BAB I PENDAHULUAN. Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mengahasilkan laba, mengalami perkembangan dan menjaga

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan masa-masa yang sangat

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lainnya. Persaingan terjadi pada beberapa sektor baik industri jasa dan

BAB I PENDAHULUAN. arah pasar konsumen artinya kondisi pasar di tangan konsumen. Konsumen. bebas menggunakan uang yang dimilikinya serta bebas untuk

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi pemasaran produk yang semakin dinamis menyebabkan persaingan ketat

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemasaran merupakan suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak diharapkan dapat terpenuhi secara lengkap melalui konsumsi susu, termasuk zatzat

BAB I PENDAHULUAN. Speciality Reguler. Children

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Binjai adalah salah satu kota dalam wilayah provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. bantuan makanan melalui program PMT (Program Makanan Tambahan). 1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler dan Amstrong, 2004;283)

BAB I PENDAHULUAN. lalu. Di negara Swiss terdapat lukisan pada tahun 1850 yang memperlihatkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi pasar dalam negeri merupakan peluang bagi produsen susu balita

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Grafik Perkembangan Produksi Susu Provinsi Jawa Barat Tahun (Ton) Sumber: Direktorat Jendral Peternakan, 2010

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu usaha peternakan yang digalakkan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. baik susu lokal maupun susu impor. Dari susu lokal dan susu impor itu ada. sering mendengar dan tahu tentang produk tersebut.

BAB I. PENDAHULUAN. gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia akhir-akhir ini

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. waktu tahun 2010 sampai 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015), disertai

BAB I PENDAHULUAN. dalam mempromosikan produknya kepada konsumen. perusahaan bertujuan akhir yang sama yaitu untuk memperoleh keuntungan

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran. Untuk tetap mendapatkan simpati dari konsumen, produsen

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang dapat memuaskan keinginan maupun kebutuhan. Produk dapat dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun)

SURYA AGRITAMA Volume 4 Nomor 1 Maret 2015

I. PENDAHULUAN. Menurut prediksi para ekonom Indonesia, di tengah suasana. perekonomian negara yang masih belum menentu sejak tahun 1997,

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan merupakan salah satu sumber protein hewani yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. rasa yang cenderung amis, sering sekali membuat orang merasa machtig (

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. kita sebagai bangsa yang dijajah, serba kekurangan dan miskin menggangap

BAB I PENDAHULUAN. industri. Satu hal yang sangat berarti dalam meningkatkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan domestik. orang wisatawan berkunjung ke kota ini.

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk ke tiga terbesar

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

I. PENDAHULUAN. cairan hasil sekresi dari kelenjar susu mamalia yang digunakan. untuk menghidupi keturunannya. Susu dianggap sebagai makanan

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung lemak merupakan hal yang harus dihindari. Di zaman ini

BAB I PENDAHULUAN. berlimpah, salah satunya adalah perikanan laut. Tetapi soal mengkonsumsi

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini yang menuntut. loyalitas pelanggan untuk menciptakan konsumen yang loyal.

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Nutrisi makanan sehat dianggap belum dapat mencukupi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pasar. dalam industri makanan dan minuman adalah bisnis minuman dalam

I. PENDAHULUAN. mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pisang ( Musa paradisiaca L) adalah salah satu buah yang digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. INDOLAKTO

2014 STUDI PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PRODUK CRISPY BABY FISH DALAM UPAYA MEMPENGARUHI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang tinggi seperti protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin lainnya

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. nyata dapat disaksikan setiap hari yakni semakin gencarnya perusahaanperusahaan

I. PENDAHULUAN. manusia, karena didalamnya mengandung semua komponen bahan yang

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zat-zat dalam Susu Nilai Kandungan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, susu dapat dikonsumsi oleh semua orang dengan semua umur namun

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. lemak, laktosa, mineral, vitamin, dan enzim-enzim (Djaafar dan Rahayu, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. kemasan karena sudah menjadi kebutuhan sehari hari. Produsen teh dalam

