KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

PENDAHULUAN. akan protein hewani berangsur-angsur dapat ditanggulangi. Beberapa sumber

MEMBUAT SILASE PENDAHULUAN

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Perkembangan Produksi Kakao di Indonesia. Kakao (Theobrema cocoa L.) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,

OLAHAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN IKAN

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

PEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan adalah ketersediaan

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013

I. PENDAHULUAN. pakan ternak. Produksi limbah perkebunan berlimpah, harganya murah, serta tidak

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN

PRAKTIKUM III PENGENALAN BAHAN PAKAN TERNAK (FEEDS STUFF)

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

JENIS PAKAN. 1) Hijauan Segar

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

TERNAK PERAH SEBAGAI PRODUSEN SUSU

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

MATERI DAN METODE. Materi

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

Pemanfaatan Sumber Daya Pakan Lokal Untuk Pengembangan Peternakan YENNI YUSRIANI

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *)

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi

PENERAPAN IPTEKS. Hafni Indriati Junifa Layla Sihombing Jasmidi Kinanti Wijaya

Cara pengeringan. Cara pengeringan akan menentukan kualitas hay dan biaya yang diperlukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nama Desa Sukoharjo berasal dari tokoh di Kecamatan Sukoharjo pada saat itu,

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. disebut ruminansia sangat bergantung pada ketersediaan pakan, baik dari

IbM PETERNAK SAPI LOKAL

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

PEMANFAATAN ISI RUMEN SEBAGAI STARTER Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda I. PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

SKRIPSI. Oleh : Desvionita Nasrul BP

TINJAUAN PUSTAKA Kelinci Pertumbuhan Kelinci

UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi

HASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

PENGANTAR. Latar Belakang. 14,8 juta ekor adalah sapi potong (Anonim, 2011). Populasi sapi potong tersebut

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

TEKNOLOGI BUDIDAYA ITIK DI LAHAN PEKARANGAN Oleh Ermidias Penyuluh Pertanian Madya I.PENDAHULUAN

PEMANFAATAN KULIT KAKAO MELALUI MESIN PENCACAH DAN PENGHANCUR, PADA SUBAK ABIAN DAN KELOMPOK TERNAK GUBUG

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 03 Pebruari :23 - Update Terakhir Selasa, 17 Pebruari :58

MATERI DAN METODE. Metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

Transkripsi:

KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah yaitu Pendidikan Bahasa Indonesia dari Dosen : Rika Widiawati, S.,M.Pd. Disusun Oleh : Usep Saepudin 1203976 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penyusun panjatkan ke khadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufiq dan karunia-nya, penyusun dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Pengelohan Limbah Kakao Menjadi Bahan Pakan Ternak. Karya tulis ilmiah ini disusun dengan sebaik-baiknya untuk diajukan kepada dosen mata kuliah bahasa Indonesia dalam memenuhi tugas individu yang diberikan oleh beliau. Pada penyusunan karya tulis ilmiah ini, penyusun mencari beberapa referensi dari beberapa media termasuk internet, dimana referensi tersebut ada kaitannya dengan karya tulis ilmiah ini. Tujuan lain dari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah menjelaskan tentang limbah kakao, cara pengolahan limbah kakao beserta pemanfaatannya, dan penggunaan bahan pakan hasil dari pengolahan limbah kakao. Penyusun menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini tidak sempurna dan banyak kekurangan. Dan apabila ada kata kata atau kalimat yang tidak berkenan atau dapat menyinggung perasaan pembaca, penyusun memohon maaf. Oleh karena itu, kritik dan saran senantiasa penyusun harapkan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Demikian karya tulis ilmiah ini saya susun. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Bandung, Mei 2013 Penyusun 1

DAFTAR ISI Kata Pengantar...... 1 Daftar Isi...... 2 BAB I Pendahuluan...... 3 1. Latar Belakang Penelitian...... 3 2. Tujuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah...... 3 3. Rumusan Masalah...... 4 BAB II Isi...... 5 1. Definisi Kulit Buah Kakao..... 5 2. Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao.... 5 2.1. Proses Pengolahan dengan Fermentasi... 5 2.2. Proses Pengolahan tanpa Fermentasi.... 7 3. Penggunaan Hasil Olahan...... 8 BAB III Penutup...... 10 1. Kesimpulan...... 10 2. Saran...... 10 Daftar Pustaka... 11 2

