Alir Pengaduan Masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga terwujud pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme;

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lemb

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT JENDERAL

Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR : 29/M-IND/PER/6/2013 TENTANG

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

BERITA NEGARA. No.1386, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pengaduan. Laporan. Penanganan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN

2015, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LOGO DRAFT PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN KERTAS KERJA AUDIT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 34/Menhut-II/2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA BIMA INSPEKTORAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN REGULER

PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

: a. bahwa untuk dapat mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, diperlukan peran serta masyarakat dalam pengawasan penyelenggaraan

2 Wewenang, Pelanggaran dan Tindak Pidana Korupsi Lingkup Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 12/Permentan/OT.140/2/2007 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT BIDANG INVESTIGASI

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT BIDANG INVESTIGASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2013 TENTANG

2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150);

2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Ind

Dadit Herdikiagung - Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Saat ini kehadiran teknologi informasi tidak dapat dipisahkan lagi dari

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN No. 3, 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pe

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada era informasi saat ini, komunikasi merupakan sarana penting dalam dunia

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

TENTANG PEDOMAN TELAAHAN SEJAWAT HASIL AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. INPRES. Korupsi. Monitoring. Percepatan.

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA


2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 77/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.1.1 Perancangan Flowmap Yang Diusulkan. 1. Prosedur Surat Masuk Yang Diusulkan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : PER

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Re

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) SK DIREKSI NO KEP/216/072014

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-026/A/JA/10/2013 TENTANG

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan whistleblower.kkp.go.id.

KATA PENGANTAR Analisis Program Jaminan Kualitas Audit di Lingkungan Inspektorat Jenderal Departemen Hukum dan HAM RI.

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PELAPORAN PENGADUAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) DUGAAN TINDAK PIDANA KORUPSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 126 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. STIKES Rumah Sakit Dr. Soetomo adalah perguruan tinggi kesehatan

DATA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Sistem Penanganan Pengaduan. Tindak Pidana Korupsi.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Rincian Tugas. Unit Kerja. Inspektorat Jenderal PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PETUNJUK PELAKSANAAN JAKSA AGUNG MUDA PENGAWASAN NOMOR : JUKLAK-01/H/Hjw/04/2011

BAB X INSPEKTORAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

TENTANG WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 118 TAHUN 2016

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG. RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 11 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DATA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2014

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017

Mekanisme Pengelolaan Pengaduan, Pemanfaatan dan Rencana Aksi LAPOR! di Kementerian Pertanian

Transkripsi:

Ruang Lingkup Dokumen ini digunakan untuk kegiatan penanganan pengaduan masyarakat di Inspektorat Investigasi, Inspektorat Jenderal Kemendikbud yang disampaikan melalui media tulis, elektronik, hadir di kantor Itjen Kemendikbud dan lainnya yang ditujukan kepada Inspektur Jenderal Kemendikbud terhadap suatu kasus/permasalahan atas adanya dugaan penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dasar Hukum 1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2015 tentang Rincian Tugas Unit Inspektorat Jenderal 3. Keputusan Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:0253/F.F1.2/KP/2016 tanggal 14 Januari 2016 tentang Penunjukan Penanggung Jawab Pengelolaan Sistem Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan menunjuk Inspektur Investigasi Itjen Kemendikbud selaku penanggung jawab pengelolaan sistem penanganan pengaduan masyarakat di lingkungan Kemendikbud Flowchart / Diagram Alir Secara umum tahapan pada prosedur penanganan pengaduan masyarakat disajikan pada lampiran 1 (flow chart) dan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Surat atau media pengaduan masyarakat yang ditujukan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan/Inspektur Jenderal baik melalui jasa pengiriman atau datang langsung diterima oleh petugas Inspektorat Jenderal; 2. Petugas mencatat dan mengagendakan surat/informasi tersebut kemudian disampaikan ke otoritas yang dimiliki Inspektur Jenderal; 3. Otoritas Inspektur Jenderal mempelajari pengaduan dan membuat disposisi yang ditujukan kepada para pihak untuk ditindaklanjuti; 4. Tata Usaha Inspektorat Investigasi mencatat dalam agenda surat masuk sesuai format, menginput dan memuat dalam aplikasi Investigasi Database System (IDS) meliputi nomor surat, asal surat, dan tentang/perihal surat pengaduan; 5. Tata Usaha Inspektorat Investigasi memberi lembar disposisi dan menyerahkannya ke Inspektur Investigasi untuk proses lebih lanjut; 6. Inspektur Investigasi melakukan distribusi penyelesaian permasalahan baik melalui telaah, surat dan lain lain serta menentukan langkah tindak lanjut yang sesuai dengan permasalahan antara lain bisa dalam bentuk analisis, pengumpulan fakta (fact finding), audit investigasi, klarifikasi dalam bentuk surat, dan lain-lain;

