PENGARUH PEMBELAJARAN SCAFOLDING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP INTEGRAL MAHASISWA. Satrio Wicaksono Sudarman 1), Nego Linuhung 2)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PERTIWI 2 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

IMPLEMENTASI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Malia 1, Dodik Mulyono², Reny Wahyuni³ STKIP-PGRI Lubuklinggau

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

Harum Yeni Rachmah 1, Nanang Supriadi 2, Sri Purwanti Nasution 3 UIN Raden Intan, ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI TEKNIK TINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.1, Februari 2015

Dewi Puji Astuti*, Rasmiwetti**, Abdullah*** No Hp :

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DISERTAI KUIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGARUH MODEL MEA (Means-End Analysis) DISERTAI STRATEGI PEMBERIAN TUGAS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

ISBN : Syariatul Mar ah 1, HRA Mulyani 2, Ira Vahlia 3. Abstrak

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill

Key Word: Conceptual Understanding, Numbered Heads

PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH PESISIR ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ROTASI REFLEKSI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN TPS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALLY, AND REPETITION TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DI SMP PUSTEK SERPONG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) LIRA JUNITA NIM

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PENERAPAN TEKNIK ONE TO ONE DISERTAI SPEED TEST TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN VI PADANG ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI 1 LAMPUNG TIMUR

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN SOFTWARE FOCUSKY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIMAN PONOROGO

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI ABSTRACT

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK OPERAN KERTAS IDE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 LENGAYANG

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF COURSE REVIEW HORAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 11 PADANG Oleh: ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

PENGARUH STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT-OREOVOCZ DAN PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA SMP

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor, Pemahaman Konsep

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MENGGUNAKAN TEKNIK BISNIS BERISIKO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 20 PADANG

Keywords: Everyone Is A Teacher Here (ETH) Strategy, Mathematics Selflearning, Mathematics Learning Achievement

PENGARUH PENERAPAN STATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING DISERTAI ASSESSMENT FOR LEARNING MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UM METRO

Putri Darma 25, Joko Waluyo 26, Pujiastuti 27

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA N 5

0,1006 dan kelas kontrol diperoleh = 0,1577 dengan = 0,1866, maka diterima. Jadi,

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016

PENERAPAN STRATEGI GENERATIVE LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTIONS STUDENTS HAVE

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE PARTISIPATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATERI GESERAN

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatra Barat 2)

Key words: Practice-Rehearsal Pairs, comprehension of mathematical concept

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Oleh. Rengga Suci Anita Putri * ), Rina Febriana** )

ABSTRACT. mathematical

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BELAJAR BERAWAL DARI PERTANYAAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

ABSTRACT. mathematics conceptual understanding of the students tought by using active

MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PEDOSFER SISWA KELAS X SMAN 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK

Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Index Card Match

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PENDEKATAN RESOURCE BASED LEARNING DIKOMBINASIKAN SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sukar bagi sebagian besar siswa yang mempelajari matematika. dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH PEMBELAJARAN SCAFOLDING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP INTEGRAL MAHASISWA Satrio Wicaksono Sudarman 1), Nego Linuhung 2) 1,2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Email: rio_sudarman@yahoo.com 1), nego_mtk@yahoo.co.id 2) Abstract The research was conducted to find out the influence of learning model of scaffolding to understanding consept of integral. The design of this research is quasi experiment consisting of 1 experiment class and 1 control class. The purpose of this research is to examine and know the difference understanding concept of integral, students who obtained learning model of scaffolding and students who received conventional learning. This research was conducted at Muhammadiyah University of Metro. The population is all students of mathematics semester 2 Universitas Muhammadiyah Metro. Two classes are drawn into a sample, 1 class as a control class and 1 other class is given learning model of scaffolding. Based on the results of research that has been done can be concluded that there is a difference understanding integral concept students who obtain learning model of scaffolding and students who obtain conventional learning. Keywords: integral, learning model of scaffolding, understanding concept PENDAHULUAN Kemampuan pemahaman konsep mahasiswa merupakan salah satu indikator pencapaian mahasiswa memahami konsep-konsep matematika yang telah dipelajari selama proses pembelajaran. Syahbana (2013:1) mengemukakan bahwa matematika merupakan bangunan utuh dari kumpulan konsep-konsep yang saling jalin-menjalin dan saling terkait satu sama lain, sehingga untuk menguasai matematika mesti menguasai konsep yang terkandung di dalamnya. Sanjaya (2009) mengemukakan mengemukakan bahwa pemahaman konsep adalah kemampuan mahasiswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interprestasi data dan mampu mengaplikasi konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Sedangkan menurut Swafford, & Findell (Afrilianto, 2012:192), pemahaman konsep (conceptual understanding) adalah kemampuan dalam memahami konsep, operasi dan relasi dalam matematika. Berdasarkan pendapat tersebut tentu kemampuan pemahaman konsep harus dimiliki mahasiswa untuk memahami suatu konsep pada materi matematika. Matakuliah kuliah Kalkulus II merupakan mata kuliah wajib yang dapat diikuti oleh mahasiswa program studi matematika atau program studi pendidikan matematika. Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan, pemahaman konsep dan kemampuan berpikir mahasiswa pada materi integral tak tentu. Pembelajaran kalkulus II yang telah diampu selama beberapa tahun terakhir memberikan Aksioma 33

