BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insentif material dan Non-material sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengelola suatu instansi/lembaga/perusahaan peran pegawai yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH INSENTIF TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. PALU BATU MADU. Oleh : Firza Umar Salim *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

PENGARUH INSENTIF TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Malang)

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

BAB 1 PENDAHULUAN. memotivasi dan mendorong semangat kerja karyawan. Beberapa alat motivasi meliputi: (1) Materiil Insentif: Alat motivasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. menukarkan jasa tenaga dan pikirannya dengan uang (imbalan moneter) yang. makanan, pakaian, perumahan, dan keperluan lainnya.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk

Bab II LANDASAN TEORI. dapat digunakan guna memenuhi kebutuhan itu sendiri. Tugas manajemen yang paling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup anggota organisasi dan masyarakat. Suatu

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saing perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (tools of management) yang terdiri dari man, money, methods,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling dominan

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Silvi Nurlaely, 2013

PENGARUH BIAYA INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA. (Studi kasus pada Perusahaan Putra Madani, macaroni ABG) Oleh : SIGIT GUST PRANATA

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan sumber daya manusia dalam melibatkan proses kegiatan untuk. organisasi sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan karyawan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau perusahaan mempunyai sumber daya yang melimpah baik bahan

MANFAAT PEMBERIAN INSENTIF DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI PERPUSTAKAAN UNIKA DE LA SALLE MANADO

BAB I PENDAHULUAN. karena elemen manusia dalam perusahaan sebagai perencana, pelaksana dan pengendali

BAB I PENDAHULUAN. dengan terciptanya mesin baru dan peralatan canggih. Terciptanya teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dilupakan sebagai aset yang berharga dalam sebuah perusahaan. Padahal sumber

BAB I PENDAHULUAN. Instansi pemerintah merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitasnya secara terus menerus dan berkelanjutan (continuous

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah rendahnya tingkat kinerja pegawai struktural di Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai salah satu sumber daya utama dalam sebuah perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II URAIAN TEORITIS. Non Formal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. terarah, terpadu, dan berjenjang, mulai dari pusat sampai tingkat paling bawah.

BAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. pegawai. Manajemen sumber daya manusia yang baik dapat menghasilkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Group, Jakarta, 2005, hlm Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Prenada Media

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. wewenang, sampai dengan kepada rincian tugas masing-masing pihak yang terlibat dalam

Bab l. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II URAIAN TEORITIS. Donuts cabang arteri Jakarta. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia merupakan satu bidang manajemen

BAB II LANDASAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain agar mereka dapat terus eksis dalam bidang usahanya. Dalam dunia

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab kepada banyak stakeholder. (Anthony dan Govindaradjan, 2005:60).

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia atau SDM adalah salah satu faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melatih karyawan agar menjadi tenaga kerja yang terampil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti

BAB I PENDAHULUAN. keterlibatan sumber daya manusia yang berkualitas untuk memenuhi segala

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PENGARUH INSENTIF DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA (Studi pada AJB BUMIPUTERA 1912 Kantor Cabang Kayutangan, Malang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. proses-proses manajemen dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. kewajibannya bahkan cenderung kritis akan tuntutan hak-haknya. Hal ini

II. LANDASAN TEORI. dilaksanakan bila dalam pencapaian suatu tujuan tersebut tidak hanya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu wadah dimana orang-orang yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hasil yang optimal kepada konsumen. Perusahaan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang dilahirkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia (sdm) memegang peranan yang sangat dominan dalam aktivitas atau kegiatan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting, di mana maju mundurnya suatu organisasi bergantung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Profil Organisasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi sekarang ini dipahami sebagai suatu wadah atau tempat berkumpulnya manusia dalam melaksanakan suatu aktivitas kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu organisasi apabila ingin mencapai tujuan yang telah ditentukannya, maka melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan dapat berjalan dengan baik, maka dilakukannya pembagian tugas atau pekerjaan yang didasarkan pada kemampuan dan keahlian dari masing-masing. Setiap aktivitas dalam organisasi selalu ditujukan untuk mencapai suatu tujuan yang maksimal diperlukan usaha-usaha yang mendukung dimana salah satunya yang paling menentukan adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan faktor yang terpenting dalam suatu organisasi pemerintah maupun swasta, kualitas sumber daya manusia mempunyai peranan penting karena dapat menentukan maju mundurnya suatu organisasi. Manusia merupakan penggerak sumber daya yang ada dalam rangka aktivitas dan rutinitas dari sebuah organisasi, di dalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang tergolong dari berbagai status yang mana status tersebut berupa jenis kelamin, pendidikan, jabatan, golongan dan pengalaman. Manusia mempunyai cara berpikir, 1

