KONSEP GERAK DASAR UNTUK ANAK USIA DINI

dokumen-dokumen yang mirip
MULTILATERAL: KONSEP DAN APLIKASI OLAHRAGA ANAK USIA DINI. Oleh Hedi Ardiyanto Hermawan FIK Universitas Negeri Yogyakarta

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI SEBAGAI DASAR MENUJU PRESTASI OLAH RAGA. Endang Rini Sukamti, MS FIK-UNY

APLIKASI OLAHRAGA SENAM RITMIK PADA ANAK USIA DINI Oleh Kodrad Budiyono, S.Pd. M.Or

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

KAJIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK DI KOTA BANDA ACEH

BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

PENGERTIAN Cara yg digunakan untuk mempelajari suatu keterampilan motorik sangat berpengaruh terhadap kualitas keterampilan yg dipelajari. Meskipun se

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

KESESUAIAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR DAN GERAK MANIPULATIF PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN SEGUGUS II KECAMATAN GALUR SKRIPSI

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

Peta Konsep GERAK RITMIK

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

PERKEMBANGAN MOTORIK PLAY GROUP DAN TAMAN KANAK-KANAK OLEH: ENDANG RINI SUKAMTI, M.S DOSEN FIK UNY

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

Analisis SKKD Gerak. Aris Fajar Pambudi FIK UNY

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

SENAM. Bahan Belajar Mandiri

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

TUGAS TUTORIAL III MATA KULIAH METODE PENGEMANGAN FISIK TUTOR ; DIAN BUDIANA, M.PD.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa

SIKAP HORMAT DAN TEGAK

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

RINGKASAN MATERI. Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

( ) Administrasi Bisnis 2014 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

Perilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) kontrol gerak, (2) pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Orang tua dan guru belum memahami akan perkembangan potensi yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x 2 x 40 Menit (dua kali pertemuan)

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Teknik dasar passing atas dalam permainan Bola Voli

METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuti Kartini, 2014 Meningkatkan motorik kasar anak melalui pembelajaran dengan bermain media bola

Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Tingkat Raudhatul Athfal ( Khusus pengembangan motorik anak TK / RA )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

SILABUS STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR MATERI POKOK KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan

STRATEGI PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK UNTUK ANAK USIA DINI TAMAN KANAK-KANAK B

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

PENDAHULUAN. Trenggalek, 16 Januari Penulis

PROGRAM TAHUNAN (PROTA)

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS I - SEMESTER 2

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas II

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SDLB TUNANETRA

MAKALAH SENAM LANTAI

Transkripsi:

KONSEP GERAK DASAR UNTUK ANAK USIA DINI Kadek Dian Vanagosi, S.Pd., M.Pd. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi PENDAHULUAN Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar, sehingga disebut usia emas (golden age). Pada usia ini anak memiliki kemampuan untuk belajar yang luar biasa khususnya pada masa kanak-kanak awal. Mengingat usia dini merupakan usia emas maka pada masa itu perkembangan anak harus dioptimalkan. Perkembangan anak usia dini sifatnya holistik, yaitu dapat berkembang optimal apabila sehat badannya, cukup gizinya dan diarahkan secara baik dan benar. Anak berkembang dari berbagai aspek yaitu aspek fisiknya, aspek kognitif, aspek sosial dan emosional. Perkembangan fisik merupakan hal yang sangat penting bagi anak usia dini khususnya anak di Taman Kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD). Sebenarnya anggapan bahwa perkembangan fisik akan berkembang secara otomatis dengan bertambahnya usia anak, merupakan anggapan yang keliru. Perkembangan fisik pada anak perlu adanya bantuan dari para pelatih/pendidik di lembaga pendidikan. Hal yang perlu mendapat bantuan bagaimana jenis latihan yang sesuai bagi anak usia dini dan bagaimana kegiatan fisik yang menyenangkan anak. Kemampuan melakukan gerakan dan tindakan fisik untuk seorang anak terkait dengan rasa percaya diri dan pembentukan konsep diri. Oleh karena itu perkembangan fisik sama pentingnya dengan aspek perkembangan yang lain untuk anak usia dini. Kurikulum Pendidikan meliputi enam aspek perkembangan yakni moral dan nilai- nilai agama, sosial- emosional dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/ motorik dan seni. merupakan salah satu bentuk program pendidikan anak usia dini. SD merupakan jenjang pendidikan yang wajib diikuti dan memberikan manfaat bagi penyiapan anak untuk masuk SMP. Pada umumnya pembelajaran di SD untuk aspek perkembangan fisik sudah banyak dilakukan dengan menyesuaikan pada cabang olahraga tertentu. Seyogyanya latihan fisik pada anak usia dini masih harus memperhatikan gerak dasar yang sederhana. Gerak yang sederhana akan membuat anak gampang untuk memahami dan melaksanakan intruksi. Hal tersebut juga akan meminimalisir terjadinya cidera pada anak. Untuk dapat mengembangkan fisk anak usia dini diperlukan kajian yang dilakukan sebelum melakukan latihan. Latihan fisik harus disesuaikan dengan karakteristik perkembangan anak. Perkembangan fisik pada anak usia 72

