BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia sampai saat ini adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada awalnya, perekonomian Indonesia lebih mengandalkan dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan industri baik dari segi manufaktur maupun jasa. Salah satu strategi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan bisnis di era globalisasi ini mendorong banyak individu

minimal 1 (satu) kali, sedangkan pada tahun 2013 tidak dilaksanakan pameran/ekspo.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia menyadari bahwa ekonomi kreatif memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan globalisasi ditandai dengan semakin tingginya intensitas

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin sulitnya keadaan perekonomian dunia saat ini yang diakibatkan krisis

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha lainnya. Menurut Porter dalam Solihin (2012 :42), intensitas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Pada awalnya seperti diketahui, kegiatan perekonomian hanya

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI KREATIF SEBAGAI PENGGERAK INDOSTRI PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia terlahir dengan karunia berupa kecerdasan. Kecerdasan

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DAERAH PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Industri Kreatif Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. semua sumber daya seperti modal, kewirausahaan, sumber daya manusia dan juga

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

PENTINGNYA PEMETAAN DAN HARMONISASI REGULASI EKONOMI KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuju kearah penguasaan pasar secara luas, Baik itu perusahaan

BAB 6 KESIMPULAN dan SARAN

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

Strategi Pemasaran Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi

PEREKONOMIAN INDONESIA

Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Pemuda Indonesia Ahmad Buchori Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan

2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

BAB PENDAHULUAN. Kreativitas ditemukan di semua tingkatan masyarakat. Kreativitas adalah ciri

BAB I PENDAHULUAN. Industri Kecil Menengah (IKM). Sektor industri di Indonesia merupakan sektor

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I Pendahuluan. Gambar 1.1 Gelombang Perekonomian Dunia. (sumber:

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GAMBAR 1.1 LAMBANG DAN BENDERA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan nasional di Indonesia, pembangunan

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 12: Industri kreatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT.Bonli Cipta Sejahtera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

mutualisme begitupun dengan para pelaku industri marmer dan onix di Tulungagung, Jawa Timur. Tentunya dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. buatan dan peninggalan sejarah. Wilayah Kabupaten Sleman terdapat banyak

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. proses penyediaan lapangan kerja, standar hidup bagi sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, terdapat satu hal yang belakangan ini sering didengungkan, baik

BAB I PENDAHULUAN. keempat, yaitu industri ekonomi kreatif (creative economic industry). Di

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun internasional mengawali terbukanya era baru di bidang ekonomi yaitu

Perkembangan Industri Kreatif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin

PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. No Jenis/Series Arsip Retensi Keterangan

PENDAHULUAN BAB I. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yang akan dilakukan, rumusan masalah yang menjadi topik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat mengakibatkan persaingan

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Industri Kreatif Indonesia pada Tahun Seni Pertunjukan. 2 Seni Rupa. 3 Televisi dan Radio.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Alternatif yang sering dilakukan adalah dengan membuat suatu bisnis yaitu

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 18 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. (21/8/2012). Hal ini tidak terkecuali pada perusahaan jasa, perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Destiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan rencana..., Rabiah Amalia, FE UI, 2008.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bergairah, Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri yang diukur berdasarkan Produk

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyak lagi. Gelar kota pariwisata dapat diraih karena memang

