BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi. 1 Pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari pembelajaran. Pembelajaran sains diharapkan pula memberikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di SMA

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 1 Pembelajaran IPA secara

BAB I PENDAHULUAN. cara kerja yang inovatif, keterampilan memanfaatkan fasilitas yang tersedia,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mereka mampu berpikir luas untuk mendapatkan apa yang setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkan berfungsi untuk memenuhi dalam kehidupan, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi. 1 Secara khusus,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an surah Al-Mujadalah ayat 11 yang. Al-Qur an surah Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi: 4

BAB I. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di

BAB I PENDAHULUAN. IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara umum yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang dapat memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan baik

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perbaikan mutu pendidikan agar mencapai tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dan terencana untuk membentuk kepribadian manusia itu sendiri. 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP / MTs Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII / 1

BAB I PENDAHULUAN. dirinya serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. dan model pembelajaran yang interaktif dan melibatkan keaktifan siswa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses perkembangan dan penyesuaian seseorang. dengan lingkungan masyarakat dan kebudayaan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sendiri menuju kedewasaan dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. kepada metode pembelajaran dengan siswa dari tingkat kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. saing dalam menghadapi zaman perubahan yang serba instan. 1 Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu upaya yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science sendiri berasal

BAB I PENDAHULUAN. guru agar belajar lebih terarah dalam mencapai tujuan belajar. Guru memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

5. Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari hari.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB V PENUTUP. pembelajaran learning cycle sebesar 50,12 dan N-gain sebesar 0,44 dengan

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan kegiatan sehari-hari yang penting bagi siswa di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

`BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan adalah guru karena dalam pelaksanaan pembelajaran selain

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari IPA adalah fisika yang merupakan cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pendidikan yang diterapkan di negara ini.

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. 1 Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti perbaikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan. sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : 4 pertemuan (8 jp x 45 menit)

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. diberikan Allah SWT semaksimal mungkin. Mempunyai akal pikiran yang cerdas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuliani Susilawati,2013

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian meliputi: (1) Pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan model

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : 4 Pertemuan (8 jp x 45 menit)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. 2

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

GERAK LURUS BERATURAN & GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN

ANALISIS SK KD dan RPP

BAB I PENDAHULUAN. yang kondusif bagi lahirnya pribadi yang kompetitif. (Tilaar, 2004)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terampil dalam menyampaikan materi bidang tersebut kepada siswa.

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pendididkan adalah hal yang memang seharusnya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. berpikir (cognitive), pada belajar afektif mengakibatkan perubahan dalam aspek

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.

EduSains Volume 3 Nomor 2; 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

EduSains Volume 4 Nomor 1; 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran di sekolah melibatkan interaksi atau hubungan timbal

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya (2006:2) mengatakan bahwa pendidikan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : SMA Negeri 5 Watampone : KINEMATIKA

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN FLIPCARD

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V ANALISA. a. Hasil belajar pada ranah kognitif pada Kelas Direct Instruction dan Cooperative Learning

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia menghadapi era

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E DAN METODE PRAKTIKUM

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sains mempunyai tujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi. 1 Pembelajaran IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara umum sebagaimana termaktub dalam taksonomi bloom bahwa diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Pembelajaran sains diharapkan pula memberikan keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman, kebiasaan dan apresiasi. 2 Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika, serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 3 Pengetahuan dan keterampilan ditekankan dalam suatu pembelajaran fisika baik itu dalam tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah atas. Berdasarkan fungsi dan tujuan tersebut, terlihat bahwa pentingnya keterampilan berpikir untuk siswa dalam kegiatan belajar. Kemampuan berpikir h.6. 1 Uus Toharudi dkk, Membangun Literasi Sains Peserta Didik, Bandung: Humaniora, 2011, 2 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h.142. 3 Depdiknas, Mata Pelajaran Fisika Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah, Jakarta: Depdiknas, 2003, h. 6. 1

2 yang dimaksud adalah kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis memungkinkan siswa menemukan kebenaran di tengah banyak kejadian dan informasi yang ada pada saat pembelajaran fisika, karena dalam proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa tidak hanya pada aspek kognitif saja, tetapi juga siswa harus terampil dalam mengolah dan menyaring informasi dalam pembelajaran fisika yang dilaksanakan. Para guru melatih keterampilan ini dapat melalui proses belajar yang aktif dan lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran, seperti berdiskusi, tanya jawab dan bereksperimen. 4 Keterampilan berpikir juga telah dijelaskan didalam Al Quran, yaitu pada surah Al-Hujuraat : 6 yang berbunyi : Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. 5 Pada ayat diatas menerangkan bahwa fokus utama pembahasan adalah pada ayat yang bermaksud maka selidikilah (untuk menentukan) kebenarannya, di mana Al-Quran mengajarkan manusia agar meneliti (berpikir kritis) terhadap sesuatu maklumat yang diterima benar atau sebaliknya dan bukannya menerima bulatbulat sesuatu perkara tanpa membuat penilaian terlebih dahulu. 4 Ibid., h.7 5 Al-Hujuraat [49] : 6.