akan sangat mempengaruhi kemampuan motorik anak ketika sudah remaja. Apabila perkembangan fisik anak mendapat latihan yang sesuai dengan karakteristik anak, maka kecenderungan anak akan lebih mudah berprestasi pada cabang olahraga yang diinginkan. Kemampuan motorik anak diawali dengan melakukan latihan- latihan gerak dasar. Gerak dasar sangat penting dalam upaya menanamkan dasar yang benar dalam bergerak. Oleh karena itu maka perlu kiranya ada pembahasan tentang apa saja gerak dasar yang penting dan harus dikuasai oleh anak usia dini. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dirumuskan masalah yang ada yaitu bagaimana konsep gerak dasar untuk anak usia dini? Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui konsep gerak dasar untuk anak usia dini sehingga pemilihan latihan yang tepat untuk perkembangan fisik anak dan menemukan konsep dasar gerak yang efektif. Manfaat kajian adalah untuk menambah kasanah ilmu konsep gerak dasar untuk anak usia dini serta latihan yang tepat untuk pengembangan fisk anak serta konsep dasar gerak yang efektif. ANAK USIA DINI Siapa yang disebut anak usia dini? Ada beragam pendapat tentang hal ini. Batasan tentang anak usia dini antara lain disampaikan oleh NAEYC (National Association for The Education of Young Children), yang mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan di taman penitipan anak, penitipan anak pada keluarga (family child care home), pendidikan prasekolah baik swasta maupun negeri, TK, dan SD (NAEYC, 1992). Sedangkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2003). Sementara itu, UNESCO dengan persetujuan negara-negara anggotanya membagi jenjang pendidikan menjadi 7 jenjang yang disebut International Standard Classification of Education (ISDEC). Pada jenjang yang ditetapkan UNESCO tersebut, pendidikan anak usia dini termasuk pada level 0 atau jenjang prasekolah yaitu untuk anak usia 3-5 tahun. Dalam implementasinya di beberapa negara, pendidikan usia dini menurut UNESCO ini tidak selalu dilaksanakan sama seperti jenjang usianya. Pada Pembahasan kali ini, fokus pembahasan kita adalah anak usia dini yang berada pada rentang usia 4 sampai dengan 8 tahun yang berada pada jenjang pendidikan taman kanakkanak dan sekolah dasar. Tujuan utama pendidikan usia dini adalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak sejak awal yang meliputi aspek fisik, psikis, dan sosial secara menyeluruh. Seperti dikemukakan oleh Rahman (2005: 6) bahwa secara umum tujuan program pendidikan usia dini adalah 73

memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan meyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai kehidupan yang dianut. Melalui program pendidikan yang dirancang dengan baik, anak akan mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki dari aspek fisik, sosial, moral, emosi, kepribadian dan lain-lain. Dengan begitu anak diharapkan lebih siap untuk belajar lebih lanjut. Bukan hanya belajar secara akademik di sekolah, melainkan juga sosial, emosional, dan moral di semua lingkungan. Secara operasional, praktik pendidikan usia dini sebaiknya berpusat pada kebutuhan anak, yaitu pendidikan yang berdasarkan pada minat, kebutuhan, dan kemampuan anak. Oleh karena itu, peran pendidik sangatlah penting. Pendidik harus mampu memfasilitasi aktivitas anak dengan material yang beragam. Pengertian pendidik dalam hal ini tidak hanya terbatas pada guru saja, tetapi juga orangtua dan lingkungan. Program latihannya harus disesuaikan dengan karakter perkembangan anak yang masih dalam taraf bermain. Selain itu program latihan harus disusun secara multilateral sehingga anak mempunyai kemampuan yang bermacam- macam walaupun pada akhirnya disalurkan pada salah satu cabang olahraga tertentu. Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas baik secara fisik, psikis, sosial, moral, dan sebagainya. Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Secara rinci menurut Rahman (2005: 33-37) karakteristik diuraikan sebagai berikut: a) Usia 0-1 tahun Pada masa bayi perkembangan fisik mengalami kecepatan yang luar biasa, paling cepat dibanding usia selanjutnya. Beberapa karakteristik anak usia bayi dapat dijelaskan antara lain: 1) Mempelajari keterampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan. 2) Mempelajari keterampilan menggunakan panca indera, seperti melihat atau mengamati, meraba, mendengar, mencium, dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke dalam mulutnya. 3) Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir telah siap melaksanakan kontak sosial dengan lingkungannya. Komunikasi responsif dari orang dewasa akan mendorong dan memperluas respon verbal dan non verbal bayi. b) Usia 2-3 tahun Anak usia dini ini memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat. Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2-3 tahun antara lain: 1) Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak terhadap benda apa saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif. 2) Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum jelas maknanya. 3) Anak 74

mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia, sebab emosi bukan ditentukan oleh bawaan, namun lebih banyak pada lingkungan. c) Usia 4-6 tahun Anak usia 4-6 tahun memiliki karakteristik antara lain: 1) Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. Hal tersebut sangat bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot kecil maupun besar. 2) Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mempu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikiran dalam batasbatas tertentu. 3) Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal ini terlihat dari seringnya anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat. 4) Bentuk permainan masih bersidat individu, bukan permainan sosial walaupun aktivitas bermain dilakukan secara bersama. d) Usia 7-8 tahun Karakteristik perkembangan anak usia 7-8 tahun antara lain: 1) Perkembangan kognitif anak masih berada pada masa yang cepat. Dari segi kemampuan, secara kognitif anak sudah mampu berpikir bagian per bagian. 2) Perkembangan sosial, anak mulai melepaskan diri dari otoritas orang tuanya. Hal ini ditunjukkan dengan kecenderungan anak untuk selalu bermain di luar rumah dan bergaul dengan teman sebayanya. 3) Anak mulai menyukai permainan sosial. 4) Perkembangan emosi anak sudah mulai terbentuk dan tampak sebagian dari kepribadian anak. Walaupun pada usia ini masih pada taraf pembentukan, namun pengalaman anak sebenarnya telah menampakkan hasil. Anak usia 3-5 tahun anak sudah mampu melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat menggunakan kemampuan motorik kasar. Pada anak usia 5-8 tahun perkembangan anak biasanya pertumbuhan fisik telah mencapai kematangan, anak telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangan. Dari perbedaan kemampuan motorik tersebut dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan guna menyusun program latihan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak pada usia tersebut. Konsep Gerak Dasar Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas hidup. Perkembangan penguasaan gerak terjadi sejalan dengan pertumbuhan fisik, pada masa awal dan pembentukan pola gerak dasar. Gerak dasar tersebut meliputi berjalan, berlari, melompat dan meloncat. Kesalahan pada gerak dasar yang tidak dikoreksi akan merugikan anak tersebut dan akan bersifat menetap dan sukar untuk dirubah, kerugian tersebut meliputi: (1) tidak efisiensinya gerakan, (2) buruknya mekanika pada saat penampilan, (3) kemungkinan terjadinya cidera lebih besar, dan (4) pengeluaran energi lebih besar/pemborosan energi. Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori yaitu Locomotor, Non locomotor, dan 75

