KONSEP 4.1 Konsep Dasar Arsitektur Ramah Lingkungan () Pendekatan Arsitektur ramah lingkungan, yang juga merupakan arsitektur hijau, mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya. Arsitektur hijau mengandung juga dimensi lain seperti waktu, lingkungan alam, sosio-kultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa arsitektur hijau bersifat kompleks, padat dan vital dibanding dengan arsitektur pada umumnya. Green architecture adalah pembangunan yang memperhatikan masalah ekonomi, hema energi, utilitas, daya tahan, dan kenyamanan, ramah lingkungan, dan dapat dikembangkan menjadi pembangunan berkesinambungan. Green architecture (dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang berkelanjutan) adalah membuat struktur dan menggunakan proses pembuatannya memperhatikan terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup bangunan: dari tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, dan dekonstruksi. Tujuan umumnya adalah bahwa bangunan hijau dirancang untuk mengurangi dampak keseluruhan dari lingkungan yang dibangun pada kesehatan manusia dan lingkungan alam dengan cara: Efisien menggunakan energi, air (memilih keran yang memakai tap yang hanya mengeluarkan air dalam volume tertentu) dan sumber daya lain seperti material bagunan Kesehatan penghuni, melindungi dan meningkatkan produktivitas manusia dalam bekerja. Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan. Sebagai contoh bangunan yang ramah lingkungan adalah dengan mendesain bangunan yang memperhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami. Seperti desain interior, menggunakan interior yang ramah lingkungan dan mengurangi pengunaan listrik yang sangat berlebihan, misalnya menggunakan lampu hemat energi seperti lampu LED yang rendah konsumsi listrik, memperbanyak penggunaan panel sel surya sehingga bisa mengurangi kebutuhan energi listrik bangunan dan memberikan keuntungan antara lain tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek (korsleting), bebas Riska Retnosari Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 103
polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan. Sesedikit mungkin penggunaan pendingin ruang / AC pada siang hari dan memperbanyak pembuatan taman di lingkungan rumah dan gedung. Dengan jendela besar untuk lubang sirkulasi udara ke dalam ruangan. (Karuniastuti N, 2017). Gambar 58 Contoh ruangan dengan penerangan alami (sumber: http://www.jebole.com/luxury-nokia-campus-green-building-in-beijing-china/luxury-interior-design-nokia-campus-greenbuilding) 4.2 Konsep Perancangan Ruang Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit dapat dilihat dari kenyamanan visual rumah sakit yang baik dapat memberikan sumbangan pada proses penyembuhan pasien dan produktivitas pelaku, prosedur-prosedur layanan medik dapat terlaksana dengan efektif dan efisien, terjaga dengan mudah kebersihannya. Bangunan yang indah, fungsional, efisien dan bersih memberikan kesan yang positif bagi seluruh pengguna rumah sakit. Desain Modern Natural dipilih agar dapat memberikan fungsi yang maksimal dengan komposisi desain, pengaplikasian layout, penerapan warna, furnitur dan cahaya yang dan elemen interior lainnya yang baik dan sesuai dengan standar Kementrian Kesehatan seperti alur aktifitas antara tenaga kesehatan dengan pengunjung rumah sakit diusahan terpisah, zona dibagi berdsarkan zona public semi publi dan zona medis, dan sebagainya. Riska Retnosari Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 104
A. Dinding Konsep desain dinding pada Kelas Satelit ini menggunakan permainan warna cat dipadu dengan pengaplikasian HPL pada beberapa spot. Warna yang digunakan adalah warna putih tulang cenderung krem agar membuat ruangan terasa lapang dan bersih. Agar tidak monoton dipadu dengan warna cokelat dan aksen agar dinding ruangan tidak monoton. Gambar 59 layout dinding finishing pada rumah sakit Sumber: https://www.alibaba.com/product-detail/lijie-brand-import-hpl-lawmaterials_60276189658.html B. Lantai Keramik Homogeneus menjadi salah satu pilihan material lantai pada Rumah Sakit Pendidikan Kelas Satelit ini. Karena lantai rumah sakit harus kuat dan rata, tidak berongga dan perpori, agar mudah dibersihkan.keramik jenis Homogeneus atau Granite Tile termasuk jenis keramik kuat sehingga aman untuk lalu linta kursi roda maupun tempat tidur pasien, jarak antar keramik sangat tipis sehingga mampu mengurangi debu yang tersimpan pada celah antar keramik. Gambar 60 contoh lantai Homogeneous padabangunan Sumber: http://www.teknikbangunan.com/2012_01_01_archive.html Riska Retnosari Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 105
