (Herijulianti dkk, 2001): a. Permukaan bukal gigi M1 kanan atas b. Permukaan labial gigi I1 kanan atas c. Permukaan bukal gigi M1 kiri atas d. Permukaan lingual gigi M1 kiri bawah e. Permukaan labial gigi I1 kiri bawah f. Permukaan lingual gigi M1 kanan bawah Bila gigi yang sudah ditentukan tersebut tidak ada, maka penilaian dapat diganti dengan: a. Bila gigi M1 rahang atas atau bawah tidak ada, dapat digantikan dengan gigi M2 rahang atas atau bawah b. Bila gigi M1 dan M2 rahang atas atau bawah tidak ada, dapat digantikan gigi M3 rahang atas atau bawah c. Bila gigi M1, M2, dan M3 tidak ada maka tidak dapat dilakukan penilaian d. Bila gigi I1 kanan rahang atas tidak ada, dapat diganti dengan gigi I1 kiri rahang atas e. Bila gigi I1 kanan dan kiri rahang atas tidak ada maka tidak dapat dilakukan penilaian f. Bila gigi I1 kiri rahang bawah tidak ada, dapat diganti dengan I1 kanan rahang bawah

g. Bila gigi I1 kiri dan kanan rahang bawah tidak ada maka tidak dapat dilakukan penilaian Penilaian dilakukan dengan cara membagi terlebih dahulu permukaan gigi menjadi tiga bagian sama luas yaitu 1/3 permukaan servikal, 1/3 permukaan tengah, dan 1/3 permukaan incisal. Skor untuk penilaian debris sebagai berikut: 0= Tidak terdapat debris atau pewarnaan ekstrinsik 1= Terdapat debris lunak yang menutupi kurang dari 1/3 atau 1/3 permukaan gigi, atau tidak ada debris lunak namun ada pewarnaan ekstrinsik yang menutupi sebagian atau seluruh permukaan gigi 2= Terdapat debris lunak yang menutupi lebih dari 1/3 namun kurang dari 2/3 permukaan gigi 3= Terdapat debris lunak yang menutupi lebih dari 2/3 atau seluruh permukaan gigi Skor penilaian kalkulus adalah: 0= Tidak ada kalkulus 1= Terdapat kalkulus supragingival yang menutupi kurang dari 1/3 permukaan gigi

2= Terdapat kalkulus supragingival yang menutupi lebih dari 1/3 namun kurang dari 2/3 permukaan gigi, atau sekitar bagian servikal gigi terdapat sedikit kalkulus subgingival 3= Terdapat kalkulus supragingival yang menutupi lebih dari 2/3 atau seluruh permukaan gigi, atau pada permukaan gigi ada kalkulus subgingival yang menutupi dan melingkari seluruh servikal 6. Hasil penilaian kemudian dicatat kedalam formulir pemeriksaan H. Analisis Data Skor OHI-S yang diperoleh dari hasil penelitian berupa data kuantitatif berskala ratio. Normalitas data diuji menggunakan uji One- Sample Saphiro-Wilk Test. Hasil menunjukkan distribusi data normal. Kemudian data dianalisis menggunakan uji One Way Anova. Uji ini dilakukan untuk membandingkan rata-rata lebih dari dua kelompok yang tidak berhubungan agar diketahui apakah rata-rata ketiga kelompok tersebut sama atau tidak secara signifikan dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Setelah itu menggunakan Post Hoc Test untuk mengetahui perbedaan ratarata diantara ketiga kelompok tersebut benar-benar nyata atau tidak. Data dianalisis menggunakan program SPSS.