RINGKASAN EKSEKUTIF SITI MAESAROH, 2003 UJANG SUMARWAN IDQAN FAHMI.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan industri saat ini telah mengalami kemajuan

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang sehingga tulang lebih padat, tidak rapuh dan tidak mudah terkena risiko osteoporosis pada saat usia lanjut. Agar tulang menjadi kuat, diperlukan asupan zat gizi yang cukup terutama kalsium. Kalsium merupakan zat utama yang diperlukan dalam pembentukan tulang, dan zat gizi ini antara lain dapat diperoleh dari susu. Pada susu juga terkandung zat-zat gizi yang berperan dalam pembentukan tulang seperti protein, fosfor, vitamin D, vitamin C dan besi. Selain zat-zat gizi tersebut, susu juga masih mengandung zat-zat gizi penting lainnya yang dapat meningkatkan status gizi. Di Indonesia, pada motto gizi empat sehat lima sempurna, susu terletak pada urutan kelima dalam kelompok lima sehat sempurna. Ini menunjukkan bahwa pentingnya mengkonsumsi susu untuk keseimbangan kesehatan manusia dilengkapi dengan nasi, lauk pauk, buah, dan sayuran. Susu merupakan salah satu produk pertanian yang sangat penting, karena dibandingkan dengan bahan minuman lain, susu adalah minuman yang mendekati kesempurnaan. Hal ini disebabkan, karena susu mengandung nutrisi yang tinggi, laktosa, vitamin, dan mineral yang sangat diperlukan tubuh. Selain itu asam lemak gliserol yang dikandungnya lebih mudah dicerna oleh tubuh. 12

Sebagai sumber protein hewani yang sangat baik untuk kesehatan menjadikan susu tidak mudah untuk digantikan oleh minuman lain, terutama bagi kelompok rawan gizi seperti balita, lanjut usia dan wanita hamil atau menyusui. Sebagai manusia, demi kelangsungan hidup maka harus memenuhi beberapa kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup akan konsumsi susu juga tidak boleh dilewatkan khususnya saat usia remaja manusia. Usia remaja merupakan masa yang penting dalam kelangsungan hidup manusia. Masa ini merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat baik fisik maupun mental, dengan aktivitas yang makin meningkat serta sering disertai perubahan pola konsumsi pangan. Remaja adalah mereka yang berusia antara 10 hingga 24 tahun. Sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia dan peningkatan kesadaran akan kesehatan serta gizi, maka konsumsi masyarakat akan susu cenderung meningkat setiap tahunnya. Berikut jumlah populasi sapi perah, produksi susu sapi perah, dan konsumsi susu nasional periode 2006-2013 dapat dilihat pada Tabel 1.1 13

Tabel 1.1 Jumlah Populasi Sapi Perah, Produksi Susu Sapi Perah, dan Konsumsi Susu Nasional Periode 2006-2013 Tahun Populasi Sapi Perah (ekor/tahun) Produksi Susu Sapi Perah (ton/tahun) Konsumsi Susu (ton/tahun) 2006 369.000 567.700 2.534.960 2007 374.000 616.549 2.555.270 2008 458.000 647.000 2.625.330 2009 475.000 827.200 2.277.200 2010 488.000 909.500 2.345.000 2011 597.000 974.694 2.964.000 2012 612.000 1.017.930 3.120.000 2013 636.000 1.109.000 3.300.000 Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2006-2013(Januari, 2015) Fenomena yang terjadi saat ini dengan cenderung meningkatnya kesadaran masyarakat akan konsumsi susu, maka diikuti dengan peningkatan perilaku masyarakat dalammengkonsumsisusu sterilisasi. Susu sterilisasi merupakan susu yang telah mengalami pemanasan pada suhu tinggi yaitu 121 derajat celcius dengan tekanan 15 psi selama 10 detik atau pada suhu 134 derajat celcius selama 1 detik.oleh pakar kesehatan, susu sterilisasi untuk saat ini dinyatakan lebih unggul daripada susu UHT dan susu pasteurisasi. Masyarakat Indonesia sekarang umumnya mengkonsumsi produksusu sterilisasidalam kemasan dari PT NestléIndonesia yaitu Bear Brand.Perbandingan dengan produk susu merek lainnya, susu Bear Brand mampu langsung menarik perhatian konsumen karena Bear Brand adalah susu sterilisasi pertama di Indonesia untukkesehatan dengan kemasan kaleng yang berasal dari susu sapi. 14