3 Hasil wawancara dengan guru bidang studi fisika yang mengajar di SMA N 3 Palangka Raya dikatakan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa disekolah tersebut belum pernah dilihat atau diteliti hasilnya, pada materi gerak lurus maupun pada materi yang lainnya 6. Gerak lurus mempelajari tentang gerak dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan. 7 Pada materi ini banyak menggunakan konsep fisika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, materi ini sangat menuntut siswa untuk lebih kritis dalam menanggapi permasalahan yang ada di dalam materi ini. Materi gerak lurus ini akan dikembangkan sesuai dengan langkah langkah model pembelajaran dan pembahasannya sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar kompetensi pada materi gerak lurus yaitu menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. Selanjutnya kompetensi dasar pada materi gerak lurus yaitu menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan 8. Hal tersebutlah yang melatar belakangi kenapa pada penelitian ini menggunakan materi gerak lurus diantara banyak materi lainnya. Selain dilihat dari hal tersebut, dapat juga dilihat dari proses pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar pada materi gerak lurus dapat digunakan berbagai macam model, pendekatan, strategi yang sesuai dengan materi gerak lurus tersebut. Model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E dan model pembelajaran langsung (direct instruction) merupakan dua diantara banyak model 6 Wawancara dengan Nurhaya guru mata pelajaran fisika di SMA N 3 Palangka Raya. 7 Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA kelas X, Jakarta: Erlangga, 2013, h. 51. 8 Budi Purwanto, Model Silabus Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, t.th, h. 10

4 pembelajaran yang dapat digunakan dalam pengajaran mata pelajaran fisika. Model pembelajaran learning cycle 5E mengharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali, menganalisis, mengevaluasi pemahamannya terhadap konsep yang dipelajari. 9 Kelebihan pembelajaran menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E salah satunya adalah memberikan kesempatan kepada guru untuk memperkenalkan konsep, proses, atau keterampilan tertentu sehingga guru dapat membimbing siswa ke arah pemahaman yang lebih dalam. Berdasarkan tahapantahapan dan kelebihan model pembelajaran learning cycle 5E menjadi pertimbangan untuk memadukan kelebihan-kelebihan pembelajaran learning cycle 5E karena hal ini dianggap bisa untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa melalui percobaan dan menyelesaikan permasalahan. Pembelajaran langsung merupakan terjemahan dari direct instruction. Pembelajaran langsung digunakan dalam penelitian ini untuk merujuk pada polapola pembelajaran dimana guru banyak menjelaskan konsep atau keterampilan pada sejumlah kelompok siswa. Selanjutnya, guru menguji keterampilan siswa melalui latihan-latihan dibawah bimbingan dan arahan guru. 10 Arends menyatakan bahwa model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan 9 Muhtar dan Yamin, Metode Pembelajaran yang Berhasil, Jakarta: PT. Nimas Multima, 2005, h.2. 10 La Iru & La Ode Safiun Arihi, Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-model Pembeljaran, Bantul: Multi Presindo, H. 155.

5 pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang diajarkan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah. 11 Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengangkat judul PERBANDINGAN MODEL SIKLUS BELAJAR 5E DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS KELAS X SEMESTER I di SMA NEGERI 3 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2015/2016 B. Rumusan Masalah 1. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan Model Siklus Belajar 5E dan Model Pembelajaran Langsung Pokok Bahasan Gerak Lurus Kelas X Semester I di SMA Negeri 3 Palangka Raya Tahun Ajaran 2015/2016? 2. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan menggunakan Model Siklus Belajar 5E dan Model Pembelajaran Langsung Pokok Bahasan Gerak Lurus Kelas X Semester I di SMA Negeri 3 Palangka Raya Tahun Ajaran 2015/2016? 3. Bagaimana proses pengelolaan pembelajaran menggunakan Model Siklus Belajar 5E dan Model Pembelajaran Langsung Pokok Bahasan Gerak Lurus 11 Richard I. Arends, Learning to teach Belajar untuk mengajar edisi ketujuh jilid I. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2008. h. 295.