BAB I PENDAHULUAN Hambatan utama petani ternak khususnya dalam peningkatan populasi ternak yaitu terbatasnya bahan pakan. Perluasan areal untuk penanaman rumput sebagai pakan ruminansia sangat sulit, karena alih fungsi lahan yang sangat tinggi. Mengingat sempitnya lahan penggembalaan, maka usaha pemanfaatan sisa hasil (limbah) pertanian untuk pakan perlu dipadukan dengan bahan lain yang sampai saat ini belum biasa digunakan sebagai pakan. Limbah tanaman pangan dan perkebunan memiliki peran yang cukup penting dan berpotensi dalam penyediaan pakan hijauan bagi ternak ruminansia (ruminansia = hewan pemamah biak, seperti sapi, biri-biri, domba dan kerbau) terutama pada musim kemarau. Pada musim kemarau hijauan rumput terganggu pertumbuhannya, sehingga pakan hijauan yang tersedia kurang baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Bahkan di daerah-daerah tertentu rumput pakan ternak akan kering dan mati sehingga menimbulkan krisis pakan hijauan. Selain itu, sistem pemeliharaan ternak ruminansia sebagian besar masih tergantung pada hijauan pakan berupa rumput- rumputan dan pakan hijauan lainnya dengan sedikit atau tidak ada pakan tambahan. Untuk mengatasi masalah kekurangan pakan ini, diharapkan peternak bisa memanfaatkan limbah pertanian yang cukup banyak tersedia disekitarnya antara lain kulit buah kakao, pucuk tebu, jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai dan jerami kacang tanah melalui perlakuan tertentu. 1. Latar Belakang Penelitian Disini penyusun memilih kulit buah kakao, karena memiliki peran yang cukup penting dan berpotensi dalam penyediaan pakan ternak ruminansia khususnya kambing terutama pada musim kemarau. Pemanfaatan kulit buah kakao sebagai pakan ternak dapat diberikan dalam bentuk segar maupun dalam bentuk tepung setelah diolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit buah 3

kakao segar yang dikeringkan dengan sinar matahari kemudian digiling selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak. 2. Tujuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Adapun tujuan diadakannya penelitian mengenai pengolahan limbah kulit kakao adalah sebagai berikut : a.) Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas individu tidak terstruktur, b.) Memahami dan memperdalam ilmu tentang limbah kulit buah kakao beserta cara pengolahannya yang baik, c.) Memahami cara penggunaan bahan pakan hasil dari pengolahan limbah tersebut. 3. Rumusan Masalah a.) Apa itu kulit buah kakao? b.) Bagaimana cara / langkah-langkah pengolahan limbah kulit buah kakao beserta prosesnya? c.) Bagaimana cara penggunaan bahan pakan hasil dari pengolahan tersebut? 4

BAB II ISI 1. Definisi Kulit Buah Kakao Kulit buah kakao (shel fod husk) merupakan limbah agro-industri yang dihasilkan dari tanaman kakao (Theobroma cacao L.), buah coklatnya terdiri dari 74 % kulit buah, 2 % plasenta dan 24 % biji. Hasil analisa proksimat (perkiraan) mengandung 22 % protein dan 3-9 % lemak (sumber: Nasrullah dan A. Ella, 1993). Pakar Buah kakao lain menyatakan kulit buah kakao kandungan gizinya terdiri dari bahan kering (BK) 88 %, protein kasar (PK) 8 %, serat kasar (SK) 40,1 % dan Total Digestible Nutrient (=gizi total yang dicerna) (TDN) 50,8 % serta penggunaannya oleh ternak ruminansia 30-40 %. 2. Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao Dari hasil penelitian yang dilakukan pada ternak domba, bahwa penggunaan kulit buah kakao dapat digunakan sebagai pengganti suplemen sebanyak 15 % atau 5 % dari ransum (ransum adalah campuran 2 atau lebih bahan pakan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan ternak selama ± 24 jam). Sebaiknya sebelum digunakan sebagai pakan ternak, limbah kulit buah kakao perlu difermentasikan terlebih dahulu untuk menurunkan kadar lignin (lignin adalah bahan polimer tidak berbentuk, yang bersama-sama dijumpai di antara sel dan dinding sel tumbuhan) yang sulit dicerna oleh hewan dan untuk meningkatkan kadar protein dari 6-8 % menjadi 12-15 %. Pemberian kulit buah kakao yang telah diproses pada ternak sapi dapat meningkatkan berat badan sapi sebesar 0,9 kg/ hari. 5

2.1. Proses Pengolahan dengan Fermentasi Aspergillus niger Melalui proses fermentasi, nilai gizi limbah kulit buah kakao dapat ditingkatkan, sehingga layak untuk pakan penguat kambing maupun sapi, bahkan untuk ransum babi dan ayam. Salah satu fermentor (bahan yang digunakan untuk melakukan fermentasi) yang cocok untuk limbah kulit buah kakao adalah Aspergillus niger. Manfaat fermentasi dengan teknologi ini antara lain : Meningkatkan kandungan protein Menurunkan kandungan serat kasar Menurunkan kandungan tanin (zat penghambat pencernaan) Berikut adalah langkah langkah pengolahan dengan fermentasi secara sederhana: 1. Kulit buah kakao yang telah dikumpulkan dicingcang/dicacah sampai menjadi partikel-partikel kecil. Pencacahan dimaksudkan untuk memudahkan proses pengeringan dan penggilingan. 2. Hasil cacahan difermentasi dengan larutan Aspergillus niger dengan perbandingan 1 liter Aspergillus niger : 10 liter air (untuk 200 kg kulit buah kakao). Proses fermentasi berlangsung 5 6 hari, setelah itu dijemur sampai kering. 3. Selanjutnya dilakukan penggilingan kulit buah kakao yang telah kering dengan menggunakan mesin penggiling/penghancur/pencacah (hammer mill) atau ditumbuk. 4. Hasil penggilingan dapat berupa tepung (powder) atau butiran (crumble) tergantung ukuran saringan yang dikehendaki kemudian dicampur ke ransum sapi. 6