SEMINAR NASIONAL BBS 2016 Literasi Bahasa, Sastra, dan Budaya di Era Industri Kreatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan saat ini nyaris tidak dapat dilepaskan dari pasar.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sangat penting dilakukan untuk menyelesaikan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di era sekarang telah berkembang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tempat wisata merupakan salah satu tempat yang biasa dimanfaatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Wakil Ketua DPRD Kota Yogyakarta, M. Ali Fahmi, SE, MM yang dikutip dalam artikel koran Kedaulatan Rakyat 24 Agustus 2015, selain Yogyakarta mendapat predikat sebagai kota pelajar, kota pariwisata dan budaya, Kota Yogyakarta mempunyai potensi lain yang belum dikembangkan serta diperhatikan secara lebih serius oleh Pemerintah Kota (PemKot) Yogyakarta, yaitu: ekonomi atau industri kreatif. Dengan luas hanya 32,5 kilometer persegi mempunyai banyak sumber daya manusia (SDM) sebagian besar usia muda yang mampu mengembangkan potensi kreativitas yang dipadukan dengan perkembangan teknologi maupun jaringan pemasaran yang memadai. Sudah banyak produk industri kreatif di Yogayakarta yang mendapatkan pengakuan serta penghargaan tingkat nasional, Asia bahkan internasional. Menurut Fahmi, pertumbuhan industri kreatif secara nasional dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2014 kontribusi industri kreatif yaitu produk domestik bruto (PDB) mencapai hampir 10%, dengan demikian industri kreatif perlu ditumbuhkembangkan, termasuk di Yogayakarta karena mempunyai manfaat besar, antara lain: 1) semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, 2) membangun iklim bisnis yang baik, 3) banyak tumbuh SDM yang unggul dalam inovasi dan kreativitas serta, 4) mampu meningkatkan lapangan kerja, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Ada banyak sektor industri kreatif yang semakin berkembang di Yogyakarta, seperti arsitektur, kerajinan, seni pertunjukan, radio dan televisi, pasar barang seni, desain, film, video dan fotografi, fesyen, periklanan, permainan interaktif, 1

penerbitan dan percetakan, musik, riset dan pengembangan, layanan komputer dan piranti lunak, dan kuliner. Ekonomi kreatif dan industri kreatif merupakan sebuah satu kesatuan. Keberadaan ekonomi kreatif mampu menopang kehidupan masyarakat dengan berlandaskan kemandirian, artinya orang tak lagi bergantung pada terbukanya lapangan kerja. Dengan mereka paham akan konsep ekonomi kreatif maka industri kreatif bisa berkembang seperti di luar negeri. Memang di Indonesia sendiri Industri kreatif masih belum maksimal perkembangannya, hal itu dikarenakan masih banyak masyarakat yang pola pikirnya masih berbasiskan kolonial. Artinya sudah terbiasa untuk bekerja pada orang lain, ketergantungan inilah yang membuat orang tidak mampu menciptakan ide-ide baru untuk memandirikan diri sendiri. Namun seiring majunya teknologi dan informasi, masyarakat semakin terdukung dan terpacu untuk menghasikan ide-ide yang dapat meningkatkan perekonomian mereka. Di dalam dunia ekonomi yang semakin berkembang saat ini, masyarakat semakin bersaing untuk dapat menciptakan sebuah ide dan produk yang dapat menarik minat konsumen. Produk kuliner merupakan salah satu bentuk persaingan yang ketat saat ini. Beragam bentuk dengan rasa yang menarik dan harga yang cukup terjangkau bagi masyarakat banyak di suguhkan di mana-mana. Dengan adanya persaingan tersebut, maka dapat memberikan manfaat yang positif pada masyarakat dengan tersedianya berbagai macam pilihan produk makanan minuman, rasa dan harga, sehingga memberikan banyak alternatif dalam menentukan suatu pilihan. Hal tersebut akhirnya membuat para calon konsumen menghadapi kesulitan saat akan memilih produk mana yang akan dibeli. Persepsinya pada citra suatu produk atau merek akan muncul dan akan menjadi salah satu rangsangan atau stimulus dalam menentukan suatu produk yang akan dibeli. Maka dari itu diperlukan ide yang kreatif untuk membuat inovasi baru dalam merek atau produk yang paling konsumen ingat dan konsumen yakini bahwa produk itu yang akan ia pilih. Menurut Rogers and Shoemaker (1971), inovasi produk adalah suatu ide baru yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Inovasi dalam hal ini harus 2