2 sikap, tingkah laku dan kebutuhan yang berbeda-beda antara seorang dengan yang lainnya. Seseorang yang merasa dipengaruhi keinginan dan kebutuhannya akan termotivasi untuk bekerja dengan baik sehingga akan meningkatkan atau memperbaiki kinerja yang berdampak pada setiap tujuan-tujuan setiap organisasi akan tercapai. Keberhasilan suatu organisasi atau instansi pemerintahan sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia, yaitu orang-orang yang menyediakan tenaga, bakat, kreativitas dan semangat bagi berjalannya roda organisasi atau instansi pemerintahan. Untuk dapat mengikuti segala perkembangan yang ada dan tercapainya tujuan instansi pemerintah maka perlu adanya suatu motivasi agar mampu bekerja dengan baik, dan salah satu motivasi itu adalah dengan memenuhi keinginan-keinginan antara lain: gaji atau upah yang baik, pekerjaan yang aman, suasana kerja yang kondusif, penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan, pimpinan yang adil dan bijaksana, pengarahan dan perintah yang wajar, organisasi atau tempat kerja yang dihargai masyarakat atau dengan mengupayakan insentif yang besarannya proporsional dan juga bersifat progresif yang artinya sesuai dengan jenjang karir, karena insentif sangat diperlukan untuk memacu kinerja para agar selalu berada pada tingkat tertinggi sesuai kemampuan masing-masing. Menurut Saifuddin Bachrun (2011:22) insentif pada prinsipnya adalah imbalan yang diberikan kepada seseorang karyawan yang melakukan suatu pekerjaan di luar tugas pokoknya atau melebihi target dari pekerjaan yang menjadi

3 tugasnya. Insentif berguna bagi guna memotivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan melebihi apa yang diinginkan oleh organisasi. Disamping itu, insentif sebagai imbalan juga berfungsi sebagai penghargaan bagi yang melakukan suatu pekerjaan melebihi target yang ditentukan, yang besarnya tergantung dari hasil yang dicapai baik berupa materil maupun non materil. Sebuah instansi pemerintah dituntut agar mampu mengoptimalkan sumber daya manusia yang dimiliki tersebut untuk mencapai tujuan organisasi dan meningkatkan kinerja dari organisasi tersebut. Dari berbagai sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yaitu sumber daya manusia, dalam hal ini, menempati tempat strategis dan utama dalam peningkatan prestasi kerja dan pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efesien. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja adalah dengan pemberian insentif. Bentuk insentif yang diberikan dapat berupa insentif materil yaitu uang dan insentif non materil selain uang yaitu dapat berupa barang. Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat merupakan Organisasi Perangkat Daerah pemerintah yang memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis urusan Koperasi dan Usaha, Mikro kecil dan Menengah. Penyelenggaraan urusan Koperasi dan Usaha Mikro kecil dan Menengah, kemitraan dan pengembangan produk UMKM, pembiayaan dan teknologi pengawasan serta pelatihan. Salah satu bentuk insentif yang dijalankan dalam Dinas Koperasi Dan UMKM Provinsi Jawa Barat ialah tambahan penghasilan berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor

4 119 tahun 2009 Tentang Pedoman Pengukuran Kinerja Dalam Pemberian Tambahan Penghasilan Bagi Negeri Sipil Dan Calon Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Tambahan penghasilan adalah penghasilan yang diperoleh berdasarkan atas hasil pencapaian kinerja selama 1 (satu) bulan di luar gaji yang diterima dengan sah, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Insentif tambahan penghasilan ini diberikan kepada berupa uang di luar gaji pokok yang sesuai dengan jabatan dan golongan masing-masing yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan hidup yang layak, meningkatkan kinerja setiap, memberikan dorongan motivasi serta penghargaan terhadap kinerja. Menurut Anwar P. Mangkunegara (2013:67) Prestasi kerja atau Job Performance adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Prestasi kerja Negeri Sipil Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat sebagai sasaran kerja dan pengendalian perilaku kerja produktif yang disyaratkan untuk mencapai hasil kerja yang disepakati. Dalam penilaian prestasi kerja Negeri Sipil terdiri atas unsur sasaran kerja (SKP) dan unsur perilaku kerja. Sasaran kerja dinilai dari setiap tugas yang diemban setiap sesuai dengan jabatan dan golongan yang dimilikinya, setiap tugas-tugas yang dikerjakan atau tidak dikerjakan akan dinilai setiap satu bulan sebagai hasil evaluasi kinerja dalam capaian target selama satu bulan. Namun berdasarkan hasil rekapitulasi Sasaran Kerja penulis

