a. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja bersifat Amoral/ Asosial yang terjadi di SMPN 2 Sumbergempol

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN KENAKALAN REMAJA DI MA AL-AZHAR SERABI BARAT MODUNG BANGKALAN. A. Latar Belakang

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Jenis-Jenis Ketidaktertiban Siswa di MTs. Assyafi iyah Gondang

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Perilaku Delinkuent

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting dan menarik untuk dibahas dan juga harus ditangani secara

BAB I PENDAHULUAN. terbitan kota Medan seperti Waspada, Posmetro dan lain sebagainya tentang

BAB I PENDAHULUAN. Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja. Masa

BAB V PEMBAHASAN. A. Langkah-langkah Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi. Dampak Negatif Internet (Facebook) pada Peserta Didik MIN

Petunjuk Kerja ini disusun sebagai panduan tata tertib peserta didik dan sanksi pelanggaran di SMPN 1 Mojokerto

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khas

BAB XII PERILAKU MENYIMPANG

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Kenakalan Remaja. 1. Pengertian Remaja. Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence berasal

PENDIDIKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI HUKUMAN (Studi Tentang Pandangan Stakeholder di SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik)

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. hidup semaunya sendiri, karena di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil uji hipotesis, hasil wawancara, hasil dokumentasi, dan

BAB V PEMBAHASAN. dengan cara membandingkan atau mengkonfirmasikannya sesuai fokus. penelitian yang telah dirumuskan sebagai berikut :

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan. manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

POLA ADAPTASI SOSIAL BUDAYA KEHIDUPAN SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini, banyak sekali persoalan yang dihadapi para remaja antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, dari penelitian yang berjudul: Peran Bimbingan Konseling dan Pendidikan Agama

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

2015 UPAYA GURU PENJASORKES DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA SMA/SMK SE- KECAMATAN MARGAHAYU KABUPATEN BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono. terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KETERGANTUNGAN TERHADAP TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU ANTISOSIAL PADA REMAJA

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

FAJAR DWI ATMOKO F

BAB III PENYAJIAN DATA. Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan bagi. Anak Asuh di Panti Asuhan As-Shahwah Kecamatan Tampan Kota

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

BAB V PEMBAHASAN. A. Langkah preventif guru PAI dalam menanggulangi kenakalan remaja di. SMKN 1 dan SMKN 2 Boyolangu Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah.

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan dewasa Sulistyawati (2014). fisik, psikis dan lingkungan Willis (2014). Tuntutan-tuntutan inilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

Tata Tertib setiap pekerja ISH yang berada di layanan mengacu kepada Standard Operationg Procedure (SOP) yang dibuat oleh Div. Operation & ER ISH.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. 1. Nama Sekolah : SMK Surya Dharma. 2. Alamat : Jl. Kimaja Gg Pertama No.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Akhlak dapat terbentuk. Dalam kehidupan sehari-hari akhlak

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

Perda No. 12 / 2002 Tentang Penanggulangan Tuna Susila di Kabupaten Magelang. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

INGAT: DIISI DITANDATANGANI DIKEMBALIKAN KE SEKOLAH

BAB IV ANALISIS DATA. dalam menangani kasus perilaku sosial murid MA Al- Ibrohimi Desa. Manyar Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. dalam maupun luar negeri mudah diakses oleh setiap individu, khususnya

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-3 Menampilkan sikap yang sesuai dengan hukum

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik di negara-negara maju maupun negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja? Harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah. Perkelahian tersebut sering kali menimbulkan

Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Kewajiban Siswa

MENGATASI KENAKALAN REMAJA PADA SISWA BROKEN HOME MELALUI KONSELING REALITA DI SMA NEGERI 4 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Sadar akan hakikatnya, setiap manusia Indonesia di muka bumi ini selalu

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah penulis melakukan penelitian tentang penanganan. kenakalan remaja oleh guru pendidikan agama Islam di MTs

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Kenakalan remaja, seperti sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. 1. Letak Geografis dan Sejarah Singkat SMA PGRI 2 Banjarmasin

2. Faktor pendidikan dan sekolah

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hindam, 2013

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

2015 PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK TOKEN EKONOMI DALAM MENGURANGI PERILAKU KEKERASAN PADA SISWA KELAS VI DI MADRASAH IBTIDAIYAH AISYAH KOTA BANDUNG

LAMPIRAN ANGKET TENTANG RELIGIUSITAS

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB IV PAPARAN DATA, TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Pelanggaran pertama dikenakan

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mempunyai ciri dan sifat khusus, karena anak merupakan titipan dari Tuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat

PEDOMAN PELAKSANAAN PERATURAN SEKOLAH TENTANG KREDIT POIN PRESTASI PESERTA DIDIK DAN KREDIT POIN PELANGGARAN BESERTA SANKSINYA

Suka bolos, berkelahi dengan anak sini dan luar, suka minum-minum, suka merokok, pernah bantah guru

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. dengan masa remaja, kemudian masa dewasa. Masa remaja adalah masa. fisik, kognitif dan sosial emosional (Santrock, 2003).

