BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inisiasi menyusui dini adalah memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya (Roesli,2008). Ketika bayi sehat diletakkan di atas perut atau dada ibu segera setelah lahir dan terjadi kontak kulit (skin to skin contact) merupakan pertunjukkan yang menakjubkan, bayi akan bereaksi oleh karena rangsangan sentuhan ibu, dia akan bergerak diatas perut ibu dan menjangkau payudara. Dengan kontak tersebut, ibu dan bayi akan merasa lebih tenang dan secara psikologis ikatan yang lebih kuat akan terbentuk lebih dini. Pentingnya inisiasi menyusui dini adalah dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara, ibu dan bayi merasa lebih tenang, ada ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi, bayi mendapatkan ASI kolostrum (ASI yang pertama kali keluar), bayi yang diberi kesempatan menyusui dini lebih berhasil menyusui eksklusif dan akan lebih lama disusui (Roesli, 2008). Inisiasi menyusui dini merupakan salah satu cara untuk menurunkan angka kematian bayi. Selain menurunkan angka kematian bayi, IMD juga dapat membantu ibu dalam menyusui yang merupakan alternatif terbaik untuk mencegah pemberian makanan/minuman prelaktal. Hasil penelitian yang dilakukan Fika dan Syafiq tahun 2003 bahwa dengan melakukan IMD, ibu mempunyai peluang 8 kali lebih berhasil untuk memberikan ASI Eksklusif sampai 12
4 atau 6 bulan dibandingan dengan ibu yang tidak melakukan IMD. Menurut penelitian yang dilakukan Dr. Karen Edmond tahun 2006, 22% kematian bayi baru lahir yaitu kematian bayi yang terjadi dalam satu bulan pertama dapat dicegah bila bayi disusui oleh ibunya dalam satu jam pertama kelahiran (Roesli, 2012). Pencapaian 6 bulan ASI eksklusif bergantung pada keberhasilan inisiasi menyusui dini dalam satu jam pertama (Departemen Kesehatan, 2007). Menyelamatkan satu juta bayi dimulai dengan satu tindakan yaitu memberi dukungan selama satu jam dan dengan satu pesan yaitu biarkan bayi menyusu sendiri dalam satu jam setelah lahir (Roesli, 2008). Program "Inisiasi Menyusu Dini" diperkirakan dapat menyelamatkan sekurang-kurangnya 30.000 bayi Indonesia yang meninggal dalam bulan pertama kelahiran dan dapat menekan Angka Kematian Bayi baru lahir hingga mencapai 22%. Di Indonesia, praktik inisiasi menyusui dini masih sangat rendah. Berdasarkan data SDKI tahun 2007, bayi yang mendapatkan ASI dalam satu jam pertama masih sekitar 43,9%. Angka pemberian ASI dalam satu jam pertama terus menurun dari waktu ke waktu. Hasil RISKESDAS 2010, pemberian ASI pada bayi dalam kurun waktu kurang dari satu jam adalah sebesar 29,3%. Untuk Provinsi Sumatera Utara, pemberian ASI bayi dalam kurun waktu kurang dari satu jam hanya sebesar 20,2%. Praktik inisiasi menyusui dini akan tercapai apabila ada dukungan dari penerima pelayanan kesehatan dan pemberi pelayanan kesehatan yaitu Bidan (Niswah, 2011). Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan, mempunyai waktu yang banyak untuk berinteraksi dengan pasien bersalin. Selain pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya IMD, bidan seharusnya menerapkan IMD setiap kali 13
menolong persalinan dan memberikan dukungan kepada ibu yang melakukan persalinan untuk melakukan IMD karena pada umumnya ibu akan mematuhi apa yang dikatakan oleh bidan (Dayati, 2011). Terkait dengan pentingnya peranan seorang Bidan dalam melakukan IMD, maka terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Bidan dalam pelaksanaan IMD yaitu Faktor Individu (Kemampuan dan Keterampilan, Latar belakang keluarga, Pengalaman dan Karakteristik demografi), Faktor Psikologis (Persepsi, Sikap, Kepribadian dan motivasi), dan Faktor Organisasi (Sumber daya manusia, Kepemimpinan, Imbalan, Struktur dan desain pekerjaan). Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan penelitian yaitu Apa faktor-faktor yang mempengaruhi Bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan? 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. 14
1.3.2 Tujuan khusus Tujuan khusus penelitian ini : 1.3.2.1 Menggambarkan 1.3.2.2 Menggambarkan faktor usia yang mempengaruhi pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini 1.3.2.3 Menggambarkan faktor pendidikan yang mempengaruhi 1.3.2.4 Menggambarkan faktor motivasi yang mempengaruhi 1.3.2.5 Menggambarkan faktor pengalaman yang mempengaruhi 1.3.2.6 Menggambarkan terhadap faktor yang berpengaruh 1.4 Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1.4.1 Bagi Tempat Penelitian Sebagai masukan untuk meningkatkan pelayanan yang maksimum kepada ibu nifas dan neonatus. 1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya. 15
1.4.3 Bagi Tenaga Kesehatan Sebagai masukan untuk tetap meningkatkan peayanan kesehatan bagi ibu nifas dan neonatus dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini, agar kegagalan menyusui berkurang. 1.4.4 Bagi Ibu Nifas Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan ibu dan lebih memperhatikan bayinya dalam hal inisiasi menyusui dini. 1.4.5 Bagi Masyarakat Menambah pengetahuan kepada masyarakat, supaya masyarakat mengetahui pentingnya inisiasi menyusui dini dilakukan dan dapat membantu pelaksanaan inisiasi menyusui dini. 16