5 menemukan fenomena yang terjadi terkait permasalahan prestasi kerja terlihat dari data pada halaman selanjutnya, sebagai berikut: Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Sasaran Kerja (SKP) Periode Bulan Oktober 2014 Januari 2015 Bulan Nilai Sasaran Kerja (SKP) < 90 91-94 95-97 98-99 100 Jumlah yang dinilai Oktober 7 4 6 37 43 97 November 6 7 8 35 40 97 Desember 5 4 5 39 44 97 Januari 9 4 5 73 6 97 (Sumber: Subbagian Kean Dinas Koperasi dan UMKM Prov. Jawa Barat 2015) Berdasarkan tabel 1.1 fenomena yang terjadi yaitu dari 4 bulan terhitung bulan Oktober 2014 Januari 2015: 1. Masih adanya nilai sasaran kerja kurang dari 90 jauh dari target yang ditentukan. 2. Sasaran kerja pada bulan Januari hanya berjumlah 6 yang mendapatkan nilai 100 berbanding jauh dari bulan sebelumnya. 3. Nilai sasaran kerja mengalami penurunan dan peningkatan pada bulan Oktober 2014 Januari 2015.

6 Terkait dengan fenomena prestasi kerja, penulis melakukan wawancara pada tanggal 07 januari 2015 pukul 09.20 WIB dengan Ibu Rohmi Pratiwi selaku Analis Kean subbagian Kean bahwa menurunya prestasi kerja ini karena masih adanya beberapa target kerja yang belum tercapai dari setiap dan masih adanya dalam menyelesaikan setiap capaian kerjanya belum terselesaikan tepat waktu melebihi waktu yang ditentukan. Kemudian berdasarkan pengamatan awal penulis lakukan dalam jam kerja yang berlangsung terlihat masih adanya yang mengobrol dan bersantai ketika jam kerja berlangsung, serta masih adanya yang terlambat masuk kantor terlihat ketika penulis melakukan observasi awal di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat. Tentu melihat fenomena yang terjadi di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat merupakan setiap belum sepenuhnya menyelesaikan tugas-tugas kerja yang diembannya sehingga mempengaruhi sasaran kerja dan target awal instansi yang tercantum pada rencana strategi berdampak pada ketidak tercapainya sasaran indikator dari setiap program-program yang telah ditentukan. Pemberian insentif baik berupa materil dan non materil terhadap dimaksudkan sebagai rangsangan motivasi serta penghargaan yang diberikan kepada agar dapat memperoleh kepuasan kerja termotivasi agar bekerja dengan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja sesuai target dan realisasi capaian kinerja terpenuhi. Berdasarkan uraian fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitin dengan judul PENGARUH INSENTIF TERHADAP

7 PRESTASI KERJA PEGAWAI DI DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA BARAT. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas didukung dengan data diperoleh dari Sub. Bagian Kean Dinas Koperasi dan UMKM serta pengamatan yang penulis lakukan ketika melakukan observasi awal, sebagai berikut: 1. Masih adanya yang memiliki nilai sasaran kerja yang kurang dari nilai 90 jauh dari target nilai yang sudah ditentukan. 2. Nilai sasaran kerja mengalami penurunan pada bulan januari hanya 6 yang mendapatkan nilai 100. 3. Masih adanya yang belum sepenuhnya menyelesaikan tugastugasnya yang berdampak pada capaian kerja setiap belum memenuhi target. 4. Masih adanya dalam pengerjaan tugas-tugasnya belum terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan idenitifikasi masalah maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana realitas pemberian insentif di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat?