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS GENG DENGAN KENAKALAN REMAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian sosial dalam

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG LARANGAN TEMPAT PELACURAN DAN PERBUATAN CABUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DISIPLIN DAN TATA TERTIB MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

Transkripsi:

A. Temuan Penelitian Berdasarkan paparan dan analisis data diatas maka diperoleh temuan data sebagai berikut: 1. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja Yang Dilakukan Remaja Di SMPN 2 Sumbergempol a. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja bersifat Amoral/ Asosial yang terjadi di SMPN 2 Sumbergempol Banyak macam-macam kenakalan remaja yang terjadi di SMPN 2 Sumbergempol. Akan tetapi juga terdapat pelanggaran lainnya yaitu 1) pelanggaran yang menyalahi aturan agama, 2) Pelanggaran yang menyalahi norma agama/ sosial, 3) Pelanggaran yang melanggar tata tertib sekolah adalah tidak mengerjakan tugastugas guru yang sudah terjadwal, kurang bisa menjaga kebersihan sesuai dengan ketentuan yang ada, konflik dengan teman, membawa hp ke sekolah, merokok, merusak fasilitas sekolah, dan membolos. Siswa yang melakukan pelanggaran tersebut mendapatkan sanksi sesuai pelanggaran yang telah dibuat dan juga mendapatkan pembinaan, dalam tata tertibsekolah sudah dijelaskan secara rinci sanksi bagi pelaku pelanggaran tersebut. Namun selama ini kenakalan yang ada di SMPN 2 Sumbergempol masih tergolong kenakalan yang masih wajar, yang penyebabnya kurang mengendalikan ego masing-masing. 74

b. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja bersifat Pelanggaran Hukum yang terjadi di SMPN 2 Sumbergempol Siswa SMPN 2 Sumbergempol sangat jarang sekali melakukan pelanggaran yang sifatnya melanggar hukum. Pernah ada siswa ketahuan mencuri kotak amal di musholla. Pelanggaran-pelanggaran kecil pun siswa di sekolah ini sudah diberi hukuman oleh guru dengan maksud agar peserta didik jera akan melakukan hal yang selebihnya. Wakil kepala sekolah bagian kesiswaan setiap harinya memantau peserta didiknya agar tidak melakukan tindakan yang tidak diinginkan. Selain itu, juga menerapkan manajemen sekolah yang baik, selalu melakukan pembinaan dan pengarahan kepada siswa setiap harinya. 2. Tindakan Preventif Guru Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Di SMPN 2 Sumbergempol Tindakan preventif yang diterapkan adalah memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama budi pekerti etiket, memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat, menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar, usaha memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat. 75

3. Tindakan Represif Guru Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Di SMPN 2 Sumbergempol Tindakan represif ini bertujuan untuk menahan dan menghambat kenakalan siswa sesering mungkin dan jangan sampai timbul peristiwa yang lebih lanjut. Jenis tindakan yang dilakukan oleh guru yaitu dengan memberikan peringatan lisan, memberikan hukuman/ punishment, Anak dikembalikan kepada orang tua atau walinya. Sanksi diberikan pada saat siswa melakukan pelanggaran 4. Tindakan Kuratif Guru Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Di SMPN 2 Sumbergempol Secara umum guru mengadakan kerja sama dengan orang tua wali dengan memanggil untuk datang ke sekolah, dan juga mengadakan kunjungan kerumah peserta didik untuk mengetahui sebab akibat peserta didik melakukan kenakalan. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja di SMPN 2 Sumbergempol a) Bentuk-bentuk kenakalan remaja yang bersifat amoral/ asosial Kenakalan remaja yang pernah dilakukan oleh siswa SMPN 2 Sumbergempol, yaitu : 1) Pelanggaran yang bertentangan dengan aturan agama yaitu Miras, 2) Pelanggaran yang bertentangan dengan norma agama/ sosial yaitu Cora-coret dengan tulisan yang tidak pantas, 3) Pelanggaran tata tertib sekolah diantaranya : Tidak mengerjakan tugastugas yang sudah terjadwal, Kurang bisa menjaga kebersihan sesuai 76

dengan ketentuan yang ada, Konflik dengan teman, Membawa hp ke sekolah, Merokok, Merusak fasilitas sekolah, Membolos. b) Bentuk-bentuk kenakalan remaja yang bersifat pelanggaran hukum 1) Mencuri kotak amal di musholla Perbuatan ini dilakukan di luar kelas dan terjadi beberapa tahun yang lalu. Kenakalan ini sudah tergolong pada pelanggaran hukum karena telah merugikan atau mengganggu masyarakat dan juga merugikan dirinya sendiri. Hal ini sesuai menurut Dra. Singgih Gunarsa dan suami. Berdasarkan pengumpulan kasus mengenai kenakalan yang dilakukan remaja, dan pengamatan murid di sekolah lanjutan maupun mereka yang sudah putus sekolah adalah : 1). Kenakalan yang bersifat amoral dan asosial dan tidak diatur dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan pelanggaran hukum, misalnya : a) Berbohong, memutar balikan kenyataan dengan tujuan menipu orang atau menutup kesalahan b) Membolos, pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah c) Kabur meninggalkan rumah tanpa ijin orang tua atau menentang keinginan orang tua d) Keluyuran, pergi sendiri atau berkelompok tanpa tujuan dan mudah menimbulkan perbuatan iseng yang negatif e) Memiliki dan membawa benda yang membahayakan orang lain, sehingga mudah terangsang untuk menggunakannya, misalnya pistol, pisau dll. f) Bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk sehingga mudah terjerat dalam perkara yang benar-benar kriminal g) Berpesta pora semalam suntuk tanpa pengawasan sehingga mudah timbul tindakan-tindakan yang kurang bertanggung jawab (amoral-asusila) h) Membaca buku-buku cabul dan dan kebiasaan mempergunakan bahasa yang tidak sopan atau tidak senonoh 77

i) Turut dalam pelacuran atau melacurkan diri baik dengan tujuan kesulitan ekonomi maupun tujuan yang lain. 2). Kenakalan yang dapat digolongkan pelanggaran terhadap hukum dan mengarah pada tindakan kriminal, misalnya : a) Berjudi sampai mempergunakan uang dan taruhan benda yang lain b) Mencuri, menjambret, merampas dengan kekerasan atau tanpa kekerasan c) Penggelapan barang d) Penipuan dan pemalsuan e) Pelanggaran tata susila, menjual gambar-gambar porno dan film porno f) Pemalsuan uang dan emalsuan surat-surat keterangan resmi lainnya. g) Tindakan-tindakan anti sosial: perbuatan yang merugikan milik orang lain h) Percobaan pembunuhan i) Menyebabkan kematian orang lain, turut tersangkut dalam pembunuhan j) Pengguguran kandungan k) Penganiayaan berat yang menyebabkan kematian seseorang. 1 Remaja sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, remaja memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. 2 Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa bentuk-bentuk kenakalan yang terdapat di SMPN 2 Sumbergempol yaitu kenakalan yang bersifat amoral/asosial dan juga kenakalan yang bersifat pelanggaran hukum. 1 Elfi Mu awanah, Bimbingan Konseling Islam,(Teras, 2012), hal. 83 2 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembanagan A nak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 209 78

2. Tindakan Preventif Guru Dalam Mengatasi Kenakalan siswa di SMPN 2 Sumbergempol Preventif(mencegah) merupakan segala tindakan yang bertujuan mencegah timbulnya kenakalan remaja, dimana upaya ini dilakukan jauhjauh hari untuk mempersiapkan dan mengantisipasi agar jagan sampai kenakalan remaja itu timbul. a) Memberikan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama budi pekerti etiket. Kepercayaan agama yang telah tumbuh mungkin mengalami kegoncangan. Kepercayaan kepada Tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi berkurang yang terlihat pada cara ibadahnya yang kadang-kadang rajin dan kadang-kadang malas. Penghayatan rohaniahnya cenderung skeptis (was-was) sehingga muncul keengganan dan kemalasan untuk melakukan berbagai kegiatan ritual (seperti ibadah shalat) yang selama ini dilakukannya dengan penuh kepatuhan. 3 Kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di SMPN 2 Sumbergempol juga berfungsi sebagai tindakan preventif/pencegahan terjadinya kenakalan remaja. Kegiatan keagamaan yang biasa dilaksanakan yaitu : melaksanakan shalat jamaah dhuha dan dhuhur di musholla, tadarus al-quran, mengadakan pondok ramadhan. Kegiatan keagamaan ini 3 Ibid..., hal. 204 79

diselenggarakan di sekolah, sehingga dapat meminimalisir tindakan ke arah negatif. b) Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat. Wejangan maupun nasehat diberikan kepada siswa ketika siswa belum atau pertama kali melakukan pelanggaran, tujuannya adalah membuat siswa menjadi jera apabila siswa melanggar tata tertib. c) Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar. Kegiatan LBB merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap satu minggu sekali dengan mengundang koramil, tujuannya yaitu untuk melatih kedisiplinan siswa SMPN 2 Sumbergempol. d) Usaha memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat. Hubungan guru, orang tua siswa, dan juga lingkungan adalah salah satu sarana untuk meningkatkan peran dan partisipasinya dalam memberikan kontrol perkembangan perilaku remaja atau siswa di luar sekolah. Selain itu, masyarakat juga turut membantu memantau siswa SMPN 2 Sumbergempol untuk menanggulangi kenakalan remaja jjuga diperlukan adanya kerjasama dengan orang tua, pengelola kantin, masyarakat dan pihak yang terkait sehingga terjalin komunikasi yang baik. 80

Hal ini sesuai menurut Elfi Mu awanah dalam bukunya Bimbingan Konseling Islam, beliau membagi dalam tiga bagian yaitu : a) Usaha mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja b) Mengetahui kesulitan secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan manakah yang biasanya menjadi sebab timbulnya penyaluran dalam bentuk kenakalan. c) Usaha pembinaan remaja (1). Menguatkan sikap mental remaja, supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi (2). Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama budi pekerti etiket. (3). Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar. (4). Usaha memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat. 4 3. Tindakan Represif Guru Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Di SMPN 2 Sumbergempol. Tindakan represif yakni tindakan untuk menindas dan menahan kenakalan remaja seringan mungkin atau menghalangi timbulnya peristiwa kenakalan yang lebih hebat, dengan cara : a. Memberikan Peringatan Lisan/Tertulis Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar sekolah ketika melanggar tata tertib yang ada di sekolah. b. Memberikan Punishment 4 Ibid..., hal. 90 81

Kepala sekolah yang berwenang dalam pelaksanaan punishment terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal guru berhak bertindak. Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinankemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Akan tetapi pembimbing dan konselor di sekolah hendaknya cermat memahami gejala kenakalan remaja yang sedang dialami siswa agar dapat diberikan bantuan yang sesuai. Hal ini sesuai menurut Singgih dan Yulia, Di sekolah dan lingkungan sekolah, kepala sekolah yang bertugas memberi hukuman jika terjadi pelanggaran. Guru juga berhak memberi sanksi atau hukuman jika terjadi pelanggaran di dalam kelas. 5 c. Anak Dikembalikan Kepada Orang Tua Walinya Punishment yang berat seperti hal nya dikeluarkannya anak dari sekolahan merupakan wewenang kepala sekolah. Guru piket, guru mapel, maupun petugas lainnya bertugas untuk menyampaikan masalah terhadap siswa yang bermasalah kepada wali kelas. Di samping itu, juga diperlukan kerja sama antara wali kelas dengan guru pembimbing. Guru pembimbing sangat berperan dalam menangani masalah siswa, melalui guru pembimbing diharapkan siswa mau menyampaikan masalah yang dihadapinya karena guru pembimbing memiliki keahlian khusus dalam bidang psikologi. Apabila masalah 5 Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta:Teras, 2005), hal. 210 82

tidak juga selesai, kepala sekolah lah yang berhak bertindak ataupun mengambil keputusanbahwa anak akan dikembalikan kepada orang tua walinya. 4. Tindakan Kuratif Guru Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Di SMPN 2 Sumbergempol. Tindakan kuratif dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku si pelanggar. Strategi guru dalam mengatasi kenakalan remaja antara lain : a. Mengadakan kerja sama dengan orang tua wali, dengan memanggil untuk datang ke sekolah b. Mengadakan kunjungan ke rumah peserta didik 83