manipulatif. Kemampuan locomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti : lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, skipping, melompat, meluncur, dan lari seperti kuda berlari (gallop). Kemampuan non locomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai. Kemampuan non locomotor terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan dan lain- lain. Kemampuan manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam obyek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Pola-pola gerak dasar berkat pengalaman gerakan pada masa kanakkanak akan menentukan kualitas gerakan karena pada masa kanak-kanak selalu didorong bergerak dengan pola gerak dasar yang benar. Gerak Dasar Non- Locomotor Gerakan dasar ini dilakukan tanpa adanya perpindahan tempat, contohnya meliuk, menggoyangkan pinggul dan bahu, menarik, menekuk, dan memutar. 1. Memutar Badan. Gerakan memuntar atau memilin badan dapat dilakukan dengan memutar setengah badan dimana posisi kedua kaki tetap, tetapi anggota badan mulai dari pinggang sampai kepala diarahkan ke samping. 2. Menekuk Badan. Gerakan Menekuk badan dapat dilakukan dengan jongkok, menunduk atau menekuk badan ke samping. 3. Memutar Badan. Gerakan memutar badan dilakukan dengan mengubah posisi kaki untuk mengubah posisi bandan menghadap kearah yang berbeda. Gerakan Mengubah Posisi Anggota Tubuh (Tangan, kaki, dan Kepala). Gerakan mengubah posisi anggota tubuh yang tidak menyebabkan berpindahnya badan secara keseluruhan ke tempat lain contohnya menggeleng kepala, melipat tangan, merentangkan tangan, mengangkang, mengangkat satu kaki, dan lain- lain. Gerak Dasar Locomotor Gerakan lokomotor merupakan suatu gerakan yang ditandai dengan adanya perpindahan tempat, seperti jalan, lari, melompat, dan mengguling. Gerakan ini biasanya membuat anak merasa senang melakukannya. Gerakan lokomotor ini bisa dimodifikasi menjadi permainan anak sehingga tanpa, disadari, siswa sedang melakukan gerak lokomotor, seperti berjalan, lari, dan mengguling. Tujuan dari dilakukannya gerakan dasar jalan dan berlari adalah meningkatkan kemampuan gerakan dasar yang banyak dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Guru dapat menerangkan dan memberi contoh yang benar mengenai teknik gerakan dasar atletik jalan dan lari. Pada aktivitas ini anak melakukan kegiatan berjalan, berlari, dan melompat selama 5 menit dengan rintangan yang sudah ditentukan. Teknik gerakan dasar jalan adalah sebagai berikut. Berjalan salah satu gerakan yang biasa dilakukan banyak orang. Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari berjalan. Tidak hanya 76