suatu gambaran bahwa seringkali mahasiswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan dalam mendefinisikan konsep secara verbal, menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk merepresentasikan suatu konsep dan Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya. Jika diamati kemampuan-kemampuan tersebut merupakan kemampuan pemahaman konsep pada materi integral makakuliah Kalkulus II. Namun pada kenyataannya mahasiswa masih kesulitan untuk dapat memahami konsep kalkulus II integral. Selama ini pembelajaran dilakukan secara konvensional yaitu dosen menjelaskan dan memberikan latihan soal terbatas, hasilnya mahasiswa memperoleh hasil belajar yang masih rendah, hal tersebut tentunya disebabkan kemampuan pemahaman konsep integral pada mahasiswa yang belum optimal. Pada penelitian ini indikator pemahaman konsep pada mahasiswa yang diambil yaitu menurut NCTM (Murizal, dkk. 2012: 20) dapat dilihat dari kemampuan mahasiswa dalam: (1) Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan; (2) Mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh; (3) Menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk merepresentasikan suatu konsep; (4) Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya; (5) Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep; (6) Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep; (7) Membandingkan dan membedakan konsep-konsep. Scaffolding diartikan ke dalam bahasa Indonesia perancah, yaitu bambu (balok) yang dipasang untuk tumpuan ketika hendak mendirikan rumah. Dalam proses pembelajaran, pembelajaran Scaffolding merupakan salah satu bentuk pendampingan kognitif untuk membantu belajar mahasiswa dalam ranah kognitif. Agustina (2013) Scaffolding sebagai salah satu strategi pembelajaran yang memberikan bantuan (scaffold) kepada mahasiswa dalam memecahkan masalah yang diberikan. Dengan pertolongan orang lain, anak dapat melakukan dan memahami lebih banyak hal dibandingkan dengan jika anak hanya belajar sendiri. Menurut Vygotsky (dalam Trianto, 2007: 76) bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas tersebut berada dalam Zone of Proximal Development (ZPD) yaitu perkembangan sedikit di atas perkembangan seseorang saat ini. Dalam teorinya, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara aktual development dan potensial development, dimana antara apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya Menurut Mamin (2008:58) dapat ditempuh melalui tahapan-tahapan berikut: 1) Assemen kemampuan dan taraf perkembangan setiap mahasiswa untuk menentukan Zone of Proximal Development (ZPD). 2) Menjabarkan tugas pemecahan masalah ke dalam tahap-tahap yang rinsi sehingga dapat membantu mahasiswa melihat zona yang akan di scafold. 3) Menyajikan tugas belajar secara berjenjang sesuai taraf perkembangan mahasiswa. Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti melalui penjelasan, 34 Aksioma