4.3 Konsep Perancangan Tapak Office Penunjang Fasilitas Utama Rawat Jalan Fasilitas Utama Rawat Inap Utilitas Parkir Vegetasi Zona penghubung Tapak dengan FK UKI Sirkulasi emergency In/Out Servis Peletakkan vegetasi pada sekeliling tapak difungsikan agar pengunjung yang memasuki tapak dapat merasa lebih sejuk dan nyaman saat memasuki Rumah Sakit. Selain itu, fungsi vegetasi ini sebagai penyerapan air hujan alami dan penyaring polusi udara yang cukup tinggi di sekitar lokasi tapak. Zona sirkulasi untuk emergency seperti ke IGD, dan Ambulan ditempatkan terpisah dengan sirkulasi pengunjung umum. 4.4 Konsep Perancangan Bangunan 4.4.1 Konsep Dasar Bangunan Konsep yang terdapat pada bangunan dibagi menjadi: Riska Retnosari Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 106
A. Konsep Peletakkan Massa Bangunan Peletakkan massa bangunan didalam tapak, mengikuti bentuk tapak untuk mengoptimalkan sirkulasi jalur kendaraan dan vegetasi, serta berdasarkan hasil analisa matahari dan view yang merupakan salah satu factor terpenting dalam menentukkan penempatan ruang-ruang didalam bangunan nantinya. Gambar 61 peletakkan massa bangunan pada tapak (sumber: peta Jakarta dan hasil analisa penulis) B. Konsep Gubahan Massa Bangunan Bentuk gubahan massa disini tercipta berdasarkan hasil dari analisa penulis berupa analisa tapak, analisa bangunan, dan analisa ruang. Gambar 62 site Rumah Sakit Cawang (sumber: peta Jakarta dan analisa penulis) Bentuk gubahan massa terdiri dari dua bentuk bangun datar, yaitu persegi panjang dan persegi sama sisi. Terbentuk gabungan antara kedua bidang datar tersebut seperti diatas. Pemilihan bidang datar yang siku dikarenakan juga karena bangunan disekitarnya memiliki bidang yang sama. Riska Retnosari Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 107
C. Konsep Desain Bangunan Stetoskop pasti digunakan oleh seorang dokter untuk mendeteksi kondisi pasien lewat detak jantung yang didengar. Stetoskop digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa suatu penyakit tertentu. Karena dengan stetoskop dokter bisa untuk memeriksa tekanan darah pasien, gangguan perut, paru-paru, prenatal dan terutama jantung. Stetoskop dapat menyalurkan suara tertentu dan menghilangkan suara yang lain. (Amin, 2013). Berdasarkan dari dasar teori mengenai stetoskop diatas, rumah sakit ini didesain semaksimal mungkin dapat melayani pasien dan pengunjung secara maksimal sesuai dengan fungsinya. Bentuk bangunan yang siku dapat memudahkan dalam perancangan dan penempatan ruang-ruang didalam bangunan. Serta menyelaraskan dengan bangunan disekitar tapak yang dominan adalah bangunan siku. D. Konsep Fasad Bangunan Fasad pada bangunan Rumah Sakit ini selain menjadi kulit luar bangunan, juga dapat berfungsi sebagai sun shading pada bangunan yang membantu mengurangi panas cahaya matahari yang masuk kedalam bangunan. Gambar 63 perspektif fasad bangunan (sumber: analisa penulis) Riska Retnosari Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 108
4.4.2 Konsep Struktur & Konstruksi Bangunan Sistem struktur utama yang dipilih adalah sistem struktur rangka beton dan baja yang memiliki sifat kuat dan tahan lama dan tidak merusak pelestarian alam. Sedangkan material penutup atap, bahan yang dipilih adalah beton, metal (zing galvalum), dan fiberglass. Bahan penutup dinding yang digunakan adalah batu bata local yang diplester rapat untuk mencegah menjadi pejanan gas-gas beracun sesuai untuk kenyamanan yang mengutamakan bahan local dengan finishing cat khusus enscaptuling paint (water base) yang menggunakan air bukan timah sebagai cairan pencampuran, sehingga tidak merugikan kesehatan pengguna. 4.4.3 Konsep Utilitas Bangunan A. Sistem Pemadam kebakaran Seluruh bangunanan rumah sakit umum harus memiliki sistem pemadam kebakaran sesuai dengan standar (pemadam api,dan selang yang mudah dilihat),seperti alarm kebakaran didinding atau detector asap dilangit-langit. Dibawah ini uraikan diagram sistem tanda bahaya kebakaran. B. Sistem Air Conditioning (AC) Salah satu upaya untuk mendapatkan kenyamanan udara dalam bangunan rumah sakit umum adalah dengan mesin pengkondisian udara (AC - Air Conditioning )atau sistem tata udara yang dipusatkan menggunakan unit penghantar udara (Air Handling Unit) diletakan pada area - area tertentu,misal pada area rawat inap kelas vip,ruang laboratorium dan lain-lain. C. Sistem Pengadaan Air Sistem Pengadaan air,baik air minum dan air bersih untuk keperluan rumah sakit umum berasal dari penyedian air sistem perpipaan,seperti dari PAM,sumber air tanah atau lainnya yang telah diolah (treatment) Riska Retnosari Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 109