PUTUSAN Nomor : 48/Pdt.G/2014/Ms-Aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar iyah Aceh dalam persidangan majelis yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan dalam perkara antara : PEMBANDING, umur 32 tahun, Agama Islam, Pendidikan SD, Pekerjaan tani, bertempat tinggal di Kabupaten Aceh Utara, dahulu Tergugat sekarang Pembanding. melawan TERBANDING, umur 25 tahun, Agama Islam, Pendidikan SD, Pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Kabupaten Aceh Utara, dahulu Penggugat sekarang Terbanding. Mahkamah Syar iyah Aceh tersebut. Telah membaca berkas perkara dan semua surat yang berkaitan dengan perkara yang dimohonkan banding. TENTANG DUDUK PERKARANYA Mengutip segala uraian sebagaimana termuat dalam putusan yang dijatuhkan Mahkamaah Syar iyah Lhoksukon Nomor : 93/Pdt.G/2014/MS-Lsk tanggal 28 April 2014 Masehi, bertepatan dengan tanggal 27 Jumadil akhir 1435 Hijriyah yang amarnya berbunyi sebagai berikut : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat ; 2. Menjatuhkan talak satu bain shughra Tergugat (PEMBANDING) terhadap Penggugat (TERBANDING) ; 3. Memerintahkan kepada Panitera Mahkamah Syar iyah Lhoksukon untuk mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah (PPN) Kantor Urusan Agama Kecamatan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh Utara, untuk dicatat dalam register yang disediakan untuk itu; 4. Menetapkan seorang anak Penggugat dan Tergugat yang bernama 1. ANAK I, berumur 5 tahun, 2. ANAK II, berumur 15 bulan, berada dalam pengasuhan dan pemeliharaan (Hadhin) Penggugat selaku ibu kandungnya, tanpa menghilangkan hak dan kewajiban Tergugat selaku ayah kandungnya; Hal. 1 dari 6 halaman Putusan Nomor : 48/Pdt.G/2014/MS-Aceh.
5. Menghukum Tergugat untuk memberikan biaya pengasuhan dan pemeliharaan (Hadhin) untuk anak tersebut di atas minimal sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah) perbulan ; 6 Membebankan biaya perkara ini kepada DIPA Mahkamah Syar iyah Lhoksukon tahun 2014 sebesar Rp.161.000;- (seratus enam puluh satu ribu rupiah) Membaca surat pernyataan banding yang dibuat oleh Wakil Panitera Mahkamah Syar iyah Lhoksukon bahwa Pembanding/Tergugat pada tanggal 6 Mei 2014 telah mengajukan banding atas putusan Mahkamah Syar iyah Lhoksukon Nomor :93/Pdt.G/2014/MS-Lsk tanggal 28 April 2014 Masehi bertepatan dengan tanggal 27 Jumadil Akhir 1435 Hijriyah, permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada pihak lawannya/terbading pada tanggal 08 Mei 2014. Membaca dan memperhatikan memori banding yang diajukan oleh Tergugat/Pembanding, dan tanpa kontra memori banding dari Penggugat /Terbanding meskipun telah diberitahukan oleh panitera. Membaca surat keterangan Panitera Mahkamah Syar iyah Lhoksukon Nomor :93/Pdt.G/2014/MS-Lsk tanggal 16 Juni 2014, bahwa Tergugat/Pembanding dan juga Penggugat/Terbanding tidak melakukan pemeriksaan berkas perkara banding (inzage). TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh pembanding masih didalam tenggang waktu dan telah sesuai dengan tata cara yang ditentukan Undang-Undang, maka berdasarkan pasal 7 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 jo pasal 199 ayat (1) Rbg, maka permohonan banding tersebut harus dinyatakan dapat diterima. Menimbang, bahwa Pembanding sebagai pihak Tergugat dalam perkara tingkat pertama dalam perkara ini dan berdasarkan pasal 6 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 jo pasal 61 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan terakhir diubah dengan Undang- Undang Nomor 50 Tahun 2009, Pembanding mempunyai legal standing untuk mengajukan permohonan banding dalam perkara ini. Menimbang, bahwa atas dasar apa yang telah dipertimbangkan dalam putusan Mahkamah Syar iyah Lhoksukon Nomor : 93/Pdt.G/2014/MS-Lsk tanggal 28 april 2014 Masehi bertepatan dengan tanggal 27 Jumadil Akhir 1435 H dan telah pula mempelajari secara seksama berkas banding perkara aquo, Majelis Hakim Tingkat Banding akan memberikan pertimbangan sebagai berikut : Menimbang, bahwa majelis hakim tingkat pertama telah melakukan proses mediasi untuk mendamaikan Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding tetapi tidak berhasil sebagaimana laporan hakim mediator tanggal 17 Maret 2014. Hal. 2 dari 6 halaman Putusan Nomor : 48/Pdt.G/2014/MS-Aceh.
Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah Penggugat/Terbanding mengajukan perkara cerai gugat ke Mahkamah Syar iyah Lhoksukon dengan dalil dan alasan telah terjadi perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus sejak tahun 2008, tidak ada terjalin lagi komunikasi yang baik, disebabkan Tergugat/Pembanding berselingkuh dengan perempuan lain yang sekarang sudah dinikahi tanpa persetujuan dan sepengetahuan Penggugat/Terbanding serta sudah pisah 7 (tujuh) bulan dari tempat tinggal kediaman bersama. Menimbang, bahwa majelis hakim tingkat pertama telah memberikan pertimbangan hukum dan pendapat dalam putusannya dengan mengacu kepada pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor : 9 Tahun 1975 jo pasal 116 (f) Kompilasi Hukum Islam dan dalil syar i lainnya pertimbangan dan pendapat tersebut dinilai telah tepat dan benar, maka Majelis Hakim Tingkat Banding mengambilnya menjadi pertimbangan dan pendapat sendiri. Menimbang, bahwa meskipun tidak semua point dari alasan gugatan cerai gugat Penggugat/Terbanding dipertimbangkan, namun Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat fakta hukum yang telah terbukti dipersidangan telah cukup sebagai indikator kuat terwujud maksud pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor : 9 Tahun 1975, oleh karena itu gugatan Penggugat/Terbanding harus dinyatakan terbukti. Menimbang, bahwa sesuai Yurisprudensi putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 273/K/AG/1998 tanggal 17 Maret 1999 yang menyatakan bahwa cekcok, hidup berpisah tidak dalam satu tempat tidur, salah satu pihak tidak berniat meneruskan kehidupan bersama dengan pihak lain merupakan fakta yang cukup untuk alasan perceraian lagi pula gugatan Penggugat/Terbanding telah terbukti, maka dengan demikian gugatan Penggugat/Terbanding patut dikabulkan. Menimbang, bahwa tujuan diberikan hak hadhanah kepada kedua orang tuanya adalah untuk memelihara dan mendidik anak mereka sebaik-baiknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak, dan ibu lebih berhak memeliharanya terhadap anak yang belum berumur 12 tahun. Menimbang, bahwa dalam perkawinan Tergugat/Pembanding dengan Penggugat/Terbanding telah lahir 2 (dua) orang anak masing-masing bernama ANAK I (perempuan) umur 5 tahun dan ANAK II (laki-laki) umur 15 bulan yang selama ini dalam pemeliharaan Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding, akan tetapi sesuai gugatan Penggugat/Terbanding agar kedua anak tersebut ditetapkan dalam pemeliharaannya, lagi pula Tergugat/Pembanding tidak keberatan kedua anak tersebut diasuh/dipelihara oleh Penggugat/Terbanding tanpa melalaikan kewajiban dan tanggung jawabnya memberikan nafkah kepada kedua anaknya tersebut, maka Majelis Hakim Tingkat banding berpendapat gugatan hak Hal. 3 dari 6 halaman Putusan Nomor : 48/Pdt.G/2014/MS-Aceh.
pemeliharaan kedua anaknya yang diajukan oleh Penggugat/Terbanding tersebut patut dikabulkan, sesuai dengan putusan Majlis Hakim tingkat pertama. Menimbang, bahwa namun demikian Majelis Tingkat Banding tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis Hakim tingkat pertama yang menetapkan biaya pengasuhan dan pemeliharaan kedua anak Tergugat/Pembanding dan Penggugat/Terbanding yang bernama ANAK I umur 5 tahun dan ANAK II umur 15 bulan sebesar Rp.400.000,- (empat ratus ribu rupiah) setiap bulan, dengan kondisi fluktuasi ekonomi saat ini dan masa akan datang maka Tergugat/Pembanding sebagai ayah harus bertanggung jawab terhadap kedua anaknya tersebut sesuai dengan kepatutan dan rasa keadilan serta kemampuannya, dan untuk itu Majelis Hakim Tingkat Banding menambah biaya pengasuhan dan pemeliharaan kedua anak tersebut menjadi sebesar Rp.600.000,- (enam ratus ribu rupiah) setiap bulan. Menimbang, bahwa oleh karena amar putusan Mahkamah Syar iyah Lhoksukon Nomor : 93/Pdt.G/2014/MS-Lsk. tanggal 28 April 2014 Masehi bertepatan dengan tanggal 27 Jumadil Akhir 1435 Hijriyah pada point 4 amar putusan yang berbunyi Menetapkan seorang anak Penggugat dan Tergugat...dan seterusnya ternyata ada kesalahan ketik, maka Majelis Hakim Tingkat Banding perlu memperbaiki sehingga berbunyi : Menetapkan 2 (dua) orang anak Penggugat dan Tergugat dan seterusnya. Menimbang, bahwa keberatan Tergugat/Pembanding di dalam memori bandingnya pada dasarnya telah dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama, maka dengan demikian apa yang menjadi keberatan tersebut harus dikesampingkan. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah Syar iyah Aceh berkesimpulan putusan Mahkamah Syar iyah Lhoksukon Nomor : 93/Pdt.G/2014/MS-Lsk, tanggal 28 April 2014 Masehi, bertepatan dengan tanggal 27 Jumadil Akhir 1435 Hijriyah harus diperbaiki sehingga amarnya berbunyi sebagaimana tercantum dalam amar putusan perkara ini. Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, sesuai dengan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor : 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor : 3 Tahun 2006 dan terakhir dengan Undang-Undang Nomor : 50 Tahun 2009, maka biaya perkara pada tingkat banding dibebankan kepada Pembanding. Mengingat peraturan perundang-undangan dan Hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini. Hal. 4 dari 6 halaman Putusan Nomor : 48/Pdt.G/2014/MS-Aceh.