dibedakan dengan penemuan. Inovasi merupakan aplikasi dari suatu idea tau penemuan. Penemuan merupakan konsep dari suatu ide. Rogers merumuskan inovasi sebagai berikut: Inovasi = konsep teori + penemuan + komersil (suatu tujuan untuk memperoleh laba) Saat ini pasti kita sering melihat fenomena di mana banyak sekali kaum terpelajar dalam artian mereka yang mampu menyelesaikan pendidikannya dengan baik, tetapi justru sangat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Inilah mindset yang harus dirubah ketika orang seharusnya sudah tidak lagi berpegang pada konsep itu, menciptakan lapangan kerja secara mandiri sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran. Menurut ahli ekonomi Romer (1993), ide adalah barang ekonomi yang sangat penting, lebih penting dari objek yang ditekankan di kebanyakan model-model ekonomi. Di dunia dengan keterbatasan fisik ini, adanya penemuan ide-ide besar bersamaan dengan penemuan jutaan ide-ide kecil-lah yang membuat ekonomi tetap tumbuh. Salah satu fenomena yg muncul dari kekreatifan dari inovasi-inovasi tersebut adalah banyak munculnya pedagang-pedagang kecil dengan menggunakan gerobak atau etalase portable yang biasanya berdiri di pinggir jalan dan didepan toko atau minimarket, masyarakat perkotaaan sering menyebutnya dengan sebutan stand booth. Biasanya stand booth tersebut menjual produk kuliner berupa makanan atau minuman siap saji. Nama stand booth sendiri terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa inggris yaitu stand dan booth. Kata stand sendiri dalam dunia ekonomi memiliki arti kios atau lapak, sedangkan kata booth sendiri memiliki banyak arti alias ambigu yaitu, pojok, sel telpon, tempat telpon, dan kamar. Disini penulis dapat menyimpulkan bahwa stand booth memiliki definisi yaitu sebuah kios atau gerobak yang bersifat portable dan memiliki desain yang unik dan mencolok sehingga menarik perhatian konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. 3

Fenomena munculnya stand booth ini membuat penulis ingin meneliti dan mendalami di mana penyebaran dan bagaimana karakteristik dari stand booth tersebut dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan muncul dan tumbuhnya fenomena tersebut. Oleh karena itu, penelitian terhadap sebaran dan faktor-faktor munculnya stand booth tersebut sangat diperlukan karena sangat dipengaruhi oleh berkembangnya kawasan permukiman dan memajukan perekonomian masyarakat khusunya di Daerah Kabupaten Sleman, D.I Yogyakarta, di mana Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisatawan lokal maupun asing dan bidang kuliner merupakan salah satu tujuan wisatanya. Di lain sisi, Sleman merupakan kabupaten dengan tingkat PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi di Yogyakarta di mana di sektor industri pengolahan merupakan sektor unggulannya. Kecamatan Depok peneliti pilih sebagai wilayah amatan karena Depok merupakan Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi di Wilayah Kabupaten Sleman dengan PDRB perkapita tertinggi ketiga di Kabupaten Sleman, sehingga Kecamatan Depok dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian yang dilakukan yaitu meneliti tentang di mana persebaran stand booth di Kecamatan Depok dan faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya stand booth tersebut sebagai akibat dari pengembangan inovasi produk oleh pedagang dalam dunia ekonomi kreatif. Kecamatan Depok peneliti pilih sebagai wilayah amatan karena Depok merupakan Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi di Wilayah Kabupaten Sleman dengan PDRB perkapita tertinggi ketiga di Kabupaten Sleman, sehingga Kecamatan Depok dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Berdasarkan subjek fenomena yang telah disebutkan di atas, maka timbulah keinginan untuk melakukan penelitian dengan tujuan menjawab pertanyaan sebagai berikut : 4

