BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Standar Profesi Audit Internal (SPAI) (2004:5)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih

PIAGAM INTERNAL AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. makin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam

Internal Audit Charter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PIAGAM AUDIT INTERNAL

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. : kompetensi, independensi, etik, kualitas audit

hi" 1. Umum 2. Fungsi 'd& traefrtr operasional perusahaan dengan pendekatan sistimatis untuk PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998). Profesi akuntan publik

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM SATUAN AUDIT INTERNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. BUMN merupakan salah satu pilar pokok perekonomian di Indonesia. BUMN

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

INTERNAL AUDIT CHARTER

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

BAB I PENDAHULUAN. global dunia usaha yang semakin berat. Misi BUMN sebagai sumber penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. global ini sangatlah penting peranannya. Auditor internal dalam suatu perusahaan

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

ANALISIS KASUS PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI INTERNAL AUDITOR (Studi Kasus : Phar Mor) KASUS

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

PIAGAM KOMITE AUDIT (Audit Committee Charter)

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pedoman SAI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup masyarakat, hal ini seiring dengan tujuan pembangunan yang tertuang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SURAT KEPUTUSAN No : 02/TMR/IV/2010. Perihal. Piagam Unit Audit Internal. PT. Tirta Mahakam Resources Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN. tekanan berat konflik kepentingan sehingga banyak profesi akuntan juga terseret

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 2011).

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter)

PEDOMAN & TATA TERTIB SATUAN PENGAWASAN INTERNAL PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

BAB I QUALITY ASSURANCE SATUAN KERJA AUDIT INTERN PADA PT.BANK ABC

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan banyak tantangan yang akan dihadapi oleh semua pelaku usaha. Sedangkan

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Semakin berkualitas audit internal maka kualitas informasi dan kinerja

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN. Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP.

BABl PENDAHULUAN. Auditing internal adalah sebuah fungsi penilaian independen yang

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

PIAGAMAUDIT INTERNAL (TNTERNAL AUDIT CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. kecil hingga yang besar. Koperasi yang memiliki lingkup usaha yang luas akan

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

Cowell. O Cowell PIAGAM AUDIT INTERNAL. PT COWELL DEVELOPMENT Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan kepandaian khusus dalam menjalankannya. (Hiro, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses. sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang penelitian

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyusunan Piagam Komite Audit 2. Tujuan Penyusunan Piagam Komite Audit

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan konsep era globalisasi, maka sebagai konsekuensinya makin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks tersebut. Keadaan ini menuntut para pimpinan atau manajemen perusahaan untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini membuat pimpinan tidak dapat lagi secara langsung mengawasi aktivitas perusahaan sehingga harus mendelegasikan sebagai tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang dipikulnya kepada pihak lain, yaitu auditor internal. Perkembangan profesi internal auditing dalam era globalisasi saat ini sangat pesat, bahkan Internal Auditor telah diakui keberadaannya sebagai bagian dari struktur organisasi perusahaan yang dapat membantu manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan, terutama dari aspek pengendalian. Dimana dalam perkembangannya, telah terjadi perubahan pandangan terhadap profesi internal auditor dari paradigma lama yang masih berorientasi pada mencari kesalahan (watchdog) menuju paradigma baru yang lebih mengedepankan peran sebagai konsultan dan katalis. Selain itu juga telah terjadi pendekatan baru dalam internal audit yaitu risk based audit approach. Standar Profesi Audit Internal (SPAI) (2004:5) mendefinisikan audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance. Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal adalah kesediaan menerima tanggung jawab terhadap kepentingan pihak-pihak yang dilayani. Agar dapat 1

2 membantu mengemban tanggung jawab ini secara efektif, auditor internal perlu memelihara standar perilaku yang tinggi. Oleh karenanya, Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal dengan ini menetapkan Kode Etik bagi para auditor internal. Kode Etik ini memuat standar perilaku sebagai pedoman bagi seluruh auditor internal. Standar perilaku tersebut membentuk prinsip-prinsip dasar dalam menjalankan praktik audit internal. Para auditor internal wajib menjalankan tanggung jawab profesinya dengan bijaksana, penuh martabat, dan kehormatan. Dalam menetapkan Kode Etik ini auditor internal harus memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Standar Profesi Audit Internal (SPAI) (2004:6-7) menetapkan standar perilaku auditor internal sebagai berikut: 1. Auditor internal harus menunjukkan kejujuran, obyektivitas, dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung jawab profesinya. 2. Auditor internal harus menunjukkan loyalitas terhadap organisasinya atau terhadap pihak yang dilayani. Namun demikian, auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang atau melanggar hukum. 3. Auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam tindakan atau kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau mendiskreditkan organisasinya. 4. Auditor internal harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasinya, atau kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka, yang meragukan kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung jawab profesi secara obyektif. 5. Auditor internal tidak boleh menerima imbalan dalam bentuk apapun dari karyawan, klien, pelanggan, pemasok, ataupun mitra bisnis organisasinya, sehingga dapat mempengaruhi pertimbangan profesionalnya. 6. Auditor internal hanya melakukan jasa-jasa yang dapat diselesaikan dengan menggunakan kompetensi profesional yang dimilikinya.

3 7. Auditor internal harus mengusahakan berbagai upaya agar senantiasa memenuhi Standar Profesi Audit Internal. 8. Auditor internal harus bersikap hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tugasnya. Auditor internal tidak boleh menggunakan informasi rahasia (i) untuk mendapatkan keuntungan pribadi, (ii) secara melanggar hukum, atau (iii) yang dapat menimbulkan kerugian terhadap organisasinya. 9. Dalam melaporkan hasil pekerjaannya, auditor internal harus mengungkapkan semua fakta-fakta penting yang diketahuinya, yaitu fakta-fakta yang jika tidak diungkap dapat (i) mendistorsi kinerja kegiatan yang diriviu, atau (ii) menutupi adanya praktik-praktik yang melanggar hukum. 10. Auditor internal harus senantiasa meningkatkan keahlian serta efektivitas dan kualitas pelaksanaan tugasnya. Auditor internal wajib mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan. Standar audit ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang seharusnya dimiliki dan dilaksanakan oleh seorang auditor sebagai petugas pengawasan intern perusahaan. Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi (Christiawan, 2003). Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi. Good quality audits require both competence (expertise) and independence. These qualities have direct effects on actual audit quality, as well as potential interactive effects. In addition, financial statement users perception of audit quality are a function of their perceptions of both auditor indepndence and expertise. (AAA Financial Accounting Standard Committee 2000). Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki auditor internal dalam bidang auditing dan akuntansi. Dalam melaksanakan audit, auditor internal harus bertindak sebagai seorang yang ahli di bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui pengalaman

4 dalam praktik audit. Selain itu, auditor internal harus menjalani pelatihan teknis yang cukup yang mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum. Auditor internal harus secara terus menerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan profesinya. Auditor internal harus mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan standar auditing yang ditetapkan. Independensi sangat diperlukan bagi audit internal dalam menjalankan tugasnya agar dapat menghasilkan laporan pemeriksaan yang berkualitas. Karena pada dasarnya persoalan yang paling mendasar dari pemeriksaan intern adalah independensi. Independensi adalah sikap mental yang harus dipertahankan oleh seorang auditor dalam menjalankan tugas pemeriksaan. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan kedudukan yang dapat menjaga independensi dari fungsi audit internal sehingga tujuan pembentukan audit intern bisa tercapai. Kualitas auditing internal yang dijalankan akan berhubungan dengan kompetensi dan objektivitas dari staf internal auditor organisasi tersebut. Sebagai pekerja, internal auditor mendapatkan penghasilan dari organisasi dimana dia bekerja, hal ini berarti internal auditor sangat bergantung kepada organisasinya sebagai pemberi kerja. Dilain pihak, internal auditor dituntut untuk tetap independen sebagai bentuk tanggungjawabnya kepada publik dan profesinya (Abdolmohammadi:2000). Disini konflik audit muncul ketika auditor internal menjalankan aktivitas auditing internal. Internal auditor sebagai pekerja didalam organisasi yang diauditnya akan menjumpai masalah ketika harus dilaporkan temuan-temuan yang mungkin tidak menguntungkan dalam penilaian kinerja manajemen atau objek audit yang dilakukannya. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. ( TELKOM. Perseroan, Perusahaan atau Kami ) adalah penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon tidak bergerak kabel (fixed wireline) dan telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless),

5 layanan telepon selular, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan. Komite Audit pada PT. Telekomunikasi Indonesia menjalankan tugas berdasarkan mandat Audit Committee Charter (yang telah diamandemen) sesuai Keputusan Dewan Komisaris No. 20 KEP/DK/2006 tertanggal 11 September 2006. Audit Committee Charter dievaluasi secara berkala dan apabila diperlukan, dilakukan amandemen untuk memastikan kepatuhan perusahaan dengan peraturan Bapepam-LK dan SEC serta peraturan terkait lainnya. Selama tahun 2009, perusahaan tidak melakukan perubahan atas Audit Committee Charter tersebut. Independensi audit internal pada PT. Telekomunikasi Indonesia, terletak bukan independen terhadap manajemen namun harus independen terhadap aktivitas yang diaudit. Kemudian, klien dari audit internal adalah manajemen sendiri. Fenomena independensi audit internal inilah yang masih sering terjadi persoalan dalam pelaksanaannya, sehingga hasil audit internal yang berupa rekomendasi terkadang tidak sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Sedangkan permasalahan kompetensi audit internal pada PT. Telekomunikasi Indonesia yaitu masih kurangnya kompetensi audit internal yang ditandai oleh keinginan audit internal untuk mengikuti pendidikan lanjutan. Untuk memberdayakan human capital Internal Auditor, program yang dilakukan adalah pada tataran penyiapan tenaga auditor yang memiliki kompetensi untuk dapat berperan sesuai dengan lingkup kegiatan Internal Auditor. Untuk hal itu, Internal Auditor telah mengupayakan kompetensi-kompetensi kunci tersebut dengan usaha belajar berkesinambungan (continuous learning) bagi para auditor. Hal ini ditempuh melalui pelatihan, pemagangan, seminar, workshop dan sertifikasi profesi auditor. Berikut ini tabel keikutsertaan Auditir Internal yang mengikuti berbagai kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi.

6 Tabel 1.1 Kegiatan Peningkatan Kompetensi Auditor Internal Periode 2011 No Kegiatan Prosentase 1 Pelatihan 86% 2 Pemagangan 75% 3 Seminar 90% 4 Workshop 81% 5 Sertifikasi Profesi Auditor 60% Sumber: Unit Internal Auditor PT. Telekomunikasi Indonesia, 2011 (Data yang diolah) Berdasarkan tabel prosentase keikutsertaan Auditor Internal dalam rangka meningkatkan kompetensi, terlihat bahwa kegiatan sertifikasi profesi auditor memiliki prosentase keikutsertaan yang paling rendah 60% dan kegiatan pemagangan sebesar 75%. Hal tersebut secara tidak langsung menurut pengamatan penulis akan mempengaruhi kompetensi seorang Auditor Internal yang pada akhirnya akan berimbas terhadap kualitas audit internal. Kompetensi dan independensi merupakan standar yang harus dipenuhi oleh seorang auditor untuk dapat melakukan audit dengan baik. Kualitas audit sangat dibutuhkan karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan menghasilkan laporan keuangan yang dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Selain itu adanya kekhawatiran akan merebaknya skandal keuangan, dapat mengikis kepercayaan terhadap laporan keuangan auditan. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkannya dalam judul Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada Unit Internal Auditor PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk)

7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, masalah yang diidentifikasi sebagai berikut : 1. Bagaimana kompetensi dan independensi auditor di PT. Telekomunikasi Indonesia. 2. Bagaimana kualitas audit di PT. Telekomunikasi Indonesia. 3. Bagaimana pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit PT. Telekomunikasi Indonesia. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, maksud dan tujuan penilitian ini untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk mengetahui : 1. Kompetensi dan independensi auditor di PT. Telekomunikasi Indonesia. 2. Kualitas audit di PT. Telekomunikasi Indonesia. 3. Pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit PT. Telekomunikasi Indonesia. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Kegunaan Teoritis a. Melalui penelitian ini, peneliti mencoba memberikan bukti empiris tentang pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis maupun civitas akademika lainnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan.

8 2. Kegunaan Praktis a. Dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan perusahaan dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualias kerjanya. b. Sebagai bahan evaluasi bagi para auditor internal sehingga dapat meningkatkan kualitas auditnya. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada Unit Internal Auditor PT. Telekomunikasi Indonesia yang berlokasi di Jl. Japati No. 1 Bandung, Jawa Barat. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai dengan selesai.