Skema Proses Pengolahan Limbah Kulit Buah Kakao dengan Fermentasi LIMBAH Dicingcang Limbah Tercingcang Limbah Terfermentasi Dibasahi larutan Aspergillus Ditutup dengan goni / plastik Dikeringkan 2 3 hari Limbah Kering Digiling TEPUNG LIMBAH 2.2. Proses Pengolahan tanpa Fermentasi Kumpulkan limbah kulit buah kakao dari hasil panen lalu dicingcang. Kemudian dijemur pada sinar matahari sampai kering yang ditandai dengan cara mudah dipatahkan atau mudah hancur kalau diremas. Setelah kering ditumbuk dengan menggunakan lesung atau alat penumbuk lainnya, kemudian dilakukan pengayakan. Untuk meningkatkan mutu pakan ternak, maka tepung kulit Alat pencacah kulit kakao buah kakao dapat dicampur dengan bekatul dan jagung giling masing-masing 15 %, 35 % dan 30 %. Ini artinya bahwa ransum tersebut terdiri atas 15 % tepung kulit buah kakao, 35 % bekatul dan 30 % jagung giling. 7

Skema Pengolahan Limbah Kulit Buah Kakao Tanpa Fermentasi adalah sebagai berikut : KULIT BUAH KAKAO Panas Matahari Dikeringkan/Dijemur Ditumbuk Diayak Pencampuran Dedak/ Bekatul, jagung, dll. PAKAN TERNAK 3. Penggunaan Hasil Olahan 1. Pada awal pemberian, biasanya ternak tidak langsung mau memakannya. Karena itu berikanlah pada saat ternak lapar dan bila perlu ditambah sedikit garam atau gula untuk merangsang nafsu makan. 2. Tepung limbah hasil fermentasi bisa langsung diberikan kepada ternak, atau disimpan. Penyimpanan harus dengan wadah yang bersih dan kering. 3. Untuk ternak ruminansia (sapi, kambing) limbah kakao olahan bisa dijadikan pakan penguat, untuk mempercepat pertumbuhan atau meningkatkan produksi susu. Bisa diberikan sebagai pengganti dedak, yaitu sebanyak 0,7-1,0 % dari berat hidup ternak. 4. Pada ayam buras petelur pemberian limbah kakao sebagai pengganti dedak hingga 36 % dari total ransum dapat meningkatkan produksi telur. 8

5. Pada ternak kambing menunjukkan bahwa ternak nampak sehat, warna bulu mengkilat dan pertambahan berat badan ternak dapat mencapai antara 50-150 gram per ekor per hari. 6. Untuk babi dapat juga diberikan sebagai pengganti dedak padi dalam ransum sekitar 35-40 %. 9

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Limbah kakao merupakan limbah yang banyak dihasilkan dari sektor pertanian, dimana kulitnya bisa diolah menjadi bahan pakan ternak. Jadi, sebaiknya para petani khususnya di Indonesia agar lebih mendalami ilmu tentang pengolahan limbah kulit buah kakao dengan proses fermentasi maupun tanpa fermentasi. 2. Saran Demikian karya tulis ilmiah tentang Pengolahan Limbah Kulit Buah Kakao Menjadi Bahan Pakan Ternak ini saya susun. Penyusun menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini tidak sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran senantiasa penyusun harapkan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Penyusun juga memohon maaf bila ada kata kata yang kurang berkenan dan bila dalam karya tulis ilmiah ini ada yang tidak sesuai dengan kriterianya. Wasalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 10

DAFTAR PUSTAKA Baharuddin Wawo, (tanpa tahun). Mengolah Limbah Kulit Buah Kakao Menjadi Bahan Pakan Ternak. Penyuluh Pertanian Madya. Anonim, 2001. Sosialisasi dan Diseminasi Teknologi Pengkajian Ternak dengan Pemanfaatan Limbah Kakao. Instalasi Pengkajian Penerapan Teknologi Pertanian (IPPTP). Makassar. Anonim, 2001. Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Kambing. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan. Lembar Informasi Pertanian (Liptan). Hasnah Juddawi, Albertus Sudiro dan Amirullah, (tanpa tahun). Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Ternak. Naskah Siaran Pedesaan. Instalasi Pengkajian Penerapan Teknologi Pertanian (IPPTP). Makassar. Nasrullah dan A. Ella, 1993. Limbah Pertanian dan Prospeknya Sebagai Sumber Pakan Ternak di Sulawesi Selatan. Makalah. Ujung Pandang. Anonim, (tanpa tahun). Pemanfaatan Limbah dalam Integrasi Perkebunan Ternak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali dan Bappeda Propinsi Bali. Leaflet. 11