Bear Brand adalah susu sapi yang telah disterilkan mengandung kalori yang lengkap, sehingga cocok dikonsumsi semua umur terutama para remaja untuk sarapan dengan rasa yang enak dan menyegarkanserta tidak akan membuat mual (muntah). Bear Brand tetap diminati oleh masyarakat sekalipun harga per kemasan kalengnya lebih mahal dibandingkan dengan susu kemasan botol atau kotak merek lain. Kemasan yang terbuat dari kaleng tentu saja mempunyai keunggulan yakni tidak mudah robek, pecah, rusak, ataupun penyok. Bear Brand memiliki keunggulan dari segi kualitas, rasa dan harga yang sesuai dengan kemasan kaleng berukuran 189 ml dengan pembuka minuman diatasnya, memudahkan konsumen dalam proses membuka susu yang bisa langsung dikonsumsi dan hanya untuk sekali minum serta mudah dibawa kemana saja atau cukup dalam satu genggaman tangan saat meminum susu tersebut. Berikut adalah data dari Top Brand Award 2012-2014 kategori susu cair dalam kemasan. Tabel 1.2 Top Brand Award 2012-2014 Kategori Susu Cair Dalam Kemasan Merek Top Brand Indeks 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) Ultra Milk 30,732,7 36,4 Indomilk 21,423,7 18,0 Frisian Flag 26,8 22,5 15,8 Milo 6,5 6,2 9,1 Bear Brand 3,4 4,8 5,6 Milkuat 3,2 3,1 4,6 Sumber: www.topbrand-award.com 15

Data daritabel 1.2, dapat dilihat bahwa Bear Brand berada di peringkat ke 5 bersaing dengan susu UHT dan susu pasteurisasi dalam kemasan merek lain yang merupakan hasil dari produk susu cair pemain lama yakni Ultra Milk, Indomilk, dan Frisian Flag. Bear Brand bahkan mampu mengalahkan peringkat Milkuat yang juga merupakan pemain lama dalam bidang susu cair.bear brand sendiri merupakan produk baru dari PTNestlé Indonesia yang mampu langsung berada di bawah peringkat Milo yang juga merupakan produk dari PT Nestlé Indonesia. Dapat dilihat bahwa persentase Bear Brand dari tahun 2012-2014 selalu mengalami peningkatan yang baik. Dapat dilihat juga bahwa persaingan antara produsen susu cair dalam kemasan sangatlah ketat. Hal ini membuat sejumlah produsen berupaya keras meraih konsumen sebanyak-banyaknya agar mampu memperluas pangsa pasar dan mendapatkan konsumen yang loyal terhadap produknya. Salah satu upayanya yaitu melakukan diversifikasi dalam peningkatan fungsi kemasan untuk dapat memberikan daya tarik kepada konsumen melalui aspek artistik, warna, grafis, bentuk, maupun desain, serta bersaing mengenai penekanan kandungan gizi dan energi yang tersimpan dalam produk susu yang ditawarkan. Banyak konsumen yang membeli secara sadar akan suatu produk karena tertarik pada suatu alasan yaitu karena warna dan bentuk dari kemasan. Belum lagi konsumen yang membeli hanya karena tertarik dengan desain ataupun bentuk dari suatu produk, sehingga menyebabkan kemasan menjadi sangat efektif untuk menarik konsumen membeli suatu produk. Strategi lainnya untuk menarik konsumen adalah dengan menetapkan harga produk untuk merangsang respon 16