8 2. Bagaimana realitas prestasi kerja di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat? 3. Seberapa besar pengaruh insentif terhadap prestasi kerja di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat disusun suatu tujuan penelitian, yaitu: 1. Untuk mengetahui realitas pemberian insentif di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat. 2. Untuk mengetahui realitas prestasi kerja di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh insentif terhadap prestasi kerja di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat E. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang ingin dicapai yaitu berupa kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. 1. Kegunaan Teoritis a. Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep atau teori-teori tentang ilmu Administrasi Negara yang terkait dengan insentif serta pengaruhnya terhadap prestasi kerja, dan hasil penelitian ini

9 diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan kepustakaan mengenai insentif dan prestasi kerja; 2. Kegunaan Praktis a. Untuk lembaga, hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam mencari jalan keluar untuk memecahkan masalah dalam peningkatan prestasi kerja pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat. b. Untuk peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai insentif serta pengaruhnya terhadap prestasi kerja. c. Untuk umum, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi bagi pihak yang berkepentingan dengan masalah yang diteliti oleh peneliti. F. Kerangka Pemikiran Dalam organisasi baik pemerintahan maupun swasta tidak terlepas dari proses administrasi baik secara arti sempit administrasi merupakan tata usaha, catat mencatat, surat menyurat, pelayanan, pengarsipan, penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis untuk menyediakan keterangan. Sedangkan dalam arti luas administrasi yaitu proses kegiatan kerja sama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama yang telah disepakati. Didukung dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sondang P. Siagian (2008:2), Administrasi adalah keseluruhan

10 proses pelaksanaan dari keputusan-keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Berkaitan dengan administrasi Negara peneliti akan mengemukakan pendapat ahli mengenai administrasi Negara yaitu menurut Dwight Waldo dalam Afifuddin (2012:24) administrasi Negara adalah manajemen dan organisasi dari manusiamanusia dan peralatanya guna mencapai tujuan-tujuan pemerintah. Administrasi Negara dalam arti luas mencakup seluruh aspek kehidupan dalam suatu organisasi yaitu aspek organisasi, manajemen, komunikasi, informasi, kean, keuangan, perlengkapan dan hubungan publik. Dari pengertian administrasi Negara secara luas yang terdiri dari beberapa aspek kehidupan yang salah satunya manajemen dapat disimpulkan bahwa administrasi tidak terlepas dari peran manajemen dalam sebuah organisasi atau instansi. Manajemen merupakan bagian dari administrasi yang mempunyai peranan dalam unsur 6m yang salah satunya Man atau unsur manusia pada manajemen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia dalam kegiatan suatu organisasi. Pada umumnya, kegiatan-kegaiatan dibidang sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi pekerjaan dan sisi pekerja. Dari sisi pekerjaan, kegiatan-kegiatan itu terdiri atas analisis pekerjaan dan evaluasi pekerjaan. Sedangkan dari sisi pekerja, kegiatan-kegiatan itu terdiri atas

11 pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi, kompensasi, dan pemutusan hubungan kerja. Menurut Edwin B. Flippo dalam Malayu S.P Hasibun (2013:11) mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemberhentian dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu dan masyarakat. Kompensasi merupakan termasuk salah satu unsur dalam manajemen sumber daya manusia berkaitan dengan pemberian imbalan sebagai balas jasa untuk. Menurut Marwansyah (2012:269) kompensasi adalah imbalan yang diberikan kepada para karyawan sebagai balasan atas jasa atau kontribusi mereka terhadap organisasi. Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima sebagai penukar dari kontribusi jasa terhadap organisasi. Bagi organisasi, kompensasi memiliki arti penting karena kompensasi mencerminkan upaya organisasi dalam mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan nya. Bagi sendiri kompensasi diberikan sebagai penghargaan yang diberikan organisasi atas kinerja dan kontribusinya untuk organisasi. Bentuk pemberian kompensasi terbagi menjadi dua golongan yaitu finansial dan non finansial. Adapun bentuk pemberian kompensasi yang diberikan kepada dapat berupa upah, gaji, insentif dan tunjangan dan fasilitas. Dengan demikian insentif merupakan salah satu bentuk dari kompensasi yang memiliki tujuan sebagai pemberian tambahan penghasilan untuk.