7. Apabila Inspektur Investigasi menyimpulkan bahwa pengaduan harus ditindaklanjuti, maka dalam bentuk disposisi akan tertulis telaah atau lakukan audit yang ditujukan kepada P2O, namun surat pengaduan juga bisa dibalas dalam bentuk surat klarifikasi kepada pihak terkait, namun jika tidak memenuhi telahaan kriteria (who, what, when, why, how) maka pengaduan diarsipkan; 8. Pada pengaduan masyarakat yang dilakukan telaah, maka dibuatkan draft penugasan atau membentuk tim fact finding atau audit investigasi untuk menindaklanjuti hasil pengumpulan fakta dan analisis dari surat pengaduan masyarakat (sesuai format terlampir); 9. Tim yang melaksanakan penugasan audit investigasi mulai bekerja setelah mendapatkan surat penugasan yang telah ditandatangani Inspektur Jenderal; 10. Terhadap hasil audit khusus, dilakukan gelar kasus hasil audit investigasi kepada Inspektur Investigasi; 11. Setelah dilakukan gelar kasus serta mendapat input dari rekan sejawat dan Inspektur Investigasi, maka tim audit investigasi menyusun laporan audit investigasi; 12. Laporan Audit Investigasi disampaikan kepada Inspektur Investigasi; 13. Melaporkan hasil audit investigasi atas pengaduan masyarakat kepada Inspektur Jenderal dan instansi terkait; 14. Mendokumentasikan hasil audit investigasi atas pengaduan masyarakat sebagai bahan pengolahan laporan hasil pengawasan dan diagendakan kebijakan lebih lanjut. Penanggung Jawab 1. Inspektur Jenderal Kemendikbud Inspektur Jenderal bertanggung jawab sebagai penentu kebijakan ditindaklanjutinya atau tidak pengaduan masyarakat atas penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Inspektur Investigasi Inspektur Investigasi bertanggung jawab terhadap pengaduan masyarakat untuk dilakukan fact finding, audit khusus, surat klarifikasi, dan cara lain yang relevan atas permasalahan yang diadukan. 3. Tim Kajian/Telaahan Tim kajian/telaahan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan telaahan atas informasi awal (pengaduan) dan atau hasil evaluasi yang masuk dan menetapkan kesimpulan atas informasi dan atau hasil evaluasi tersebut. 4. Tim Supporting Tim Supporting bertanggung jawab atas pengendalian penugasan auditor dan waktu penugasan audit secara umum. 5. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha bertanggung jawab terhadap pendokumentasian informasi pengaduan dan hasil evaluasi unit kerja lain dan penerbitan surat tugas serta mempersiapkan pembiayaan audit.

Prosedur Secara umum tahapan pada prosedur penanganan pengaduan masyarakat disajikan pada lampiran 1 (flow chart) dan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Surat atau media pengaduan masyarakat yang ditujukan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan/Inspektur Jenderal baik melalui jasa pengiriman atau datang langsung diterima oleh petugas Inspektorat Jenderal; 2. Petugas mencatat dan mengagendakan surat/informasi tersebut kemudian disampaikan ke otoritas yang dimiliki Inspektur Jenderal; 3. Otoritas Inspektur Jenderal mempelajari pengaduan dan membuat disposisi yang ditujukan kepada para pihak untuk ditindaklanjuti; 4. Tata Usaha Inspektorat Investigasi mencatat dalam agenda surat masuk sesuai format, menginput dan memuat dalam aplikasi Investigasi Database System (IDS) meliputi nomor surat, asal surat, dan tentang/perihal surat pengaduan; 5. Tata Usaha Inspektorat Investigasi memberi lembar disposisi dan menyerahkannya ke Inspektur Investigasi untuk proses lebih lanjut; 6. Inspektur Investigasi melakukan distribusi penyelesaian permasalahan baik melalui telaah, surat dan lain lain serta menentukan langkah tindak lanjut yang sesuai dengan permasalahan antara lain bisa dalam bentuk analisis, pengumpulan fakta (fact finding), audit investigasi, klarifikasi dalam bentuk surat, dan lain-lain; 7. Apabila Inspektur Investigasi menyimpulkan bahwa pengaduan harus ditindaklanjuti, maka dalam bentuk disposisi akan tertulis telaah atau lakukan audit yang ditujukan kepada P2O, namun surat pengaduan juga bisa dibalas dalam bentuk surat klarifikasi kepada pihak terkait, namun jika tidak memenuhi telahaan kriteria (who, what, when, why, how) maka pengaduan diarsipkan; 8. Pada pengaduan masyarakat yang dilakukan telaah, maka dibuatkan draft penugasan atau membentuk tim fact finding atau audit investigasi untuk menindaklanjuti hasil pengumpulan fakta dan analisis dari surat pengaduan masyarakat (sesuai format terlampir); 9. Tim yang melaksanakan penugasan audit investigasi mulai bekerja setelah mendapatkan surat penugasan yang telah ditandatangani Inspektur Jenderal; 10. Terhadap hasil audit khusus, dilakukan gelar kasus hasil audit investigasi kepada Inspektur Investigasi; 11. Setelah dilakukan gelar kasus serta mendapat input dari rekan sejawat dan Inspektur Investigasi, maka tim audit investigasi menyusun laporan audit investigasi; 12. Laporan Audit Investigasi disampaikan kepada Inspektur Investigasi; 13. Melaporkan hasil audit investigasi atas pengaduan masyarakat kepada Inspektur Jenderal dan instansi terkait; 14. Mendokumentasikan hasil audit investigasi atas pengaduan masyarakat sebagai bahan pengolahan laporan hasil pengawasan dan diagendakan kebijakan lebih lanjut.

Alir Pengaduan Masyarakat

Contoh Dokumen Penelaahan Informasi

Contoh Dokumen Surat Klarifikasi