pasar yang lebih kuat. Harga produk diharapkan dapat mendorong keinginan konsumen untuk menggunakan suatu produk, serta menawarkan konsumen secara tidak langsung untuk meninggalkan produk pesaing. Banyak orang tertarik pada suatu produk karena menawarkan manfaat lebih dari produknya sendiri. Perilaku konsumen yang cenderung brand minded, mendorong perusahaan untuk menciptakan sebuah merek yang berbeda untuk setiap produk yang dihasilkannya dan berusaha menjadikan merek tersebut dikenal konsumen. Sehingga berbagai strategi pemasaran yang dilakukan mengarah kepada pengenalan merek dan pada akhirnya memiliki konsumen yang loyal terhadap merek tersebut. Citra merek yang positif terhadap konsumen juga bisa menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli produk bahkan akan membuat konsumen loyal terhadap produk tersebut, karena merek merupakan indikator nilai suatu produk bagi konsumen untuk memperoleh manfaat fungsional dan emosional. Loyalitas pelanggan ditunjukkan dengan dilakukannya kegiatan membeli produk secara berulang-ulang dan cenderung tidak ingin berpindah ke merek lain. Loyalitas pelanggan dapat dilihat dari kesetiaan pelanggan tersebut dalam menggunakan suatu produk dan keengganan berpindah ke merek produk susu lain. PersentaseBear Brand yang walaupun peringkat mereknya tidak berubah masih diposisi 5, namum hasil top brand indeknya mengalami peningkatan setiap tahunnya yang menunjukkan bahwa penjualan Bear Brand yang mengalami peningkatan bisa saja berdampak terhadap peningkatan jumlah loyalitas konsumen. Konsumen menjadi loyal ketika konsumen tertarik dengan salah satu 17

variabel dari produk tersebut yakni dari segi merek, harga, rasa, kemasan, pelayanan, garansi, desain, serta manfaat. Bear Brand disukai banyak kalangan termasuk kalangan muda seperti mahasiswa Fakultas Hukum Univeristas Sumatera Utara. Dari hasil pra-survei dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Fakultas Hukum lebih menyukai dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi saat mengkonsumsi susu Bear Brand daripada susu cair kemasan merek lain. Mahasiswa bukan anak kecil lagi, sudah masuk dalam tahap usia remaja dimana gengsi, mengikuti trend, serta gaya saat melakukan dan mengkonsumsi sesuatu menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Untuk itu, Bear Brand yangdikemas dalam kaleng dengan ukuran yang pas segenggaman tangan dan hanya dikonsumsi sekali minum serta kemudahan dalam memperoleh produk menyebabkan para mahasiswa menyukai kepraktisan dan segala manfaat yang diperoleh saat mengkonsumsi Bear Brand. Bear Brandsaat ini juga telah semakin dikenal sebagaisusu cair dalam kemasan kaleng dengan kandungan kesehatan yang tinggi, iklan yang menarik, kepraktisan desain, serta manfaat gizi yang baik untuk tubuh manusia. Oleh karena itu, peneliti akhirnya tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang seberapa besar pengaruh harga, rasa, dan kemasan susu Bear Brandterhadap loyalitas konsumen pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 18

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruhfaktor harga, rasa, dan kemasan susu Bear Brand terhadap loyalitas konsumen pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara?. 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai latar belakang masalah yang telah diuraikan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor harga, rasa, dan kemasan susu Bear Brand terhadap loyalitas konsumen pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak,yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Bear Brand. Sebagai sumber masukan dan informasi serta pengetahuan bagi perusahaan mengenai pengaruh hubungan antara harga, rasa, dan kemasan yang dapat memiliki dampak terhadap loyalitas konsumen. 2. Bagi Departemen Manajemen Sebagai bahan referensi yang akan memberikan dan melengkapi informasi serta pengetahuan pihak departemen dalam penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. 19

3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan melatih serta mengembangkan kemampuan berpikir penulis mengenai manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh faktor harga, rasa, dan kemasan terhadap loyalitas konsumen. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pikiran dan dapat membantubagi pihak yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. 20