6 Kelas X Semester I di SMA Negeri 3 Palangka Raya Tahun Ajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada pembelajaran yang diajarkan menggunakan Model Siklus Belajar 5E dan Model Pembelajaran Langsung Pokok Bahasan Gerak Lurus Kelas X Semester I di SMA Negeri 3 Palangka Raya Tahun Ajaran 2015/2016. 2. Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran yang diajarkan menggunakan Model Siklus Belajar 5E dan Model Pembelajaran Langsung Pokok Bahasan Gerak Lurus Kelas X Semester I di SMA Negeri 3 Palangka Raya Tahun Ajaran 2015/2016. 3. Mengetahui proses pengelolaan pembelajaran menggunakan Model Siklus Belajar 5E dan Model Pembelajaran Langsung Pokok Bahasan Gerak Lurus Kelas X Semester I di SMA Negeri 3 Palangka Raya Tahun Ajaran 2015/2016. D. Batasan Masalah

7 Batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa yang diteliti berupa peningkatan hasil belajar kognitif setelah menggunakan model pembelajaran siklus belajar 5E dan model pembelajaran langsung. 2. Keterampilan berpikir kritis siswa yang diteliti meliputi menganalisis argumen, mengidentifikasi asumsi yang diperlukan, membuat induksi dan mempertimbangkan induksi dengan membuat sebuah kesimpulan, membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan, memutuskan suatu tindakan, dan memfokuskan pertanyaan. 3. Pengelolaan pembelajaran menggunakan model siklus belajar 5E dan model pembelajaran langsung. 4. Materi yang diajarkan meliputi Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). E. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: Ha = Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada pembelajaran yang diajarkan menggunakan model siklus belajar 5E dan model pembelajaran langsung pokok bahasan gerak lurus kelas X Semester I di SMA Negeri 3 Palangka Raya Tahun ajaran 2015/2016. ( )

8 Ho = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada pembelajaran yang diajarkan menggunakan model siklus belajar 5E dan model pembelajaran langsung pokok bahasan gerak lurus kelas X Semester I di SMA Negeri 3 Palangka Raya Tahun ajaran 2015/2016. ( ) Ha = Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran yang diajarkan menggunakan model siklus belajar 5E dan model pembelajaran langsung pokok bahasan gerak lurus kelas X Semester I Di SMA Negeri 3 Palangka Raya Tahun Ajaran 2015/2016. ( ) Ho = Tidak ada perbedaan yang signifkan antara kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran yang diajarkan menggunakan model siklus belajar 5E dan model pembelajaran langsung pokok bahasan gerak lurus kelas X Semester I Di SMA Negeri 3 Palangka Raya Tahun Ajaran 2015/2016. ( ) F. Manfaat Penelitian Dalam penulisan ini penelitian memberikan kegunaan sebagai berikut : 1. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan tentang model pembelajaran learning cycle 5E dan model pembelajaran langsung yang dapat digunakan nantinya dalam mengajar.

9 2. Untuk mengetahui keberhasilan dari penerapan model pembelajaran learning cycle 5E dan model pembelajaran langsung dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dan hasil belajar siswa. 3. Sebagai bahan informasi bagi guru, khususnya guru fisika untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok gerak lurus. G. Definisi Operasional Agar pembaca mudah memahami hasil penelitian ini maka dicantumkan definisi sebagai berikut: 1. Siklus belajar 5E merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis yang pada mulanya terdiri dari lima tahap, yaitu pembangkitan minat (engagement), eksplorasi (eksploration), penjelasan (explanation), elaborasi (elaborasi), evaluasi (evaluas)i. 12 2. Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang diajarkan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah. 171-172 12 Made Wena,Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h.

10 3. Kemampuan berpikir kritis adalah proses intelektual yang aktif dan penuh dengan ketrampilan dalam membuat pengertian atau Konsep, mengaplikasikan, menganalisis, membuat sintesis, dan mengevaluasi. 13 4. Hasil belajar adalah Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. H. Sistematika Pembahasan Sistematika Penulisan dalam penelitian ini disusun dalam lima bab, yaitu: 1. Bab I, pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional,dan sistematika pembahasan. 2. Bab II, memaparkan deskripsi teoritik yang menerangkan tentang variabel yang diteliti yang akan menjadi landasan teori atau kajian teori dalam penelitian yang memuat dalil-dalil atau argumen-argumen variabel yang akan diteliti. 3. Bab III, metode penelitian yang berisikan pendekatan dan jenis penelitian serta wilayah atau tempat penelitian ini dilakukan. Selain itu juga dipaparkan mengenai populasi dan sampel penelitian, tahap penelitian, Instrumen 13 Achmad, Arief. 2007.Memahami Berpikir Kritis. (Online), (http://re-searchengines.com /1007arief3.html), diakses 26 maret 2014

11 penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik keabsahan data agar data yang diperoleh benar-benar dapat dipercaya. 4. Bab IV, membahas tentang hasil penelitian berupa analisis data dan pembahasan yang menjawab dari rumusan masalah. Serta kendala-kendala yang dihadapi selama penelitian. 5. Bab V, penutup memuat kesimpulan terhadap permasalahan yang dikemukakan pada penelitian, kemudian di akhiri dengan saran-saran yang sifatnya membangun dan memperbaiki isi skripsi ini. Setelah bab kelima, disertai daftar pustaka sebagai rujukan penelitian ini.