peringatan, dorongan (motivasi), penguraian masalah ke dalam langkah pemecahan, dan pemberian contoh (modelling). 4) Mendorong mahasiswa untuk menyelesaikan tugas belajar secara mandiri. 5) Memberikan dalam bentuk pemberian isyarat, kata kunci, tanda mata (minders), dorongan, contoh atau hal lain yang dapat memancing mahasiswa bergerak ke arah kemandirian belajar dalam pengarahan diri. Berdasarkan masalah-masalah di atas maka diperlukan perubahan metode pembelajaran yang tepat. Upaya untuk mencapai pemahaman konsep integral pada mahasiswa yang diharapkan pada matakuliah kalkulus II dapat dilakukan dengan cara menerapkan model pembelajaran scaffolding. Model ini merupakan salah satu cara dalam usaha mengembangkan kemampuan pemahaman konsep integral pada mahasiswa. Adapun tujuan penelitian ini adalah menelaah dan mengetahui perbedaan pemahaman konsep integral pada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan Scaffolding dan mahasiswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. METODE PENELITIAN Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif karena peneliti menerima subjek penelitian apa adanya, artinya subjek penelitian tidak dikelompokkan secara acak, sehingga dapat diterapkan dengan mudah dalam dunia pendidikan. desain penelitian berbentuk post-testonly control Design. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Metro Tahun Ajaran 2016/2017. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Prodi Matematika Semester II Universitas Muhammadiyah Metro Tahun Ajaran 2016/2017. Sampel penelitian diambil dari Mahasiswa Prodi Matematika semester II, yaitu 2 kelas. Kelas eksperimen adalah kelas yang mendapat pembelajaran dengan Scaffolding dan kelas kontrol adalah kelas yang mendapat pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan cara pengumpulan data yaitu teknik tes. Teknik tes bertujuan untuk mengetahui kemampuan penalaran siswa, yaitu meliputi posttest. Kemudian data yang telah terkumpul dilakukan perhitungan secara statistik rata-rata pemahaman konsep siswa. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap skor posttest Untuk menentukan uji statistik yang akan digunakan, terlebih dahulu diuji normalitas data dan homogenitas varians. Sebelum uji tersebut dilakukan harus ditentukan terlebih dahulu ratarata skor serta simpangan baku untuk setiap kelompok. Untuk lebih jelasnya, setelah diperoleh data posttest selanjutnya diolah melalui tahap tahap sebagai berikut: 1) Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan kriteria penskoran yang digunakan 2) Analisis data diawali dengan melakukan uji normalitas, uji homogenitas varians dan uji perbedaan dua rata-rata. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengolahan data hasil penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pencapaian pemahaman konsep siswa yang mendapatkan pembelajaran Scaffoldingdengan siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional. Untuk mengukur pemahaman konsep siswa, digunakan Aksioma 35

tes berbentuk uraian, yang diberikan kepada siswa sebagai posttest. Data skor hasil dari posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis untuk melihat perbedaan kemampuan kedua kelas Nilai 1. Pemahaman Konsep Data pemahaman konsep diperoleh dari hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 1. Statistik Deskriptif Pemahaman Konsep Posttest N X min X maks SD Eksperimen 23 60 95 76,52 1,95 Kontrol 23 55 95 70,27 2,38 Berdasarkan Tabel 1. Skor minimum dan maksimum skor posttest untuk kelas yang memperoleh pembelajaran Scaffolding adalah 60 dan 95 dengan Standar Deviasi 1,95, sedangkan skor minimum dan maksimum skor posttest untuk kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional adalah 55 dan 95 dengan Standar Deviasi 2,38. Selanjutnya, rataan skor posttest pemahaman konsep untuk kelas eksperimen sebesar 76,52 dan kelas kontrol sebesar 70,27. Berikut secara ringkas disajikan perbandingan rataan skor posttest pemahaman konsep siswa kelas Eksperimen dan kontrol. Untuk lebih jelasnya dapat dibuat diagram perbandingan rataan posttest sebagai berikut. Posttest 78 76 74 72 70 68 66 76,52 Scaffolding 70,27 Konvensional Scaffolding Konvensional Gambar 1. Perbandingan Rataan Posttest Penalaran Matematis Siswa 2. Analisis Pemahaman Konsep Setelah Pembelajaran Analisis pemahaman konsep setelah pembelajaran menggunakan uji perbedaan rataan posttest untuk melihat perbedaan kemampuan akhir setelah diberikan dua perlakuan yang berbeda. Untuk itu, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu: uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh skor posttest kelas ekperimen 0,071 dan kontrol 0,132. Keduanya memiliki nilai Sig. > α, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Selanjutnya, karena kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari populasi yang variansinya sama atau tidak. Uji 36 Aksioma

homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Homogenity of Variances (Levene Statistic). Berdasarkan hasil pengujian homogenitas memperlihatkan bahwa skor posttest memiliki Sig. lebih besar dari α = 0,05 yaitu 0,418, sehingga H 0 diterima. Hal ini berarti, skor posttest pemahaman konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari varians yang sama. Selanjutnya, dapat dilakukan uji perbedaan dua rataan posttest dengan menggunakan uji-t atau independent sample t-test, pada taraf signifikansi = 0,05. Uji perbedaan bertujuan untuk mengetahui perbedaan rataan posttest. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas skor posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol, bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan varians kedua kelas homogen, maka bisa dilanjutkan pada uji perbedaan posttest menggunakan independent sample t-test. Berikut adalah rangkuman hasil uji perbedaan rataan posttest pemahaman konsep dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Uji Perbedaan Rataan Skor Pemahaman Konsep setelah Pembelajaran t-test for Equality of Means Keterangan t df Sig. (2-tailed) 2,048 44 0,047 H 0 Ditolak Hasil uji perbedaan rataan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut diketahui bahwa nilai Sig. (2- tailed) yaitu 0,047 lebih kecil dari nilai α = 0,05, sehingga H 0 ditolak. Hasil ini berarti terdapat perbedaan pemahaman konsep integral pada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan Scaffolding dan mahasiswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa yang memperoleh Pembelajaran Scaffolding lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Secara umum pelaksanaan pembelajaran Scaffolding berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pembelajaran Scaffolding merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pendampingan kognitif untuk membantu belajar mahasiswa dalam ranah kognitif. Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Scaffolding berpengaruh terhadap pencapaian pemahaman konsep matematis siswa. Hal ini tentunya sesuai dengan yang dijelaskan sebelumnya bahwa pembelajaran Scaffolding merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada Assemen kemampuan dan taraf perkembangan setiap mahasiswa untuk menentukan Zone of Proximal Development (ZPD). Menjabarkan tugas pemecahan masalah ke dalam tahap-tahap yang rinci sehingga dapat membantu mahasiswa melihat zona yang akan di scafold, sehingga menyebabkan pemahaman konsep kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hasil uji skor posttest menggunakan independent sample t-test menghasilkan kesimpulan bahwa pemahaman konsep siswa yang belajar dengan pembelajaran Scaffolding lebih tinggi secara signifikan dibandingkan Aksioma 37

dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran Konvensional. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitianpenelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian tesis yang dilakukan oleh Santoso, dkk. (2013) diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan penerapan Scaffolding lebih baik dari pada kelas yang menggunakan pembelajaran dengan model ekspositori, terdapat pengaruh positif kemandirian belajar dan keterampilan pemecahan masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah mahasiswa. Agustina (2013) menyimpulkan bahwa bahwa ada pengaruh pemberian bantuan (Scaffolding) pada aktivitas belajar menggunakan model penemuan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Septriani (2014). Diperoleh kesimpulan bahwa: kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang belajar dengan pendekatan Scaffolding lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran Scaffolding melatih siswa untuk berpikir secara kritis, menimbulkan kemampuan berfikir mandiri maupun secara berkelompok, keterlibatan siswa secara aktif pada proses pembelajaran penyelidikan terhadap masalah yang diberikan oleh guru membuat siswa terlatih untuk menyelesaikan masalah dan juga merasa menikmati proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Hal tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi pemahaman konsep siswa yang belajar dengan pembelajaran Scaffolding berbeda secara signifikan dengan peningkatan pemahaman konsep siswa yang belajar dengan pembelajaran Konvensional. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh model pembelajaran Scaffolding terhadap pemahaman konsep mahasiswa pada mata kuliah kalkulus II, berikut merupakan kesimpulan mengenai perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang mendapatkan pembelajaran Scaffolding dan siswa yang mendapatkan pembelajaran Konvensional bahwa: Pemahaman konsep siswa yang memperoleh pembelajaran Scaffolding lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Scaffolding dapat meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa dalam matematika. Sebaiknya pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Scaffolding dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa. 2. Bagi peneliti selanjutnya agar mengkaji bagaimana pengaruhnya pada kemampuan matematis yang lain seperti pada kemampuan pemecahan masalah, representasi, komunikasi dan kemampuan matematis lainnya DAFTAR PUSTAKA Afrilianto, M. 2012. Peningkatan Pemahaman Konsep dan Kompetensi Strategis Matematis Siswa SMP Dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung. Vol 1, No.2 Hal 192 38 Aksioma

Agustina, T., dkk. 2013. Pengaruh Scaffolding Pada Aktivitas Belajar Menggunakan Model Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol. 1, No. 5, Hal 13-23 Mamin, R. 2013. Penerapan Metode Pembelajaran Scaffolding Pada Pokok Bahasan Sistem Periodik Unsur Applying of Scaffolding Study Method on Main Subject of Unsure Periodic System. Jurnal Chemica Vol. 10, No. 2 Hal. 55-60 Murizal, A., dkk. 2012. Pemahaman Konsep Matematis Dan Model Pembelajaran Quantum Teaching. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 1, No. 1, Hal. 19-23. Santosa, N. Dkk. 2013. Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Master Dan Penerapan Scaffolding. Unnes Journal Of Mathematics Education Research. Vol. 2, No. 2. Hal. 69-75 Syahbana, A. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Mahasiswa Melalui Penerapan Strategi Metakognitif. Edumatica. Vol. 3, No. 2, Hal. 1-12 Sanjaya, W. 2009. Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Septriani, dkk. 2014. Pengaruh Penerapan Pendekatan Scaffolding terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII SMP Pertiwi 2 Padang Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 3, No. 3, Hal 17-21. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Jakarta: Prestasi Pustaka. Aksioma 39