sampai ke tempat tujuan tapi berjalan dapat membuat kita sehat. Gerakan berjalan itu berbedabeda bergantung pada tujuan yang kita inginkan. Berikut ini cara berjalan yang benar. a. Badan harus relaks, secara keseluruhan badan dalam posisi tegak, sehingga susunan tulang belakang yang menyangga badan pun lurus. Tegakkan kepala, tengkuk bahu lurus sejajar dengan badan, tarik dagu sedikit dan pandangan tetap ke depan. b. Dada ditarik agak membusung atau terbuka sehingga pernapasan yang dilakukan adalah pernapasan perut. Setelah itu pandangan mata lurus, ke depan. c. Secara bergantian lengan mengayun dengan wajar dan relaks. Ayunan dimulai dari persendian bahu dan persendian siku. d. Kaki melangkah ke depan secara bergantian, sesekali tumit terangkat dan menolak pada pangkal jari. e. Kaki diangkat mengayun ke depan dengan lutut sedikit ditekuk, menapak pada tumit, telapak dan ujung jari kaki yang arahnya lurus ke depan. f. Begitulah berulang secara bergantian, kaki yang semula menjadi kaki tumpu berganti menjadi kaki ayun. Teknik gerakan dasar lari Lari adalah gerakan melangkahkan kaki yang dipercepat sehingga saat berlari posisi tubuh melayang di atas permukaan tanah. Artinya, sekurang kurangnya hanya satu kaki yang menyentuh tanah, bahkan cenderung kedua kaki lebih banyak melayang. Tujuannya untuk mencapai kecepatan lebih dari berjalan. Sama halnya dengan berjalan, lari juga ada aturan dan tujuan apabila dilakukan dalam sebuah permainan ataupun olahraga. Berikut ini cara berlari yang benar. a) Sikap permulaaan: berdiri tegak, kedua lengan ditekuk membentuk sudut 90. b) Gerakan mengangkat lutut setinggi pinggul dilakukan sambil lari di tempat disertai gerakan ayunan lengan. c) Ketika tungkai kanan diangkat dengan lutut setinggi pinggul, lengan kiri diayunkan ke depan dengan kuat setinggi bahu dan kecepatan tangan di depan dada. Ayunkan dengan relaks. d) Gerakan ini dilakukan secara bergantian mulai lari pelan-pelan, kemudian bergerak maju makin cepat. e) Lakukan gerakan ke depan dengan gerakan yang cepat. Gerak Manipulatif Gerakan yang memakai alat bantu seperti bola. Contoh gerakan ini adalah melempar, menangkap, dan menyepak. Aplikasi di lapangan untuk gerak dasar jalan dan lari ini bisa dikemas dalam bentuk permainan. Guru harus lebih jeli memilih permainan yang akan dilakukan oleh anak-anak sehingga menjadi aktivitas yang menyenangkan, menyegarkan dan menyehatkan. Gerakan Sederhana 1 Siswa membawa kantong plastik ukuran setengah kg. selanjutnya kantong diisi air ¼ bagian kantong kemudian diikat dengan kuat. Latihan yang dilakukan adalah dengan menaruh kantong di atas kepala kemudian berjalan lurus. Apabila siswa sudah berhasil melakukan gerakan yang 77

pertama, dilanjutkan dengan menaruh kantong di atas kepala sambil berjalan. Lakukan sampai siswa berhasil berjalan sekurang- kurangnya 5 meter. Selajutnya lakukan gerak berjalan sambil melempar kantong keatas kemudian menangkap dengan satu tangan. Lemparan dilakukan sebatas tinggi kepala, jangan melempar terlalu tinggi. Gambar 1. Gerak Sederhana (Sumber: Thomas. Katherine T.. Lee. Amelia M..Thomas. Jerry R., 2000) Gerakan Sederhana 2 Peralatan yang digunakan adalah kantong kecil yang diisi dengan Air. Pemanasan yang dilakukan adalah dengan melempar kantong-kantong dengan lemparan zig-zag secara berpasangan seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Gambar 2. Gerak Sederhana 2 (Sumber: Thomas. Katherine T.. Lee. Amelia M..Thomas. Jerry R., 2000) 78

Gerakan Sederhana 3 Melakukan lempar dan tangkap melewati tali. Pada lempar dan tangkap awal dilakukan tanpa menggunakan aturan. Setelah beberapa kali dilakukan kemudian digunakan aturan untuk melempar dengan tangan kanan (kecuali kidal) dan menangkap dengan tangan kiri. Kegiatan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 3. Gerak Sederhana 3 (Sumber: Thomas. Katherine T. Lee. Amelia M..Thomas. Jerry R., 2000) DAFTAR PUSTAKA Rahman, Hibawa S., (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PGTKI Press. Suyanto, Slamet. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:Dikti Depdiknas. Thomas. Katherine T.. Lee. Amelia M..Thomas. Jerry R. (2000). Physical Education For Children: Dailly Lesson Plans for Elementary School- 2nd ed. United Stated: Human Kinetic. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003). Jakarta: Depdiknas. 79