1. Di mana sebaran stand booth di Kawasan Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta dan bagaimana karakteristiknya? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi muncul dan tumbuhnya stand booth tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian Dari pertanyaan penelitian yang dirumuskan, maka hasil yang akan di dapat yaitu : 1. Memetakan sebaran stand booth tersebut dan sistem sewa lahannya. 2. Mengetahui perbedaan karakteristik jenis usaha stand booth dengan usaha sektor informal lainnya. 3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan stand booth tersebut muncul dan menyebar di kawasan komersial Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian disini ditujukan tidak hanya bagi peneliti, namun bagi siapa saja yang tertarik dengan fenomena yang terjadi termasuk pemerintah dan masyarakat setempat. Manfaatnya adalah : 1. Memberikan inspirasi dan informasi bagi masyarakat sebagai bentuk inovasi dari ekonomi kreatif yang membantu perekonomian masyarakat dalam mengembangkan lapangan pekerjaan baru. 2. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan masukan yang dapat dipertimbangkan bagi pemerintahan untuk pengelolaan dan pengembangan ekonomi kreatif khususnya jenis usaha yang menggunakan kios portable seperti stand booth. 1.5 Batasan Penelitian 5

Penelitian ini memiliki batasan substansi (fokus) yaitu ingin mempelajari dan mendalami di mana stand booth stand booth ini muncul dan berkembang, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi munculnya sektor tersebut terutama di area komersial, sedangkan batasan area (lokus) lokasi penelitian yang dijadikan sampel studi kasus penelitian adalah Kawasan Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan untuk batasan waktu, penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga Desember 2015. 1.6 Keaslian penelitian Peneliti ingin meyakinkan bahwa penelitian ini belum pernah ditemui penulis saat ini, kalaupun ada fokus yang sama, peneliti mengambil lokasi yang berlainan begitu jg sebaliknya. berikut ini adalah penelitian-penelitian yang terkait dengan penelitian ini : 1. Pipin Purbowati (2015) melakukan penelitian yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Industri Kreatif Digital Di Kawasan Perkotaan Yogyakarta.. Universitas Gadjah Mada 2. Amanda Intan Widyasari (2007) melakukan penelitian yang berjudul Kajian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh dan Hidupnya Distro dan Bistro Pada Suatu Lokasi di Perkotaan Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada. 3. Ahmad Zaenuri (2012) melakukan penelitian yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Industri Kecil dan Menengah di Desa Wukirsari. Dapat dilihat dari ketiga penelitian yang sudah dilakukan tersebut semuanya memiliki batasan subtansi (fokus) yang cukup berkaitan dengan substansi yang peneliti pilih yaitu mendalami bagaimana sebaran stand booth dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya, sedangkan lokus atau lokasi penelitian yang digunakan bila dibandingkan dengan penelitian stand booth ini sangatlah berbeda meskipun masih dalam satu daerah yaitu Provinsi D.I Yogyakarta. 6

1.7 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Pada bab ini dibahas tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, kontribusi penelitian, metodologi penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini membahas tentang teori-teori yang berkaitan erat dengan ekonomi kreatif, industri kreatif, inovasi produk, sewa lahan, bangunan komersial, industri kecil, pedagang, konsumen dan waralaba. BAB III Metode Penelitian Bab ini membahas tentang pendekatan penelitian, penetuan unit amatan dan analisis konsep dari munculnya st stand booth di area komersial. BAB IV Deskripsi Wilayah Bab ini membahas tentang deskripsi wilayah amatan penelitian secara keseluruhan yang berkaitan dengan topik permasalahan yaitu geografis wilayah, kependudukan dan perekonomian. BAB V Hasil Temuan Dan Pembahasan Bab ini membahas tentang semua hasil analisis data dari topik permasalahan yang diperkuat dengan gambar peta, tabel dan foto hasil dokumentasi di lapangan. 7

BAB VI Kesimpulan Dan Saran Bab ini berisi tentang penarikan kesimpulan secara garis besar dari hasil temuan yang sudah dibahas serta berisi tentang harapan atau saran dari peneliti baik itu untuk pemerintah ataupun pelaku yang terlibat di dalam topik permasalahan tersebut. 8