MENGADILI Menerima permohonan banding Pembanding. Memperbaiki putusan Mahkamah Syar iyah Lhoksukon Nomor : 93/Pdt.G/2014/MS-Lsk, tanggal 28 April 2014 Masehi, bertepatan dengan tanggal 27 Jumadil Akhir 1435 Hijriyah sehingga amarnya berbunyi sebagai berikut : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya. 2. Menjatuhkan Talak satu Bain Shugra Tergugat (PEMBANDING) terhadap Penggugat (TERBANDING). 3. Menetapkan 2 (dua) orang anak Penggugat dan Tergugat masing-masing bernama ANAK I (perempuan) umur 5 tahun dan ANAK II (laki-laki) umur 15 bulan, berada dibawah asuhan (hadhanah) Penggugat selaku ibu kandungnya tanpa menghilangkan hak dan kewajiban Tergugat selaku ayah kandungnya. 4. Menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat nafkah kedua anak tersebut minimal sebanyak Rp.600.000,- (enam ratus ribu rupiah) setiap bulan sejak putusan ini dijatuhkan sampai kedua anak tersebut dewasa (mandiri). 5. Memerintahkan kepada Panitera Mahkamah Syar iyah Lhoksukon untuk mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah (PPN) Kantor Urusan Agama Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara untuk dicatat dalam register yang disediakan untuk itu. 6. Membebankan biaya perkara pada tingkat pertama kepada DIPA Mahkamah Syar iyah Lhoksukon tahun 2014 sebesar Rp.161.000,- (seratus enam puluh satu ribu rupiah). Membebankan Pembanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat banding sebesar Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah). Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Mahkamah Syar iyah Aceh pada hari Senin tanggal 18 Agustus 2014 Masehi bertepatan dengan tanggal 22 Syawal 1435 Hijriyah, oleh kami Dra. Hj.Hafidhah Ibrahim Hakim Tinggi Mahkamah Syar iyah Aceh yang ditunjuk sebagai Ketua Majelis, Dra. Hj. Rosmawardani, S.H., M.H., dan Drs. H. Firdaus HM, S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota berdasarkan Surat Penetapan Ketua Mahkamah Syar iyah Aceh tanggal 14 Juli 2014 dan putusan tersebut diucapkan pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis yang didampingi para Hakim Hal. 5 dari 6 halaman Putusan Nomor : 48/Pdt.G/2014/MS-Aceh.
Anggota serta dibantu oleh Dra. Zakiah, sebagai Panitera pengganti tanpa dihadiri pihak-pihak yang berperkara. HAKIM ANGGOTA, Dra.Hj.Rosmawardani, S.H., M.H. HAKIM KETUA, Dra. Hj. Hafidhah Ibrahim Drs. H.Firdaus HM, S.H., M.H,. Panitera Pengganti, Perincian biaya perkara : 1. Materai Rp. 6.000,- 2. Biaya Redaksi Rp. 5.000,- 3. Biaya Leges Rp. 3.000,- 4. Biaya Proses Rp. 136.000,- Jumlah Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) Dra. Zakiah. Untuk salinan yang sama bunyinya Banda Aceh, 11 September 2014 Wakil Panitera, AZHAR ALI, S.H Hal. 6 dari 6 halaman Putusan Nomor : 48/Pdt.G/2014/MS-Aceh.