12 Menurut Saifuddin Bachrun (2011:22) insentif pada prinsipnya adalah imbalan yang diberikan kepada seseorang karyawan yang melakukan suatu pekerjaan di luar tugas pokoknya atau melebihi target dari pekerjaan yang menjadi tugasnya. Insentif merupakan bentuk imbalan balas jasa pada umumnya dilakukan sebagai strategi untuk meningkatkan produktivitas kerja dan efisiensi organisasi dengan memanfaatkan perilaku yang mempunyai kecenderungan kemungkinan bekerja seadanya atau tidak optimal. Menurut Sarwoto (2000:144) insentif adalah salah satu sarana motivasi yang dapat diberi batasan sebagai perangsang ataupun pendorong yang diberikan dengan sengaja kepada karyawan agar dalam diri mereka timbul semangat yang lebih besar untuk berpartisipasi dengan perusahaan. Insentif berguna sebagai penghargaan bagi serta memotivasi untuk melakukan pekerjaan melebihi apa yang diinginkan oleh organisasi yang diberikan berupa materil maupun non materil Dengan pemberian insentif ini akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, baik bagi organisasi maupun bagi itu sendiri. Adanya pemberian insentif akan menguntungkan organisasi karena dengan pemberian insentif ini akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Hal ini akan memberikan kontribusi kepada organisasi berupa peningkatan produktifitas kerja sehingga tujuan dari organisasi akan dapat tercapai dengan baik. Sedangkan menguntungkan bagi itu sendiri, karena dengan diberikannya insentif berarti mereka memperoleh kesempatan untuk menerima penghasilan lebih besar, yang dapat digunakan untuk memenuhi dan memperbaiki kesejahteraan hidupnya.

13 Adapun macam-macam insentif menurut Sarwoto dalam Suwatno dan Donni (2011:235), secara garis besar menggolongkan insentif kedalam dua golongan: 1) Insentif Materiil Yaitu daya perangsang yang diberikan kepada karyawan berdasarkan prestasi kerjanya, berbentuk uang atau barang. Insentif material ini bernilai ekonomis sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan beserta keluarga. Beberapa macam insentif materil yang diberikan meliputi: a. Bonus. b. Komisi. c. Profit Sharing. d. Kompensasi yang ditangguhkan 2) Insentif Non Materiil Yaitu daya perangsang yang diberikan kepada karyawan yang berbentuk penghargaan, pengukuhan berdasarkan prestasi kerjanya. Beberapa macam insentif non material meliputi: a. Pemberian gelar (title) secara resmi. b. Pemberian tanda jasa atau medali. c. Pemberian piagam penghargaan. d. Pemberian pujian lisan maupun tulisan secara resmi maupun secara pribadi. e. Pemberian Promosi. f. Pemberian hak untuk menggunakan atribut jabatan g. Pemberian perlengkapan khusus pada ruangan kerja h. Pemberian hak untuk apabila dimakamkan pahlawan i. Ucapan terimakasih secara formal maupun informal Prestasi kerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Menurut Agus Dharma (2003:1) prestasi kerja yaitu produk atau jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang. Suatu organisasi yang berkembang memiliki yang produktif dan berkualitas. Untuk dapat melihat produktifitas, organisasi perlu mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap prestasi yang dicapai nnya. Seseorang dikatakan mempunyai prestasi baik apabila hasil yang dicapai mencapai standar yang

14 telah ditentukan atau lebih. Sebaliknya, jika seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan hanya mencapai di bawah standar yang telah ditentukan dibutuhkan adanya dorongan atau motivasi yang tinggi, atau dengan dipenuhinya kebutuhankebutuhannya. Menurut Agus Dharma (2003:355), untuk lebih menjamin keberhasilan dalam pengukuran prestasi kerja, maka sebelumnya harus ditetapkan standar dalam mengukur prestasi kerja. Adapun dimensi prestasi kerja yaitu: a. Kuantitas kerja Kuantitas yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan. b. Kualitas kerja Kualitas yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran tingkat kepuasan yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran. c. Ketepatan waktu Ketepatan waktu yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan. Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan. Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya dapat dilihat dengan adanya prestasi kerja yang tinggi. Prestasi kerja tersebut menunjuk pada hasil kerja yang dicapai oleh seseorang secara umum mempengaruhi prestasi kerja organisasi. Insentif yang bervariasi baik yang bersifat materil maupun non materil sangat baik bagi organisasi jika diterapkan bagi. Insentif dapat memberikan rangsangan motivasi bagi untuk berprestasi lebih baik dan lebih tinggi pada organisasi.

15 Berdasarkan penjelasan di atas peneliti akan menyederhanakan kerangka pemikiran sebagai berikut: Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran INSENTIF PRESTASI KERJA Sarwoto dalam Suwatno dan Donni (2011::235) Agus Dharma (2003:355) (Sumber: Setelah Diolah oleh Peneliti) G. Hipotesis Menurut Sugiyono (2012:53) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian belum jawaban yang empiric. Jenis hipotesis yang digunakan adalah hipotesis assosiatif, hipotesis assosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah assosiatif yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

16 Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikemukakan di atas, maka penulis mengemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut: H1 = Insentif berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat. H0 = Insentif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat.