BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

BAB II BAHAN RUJUKAN

Pertemuan Kedua Ketiga Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

BAB II LANDASAN TEORI

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Unsur manusia ini berkembang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa

BAB II BAHAN RUJUKAN

KARYA ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. mencapai keberhasilan. Tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan organisasi dapat

BAB II BAHAN RUJUKAN. manajemen, disebut manajemen sumber daya manusia karena bergerak di bidang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Sebelum memberikan pengertian tentang Manajemen Sumber Daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni untuk menerapkan fungsifungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen Pengertian Manajemen

Strategic Human Resource Management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan baik dan maksimal apabila tidak ada pelaksanaannya yakni sumber

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya memanage. dengan pencapaian sasaran, organisasi secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya perkembangan dunia usaha yang selaras dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengoptimalkan segenap sumber daya yang mereka miliki guna mempertahankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia. 1. Menurut Tulus dalam Suharyanto dan Hadna (2005:16);

II. LANDASAN TEORI. seluruh faktor yang terdapat di perusahaan. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen

Bab II LANDASAN TEORI. dapat digunakan guna memenuhi kebutuhan itu sendiri. Tugas manajemen yang paling

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. oleh Malayu S.P. Hasibuan (2003 : 1), yang mengartikan bahwa:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen berasal dari bahasa inggris yakni dari kata to manage yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. harga, kartu penduduk, bagan organisasi, foto-foto dan lain sebagainya.

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: Roswaty,SE.MSi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sumber Daya Manusia. kemampuan, mengidentifikasikan suatu pendekatan untuk dapat

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan melalui proses yang diatur berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia membahas dan mengemukakan bagaimana suatu organisasi mengolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahaan, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan dan perilakunya. Namun peraturan peraturan tersebut tidak akan ada

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen Ilmu manajemen sampai saat ini sudah berkembang. Hal ini membuktikan bahwa ilmu ini memang dibutuhkan tidak saja oleh kelompok tertentu tetapi juga indivudu-individu yang berkepentingan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Manajemen berasal dari kata kerja to manage (bahasa Inggris) yang artinya mengurus, mengatur, melaksanakan, dan mengelola. Konsep manajemen tidaklah mudah untuk didefinisikan. Sampai sekarang belum ditemukan definisi manajemen yang benar-benar dapat diterima secara universal. Terdapat beberapa definisi manajemen yang penulis kutip dari berbagai sumber. Harold Koontz dan Cyril O Donnel (2006:19) mengatakan bahwa manajemen adalah usaha mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan pengawasan, yang sering disebut dengan fungsi POAC. Menurut Hasibuan (2007:1) pengertian manajemen adalah sebagai berikut: Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan Sumber Daya

10 Manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Oey Liang Lee (kutipan Handoko, 2006: 14): Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Menurut G.R. Terry (kutipan Hasibuan, 2007:17): Manajemen adalah suatu proses yang khas, yang terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya. Dari berbagai pengertian manajemen di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen adalah suatu ilmu yang mengatur pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. 2. Fungsi-fungsi Manajemen Adapun fungsi-fungsi Manajemen adalah sebagai berikut (Harold Koontz dan Cyril O Donnel (2006:22-30): a. Perencanaan (Planning) 1) Pemilihan atau penetapan tujuan organisasi.

11 2) Penentuan Strategi: kebijakan, proyek, program, prosedur, metode, sistem anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak dibutuhkan dalam tahap ini. b. Pengorganisasian (Organizing) 1) Menentukan segala sumber daya yang ada dengan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. 2) Merancang dan mengembangkan suatu kelompok kerja / organisasi. 3) Penugasan tanggung jawab dan pendelegasian wewenang kepada individu-individu untuk me-laksanakan tugasnya. 4) Penyusunan Personalia (Staffing), Penarikan (recruitment), pelatihan, pengembangan serta penempatan dan memberi orientasi pada karyawan dalam lingkungan kerja, yang termasuk ke dalam fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Fungsi ini ditempatkan pada satu bagian dengan fungsi pengorganisasian, karena adanya saling keterkaitan, yaitu: fungsi organisasi merancang wadahnya maka staffing memberi isinya. c. Pengarahan (Actuating) 1) Menugaskan karyawan untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditetapkan. 2) Fungsi ini bisa disebut dengan beberapa nama, antara lain: Leading, Directing, Motivating dan umumnya sering dipakai dengan Actuating.

12 d. Pengawasan (Controlling) 1) Penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk mengukur dan menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan sebelumnya. 2) Pengawasan Positif: mencoba mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efisien dan efektif 3) Pengawasan Negatif: mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi atau terjadi kembali (Rincian dari fungsi pengawasan ini akan dibahas secara khusus pada sub bab selanjutnya karena terkait dengan fokus atau variabel penelitian). B. Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Pentingnya faktor manusia di dalam perusahaan juga tidak terlepas dari peranan Manajemen Sumber Daya Manusia dan Personal Management di dalam kegiatannya. Manajemen Sumber Daya Manusia timbul sebagai satu masalah baru pada dasawarsa 1960-an. Peranan dari Manajemen Sumber Daya Manusia dalam perusahaan, antara lain mencakup masalah-masalah yang berkaitan dengan pembinaan, penggunaan dan perlindungan sumber-sumber daya, baik yang berada dalam hubungan kerja ataupun usaha sendiri.

13 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Siagian (2007: 22) pengertian manajemen sumber daya manusia adalah sebagai berikut :Manajemen sumber daya manusia (human resources management) adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahaan bisnis. Menurut Hasibuan (2007: 7): Manajemen personalia adalah seni dan ilmu memperoleh, memajukan, dan memanfaatkan tenaga kerja sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat direalisir secara berdaya guna dan berhasil guna dan adanya kegairahan kerja dari para tenaga kerja. Menurut Flippo (2009:11): Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian karyawan, dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu, karyawan, dan masyarakat. Dari beberapa definisi di atas maka kita dapat melihat bahwa fokus kajian Manajemen Sumber Daya Manusia adalah masalah tenaga kerja manusia yang diatur menurut urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan dari perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Karyawan adalah perencana, pelaku, dan selalu berperan aktif dalam setiap aktivitas perusahaan.

14 2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan, pngorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian (Siagian, 2007:34; Flippo, 2009: 17-18). 1) Perencanaan Perencanaan (human resources planning) adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan. 2) Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi (organization chart). 3) Pengarahan Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan kegiatan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. 4) Pengendalian Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mngendalikan semua karyawan, agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana.

15 5) Pengadaan Pengadaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 6) Pengembangan Pengembangan (development) adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. 7) Kompensasi Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa langsung (direct) dan tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Kepuasan kerja salah satunya termasuk ke dalam fungsi kompensasi ini, khususnya berkaitan dengan imbalan kerja. 8) Pengintegrasian Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. 9) Pemeliharaan Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.

16 10) Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kuci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. 11) Pemberhentian Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. C. Fungsi Pengawasan Pengawasan merupakan fungsi yang paling penting dalam suatu manajemen, dengan sistem terpadu, komprehensif, dan terintegrasi. Peneliti akan mencoba membahas mengenai konsep fungsi pengawasan ini dengan memberikan definisi pengawasan, macam-macam pengawasan, dan tahapan dalam proses pengawasan. Pengawasan, seperti telah diuraikan sebelumnya, merupakan bagian dari fungsi manajemen yang berfungsi untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan sebelumnya. Hal ini berkaitan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan. Dari pengertian tersebut, menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan. Pentingnya pengawasan dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

17 Perencanaan Pengorganisasian Penyusunan Personalia Pengarahan Pengendalian Pengawasan Sumber : Handoko, (2006:360) Gambar 2.1. Hubungan pengawasan dengan fungsi-fungsi manajemen yang lainnya Mockler (dalam Hasibuan, 2007:2) mengemukakan definisi pengawasan dan memperjelas unsur-unsur esensial proses pengawasan, yakni : Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan Swastha (2008:122) juga memberikan definisi tentang pengawasan yakni kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendak. Tujuan dari pengawasan adalah untuk mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan. Dapat disimpulkan bahwa pengawasan terkait dengan perencanaan, yaitu untuk mengusahakan agar tujuan yang ditetapkan dalam perencanaan dapat tercapai dengan baik, sehingga

18 memerlukan pengawasan yang bertujuan untuk mengatasi penyimpanganpenyimpangan yang menghambat tujuan tersebut. Atas definisi dan tujuan tersebut, maka sistem pengawasan yang efektif hendaknya dapat melaporkan penyimpangan-penyimpangan sehingga berdasarkan penyimpangan-penyimpang itu dapat diambil tindakan untuk pelaksanaan selanjutnya agar pelaksanaan seluruh fungsi manajerial berjalan dengan sesuai atau mendekati dengan apa yang sudah direncanakan. Pengawasan penting untuk dilakukan secara terus menerus sebagai penangkal terhadap kecenderungan yang menyimpang dari yang semestinya, karena (Weihrich & Koontz, 2007:199-200): 1. Kebanyakan organisasi berada dalam lingkungan yang terus berubah 2. Kompleksitas organisasi modern yang terus meningkat membutuhkan pengawasan yang lebih. 3. Orang melakukan kesalahan yang dapat berakibat pada suatu instansi. 4. Pengawasan merupakan cara untuk memonitor pihak yang telah diberi tanggung jawab. Tanpa adanya pengawasan, maka penyimpangan dan kecenderungan destruktif akan semakin menjadi, karena kecenderungan ini menetap permanen dalam diri setiap manusia. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap institusi. Handoko (2006:361) dan Weihrich dan Koontz (2007:200-201) mengemukakan bahwa ada 3 (tiga) jenis pengawasan (control), yaitu feedforward control, concurrent control, dan feedback control. Jenis pengawasan yang pertama

19 merupakan pengawasan yang dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan. Sedangkan kedua merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui terlebih dahulu sebelum kegiatan-kegiatan dapat dilanjutkan. Pengawasan ini dapat dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung. Terakhir, yaitu jenis pengawasan yang dilaksanakan setelah pekerjaan selesai, digunakan untuk mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Menurut Weihrich dan Koontz (2007:197-199), proses pengawasan terdiri dari tiga tahapan (langkah), yaitu : 1. Penetapan Standar Tahap pertama dalam pengawasan adalah penetapan standar pelaksanaan. Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai patokan untuk penilaian hasil-hasil. Tujuan, sasaran, kuota dan target pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar. 2. Pembandingan Pelaksanaan dengan Standard Analisa Penyimpangan Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan, pengukuran pelaksaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus-menerus. Pengukuran pelaksanaan dapat dilakukan dengan cara observasi, laporanlaporan, motede-metode otomatis, inspeksi/pengujian, dan pengambilan sampel. Tahap ini merupakan tahap kritis dalam proses pengawasan. Penyimpangan-penyimpangan harus dianalisa untuk menentukan faktor-faktor yang membuat terjadinya penyimpangan.

20 3. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan. Langkah ketiga ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan segala kegiatan, kebijaksanaan serta hasil kerja yang tidak sesuai dengan rencana dan standar. Ketiga langkah atau proses pengawasan di atas, dapat digambarkan sebagai berikut: Input Output Perencanaan Proses Mengetahui gejala dan adanya penyimpangan Tujuan/target Tindakan Koreksi Umpan Balik Sumber: Weihrich & Koontz (2007:200), Swastha (2009:125) Gambar 2.2 Proses Pengawasan Selanjutnya, untuk mengukur pengawasan yang baik, Swastha (2009:124-125) menyebutkan beberapa syarat pengawasan yang baik: 1. Akurat (mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan/aktivitas) 2. Tepat waktu (melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera)

21 3. Mempunyai orientasi ke masa depan 4. Obyektif, teliti dan sesuai dengan standar yang digunakan 5. Luwes/fleksibel 6. Serasi dengan pola organisasi 7. Ekonomis 8. Mudah dimengerti 9. Diikuti dengan perbaikan/koreksi Syarat-syarat pengawasan yang baik di atas akan digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan indikator-indikator dari fungsi pengawasan dan sebagai pedoman dalam penyusunan kuesioner. D. Pengertian Kedisiplinan Handoko (2006:208) mengatakan bahwa kedisiplinan adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Adapun Wursanto (2008:108) mengatakan bahwa disiplin adalah keadaan yang menyebabkan atau memberikan dorongan kepada pegawai untuk berbuat dan melakukan segala kegiatan sesuai dengan norma-norma atau aturan-aturan yang telah ditetapkan. Jahrie dan Hariyoto (2007:114) menyebutkan bahwa disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mengetahui dan mentaati segala normanorma peraturan yang berlaku di sekitarnya.

22 Hasibuan (2007:193) mengatakan bahwa kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Dari pengertian disiplin di atas, dapat dikatakan bahwa disiplin pegawai adalah sikap kesediaan pegawai dan mentaati segala norma-norma peraturan perusahaan yang didukung oleh dorongan untuk menghormati perjanjian kerja dengan perusahaan di mana ia bekerja. Handoko (2006:208) menyebutkan sejumlah ciri-ciri atau indikator disiplin kerja karyawan yaitu : 1. Kepatuhan pegawai pada jam-jam kerja. 2. Kepatuhan pegawai terhadap perintah dari pimpinan serta taat pada aturan dan tata tertib yang berlaku. 3. Berpakaian seragam ke tempat kerja atau berpakaian pengenal perusahaan 4. Menggunakan dan memelihara alat-alat dan perlengkapan organisasi dengan hati-hati. 5. Bekerja dengan mengikuti cara-cara bekerja yang telah ditentukan oleh perusahaan. Indikator pertama di atas menyebutkan kepatuhan karyawan terhadap jam-jam kerja kantor. Ini berarti tingkat kehadiran karyawan juga sangat menentukan kinerja. Semakin tinggi tingkat kehadiran karyawan semakin tinggi pula tingkat keberhasilan organisasi. Oleh karena itu kehadiran karyawan merupakan faktor penting dalam pelaksanaan disiplin kerja.

23 Ukuran/kriteria disiplin karyawan dikaitkan dengan tingkat kehadiran ini, Handoko (2006) memberikan pengertian bahwa bilamana tingkat absensi atau ketidakhadiran per bulan mencapai 2 3 %, maka dikatakan karyawan mempunyai disiplin yang tinggi. Bilamana tingkat absensi mencapai 15-20 % per bulan, maka dikatakan disiplin karyawan rendah, dan apabila berada di antara kedua ketentuan di atas, maka tingkat disiplin karyawan dapat dikatakan sedang. Ukuran atau kriteria disiplin karyawan juga dikemukakan oleh Handoko (2006:210), dengan memberikan kriteria yang lebih luas bahwa disiplin yang sejati adalah apabila karyawan datang di kantor dengan teratur dan tepat pada waktunya. Apabila mereka berpakaian serba baik pada tempat bekerjanya. Apabila mereka menggunakan bahan-bahan dan perlengkapan dengan hati-hati, apabila mereka menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang memuaskan dan mengikuti cara bekerja yang ditentukan oleh kantor atau perusahaan dan apabila mereka menyelesaikan pekerjaan yang sangat tinggi. Ukuran ini harus diperhatikan atas pekerjaan sehari-hari. Dalam pelaksanaan disiplin kerja diperlukan evaluasi sehingga disiplin kerja tetap terjaga yang dengannya kinerja karyawan terus meningkat. Dimensi disiplin kerja menurut Sujono (2008:7) terdiri dari: 1. Apabila karyawan datang di kantor dengan teratur dan tepat pada waktunya. 2. Apabila mereka menggunakan bahan-bahan dan perlengkapan dengan hatihati

24 3. Apabila mereka menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang memuaskan 4. Mengikuti cara bekerja yang ditentukan oleh kantor atau perusahaan Apabila mereka menyelesaikan pekerjaan yang sangat tinggi. Dengan disiplin kerja yang tinggi dari karyawan akan berdampak positif terhadap tercapai efektivitas dan efisien kerja yang berarti pencapaian kinerja yang tinggi. Siagian (2007:305) mengatakan bahwa disiplin bertujuan agar para karyawan tersebut bekerja secara sukarela, kooperatif sehingga dapat meningkatkan prestasi kerja (kinerja). Menurut Jahrie dan Hariyoto (2007:162) menyatakan disiplin yang diharapkan dari karyawan pada dasarnya hanya dua, yaitu : a. Mematuhi segala peraturan yang berlaku dan b. Menjauhi segala larangan yang berlaku dalam perusahaan. Pematuhan disiplin dapat bertingkat-tingkat. Dalam hal ini Handoko (2006:209) mengatakan bahwa terdapat dua jenis disiplin dalam organisasi yaitu yang bersifat preventif dan yang bersifat korektif. Pendisiplinan preventif adalah tindakan yang mendorong para karyawan untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Pendisplinan korektif yaitu jika ada karyawan yang nyata-nyata telah melakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan yang berlaku atau gagal memenuhi standar yang telah ditetapkan kepadanya dikenakan sanksi disipliner.

25 Agar tujuan disiplin dimaksud terwujud, pendisiplinan harus diterapkan secara bertahap dari yang paling ringan hingga kepada yang terberat, misalnya (Handoko, 2006:210): a. Peringatan lisan b. Pernyataan tertulis c. Penundaan gaji berkala d. Penundaan kenaikan pangkat. Disiplin kerja seorang karyawan akan banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan di mana mereka bekerja. Disiplin yang baik dari seorang karyawan merupakan faktor yang penting dalam menentukan aktivitas, kemajuan dan pencapaian tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan yang telah ditetapkan. E. Hubungan Fungsi Pengawasan Dengan Kedisiplinan Pegawai PT Lion Air merupakan perusahaan penyedia layanan jasa transportasi penerbangan. Dalam kegiatan usahanya, tentu terdapat rencana, baik jangka pendek maupun jangka panjang, baik rencana di bidang SDM maupun di bidang lain, seperti aspek finansial, pencitraan dan sebagainya. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis mengenai bagaimana hubungan fungsi pengawasan, yang dibatasi pada bidang SDM, dengan tingkat kedisiplinan karyawan dalam mematuhi peraturan dan standar kerja yang telah ditetapkan.

26 Fungsi pengawasan, sebagai variabel bebas (X) adalah kegiatan untuk menjamin tercapainya rencana sesuai dengan yang diterapkan oleh perusahaan melalui serangkaian kegiatan pengawasan. Kedisiplinan sebagai variabel terikat (Y) merupakan salah satu sikap ketaatan dari para pegawai atau orang-orang dalam organisasi terhadap peraturan-peraturan dan standar-standar yang telah ditetapkan oleh organisasi dan diwujudkan baik dalam bentuk tingkah laku ataupun perbuatan. Menegakkan disiplin adalah penting bagi suatu organisasi sebab dengan adanya disiplin maka peraturan-peraturan dalam organisasi tersebut cenderung akan ditaati oleh karyawan sehingga diharapkan pekerjaan akan seefektif dan seefisien mungkin, yang pada akhirnya sangat diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Kedua variabel tersebut akan diuji tingkat hubungannya. Analisa yang dilakukan adalah menggunakan Uji Korelasi dan Uji t. Perhitungan menggunakan bantuan SPSS versi13.0. Berikut merupakan skema dari kerangka pikir penelitian:

Feed Back 27 PT LION AIR, JAKARTA BIDANG SDM FUNGSI PENGAWASAN (X) KEDISIPLINAN (Y) Analisis: - Uji Korelasi - Uji hipotesis (Uji t) Hasil Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian