TIM PENYUSUN : Dr. Ir. Achmad Poernomo, M.App.Sc. Dr. Ir. Aryo Hanggono, DEA. Minhadi Noer Sjamsu.S.T, M.E. Catur Pramono Adi.S.Pi, M.

dokumen-dokumen yang mirip
LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014

LAKIP BBPSEKP Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN INTERIM TRIWULAN IV TA 2014

BAB II PERENCANAAN KINERJA

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

LAPORAN KINERJA TA Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

2.1 Rencana Strategis

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

BBPPBL Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut Institute for Mariculture Research And Development

Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

DAFTAR PENYUSUN. Penasehat : Penanggung Jawab : Ketua Tim Penyusun : Tim Penyusun : Penerbit : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INTANSI PEMERINTAH

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LP2BRL TRIWULAN III TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil

TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR :

Ir. Nilanto Perbowo,M.Sc. Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

TIM PENYUSUN. Penanggungjawab Penyusun

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Direktur Produksi, Ir. Coco Kokarkin Soetrisno,M.Sc

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

TIM PENYUSUN : Dr. Imron, S.Pi, M.Si KONTRIBUTOR : Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Warsono, S.A.P. Nunuk Listiyowati, S.Pi. Sunarso, S.

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

: Dr. Fayakun Satria, S.Pi., M.App.Sc. : Riswanto, S.Kel Agus Arifin Sentosa, S.Pi

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i RINGKASAN... ii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Abdur Rouf Syam

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

L a k i p D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a, K K P

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) Penyusun:

LKj - BKIPM 2014 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KATA PENGANTAR. LakilLToshiLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 III-

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR LAPORAN KINERJA 2017

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2012

LAPORAN KINERJA (LKJ) INSTANSI PEMERINTAH TRIWULAN III

LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah

3.1 Prestasi Kinerja

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016

LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016

Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2016 Balai Penelitian Observasi Laut

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2016 Balai Penelitian dan Observasi Laut

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DRAFT RENCANA STRATEGIS

RIFKY EFFENDI HARDIJANTO

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BKIPM 2013 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

pengukuran kinerja dilakukan dengan bantuan perangkat lunak berbasis balanced

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014

LAPORAN KINERJA (LKJ) INSTANSI PEMERINTAH TRIWULAN IV

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT PELAYANAN USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2013

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

Jakarta, Januari 2015 Kepala BBP2HP. Ir. Rahmah Hayati Samik Ibrahim, MM.

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.

Peraturan...

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016

K E ME NTE RIA N K E LAUTA N DA N P ER IKA NA N R EP UB LI K I ND O NE SIA

Transkripsi:

TIM PENYUSUN : Dr. Ir. Achmad Poernomo, M.App.Sc Dr. Ir. Aryo Hanggono, DEA Minhadi Noer Sjamsu.S.T, M.E Catur Pramono Adi.S.Pi, M.Si Dr. Wijopriono Ir. Imam Hendri Widodo Drs. Mad Toip,M.Si Edy Pramono Sucipto, S.E Langgeng Nurdiansah, SP, M.Si Dr. Ir. Armen Zulham,M.Sc. Navy Novy Jefry Watupongoh,S.IK Drs. Nurbakti Listyanto Ir. Theresia Lolita N,M.Si Rikha Bramawanto, S.Pi Fairdiana Andayani,S.ST.Pi Retno Widihastuti,S.Sos, M.Kesos Indriani Musthapia, S.Pi,M.Si Hardian Kumara Wardhana, S.Sos Ridona Viju Rafeliandi, A.Md Andi Astowo

KATA PENGANTAR P uji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan rahmat-nya penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 dapat diselesaikan. Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan berbagai kewajiban pembangunannya, serta sebagai bentuk pertanggungjawaban Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam kaitannya dengan terselenggaranya good governance. Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja yang telah dicapai, baik makro maupun mikro serta langkah-langkah pelaksanaan kebijakan dan program penelitian dan pengembangan iptek kelautan dan perikanan. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil hasil penelitian dan pengembangan iptek kelautan dan perikanan. Berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh jajaran, program dan kegiatan penelitian dan pengembangan iptek kelautan dan perikanan dapat mencapai kemajuan yang cukup besar. Hal ini menjadi modal dasar untuk lebih memperbanyak kegiatan-kegiatan penelitian secara inovatif di masa yang akan datang, sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas tenaga dan pikirannya sehingga laporan ini dapat disusun dan diterbitkan. Jakarta, Februari 2014 Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Dr. Ir. Achmad Poernomo, M.App.Sc i

DAFTAR ISI Tim Penyusun Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Grafik Ikhtisar Eksekutif Hal i ii v Vi vii viii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Tugas, Fungsi Balitbang KP dan Struktur Organisasi 2 1.3. Keragaan SDM Balitbang KP (Kekuatan SDM) 7 1.4. Sistematika LAKIP 10 II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis Balitbang KP 2010-2014 11 2.2. Sasaran Strategis dan Rencana Kerja Tahunan Balitbang KP TA 2013 12 2.3. Penetapan Kinerja Balitbang KP Tahun 2013/Perjanjian Kerja 16 III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2013 19 3.2. Hasil Pengukuran Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS), Nilai Pencapaian Inisiatif Strategis (NPIS) dan Nilai Kinerja Keseluruhan (NKK) Balitbang KP 3.3. Evaluasi dan Analisis Kinerja: 26 3.2.1. SS 1. Meningkatnya kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan IKU 1. Nilai Tukar Nelayan 26 IKU 2. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 30 IKU 3. Rata-rata Pendapatan Pengolah & Pemasar (KK/bulan) 36 IKU 4. Rata-rata Pendapatan Petambak Garam (KK/bulan) 40 IKU 5. Pertumbuhan PDB Perikanan 41 3.2.2. SS 2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang KP oleh Masyarakat KP IKU 6. Jumlah jejaring dan kemitraan Litbang KP 45 IKU 7. Jumlah hasil Litbang KP yang diadopsi oleh masyarakat KP 46 IKU 8. Jumlah Pengguna hasil Litbang KP (Kelompok) 48 3.2.3. SS 3. Meningkatnya pengelolaan SDKP secara berkelanjutan 21 ii

IKU 9. Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan 3.2.4. SS 4. Tersedianya kebijakan kelautan dan perikanan yang implementatif IKU 10. Rasio jumlah kajian yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan IKU 11. Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5) 3.2.5. SS 5. Tersedianya jumlah data dan informasi ilmiah KP IKU 12. Jumlah data dan informasi ilmiah KP 57 IKU 13. Jumlah karya tulis ilmiah 58 3.2.6. SS 6. Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu IKU 14. Jumlah hasil litbang yang inovatif *) Paket Teknologi, Produk Biologi, Komponen Teknologi, Jumlah Model Penerapan dan rancang bangun/desain IKU 15. Jumlah Inovasi yang diusulkan HKI 60 3.2.7. SS 7. Terselenggaranya pengendalian Litbang KP IKU 16. Prosentase litbang yang mendukung Program strategis KKP 3.2.8. SS 8. Tersedianya SDM Balitbang KP yang kompeten dan profesional IKU 17. Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III 62 IKU 18. Jumlah Profesor Riset 63 IKU 19. Proporsi jumlah pegawai fungsional Balitbang KP dibandingkan dengan total pegawai Balitbang KP 3.2.9. SS 9. Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup Balitbang KP IKU 20. Service Level Agreement 66 IKU 21. Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5) 67 3.2.10. SS 10. Terwujudnya good governance & clean government lingkup Balitbang KP IKU 22. Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total 68 rekomendasi lingkup Balitbang KP IKU 23. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Balitbang KP 69 IKU 24. Indeks Kepuasaan Masyarakat Balitbang KP 71 IKU 25. Nilai Inisiatif anti korupsi Balitbang KP 72 IKU 26. Nilai Penerapan RB Balitbang KP 74 3.2.11. SS 11. Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BalitbangKP 50 52 53 59 61 64 iii

IV. IKU 27. Persentase penyerapan DIPA Balitbang KP 76 3.2.12. Capain Kinerja lainnya 78 3.2.13. Akuntabilitas Keuangan 81 P E N U T U P 4.1. Kesimpulan 87 4.2. Saran 89 iv

DAFTAR TABEL Hal 1 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Balitbang KP TA 2013 ix 2.1 Rencana Strategis Balitbang KP 13 2.2 Rencana Kerja Tahunan Balitbang KP 14 2.3 Penetapan Kinerja Balitbang KP 16 3.1 Capaian IKU Balitbang KP Tahun 2013 20 3.2 Pencapaian Inisiatif Strategis Balitbang KP TA 2013 24 3.3 Capaian Nilai Kinerja Keseluruhan Balitbang KP TA 2013 25 3.4 Target dan Realisasi IKU NTN TA 2013 26 3.5 Perkembangan NTN dari bulan Januari s/d Desember TA 2013 26 3.6 Perbandingan Data NTN TA 2013 terhadap realisasi TA 2012 dan target TA 2014 28 3.7 Capaian NTPi TA 2013 30 3.8 Nilai NTN/NTPi TA 2010-2014 30 3.9 Hasil Panen ikan nila srikandi di tambak masyarakat 32 3.10 Keunggulan pakan berbasis bahan baku lokal pada ikan nila dan patin 35 3.11 Pendatan Rata-rata Pendapatan Pengolah & Pemasar (KK/Bulan) per Provinsi 36 3.12 Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan) 40 3.13 Pertumbuhan PDB Perikanan 41 3.14 Pencapaian IKU Ditjen P2HP, 2009-2013 (Rp Miliar) 42 3.15 Kode dan Kelompok Komoditas sektor KP di dalam model ekonomi KP 2013 44 3.16 Pencapaian IKU-6 Balitbang KP TA 2013 45 3.17 Pencapain IKU-6 Balitbang KP TA 2010-2013 46 3.18 Pencapain IKU-7 Balitbang KP TA 2013 46 v

3.19 Pencapaian IKU-7 Balitbang KP, 2010-2013 47 3.20 Capaian hasil litbang kelautan dan perikanan yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan perikanan TA 2013 47 3.21 Pencapain IKU-8 Balitbang KP, 2010-2013 48 3.22 Capaian jumlah pengguna hasil litbang KP 48 3.23 Capaian indikator luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan 50 3.24 Pencapaian IKU-9 Balitbang KP, 2010-2013 52 3.25 Target dan realisasi IKU persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP 3.26 Penilaian responden terhadap POKLAHSAR, PUGAR, PUMP perikanan tangkap, PUMP perikanan budidaya, program kapal INKA MINA KKP 54 56 3.27 Pencapaian IKU-12 Balitbang KP TA 2013 57 3.28 Pencapaian IKU-12 Balitbang KP, 2010-2013 58 3.29 Pencapaian IKU-13 Balitbang KP, 2010-2013 58 3.30 Pencapain IKU-14 Balitbang KP, 2010-2013 59 3.31 Pencapaian IKU-15 Balitbang KP, 2010-2013 60 3.32 IKU prosentase litbang mendukung program strategis KKP 61 3.33 IKU indeks kesenjangan kompetensi Eselon II dan III 63 3.34 IKU jumlah profesor riset 64 3.35 IKU Proporsi jumlah pegawai fungsional litbang KP dibandingkan dengan total pegawai Balitbang KP 65 3.36 IKU Service Level Agreement Balitbang KP 66 3.37 IKU Persepsi User terhadap kemudahan akses 68 3.38 IKU jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi lingkup Balitbang KP 69 3.39 IKU Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Balitbang KP 70 3.40 IKU indeks kepuasan masyarakat terhadap balitbang KP 72 vi

3.41 IKU nilai inisiatif anti korupsi Balitbang KP 73 3.42 IKU Nilai penerapan reformasi birokrasi Balitbang KP 74 3.43 Penilaian komponen PMPRB Balitbang KP TA 2013 75 3.44 IKU prosentase penyerapan DIPA Balitbang KP TA 2013 76 3.45 IKU prosentase penyerapan DIPA Balitbang KP, TA 2010-2013 76 3.46 Alokasi dan realisasi anggaran unit kerja Eselon II Balitbang KP TA 2013 77 3.47 Pagu dan Realisasi anggaran TA 2013 (Per-Belanja) 81 3.48 Penyerapan DIPA Balitbang KP, TA 2010-2013 82 3.49 Pagu dan realisasi anggaran TA 2013 (Per-Sumber dana) 82 3.50 Capaian output dan outcome Balitbang KP TA 2013 83 vii

DAFTAR GAMBAR Hal 1 Hasil capaian kinerja Balitbang KP TA 2013 pada aplikasi "Kinerjaku.kkp.go.id" ix 1.1 Struktur Organisasi Balitbang KP TA 2014 6 2.1 Peta Strategis Balitbang KP TA 2013 12 3.2 Hasil pencapaian kinerja Balitbang KP dalam aplikasi "Kinerjaku" TA 2013 22 3.3 Peta perkiraan daerah penangkapan ikan 28 3.4 Peta WPP (Wilayah Pengelolaan Perikanan) 29 3.5 Nilai tukar nelayan/pembudidaya ikan TA 2013 31 3.6 Vaksin Hydrovac 33 3.7 Vaksin Streptovac 33 3.8 Produksi benih ikan bandeng berkualitas baik di HSRT 34 3.9 Budidaya vaname pola supra intensif di tambak kecil 34 3.10 Bak pemeliharaan, induk matang gonad, telur dan naupli udang windu 34 3.11 Buku petunjuk teknis aplikasi Bakteri probiotik RICA 34 3.12 Pengukuhan profesor riset Balitbang KP TA 2013 64 3.13 Capaian tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Balitbang KP TA 2011-2013 70 3.14 Buku inovasi Litbang KP 79 3.15 Evaluasi hasil pengukuran kinerja Balitbang KP TA 2013 80 4.1 Hasil analisis capaian IKU Balitbang KP TA 2013 87 viii

DAFTAR GRAFIK Hal 1.1 Jumlah PNS Balitbang KP menurut Golongan 7 1.2 Jumlah PNS menurut jabatan structural dan fungsional 7 1.3 Jumlah PNS menurut jenjang pendidikan 8 1.4 Jumlah PNS menurut Usia 9 1.5 Jumlah orang berdasarkan status kepegawaian 9 1.6 Jumlah pegawai fungsional dan non fungsional 10 3.1 Volume penjualan ikan segar pada poklahsar sebelum dan sesudah menerima PUMP P2HP di Indonesa, TA 2011 3.2 Pendapatan usaha pemasaran ikan pada poklahsar sebelum dan sesudah menerima PUMP P2HP di Indonesia, TA 2011 3.3 Perbandingan pendapatan penjual ikan olahan sebelum dan sesudah bantuan PUM P2HP di Indonesia, TA 2011 3.4 Volume usaha pemasaran ikan pada poklahsar sebelum dan sesudah mendaptkan PUMP P2HP TA 2011 3.5 Perbandingan pendapatan penjual ikan olahan sebelum dan sesudah bantuan PUMP P2HP di Indonesia TA 2011 3.6 Pendapatan usaha pemasaran ikan pada pokhlasar sebelum dan sesudah menerima PUMP P2HP di Indonesia TA 2011 37 38 38 39 39 39 ix

IKHTISAR EKSEKUTIF Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) merupakan satu-satunya unit Es.1 yang memiliki fungsi penyusunan kebijakan teknis rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan. Untuk itu seluruh program kerja Balitbang KP didasakan pada tujuan, sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan pada Rencana Strategi (Renstra) Balitbang KP tahun 2010-2014, rencana kerja pemerintah, rencana kinerja tahunan, dan penetapan kinerja tahunan secara konsisten, terus menerus dan berkesinambungan. Balitbang KP telah menetapkan 11 (sebelas) sasaran strategis yang akan dicapai dalam tahun 2013. Ke sebelas sasaran strategis tersebut selanjutnya diukur dengan mengaplikasikan 27 indikator kinerja. Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari sebelas sasaran strategis yang ditetapkan dalam Penetapan/Perjanjian Kinerja Tahun 2013, terdapat 10 sasaran strategis yang berhasil dilaksanakan dengan baik (100 % atau lebih), yaitu sasaran strategis Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP sebesar 111%, Menigkatnya pemanfaatan hasil litbang KP oleh masyarakat KP sebesar 141%, Meningkatnya pengelolaan SDKP secara berkelanjutan sebesar 101%, Tersedianya kebijakan kelautan dan perikanan yang implementatif sebesar 106%, Tersedianya jumlah data dan informasi ilmiah KP sebesar 129%, Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk KP perikanan yang optimal dan bermutu sebesar 146%, Terselenggaranya pengendalian litbang KP sebesar 132%, Tersedianya SDM Balitbang KP yang kompeten dan profesional sebesar 100%, Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup Balitbang KP sebesar 104% dan Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup Balitbang KP sebesar 100%, sedangkan 1 sasaran strategis lainnya belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik, yaitu sasaran strategis Terwujudnya good governance & clean goverment lingkup Balitbang KP Meskipun begitu tingkat pencapaian sasaran strategis tersebut sebesar 96,74%, nilai inisiatif strategis sebesar 85%. Rincian capaian hasil pengukuran kinerja Balitbang KP TA 2013 sebagai berikut : x

Tabel.1. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Balitbang KP TA 2013 Penyelenggaraan program pengembangan Balitbang KP telah terlaksana dengan baik dan menghasilkan Secara keseluruhan tingkat pencapaian kinerja Balitbang KP pada TA 2013 sebesar 192%, pencapaian program Balitbang KP dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan seluruh satker pusat dan satker UPT lingkup Balitbang KP. xi

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pelaksanaan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan ditopang atas dasar tiga kebijakan yaitu Litbang berawal dan berakhir pada pengguna, Litbang harus market Driven dan market driving dan sekaligus policy driven dan hasil Litbang menunjang kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Sebagai acuan yang mengarahkan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan tersebut adalah dokumen Perencanaan Strategis (Renstra) jangka menengah yang disusun secara periodik lima tahunan. Sampai dengan tahun 2012 sebagai acuan dalam perencanaan strategis program dan kegiatan di lingkup Balitbang KP yaitu Renstra Balitbang KP Tahun 2010-2014 sesuai dengan PER. 15.1/BALITBANG KP/2010 Dalam dokumen perencanaan strategis tersebut diantaranya memuat indikator sasaran dan targetnya yang diurai per tahun serta rencana alokasi pembiayaannya sebagai penjabaran dari target RESNTRA KKP sesuai dengan PERMEN KP Nomor PER.15/MEN/2012. Dalam melaksanakan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK, Balitbang KP sebagai satuan kerja Es.1 KKP semakin dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan sistem manajemen Kementerian kelautan dan perikanan yang menuntut azas akuntabilitas, di mana setiap penyelenggaraan negara dituntut untuk dapat mempertangungjawabkan kinerja atau hasil-hasilnya dari seluruh program/kegiatannya kepada masyarakat atas penggunaan dana dan kewenangan yang diberikan. Sebagai contoh pada performance keuangan yang tidak hanya sebatas mengukur seberapa besar realisasinya, tetapi bisa mengukur besarnya dana bisa mendorong seberapa besar peningkatan kinerja yang dicapai dalam kurun waktu tertentu, sebagai hakekat dari anggaran berbasis kinerja. Sebagai sandaran peraturan penerapan akuntabilitas mengacu Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Balitbang KP diwajibkan untuk: 1. Melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi. 1

2. Menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) pada setiap akhir tahun kepada Menteri Kelautan dan Perikanan melalui Sekretariat Jenderal KKP. Atas dasar hal-hal di atas tersebut, Balitbang KP sebagai Instansi Pemerintah dan Penyelenggara Negara telah menetapkan target kinerja tahun 2013 dilanjutkan dengan melakukan monitoring dan pengukuran kinerja yang telah dicapai, kemudian dituangkan ke dalam susunan LAKIP Balitbang KP tahun 2014 sebagai wujud akuntabilitas dari mandat yang diemban. Dasar hukum penyusunan laporan akuntabilitas kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) tahun 2013 Kementerian Kelautan dan Perikanan. 1. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaran Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. 2. Instruksi Presiden Nomor: 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). 3. Keputusan Menteri Negara PAN dan RB Nomor: KEP-135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). 4. Peraturan Pemerintah Nomor: 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. 5. Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor: 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan AKIP. 6. Keputusan Menteri Negara PAN dan RB Nomor: 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi AKIP. 7. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 8. Surat Edaran Kementerian PAN dan RB Nomor: 14 Tahun 2013 tentang Penyampaian LAKIP 2013 dan Dokumen PK 2014. 1.2. TUGAS, FUNGSI BALITBANG KP DAN STRUKTUR ORGANISASI Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) merupakan amanah dari : 1. Undang Undang Nomor 27 Tahun 2007 pasal 43 mengamanahkan penyelenggaran litbang di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. 2. Undang Undang Nomor 31 Tahun 2004 pasal 52 dan sekarang sudah diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2008 tentang penyelenggaran litbang perikanan, dan didorong pula oleh code of conduct for responsible fisheries yang dikeluarkan oleh FAO. 3. Undang Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang sistem nasional penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2

4. Undang Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang ratifikasi UNCLOS 1982 sesuai rejimrejim hukum point 11 tentang penelitian ilmiah kelautan dan point 12 tentang pengembangan dan alih teknologi kelautan. 5. Agenda 21 pembangunan berkelanjutan dan Manado Ocean Declaration. Sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 24 tahun 2010 dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 15 Tahun 2010 pasal 837 maka Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) dibentuk sebagai satu-satunya unit organisasi eselon I pada Kementerian Kelautan dan Perikanan yang melaksanakan program penelitian dan pengembangan (litbang) IPTEK di bidang Kelautan dan Perikanan. a. TUGAS DAN FUNGSI Sesuai pasal 838 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 15 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, maka Badan Peneitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Balitbang KP menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan kebijakan teknis rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan; b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan; c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan ; dan d. pelaksanaan administrasi Balitbang KP. Merujuk Organisasi dan Tata kerja lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan maka susunan organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan secara rinci meliputi : 1. Sekretariat Badan (sesuai Permen KP Nomor : PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan). 2. Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan (sesuai Permen KP Nomor : PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan). a. Balai Penelitian Perikanan Laut, Muara Baru (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.30/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Perikanan Laut). 3

b. Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum, Palembang (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.29/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum). c. Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan, Jatiluhur (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.36/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan). d. Loka Penelitian Perikanan Tuna, Benoa (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.27/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian Perikanan Tuna). 3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya (sesuai Permen KP Nomor : PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan). a. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut, Gondol (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.26/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut). b. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau, Maros (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.32/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau). c. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.31/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar). d. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.35/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias). e. Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, Sukamandi (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.33/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Pemuliaan Ikan). f. Loka Penelitian dan Pengembangan Budidaya Rumput Laut (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.39/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian dan Pengembangan Budidaya Rumput Laut). 4. Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (sesuai Permen KP Nomor : PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan). a. Balai Penelitian Observasi Laut, Perancak (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.34/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Observasi Laut). 4

b. Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan, Wakatobi (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.40/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan). 5. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan). a. Loka Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir, Bungus (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.37/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir). 6. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.27/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan). a. Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan, Slipi (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.38/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan). 7. Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.28/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan). 5

b. STRUKTUR ORGANISASI BALITBANG KP Dr. Ir. Achmad Poernomo, M.App.Sc Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Dr. Ir. Aryo Hanggono,DEA Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Bagian Keuangan dan Umum Bagian Program Bagian Kepegwaian dan Hukum Bagian kerjasama dan Informasi P4KSI P4B P3TKP P3SDLP BBP4BKP BBPSEKP BPLL BBPPBL BPOL LPSDKP LPPMPHP BP3U BPPBAP LPTK LPPT BPPBAT BP2KSI BPPBIH BPPI LPPBRL Gambar : 1.1 Struktur Organisasi Balitbang KP TA 2014 6

1.3. Keragaan SDM Balitbang KP (Kekuatan SDM) Dukungan sumber daya manusia pada program/kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan sesuai dengan golongan terlihat pada grafik 2.1 berikut : 800 600 400 200 0 2010 2011 2012 2013 I 46 38 36 II 351 323 308 III 800 779 768 IV 184 190 191 I II III IV Grafik : 1.1 Jumlah PNS Balitbang KP menurut Golongan Sesuai dengan grafik 1.1 di atas, maka jumlah golongan I, II, dan III, dari tahun 2011 sampai dengan 2013 mengalami penurunan. Sedangkan jumlah pegawai pada golongan IV dari tahun 2011 sampai dengan 2013 mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 sampai dengan 2013 penurunan jumlah golongan I dan II disebabkan karena pegawai pada golongan tersebut mengalami purna bakti. Sedangkan jumlah pegawai golongan III disebabkan oleh kenaikan pangkat baik itu jabatan fungsional maupun jabatan struktural, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pegawai golongan IV dari tahun 2011 hingga tahun 2013. Grafik : 1.2 Jumlah PNS menurut jabatan structural dan fungsional 600 400 200 2013 0 Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV Jab. Pelaksana 2013 1 8 35 85 579 562 Sesuai dengan grafik 1.2, Pegawai Balitbang KP pada tahun 2013 yang terbanyak adalah jabatan struktural, yaitu sejumlah 724 orang yang terdiri dari 595 pelaksana, 1 orang pejabat eselon I, 8 orang pejabat eselon II, 35 orang pejabat eselon III, dan 85 7

pejabat eselon IV. Sedangkan sisanya adalah jabatan fungsional sejumlah 579 orang, baik yang menempati jabatan fungsional peneliti maupun jabatan fungsional lainnya. Grafik : 1.3 Jumlah PNS menurut jenjang pendidikan 500 400 300 200 100 0 SD SMP SMA D1 D2 D3 D4 SM S1 S2 S3 2011 55 30 389 0 7 91 27 17 428 282 56 2012 47 25 366 0 7 90 29 12 385 300 69 2013 41 26 356 0 7 88 28 12 370 303 72 2011 2012 2013 Sesuai dengan grafik 1.3 diatas, maka Pegawai Balitbang KP dari tahun 2011 sampai dengan 2013, menurut tingkat pendidikan dari SD, SMP, sampai D3, mengalami penurunan. Sedangkan dari D4 sampai dengan S3 rata-rata mengalami kenaikan. Pada tahun 2013, jumlah pegawai Balitbang KP menurut tingkat pendidikan mengalami penurunan dari jenjang SD sampai dengan SLTA hal ini karena pegawai pada tingka pendidikan tersebut mengalami purna bakti, sedangkan peningkatan jumlah pegawai dari tingkat pendidikan D3 sampai dengan S3 disebabkan oleh banyaknya pegawai yang mengikuti tugas belajar atau ijin belajar untuk meningkatkan jabatan peneliti dari peneliti pertama sampai ke peneliti madya. 8

Grafik : 1.4 Jumlah PNS menurut Usia 600 2010 400 200 0 <25 26-35 36-45 46-55 >=56 2010 2012 2011 2012 2013 2010 45 450 330 401 95 2011 56 505 332 406 62 2012 105 386 361 467 11 2013 12 468 362 389 72 Sesuai dengan grafik 1.4 di atas, pada tahun 2013, maka jumlah pegawai Balitbang KP menurut usia didominasi oleh pegawai yang relatif muda yaitu sejumlah 468 orang, sedangkan jumlah pegawai yang pada usia lebih dari 56 tahun sebanyak 72 orang. Hal ini memperlihatkan bahwa beberapa pegawai struktural maupun fungsional di lingkup Balitbang Kp dala 2-4 tahun ke depan akan mengalami purna tugas. 1500 1000 500 0 2010 2011 2012 2013 CPNS 113 113 4 PNS 1238 1238 1287 PNS di Kementerian Lain 7 7 9 PNS KKP Ke Kementerian 3 3 3 PNS KKP Ke Kementerian PNS di Kementerian Lain PNS CPNS CPNS PNS PNS di Kementerian Lain PNS KKP Ke Kementerian Grafik : 1.5 Jumlah orang berdasarkan status kepegawaian Sesuai dengan grafik 1.5 di atas, dari total 1303 orang pegawai di Balitbang KP, pada tahun 2013 jumlah pegawai Balitbang KP yang sudah PNS ada 1287 orang, yang terdiri dari 1287 PNS Balitbang KP, 9 orang PNS dari K/L lain yang ditempatkan di Balitbang KP, dan 3 orang PNS Balibang KP yang ditempatkan di K/L lain. 9

Grafik : 1.6 Jumlah pegawai fungsional dan non fungsional 1000 800 600 400 200 0 2010 2011 2012 2013 2014 Fungsional 478 478 473 474 474 Non Fungsional 831 831 830 829 829 Fungsional Non Fungsional Dari grafik 1.6 di atas, terlihat bahwa jumlah pegawai fungsional di Balitbang KP lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pegawai non-fungsional. Dari tahun 2010 hingga tahun 2014 perbandingan antara pegawai fungsional dan non-fungsional relatif stagnan, yaitu 1 : 2. 1.4. SISTEMATIKA LAKIP LAKIP ini bertujuan untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Balitbang KP pada tahun 2013, yaitu dengan melakukan analisis atas capaian kinerja (performance results) tahun 2013 terhadap rencana kinerja (performance plans) tahun 2013. Analisis tersebut memungkinkan teridentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai umpan balik perbaikan kinerja di masa datang. Sejalan dengan hal tersebut, sistematika penyajian LAKIP adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, menyajikan latar belakang, tugas dan fungsi, dan struktur organisasi. Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja, menyajikan rencana strategis tahun 2013 dan penetapan kinerja tahunan 2013. Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Akuntabilitas Keuangan, menyajikan analisis terhadap capaian kinerja dan keuangan pada tahun 2013. Bab IV Penutup, menyajikan simpulan terhadap pencapaian kinerja di tahun 2013. Lampiran-lampiran 10

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS BALITBANG KP 2010-2014 Rencana Strategis Balitbang KP 2010-2014 berisi langkah-langkah stratejik jangka menengah yang akan memberi arah bagi penyelenggaraan penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan. Penyusunan renstra Balitbang KP mengacu pada renstra kementerian kelautan dan perikanan tahun 2010-2014 yang telah ditetapkan oleh kepala Balitbang KP, dengan SK nomor PER. 15.1/BALITBANG KP/2010. Pada periode pertengahan tahun 2013, sesuai dengan dinamika organisasi yang berkembang ada upaya perbaikan pengelolaan kinerja organisasi pada tingkat Balitbang KP, yaitu berupa penggunaan metode balanced scorecard (BSC). Sehubungan dengan hal tersebut, visi, misi, tujuan, sasaran strategis penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan tahun 2010-2014 dan penetapan kinerja 2013 mengalami perubahan dan penyesuaian. Secara ringkas subtansi renstra Balitbang KP dapat diilustrasikan sebagai berikut: a. Visi Visi Balitbang KP adalah Institusi yang handal dan terpercaya penyedia IPTEK kelautan dan perikanan menuju Indonesia penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar 2015. b. Misi Dalam rangka mewujudkan visi tersebut Balitbang KP menetapkan misi yang akan dilakukan secara konsisten yaitu Menghasilkan IPTEK tepat guna untuk kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan. c. Tujuan Sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, maka Balitbang KP menetapkan 3 (tiga) tujuan yang akan dicapai oleh Balitbang KP dalam jangka waktu sampai tahun 2014, yaitu: 1. Memperkuat kapasitas dan kapabilitas sumberdaya penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan. 2. Menyelenggarakan Litbang Kelautan dan Perikanan secara terpadu dengan tata kelola yang baik (Good Governance). 3. Mengkomunikasikan, mendiseminasikan dan mendifusikan hasil penelitian dan pengembangan dalam membangun sistem bisnis atau kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan yang produktif, kuat dan berbasis IPTEK. 11

2.2. SASARAN STRATEGIS DAN RENCANA KERJA TAHUNAN BALITBANG KP TA 2013 Peta strategi merupakan suatu dashboard (panel instrument) yang memetakan SS ke dalam suatu kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi Balitbang KP. Peta strategi memudahkan Balitbang KP untuk mengkomunikasikan keseluruhan strateginya kepada seluruh pejabat/ pegawai dalam rangka pemahaman demi suksesnya pencapaian visi, misi, dan tujuan Balitbang KP. Peta strategi Balitbang KP tahun 2013 yang disepakati antara Kepala Balitbang KP dengan Menteri Kelautan dan Perikanan pada tanggal 1 Juli 2013 ditunjukkan dalam Gambar 2.1 berikut: Gambar : 2.1 Peta Strategi Balitbang KP Tahun 2013 Peta strategi Balitbang KP memetakan setiap SS yang disusun dalam rangka pencapaian tujuan organisasi sesuai visi dan misi yang diemban. Dengan menggunakan metodologi Balanced Scorecard, setiap SS dikelompokan kedalam empat perspektif, yaitu stakeholders perspective, customers perspective, internal process perspective, dan learning and growth perspective. Dari perpektif stakeholder, terdapat SS yang disusun untuk melihat dampak dari program penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan bagi KKP dan stakeholder. Dari perspective customers terhadap KKP dan 12

masyarakat kelautan dan perikanan, terdapat SS yang disusun untuk meningkatnya pemanfaatan hasil Litbang KP oleh masyarakat KP dan meningkat pengelolaan SDKP yang berkelanjutan. Dari perspective internal process Balitbang KP, untuk mendukung pencapaian SS pada dua layer stakeholders perspective dan customers perpective tersebut diperlukan adanya empat faktor penting berupa Tersedianya kebijakan kelautan dan perikanan yang implementatif, Tersedianya jumlah data dan informasi ilmiah KP, Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu dan Terselenggaranya pengendalian Litbang KP. Sedangkan dari perspektif learning and growth, terdapat empat faktor penting Tersedianya SDM Balitbang KP yang kompeten dan professional, Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup Balitbang KP, Terwujudnya good governance & clean government lingkup Balitbang KP dan Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BalitbangKP. Sedangkan penjabaran dari sasaran strategis diatas pada Renstra disusunlah indikator kinerja dan targetnya sesuai dengan tabel dibawah ini: Tabel : 2.1 Rencana Strategis Balitbang KP TA 2013 Sasaran Strategis IKU Target 2013 1 Nilai Tukar Nelayan 110 2 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 104 SS1 Rata-rata Pendapatan Pengolah & 3 Meningkatnya kesejahteraan Pemasar (KK/bulan) Rp. 1,8 juta masyarakat KP Rata-rata Pendapatan Petambak 4 Garam (KK/bulan) Rp. 1,8 juta 5 Pertumbuhan PDB Perikanan 7,00% Jumlah jejaring dan kemitraan 6 13 Litbang KP SS2 Jumlah hasil Litbang KP yang Meningkatnya pemanfaatan hasil 7 10 diadopsi oleh masyarakat KP litbang KP oleh Masyarakat KP SS3 Meningkatnya pengelolaan SDKP secara berkelanjutan SS4 Tersedianya kebijakan kelautan dan perikanan yang implementatif SS5 Tersedianya jumlah data dan informasi ilmiah KP SS6 Terselenggaranya modernisasi 8 9 Jumlah Pengguna hasil Litbang KP (Kelompok/Orang) Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan 60 30 3,6 juta ha 10 Prosentase jumlah kajian yang dijadikan bahan kebijakan 23% 11 Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5) 3 12 Jumlah data dan informasi ilmiah KP 37 13 Jumlah karya tulis ilmiah 409 14 Jumlah hasil litbang yang inovatif *) 87 13

Sasaran Strategis IKU Target 2013 sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu 15 Jumlah Inovasi yang diusulkan HKI 4 SS7 Terselenggaranya pengendalian Litbang KP SS8 Tersedianya SDM Balitbang KP yang kompeten dan professional SS9 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup Balitbang KP SS10 Terwujudnya good governance & clean government lingkup Balitbang KP SS11 Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BalitbangKP 16 Prosentase litbang mendukung Program strategis KKP 60% 17 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III 60% 18 Jumlah Profesor Riset 3 19 Prosentase jumlah pegawai fungsional litbang KP dibandingkan dengan total pegawai Balitbang 53% 20 Service Level Agreement Balitbang KP 70% 21 Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5) 4,00 Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal internal 22 pemerintah (APIEP) yang 100% ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi lingkup Balitbang KP 23 Tingkat kualitas akuntabilitas 77,50 kinerja Balitbang KP Nilai AKIP A 24 Indeks kepuasan masyarakat terhadap Balitbang KP 60,75 25 Nilai Inisiatif anti korupsi Balitbang KP 8 26 Nilai Penerapan RB Balitbang KP 75 (Setara Level 4) 27 Persentase penyerapan DIPA Balitbang KP > 95% Penuangan dari Renstra Balitbang KP Tahun 2010-2014 diatas dituangakan kedalam rencana kinerja tahunan sesuai tabel dibawah ini : Tabel : 2.2 Rencana Kerja Tahunan Balitbang KP TA 2013 Sasaran Strategis IKU Target 2013 1 Nilai Tukar Nelayan 110 SS1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP 2 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 104 3 4 Rata-rata Pendapatan Pengolah & Pemasar (KK/bulan) Rata-rata Pendapatan Petambak Garam (KK/bulan) Rp. 1,8 juta Rp. 1,8 juta 14

Sasaran Strategis IKU Target 2013 SS2 Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang KP oleh Masyarakat KP SS3 Meningkatnya pengelolaan SDKP secara berkelanjutan SS4 Tersedianya kebijakan kelautan dan perikanan yang implementatif SS5 Tersedianya jumlah data dan informasi ilmiah KP SS6 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu SS7 Terselenggaranya pengendalian Litbang KP SS8 Tersedianya SDM Balitbang KP yang kompeten dan professional SS9 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup Balitbang KP SS10 Terwujudnya good governance & clean government lingkup Balitbang KP 5 Pertumbuhan PDB Perikanan 7,00% 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah jejaring dan kemitraan Litbang KP Jumlah hasil Litbang KP yang diadopsi oleh masyarakat KP Jumlah Pengguna hasil Litbang KP (Kelompok/Orang) Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan Prosentase jumlah kajian yang dijadikan bahan kebijakan Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5) Jumlah data dan informasi ilmiah KP 13 10 60 30 3,6 juta ha 23% 13 Jumlah karya tulis ilmiah 409 14 Jumlah hasil litbang yang inovatif *) 15 Jumlah Inovasi yang diusulkan HKI 4 16 17 Prosentase litbang mendukung Program strategis KKP Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III 3 37 87 60% 60% 18 Jumlah Profesor Riset 3 19 20 21 22 23 24 Proporsi jumlah pegawai fungsional litbang KP dibandingkan dengan total pegawai Balitbang Service Level Agreement Balitbang KP Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5) Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi lingkup Balitbang KP Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Balitbang KP Indeks kepuasan masyarakat terhadap Balitbang KP 53% 70% 4,00 100% 77,50 Nilai AKIP A 60,75 15

Sasaran Strategis IKU Target 2013 SS11 Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BalitbangKP 25 Nilai Inisiatif anti korupsi Balitbang KP 26 Nilai Penerapan RB Balitbang KP 27 Persentase penyerapan DIPA Balitbang KP 8 75 (Setara Level 4) > 95% 2.3. PENETAPAN KINERJA BALITBANG KP TAHUN 2013/PERJANJIAN KERJA Pada tahun 2013, Balitbang KP telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala Balitbang KP dengan Menteri Kelautan dan Perikanan. Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta strategi (strategy map) dengan 11 sasaran strategis (SS) yang ingin dicapai. Untuk setiap SS yang disusun dan ditetapkan memiliki ukuran yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU). Keseluruhan IKU Balitbang KP pada tahun 2013 untuk semua SS berjumlah 27 IKU. Sebagai alat ukur pencapaian SS, target 27 IKU Balitbang KP yang ditetapkan pada pertengahan tahun 2013 adalah sebagai berikut : Tabel : 2.3 Penetapan Kinerja Balitbang KP TA 2013 Sasaran Strategis IKU Target 2013 1 Nilai Tukar Nelayan 110 SS1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP SS2 Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang KP oleh Masyarakat KP SS3 Meningkatnya pengelolaan SDKP secara berkelanjutan SS4 Tersedianya kebijakan kelautan dan 2 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 104 3 4 Rata-rata Pendapatan Pengolah & Pemasar (KK/bulan) Rata-rata Pendapatan Petambak Garam (KK/bulan) Rp. 1,8 juta Rp. 1,8 juta 5 Pertumbuhan PDB Perikanan 7,00% 6 7 8 9 10 Jumlah jejaring dan kemitraan Litbang KP Jumlah hasil Litbang KP yang diadopsi oleh masyarakat KP Jumlah Pengguna hasil Litbang KP (Kelompok/Orang) Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan Prosentase jumlah kajian yang dijadikan bahan kebijakan 13 10 60 30 3,6 juta ha 23% 16

Sasaran Strategis IKU Target 2013 perikanan yang implementatif SS5 Tersedianya jumlah data dan informasi ilmiah KP SS6 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu SS7 Terselenggaranya pengendalian Litbang KP SS8 Tersedianya SDM Balitbang KP yang kompeten dan professional SS9 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup Balitbang KP SS10 Terwujudnya good governance & clean government lingkup Balitbang KP SS11 Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BalitbangKP 11 12 Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5) Jumlah data dan informasi ilmiah KP 13 Jumlah karya tulis ilmiah 409 14 Jumlah hasil litbang yang inovatif *) 15 Jumlah Inovasi yang diusulkan HKI 4 16 17 Prosentase litbang mendukung Program strategis KKP Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III 3 37 87 60% 60% 18 Jumlah Profesor Riset 3 19 20 21 22 23 Proporsi jumlah pegawai fungsional litbang KP dibandingkan dengan total pegawai Balitbang Service Level Agreement Balitbang KP Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5) Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi lingkup Balitbang KP Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Balitbang KP 53% 70% 4,00 100% 77,50 Nilai AKIP A 24 Nilai Integritas Balitbang KP 60,75 25 Nilai Inisiatif anti korupsi Balitbang KP 26 Nilai Penerapan RB Balitbang KP 27 Persentase penyerapan DIPA Balitbang KP 8 75 (Setara Level 4) > 95% Penetapan kinerja Balitbang KP Tahun 2013/Perjanjian Kinerja merupakan bentuk komitmen yang disepakati oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan. Penetapan kinerja Balitbang KP Tahun 2013/Perjanjian kinerja ini memuat sasaran, indikator kinerja utama (IKU) dan 17

target. Indikator kinerja utama (IKU) tersebut merupakan salah satu dukungan program penelitian dan pengembangan Iptek kelautan dan perikanan tahun 2013 yang dianggarkan sebesar Rp. 570.215.000.000. 18

III. AKUNTABILITAS KINERJA Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS), Nilai Pencapaian Inisiatif Strategis (NPIS) dan Nilai Kinerja Keseluruhan (NKK) tahun 2013 sampai dengan triwulan IV dari 11 Sasaran Strategis (SS) dan 27 Indikator Kinerja Utama (IKU) memiliki kinerja yang baik (di atas target yang telah ditetapkan), ditandai dengan warna hijau sesuai dengan gambar berikut : Gambar.3.1. Peta Strategis Balitbang KP TA 2013 3.1. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2013 Pengukuran kinerja digunakan sebagai alat dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Balitbang KP. Pengukuran kinerja dimaksud 19

merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada indikator kinerja utama (IKU) yang telah diidentifikasi agar sasaran dan tujuan strategis pada peta strategi yang dituangkan pada penetapan kinerja Balitbang KP tahun 2013 dapat tercapai. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Balitbang KP tahun 2013 pada stakeholders perspective, customer perspective, internal process perspective dan learn & growth perspective mengalami perubahan dan penyesuaian yang mengacu pada Balanced Scorecard (BSC). Berdasarkan penetapan target pada setiap indikator kinerja tersebut, sebagian besar telah berhasil tercapai. pencapaian Sasaran Strategis (SS) dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2013 yang mengacu Balanced Scorecard (BSC) dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut : Sasaran Strategis Tabel : 3.1 Capaian IKU Balitbang KP Tahun 2013 IKU Satuan Target Realisasi % Klasifikasi STAKEHOLDER PERSPECTIVE 1 Nilai Tukar Nelayan Indeks 110 104,46 94,96 Maximize 2 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Nilai 104 104,70 100,67 Maximize SS1 Rata-rata Pendapatan Pengolah & Meningkatnya 3 Rp. 1,800,000 1,850,000 102,56 Maximize Pemasar (KK/bulan) kesejahteraan Rata-rata Pendapatan Petambak masyarakat KP 4 Rp. 1,800,000 2,819,466 120 Maximize Garam (KK/bulan) 5 Pertumbuhan PDB Perikanan % 7,00 6,86 98 Maximize CUSTOMER PERSPECTIVE Jumlah jejaring dan kemitraan SS2 6 Buah 13 13 100 Maximize Litbang KP Meningkatnya Jumlah hasil Litbang KP yang pemanfaatan hasil 7 Buah 10 13 120 Maximize diadopsi oleh masyarakat KP litbang KP oleh Masyarakat KP 8 Maximize SS3 Meningkatnya pengelolaan SDKP secara berkelanjutan INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE SS4 Tersedianya kebijakan kelautan dan perikanan yang implementatif SS5 Tersedianya jumlah data dan informasi ilmiah KP SS6 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk KP perikanan yang optimal dan bermutu 9 10 11 12 Jumlah Pengguna hasil Litbang KP (Kelompok/Orang) Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan Rasio jumlah kajian yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5) Jumlah data dan informasi ilmiah KP Kelompok Orang Juta ha. 60 30 3,6 juta ha 86 54 3,647 juta ha 120 120 101,31 Maximize % 23% 26% 113,04 Maximize Jumlah 3 3 100 Maximize Buah 37 53 143,24 Maximize 13 Jumlah karya tulis ilmiah Buah 409 473 115,65 Maximize 14 15 Jumlah hasil litbang yang inovatif *) Jumlah Inovasi yang diusulkan HKI Buah 87 167 191,95 Maximize Buah 4 4 100 Maximize SS7 16 Prosentase hasil litbang % 60% 79,33% 132,22 Maximize 20

Sasaran Strategis Terselenggaranya mendukung program strategis KKP pengendalian Litbang KP LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE SS8 Tersedianya SDM Balitbang KP yang kompeten dan professional SS9 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup Balitbang KP SS10 Terwujudnya good governance & clean government lingkup Balitbang KP SS11 Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BalitbangKP IKU Satuan Target Realisasi % Klasifikasi 17 Indeks Kesenjangan Kompetensi 56,96 105,34 % 60% Eselon II dan III Minimize 18 Jumlah Profesor Riset Orang 3 3 100 Maximize 19 Proporsi jumlah pegawai fungsional litbang KP dibandingkan dengan total pegawai Balitbang % 53% 50,62% 95,51 Maximize 20 Service Level Agreement Balitbang KP % 70% 99,20% 141,71 Maximize 21 22 23 24 25 Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5) Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi lingkup Balitbang KP Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Balitbang KP Indeks kepuasan masyarakat terhadap Balitbang KP Nilai Inisiatif anti korupsi Balitbang KP Skala 4,00 3,00 75 Maximize % 100% 67,57% 67,57 Maximize Jumlah 26 Nilai Penerapan RB Balitbang KP Nilai 27 Persentase penyerapan DIPA Balitbang KP 77,50 (Nilai AKIP A) 80,25 (Nilai AKIP A) 103 (A) Maximize Nilai 60,75 70,04 104,29 Maximize Nilai 8 6,84 85,50 Maximize 7 5 (Setara Level 4) 76,56 102,08 Maximize % > 95% >95% 100 Maximize 3.2. HASIL PENGUKURAN NILAI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS (NPSS), NILAI PENCAPAIAN INISIATIF STRATEGIS (NPIS) dan NILAI KINERJA KESELURUHAN (NKK) BALITBANG KP a. NILAI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS (NPSS) NPSS adalah nilai yang menunjukan konsolidasi dari seluruh IKU di dalam satu Sasaran Strategis (SS). Status capaian SS yang ditunjukan dengan warna merah/kuning/hijau (buruk/sedang/baik) ditentukan oleh NPSS. Untuk menghitung NPSS perlu diperhatikan bobot masing-masing IKU terhadap SS tersebut dengan indeks toleransi 10%. Sistem pembobotan yang digunakan didasarkan atas tingkat validitas IKU seperti Tabel berikut : No Validitas IKU Bobot 1 Lead input 0,1 2 Lead proses 0,2 3 Lag output 0,3 4 Lag outcome 0,4 21

Status capaian NPSS ditentukan oleh nilai indeks sebagai berikut: Baik Sedang Buruk Indeks Capaian > 90 % Indeks Capaian = 90% Indeks Capaian < 90 % Untuk melakukan pengukuran kinerja dilakukan dengan cara Menentukan dan mensepakati standar status kinerja untuk NSS, NKP, dan NPSS KLASIFIKASI MAXIMIZE MINIMIZE STABILIZE STATUS NSS / NKP / NPSS (Toleransi 10%) X<90% X>90% X>90% atau X<90% Buruk X=90% X=90% - Sedang X 90% X 90% X=90% Baik Dalam melakukan pengukuran kinerja harus menentukan klasifikasi target indikator kinerja diantaranya adalah : Maximixe adalah Semakin tinggi pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; Minimize adalah Semakin rendah pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; Stabilize adalah semakin stabil (tidak naik dan tidak turun) pencapaian dari target maka kinerja semakin baik. Hasil perhitungan NPSS sesuai dengan gambar yang tertuang dalam aplikasi "KINERJAKU" sebagai berikut : Gambar.3.2. Hasil Pencapaian Kinerja Balitbang KP dalam Aplikasi kinerjaku.kkp.go.id TA 2013 22

Pengukuran capaian kinerja Balitbang KP Tahun 2013 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dan realisasi IKU pada masing-masing prespektif dari hasil pengukuran tersebut diperoleh capaian kinerja Balitbang KP ditingkat korporat di Tahun 2013 sebesar 107% yang berasal dari capaian kinerja masing-masing perspektif sbb ; 1. Perspektif pemangku kepentingan (stakeholder perspective) dengan bobot 40%, capaian kinerja sebesar 111%; 2. Perspektif pelanggan (Customer perspective) dengan bobot 20%, apaian kinerja sebesar 106,16%; 3. Perspektif Internal (Internal Process perspective) dengan bobot 10%, capaian kinerja sebesar 128,69%; 4. Perspektif Learn and Growth (Learn and Growth perspective) dengan bobot 50%, capaian kinerja sebesar 98,45%. b. NILAI PENCAPAIAN INISIATIF STRATEGIS (NPIS) NPIS merupakan nilai yang diberikan atas pelaksanaan inisiatif strategis (IS) yang melekat pada suatu IKU tertentu. Status pencapaian inisiatif strategis (baik, sedang dan buruk) ditentukan berdasarkan jumlah inisiatif strategis yang dilakukan 100% dibanding dengan total inisiatif strategis yang berada dalam 1 (satu) IKU yang sama. Adapun status capaian IS ditentukan oleh nilai indeks sebagai berikut: Baik Sedang Buruk Indeks Capaian > 90 % Indeks Capaian = 90% Indeks Capaian < 90 % Untuk menentukan dan mensepakati standar status kinerja NPIS sesuai dengan kriteria sbb : KLASIFIKASI MAXIMIZE MINIMIZE STABILIZE STATUS NPIS (Toleransi 10%) X<90% X>90% X>90% atau X<90% Buruk X=90% X=90% - Sedang X 90% X 90% X=90% Baik 23

Berikut hasil perhitungan Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPIS) sesuai dengan tabel pencapaian IS sbb : Tabel. 3.2. Pencapaian Inisiatif Strategis Balitbang KP TA 2013 Hasil pengukuran nilai pencapaian inisiatif strategis Balitbang KP Tahun 2013 adalah 85%. 24

c. NILAI KINERJA KESELURUHAN (NKK) Untuk mengukur capaian kinerja organisasi Balitbang KP menggunakan penilaian dengan istilah Nilai Kinerja Keseluruhan (NKK). Komponen perhitungan NKK terdiri dari 2 (dua) unsur, yaitu : Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) dan Nilai Pencapaian Inisiatif Strategis (NPIS). NKK diperoleh dari penjumlahan antara Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) dengan Nilai Pencapaian Inisiatif Strategis (NPIS). Adapun status NKK mempunyai nilai toleransi 10% yang ditentukan oleh nilai indeks sebagai berikut : Baik Sedang Buruk Indeks Capaian > 190 % Indeks Capaian = 190% Indeks Capaian < 190 % Pencapaian kinerja keseluruhan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain : Pencapaian kinerja dikatakan buruk jika NPSS buruk dan NPIS buruk, Pencapaian kinerja dikatakan sedang (jika : NPSS buruk dan NPIS baik, NPSS baik dan NPIS buruk, atau NPSS sedang dan NPIS sedang), dan Pencapaian kinerja dikatakan baik jika NPSS dan NPIS baik. Tabel.3.3. Capaian Nilai Kinerja Keseluruhan Balitbang KP TA 2013 Sesuai dengan Tabel 3.3. diatas maka pencapaian Nilai Kinerja Keseluruhan Balitbang KP Tahun 2013 adalah 192%. 25

3.3. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA 3.3.1 STAKEHOLDER PERSPEKTIVE Capaian kinerja Balitbang KP pada Perspektif pemangku kepentingan (Stakeholder Perspektive) sebesar 111% yang berasal dari satu sasaran strategis yaitu meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP dengan capaian sebesar 111%. SASARAN STRATEGIS 1 : MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KP Kesejahteraan masyarakat KP menjadi tolak ukur dari dampak keberhasilan program/kegiatan Balitbang KP. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP terdiri dari 5 (lima) IKU sbb : 1) IKU PERTAMA : NILAI TUKAR NELAYAN (NTN) NTN merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima nelayan/pembudidaya ikan (It) dengan Indeks harga yg dibayar/dikeluarkan oleh nelayan/pembudidaya (Ib), untuk konsumsi rumah tangganya dan keperluan dalam memproduksi produk perikanan. NTN merupakan indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli nelayan skala kecil di pedesaan dan juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk perikanan dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTN, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli nelayan. Tabel.3.4. Target dan Realisasi IKU Nilai Tukar Nelayan (NTN) tahun 2013 IKU Target 2013 Realisasi 2013 (%) NTN 110,00 104,46 94,96 Apabila dilihat perkembangan nilai NTN per bulan selama tahun 2013 seperti tabel berikut. Tabel.3.5.Perkembangan NTN dari bulan Januari s.d Desember Tahun 2013 Bulan 2013 % It Ib NTN Nas Ubah Tahun Dasar 2007 (2007 : 100) Januari 143,86 136,14 105,67 0,18 Februari 144,11 136,73 105,39-0,26 Maret 137,28 136,73 105,19-0,19 April 144,33 137,33 105,10-0,09 Mei 144,74 137,40 105,34 0,23 Juni 145,38 137,95 105,38 0,04 Juli 149,74 142,02 105,44 0,05 26

Bulan 2013 % It Ib NTN Nas Ubah Agustus 151,07 143,19 105,50 0,06 September 150,76 143,30 105,21-0,27 Oktober 150,80 143,70 104,94-0,26 November 150,81 143,86 104,83-2,38 Tahun Dasar 2012 (2012 : 100) Desember 111,10 108,23 102,66 0,21 Rata-rata NTN Tahun 2013 adalah 104,46 % atau 94,96% lebih rendah dari angka target yang ditetapkan, dimana pada tahun 2013 ditetapkan angka NTN sebesar 110 adapun Kenaikan NTN tertinggi terjadi pada Januari yakni 105,67 dan yang terendah pada November yaitu sebesar 104,834. Pada bulan Desember 2013 nilai NTN bidang perikanan tangkap sebesar 102,66 lebih besar dari NTPi yaitu 101,52. Nilai gabungan antara NTN dan NTPi yang disingkat dengan NTNP sebesar 101,98. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTN dari tahun dasar 2007 menjadi tahun dasar 2012. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi perikanan dan pola produksi konsumsi rumah tangga perikanan di perdesaan, serta perluasan cakupan. Alasan inilah yang mendasari mengapa realisasi NTN 2013 mengalami penurunan dibanding target NTN sebesar 110 diawal penetapan kinerja. Namun demikian nilai NTN secara rata-rata dan bulanan masih di atas 100, artinya nelayan masih dapat menyimpan hasil pendapatan yang diperoleh dari kegiatan penangkapan ikan setelah digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional dan hidup sehari-harinya. Perbedaan antara NTN tahun dasar 2007 dengan NTN tahun 2012 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTN tahun dasar 2012 juga mengalami perluasan pada NTP sub sektor perikanan menjadi NTN dan NTPI agar perhitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Selain itu terdapat penambahan lokasi penghitungan menjadi 33 Provinsi dimana Provinsi DKI Jakarta menjadi masuk didalamnya. Jika dibandingkan dengan target pada RPJM 2014 dimana NTN sudah mencapai 112, maka capaian NTN sampai dengan tahun 2013 ini telah mencapai 91,66% dari yang ditargetkan. 27

Tabel.3.6. Perbandingan Data NTN Tahun 2013 Terhadap Realisasi Tahun 2012 Dan Target 2014 IKU Realisasi 2012 Realisasi 2013 Target 2014 % Realisasi 2013 thdp 2012* Target 2014 NTN 105,37 102,66 112,00 97,43 91,66 Dengan sisa waktu satu tahun RPJMN di tahun 2014 telah dialokasikan program dan kegiatan dengan tujuan dapat meningkatkan pendapatan nelayan dengan harapan dapat meningkatkan nilai NTN. Dukungan Litbang KP terhadap peningkatan Nilai Tukar Nelayan adalah menginformasikan data terkait : 1. PETA PPDPI Pembuatan PPDPI didasarkan pada informasi sebaran konsentrasi klorofil-a, suhu permukaan laut, dan anomali tinggi permukaan air laut dari citra satelit. Saat ini ada 3 jenis PPDPI yang dihasilkan BPOL, yaitu PPDPI Nasional, PPDPI Laut Sawu, dan PPDPI Pelabuhan Perikanan. PPDPI Nasional dibagi menjadi 5 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), yaitu Sumatera, Jawa Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku dan Papua dan dibuat secara rutin seminggu dua kali, yaitu pada hari Senin dan Kamis, sedangkan PPDPI Laut Sawu dan Pelabuhan Perikanan dibuat setiap hari Gambar : 3.3. Peta Perkiraan Daerah Penangkapan Ikan 28

2. KAJIAN STOCK IKAN Status Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Ikan di Masing-masing WPP NRI 2013 WPP-RI 571 Status Jenis Ikan Stok DEMERSAL M IKAN F KARANG PELAGIS O KECIL CUMI-CUMI F PELAGIS F BESAR TONGKOL F UDANG O LOBSTER O WPP-RI 572 Status Jenis Ikan Stok DEMERSAL F IKAN KARANG M PELAGIS KECIL F CUMI-CUMI O PELAGIS O BESAR TONGKOL O UDANG O LOBSTER F KETERANGAN Over-exlpoited Fully-exploited Moderate WPP-RI 711 Jenis Ikan Status Stok DEMERSAL O IKAN F KARANG PELAGIS O KECIL CUMI-CUMI O PELAGIS F BESAR TONGKOL F UDANG O LOBSTER M WPP-RI 712 Jenis Ikan Status Stok DEMERSAL F IKAN M KARANG PELAGIS O KECIL CUMI-CUMI F PELAGIS F BESAR TONGKOL F UDANG F LOBSTER F WPP-RI 573 Status Jenis Ikan Stok DEMERSAL F IKAN O KARANG PELAGIS O KECIL CUMI-CUMI O PELAGIS O BESAR TONGKOL F UDANG O LOBSTER M WPP-RI 716 Status Jenis Ikan Stok DEMERSAL M IKAN M KARANG PELAGIS M KECIL CUMI-CUMI O PELAGIS F BESAR TONGKOL F UDANG F LOBSTER M WPP-RI 713 Jenis Ikan Status Stok DEMERSAL O IKAN F KARANG PELAGIS M KECIL CUMI-CUMI M PELAGIS O BESAR TONGKOL O UDANG O LOBSTER O WPP-RI 715 Status Jenis Ikan Stok DEMERSAL M IKAN M KARANG PELAGIS O KECIL CUMI-CUMI O PELAGIS F BESAR TONGKOL F UDANG F LOBSTER M WPP-RI 714 Status Jenis Ikan Stok DEMERSAL M IKAN KARANG M PELAGIS O KECIL CUMI-CUMI O PELAGIS F BESAR TONGKOL F UDANG M LOBSTER M WPP-RI 717 Status Jenis Ikan Stok DEMERSAL M IKAN KARANG F PELAGIS O KECIL CUMI-CUMI F PELAGIS M BESAR TONGKOL F UDANG M LOBSTER O WPP-RI 718 Status Jenis Ikan Stok DEMERSAL F IKAN KARANG O PELAGIS O KECIL CUMI-CUMI O PELAGIS O BESAR TONGKOL O UDANG F LOBSTER O Gambar : 3.4. Peta WPP (Wilayah Pengelolaan Perikanan) Peta WPP (Wilayah Pengelolaan Perikanan) hasil penelitian Balitbang KP ( P3SDLP) dapat mendukung tercapainya target peningkatan NTN melalui tampilan Data dan informasi dalam Peta WPP, yg didalamnya mencakup beberapa data yg dapat digunakan oleh para nelayan sebelum melakukan penangkapan ikan, antara lain :Data Cuaca/ musim, MLD ( mixed Layer Depth) sedalam apa laut yg akan di lalui, Panjang Longline yg akan digunakan ke Laut sesuai lokasi, Data Pasang surut di 5 pelabuhan Perikanan info waktu pendaratan dan keberangkatan kapan perikanan, Petunjuk tentang pemahaman mengenai sistem koordinat yang digunakan dalam Peta WPP RI dan Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan regulasi tentang pencantuman koordinat dalam Surat Ijin Usaha Perikanan (SIUP); 3. PANELKANAS Menurut hasil penelitian Balitbang KP peningkatan produksi atau produktivitas tidak berpengaruh pada NTN, NTN hanya mengindikasikan rasio inflasi barang yang diterima dan dibayar bukan besar nilai atau nilai yang dibayar. 29

2) IKU KEDUA : NILAI TUKAR PEMBUDIDAYA IKAN (NTPi) Tabel.3.7. Capaian NTPi Tahun 2013 IKU Target Realisasi % 1 NTPi )* 104 104,7 100,67 Ket: *: Angka Triwulan III 2013 NTPi merupakan rasio antara seluruh penerimaan (revenue) dibanding seluruh pengeluaran (expenditure) pembudidaya ikan. Selain itu, juga digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan pembudidaya ikan dan merupakan ukuran kemampuan keluarga pembudidaya ikan untuk memenuhi kebutuhan subsistennya. Hingga bulan Oktober 2013 NTPi masih tergabung dalam penghitungan NTN dengan menggunakan penghitungan tahun dasar 2007. Sejak November 2013 NTPi telah terpisah dengan NTN dengan perhitungan tahun dasar 2012. Nilai NTPi/NTN hingga Oktober 2013 (berdasarkan perhitungan tahun dasar 2007) sebesar 105,37 dan NTPi November Desember 2013 dengan tahun dasar 2012, terjadi penurunan NTPi dengan rata-rata sebesar 101,65. Berdasarkan data di atas bila NTPi tersebut dirata-rata dari Januari Desember 2013 maka dapat disimpulkan nilai sementara NTPi 2013 sebesar 104.70. Nilai target NTPi sebesar 105 pada tahun 2014 telah dapat dicapai ditahun 2013 (TW III). Nilai tukar di atas 100 ini menunjukkan bahwa nelayan/pembudidaya mengalami surplus, dalam artian bahwa harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya atau pendapatan nelayan/pembudidaya naik lebih besar dari pengeluarannya. Dengan asumsi volume produksi sama, maka nilai NTN >100 menunjukkan kesejahteraan nelayan/pembudidaya meningkat. Nilai NTPi/NTN dari tahun 2010 hingga tahun 2013 sebagaimana pada tabel dibawah. Tabel.3.8.Nilai NTN/NTPi tahun 2010 2014 IKU 2010 2011 2012 2013* 2014 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan - Target ** ** ** 104 105 - Realisasi 105,55 106,26 105,37 104,70 - Prosentase 100,67 Ket: * angka sementara, NTPi Januari- Oktober dihitung berdasarkan tahun dasar 2007, sedangkan NTPi November Desember 2013 dihitung berdasarkan tahun dasar 2012. ** belum ditentukan targetnya NTN gabungan NTN dan NTPi Berdasarkan hasil perhitungan BPS tahun 2013, rata-rata nilai NTN sebesar 104,84. Nilai tertinggi pada tahun 2013 terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 105,50. 30

Dibandingkan dengan Nilai Tukar Petani (NTP), NTN/NTPi masih berada di atas NTP. Fluktuasi NTN/NTPi salah satunya dipengaruhi faktor cuaca, indeks konsumsi rumah tangga dan indeks biaya produksi, serta kenaikan inflasi. 110 105.49 105.39 105.19 105.10 105.34 105.38 105.44 105.50 105.21 104.94 102.44 102.66 100 90 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des NTP NTN/NTPi Gambar.3.5. Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya Ikan Tahun 2013 Dukungan Litbang KP terhadap peningkatan Nilai Tukar Pembudidaya ikan diantaranya : a) Menginformasikan data NTPi dari Panelkanas Dari hasil penelitian Balitbang KP dilokasi panelkanas NTPi berfluktuasi dengan kecendurungan yang menurun dibanndingkan tahun dasar disebabkan produktivitas turun sehigga indeks yang diterima mengalami penurunan. b) Untuk meningkatkan NTPi Balitbang KP membuat produk biologi, Paket teknologi budidaya, Vaksin dan Pakan (alternative lokal dan pakan cair). a) PRODUK BIOLOGI a.1) Benih/Bibit Nila Srikandi Cepat Tumbuh Ikan nila Sikandi merupakan ikan nila unggul dengan pertumbuhan cepat dan toleran salinitas tinggi hingga 30 ppt. Ikan nila Srikandi merupakan hasil perkawinan silang antara ikan nila NIRWANA betina (Oreochromis niloticus) dengan ikan nila biru jantan (Oreochromis aureus). Ikan nila Srikandi merupakan ikan nila toleran salinitas tinggi hasil pengembangan Balai Penelitian Pemuliaan Ikan. Ikan nila Srikandi dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan ditetapkan disrtibusinya berdasarkan SK nomor : KEP.09/MEN/2012. Keunggulan ikan nila Srikandi adalah cepat tumbuh pada salinitas 10-30 ppt, FCR 0,7 1,1, dan memiliki kandungan asam lemak omega 3 dan 6 lebih tinggi dibanding ikan nila yang dipelihara di air tawar, dan dapat mencapai SR lebih tinggi dibanding ikan nila GIFT pada salinitas 30 ppt. 31

Sesuai dengan tabel 3.9 maka Nilai laju pertumbuhan spesifik (SGR) dan laju pertumbuhan harian (DGR) berkisar antara 4,43-4,51 %/hari dan 1,72-1,86 gram/hari. Tabel.3.9. Hasil panen ikan nila Srikandi di tambak masyarakat Salinitas 10-15 ppt 20-25 ppt Tambak pemeliharaan Padat Waktu Hasil *Panen/Ha Luas tebar Lokasi (bulan) panen (Kg) (Kg) (m 2 ) (ekor/m 2 ) Desa Degayu 2.000 3 4 1.300 6.500,00 Desa Pabeyan 2.500 2 3 1.100 4.400,00 Desa Pabeyan 3.500 2 3 1.500 4.285,71 Desa Degayu 5.000 2 4 1.600 3.200,00 Desa Bandengan 3.000 2 3 1.100 3.666,67 Desa Bandengan 2.000 5 3 1.400 7.000,00 * Proyeksi hasil panen per satuan Ha. b) VAKSIN Vaksin HydroVac dan StreptoVac yang dihasilkan oleh Balitbang KP dapat diberikan melalui 3 (tiga) cara, yaitu perendaman, pakan dan suntik. Vaksin HydroVac dan StreptoVac sebagai produk biologi untuk pencegahan penyakit bakteri potensial diharapkan mampu berkontribusi dalam peningkatan produksi perikanan budidaya air tawar nasional. Hasil kajian laboratoris dan lapang, aplikasi vaksin HydroVac dapat menekan tingkat kematian ikan akibat penyakit MAS berkisar 30-40% dibandingkan dengan tanpa aplikasi vaksin yang mencapai 60-70%. Sedangkan hasil kajian laboratoris dan lapang, aplikasi vaksin StreptoVac dapat menekan tingkat kematian ikan nila akibat penyakit streptococcosis berkisar 20-30% dibandingkan dengan tanpa aplikasi vaksin yang mencapai 50-60%. Aplikasi vaksin Hydrovac pada tahun 2009 ke beberapa dinas dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Kementerian Kelautan dan Perikanan; serta Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Penerapan Dalam Sistem Usaha Kelautan Dan Perikanan Secara Berkelanjutan dibuktikan dengan : a) Telah lulus uji mutu dari BBPMSOH dengan sertifikat pengujian Vaksin HydroVac No.TN.720/308/stfk/F5.I/V/2012 dan Vaksin StreptoVac No.TN.720/097/stfk/F.12/II/2013. b) Telah memiliki nomor register dari KKP, Vaksin HydroVac (KKP RI NO. D 1206203 BKC) dan Vaksin StreptoVac (KKP RI NO. D 1305224 BKC). 32

c) Vaksin HydroVac telah dikerjasamakan dengan PT. CAPRIFARMINDO LABORATORIES tanggal 25 Oktober 2011 No. 25.01/BalitbangKP.2/KL.210/X/2011 No. 017/X/11/GM/EKS/CAP-VET dengan nama Vaksin CapriVac-Aero. d) Vaksin HydroVac dan StreptoVac mampu menginduksi respon kebal spesifik (antibodi) pada ikan. Antibodi tersebut mulai bekerja 1 2 minggu pasca vaksinasi, dan proteksi berlangsung selama 3-4 bulan. Untuk meningkatkan kadar antibodi serta periode proteksi hingga lebih dari 4 bulan, perlu dilakukan vaksinasi ulang (booster) yang diberikan 1-2 bulan dari saat vaksinasi pertama. Gambar : 3.6 Vaksin HydroVac Gambar : 3.7 Vaksin StreptoVac c) PAKET TEKNOLOGI 1) Teknik Produksi dan Peningkatan Kualitas Benih Bandeng Di HSRT Serta Benih Hasil Berkualitas Hasil Seleksi 33 D1 D1

Gambar.3.8. Produksi Benih Ikan Bandeng Berkualitas Baik di HSRT 2) Pengembangan Budidaya Vaname Pola Intensif Di Tambak Kecil (Small Pond Intensive Culture, (SPIC Model)) Gambar.3.9. Budidaya vaname pola supraintensif di tambak kecil 3) Udang Windu Tumbuh Cepat Gambar.3.10. Bak Pemeliharaan, Induk Matang Gonad, Telur dan Naupli Udang Windu 4) Probiotik RICA Gambar.3.11. Buku Petunjuk Teknis Aplikasi Bakteri Probiotik RICA d) PAKAN EKONOMIS BERBASIS BAHAN BAKU LOKAL 34

Bahan baku lokal adalah bahan baku untuk pakan ikan, khususnya patin yang memenuhi persyaratan kualitas, kuantitas dan harga yang terdapat di Kabupaten Kampar - Provinsi Riau dan atau wilayah lainnya di sekitarnya jika harganya lebih relatif mahal atau belum ada di wilayah setempat : a) Pakan menyerap 70% biaya produksi budidaya ikan. Harga pakan terus meningkat, namun harga jual ikan relatif tetap. b) Mesin pakan ikan tidak berfungsi optimal karena masalah bahan baku dan teknologi pembuatan pakan c) BPPBAT bogor telah mengumpulkan dan menganalisis kandungan proksimat bahan baku lokal di jawa, sumatera dan kalimantan. d) Komponen teknologi pakan ekonomis berbasis bahan baku lokal telah dirakit untuk ikan nila, patin, lele, dan gurame. e) Hasil pemeliharaan ikan patin dipelihara selama ±40 hari, dari berat rata-rata antara 30-50g/ekor kini mencapai 80-100g/ekor. Pertumbuhan ikan nila sampai saat ini mencapai berat 120-300g/ekor dengan berat awal tebar 2-3g lama pemeliharaan sekitar 4,5 bulan dengan pemberian pakan mandiri. f) Teknologi pakan ekonomis berbasis bahan baku lokal telah diterapkan di kab. Gnkidul untuk lele, di kab. Pandeglang, Agam dan Pacitan untuk nila dan di kab. Kampar, Ogan Ilir, Maro Jambi dan Banjar untuk patin. g) Keunggulan pakan ekonomis adalah dicetak di pabrik pakan ikan lokal [aktivasi mesin pakan lokal], dan mempunyai harga lebih murah Rp.2000 dari pakan komersial, tanpa mengurangi produksi dan FCR-nya. Tabel : 3.10 Keunggulan Pakan Berbasis Bahan Baku Lokal pada Ikan Nila & Patin Komoditas Lokasi Bahan Baku Hasil Pacitan, Jawa Tepung ikan lokal, dedak, kepala udang, Timur jagung, mineral dan vitamin FCR 1,32 Nila Tepung ikan lokal, dedak, bungkil sawit, Pandeglang, limbah kecap, bungkil kelapa, mineral Banten dan vitamin FCR 1.38 Kampar, Riau Tepung ikan lokal, tepung dedele BS, FCR; 1.2-1.3, lebih cepat tepung jagung BS, bungkil kelapa, bungkil tumbuh 2 bulan vs pakan kelapa sawit, minyak ikan, vitamin dan setempat (FCR: 2.6-3) mineral komersial serta probiotik Patin Banjar, Kalimantan Selatan Tepung ikan lokal, dedak, limbah kepala udang, bungkil kelapa sawit, tepung singkon, vitamin dan mineral komersial FCR 1.31, lebih cepat tumbuh 4 bulan : 550g vs Pakan komersial(1.68; 370g) 3) IKU KETIGA : RATA-RATA PENDAPATAN PENGOLAH & PEMASAR (KK/bulan) Tabel.3.11.Pendatan Rata-rata Pendapatan 35

Pengolah & Pemasar (KK/Bulan) per Provinsi IKU Target Realisasi % Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan). Rp. 1,8 Juta Rp. 1,850 Juta 102,56 Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan maupun natura sebagai hasil penjualan pengolah dan pemasar setelah dikurangi biaya-biaya produksi. Selain itu, pendapatan juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat secara relatif dan merupakan ukuran kemampuan keluarga nelayan dan pembudidaya ikan untuk memenuhi kebutuhannya. Target rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar tahun 2013 adalah Rp 1,8 Juta per KK/Bulan. Capaian rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar dihitung dari pendapatan penerima program PUMP-P2HP sebagai dampak dari sasaran program penerima bantuan PUMP-P2HP. Berdasarkan sampel kelompok pada 100 Kabupaten/Kota di 29 Provinsi penerima PUMP-P2HP, diperoleh hasil perhitungan ratarata pendapatan pengolah dan pemasar sebesar Rp 2.297.705,- per KK/Bulan. Dengan adanya program PUMP-P2HP dalam bentuk bantuan langsung masyarakat yang dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan kelompok untuk mengembangkan usahanya, dapat memberikan dampak peningkatan pendapatan diatas upah rata-rata minimum nasional tahun 2013 sebesar Rp 1.434.906,- per KK/Bulan Dukungan Litbang KP terhadap peningkatan Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan) diantaranya : A. Perkiraan Dampak dari kegiatan Pokhlasar yang dibuat oleh BBPSEKP Dampak kegiatan Poklasar tahun 2013 dapat diketahui dari hasil kajian Litbang KP mengenai Evaluasi Dampak PNPM KP. Dimana PNPM KP terdiri dari program PUMP P2HP yang sasarannya adalah Kelompok Pengolah dan Pemasaran (Poklasar). Dari hasil kajian dapat diketahui mengenai kondisi sebelum memperoleh bantuan PUMP P2HP dan sesudahnya. Volume penjualan sebelum ada bantuannya PUMP P2HP adalah 4,479 Kg per bulan, setelah diberikan bantuan volume penjualan meningkat menjadi 5.693 Kg per bulan, artinya terjadi peningkatan volume produksi sebesar 27,09 persen. Volume penjualan ikan dipengaruhi oleh jenis usaha, dimana volume penjualan ikan segar lebih besar ketimbang volume untuk penjualan ikan pindang (olahan). Volume penjualan ikan segar bisa mencapai 45.000 Kg, volume penjualan ikan yang terbesar pada penjualan 36

ikan laut. Volume penjualan ikan olahan seperti volume olahan pindah hanya mencapai 14.000 Kg. Peningkatan volume penjualan berdampak pada peningkatan keuntungan penerima bantuan PUMP P2HP. Sebelum ada bantuan PUMP P2HP pendapatan yang diperoleh adalah Rp 9,458,519.59 per bulan, setelah ada bantuan PUMP pendapatan yang diterima meningkat menjadi Rp 14,885,759.67, artinya terjadi peningkatan pendapatan sebesar 57 persen. Satu hal yang perlu digaris bawahi adalah keuntungan yang diterima ini merupakan keuntungan kelompok bukan keuntungan rumah tangga, dimana 1 Poklahsar bisa mencapai 5 10 orang per kelompok. Sama seperti halnya dengan volume penjualan, pendapatan yang diperoleh juga dipengaruhi oleh jenis usaha, dimana pendapatan dari penjualan ikan segar lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh dari penjualan ikan pindang (olahan). Hal ini disebabkan oleh faktor volume penjualan dan harga, dimana volume dan harga ikan segar lebih besar ketimbang volume dan harga ikan pindang. Pengaruh PUMP P2HP terhadap volume penjualan ikan segar, sebelum ada bantuan PUMP volume penjualan ikan segar hanya 5.737 Kg per bulan per kelompok sasaran. Sedangkan sesudah ada bantuan volume penjualan ikan segar meningkat menjadi hanya 7.493 Kg per bulan per kelompok sasaran.wilayah untuk bantuan PUMP ikan segar rata-rata berada di wilayah Timur Indonesia seperti Mamuju, Palu, Enrekang, dan Halmahera Utara. Volume Penjualan (Kg) Selling Volume (Kg) 8000 6000 4000 2000 0 Sebelum PUMP P2Hp Before PUMP Sesudah PUMP P2HP After * Sumber: Data diolah dari P2HP, 2011-2012 Grafik : 3.1.Volume Penjualan Ikan Segar pada Poklahsar Sebelum dan Sesudah menerima PUMP P2HPdi Indonesia, Tahun 2011 Pendapatan Income (Rp) (Rp) 20000000 15000000 10000000 5000000 0 Sebelum Bantuan PUMP P2HP Before PUMP Sesudah Bantuan PUMP P2HP After PUMP 37

* Sumber:Data diolah dari P2HP, 2011-2012 Grafik : 3.2 Pendapatan Usaha Pemasaran Ikan pada Poklahsar Sebelum dan Sesudah menerima PUMP P2HPdi Indonesia, Tahun 2011 Pendapatan (Rp) Income (Rp) 12,000,000.00 8,000,000.00 4,000,000.00 0.00 Sebelum PUMP P2HP Before PUMP Sesudah PUMP P2HP After PUMP * Sumber:Data diolah dari P2HP, 2011-2012 Grafik 3.3.Perbandingan Pendapatan Penjual Ikan Olahan Sebelum dan Sesudah Bantuan PUMP P2HPdi Indonesia, Tahun 2011 Volume produksi ikan olahan sebelum ada bantuannya PUMP P2HP adalah 1.501 Kg per bulan, setelah diberikan bantuan volume ikan olahan meningkat menjadi 1.722 Kg per bulan, artinya terjadi peningkatan volume produksi sebesar 14,69 persen. Pengolahan ikan yang dikelola oleh Poklasar meliputi pengolahan rumput laut, bakso, abon, kerupuk ikan, bandeng, otak-otak, pindang, ikan asin, dan ikan goreng. Sebelum ada bantuan PUMP P2HP pendapatan yang diperoleh oleh pemasar ikan olahan adalah Rp 7.853.838 per bulan. Setelah ada bantuan PUMP pendapatan yang diterima pemasar ikan olahan meningkat menjadi Rp 11.295.230,-. Berarti terjadi peningkatan pendapatan sebesar 44 persen. Volume Usaha (Kg) 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 Sebelum Bantuan PUMP P2HP Before PUMP Sesudah Bantuan PUMP P2HP After PUMP 38

* Sumber:Data diolah dari P2HP, 2011-2012 Grafik : 3.4. Volume Usaha Pemasaran Ikan pada Poklahsar Sebelum dan Sesudah mendapatkan PUMP P2HP, Tahun 2011 Pendapatan Income (Rp) (Rp) 12,000,000.00 8,000,000.00 4,000,000.00 0.00 Sebelum PUMP P2HP Before PUMP Sesudah PUMP P2HP After * Sumber:Data diolah dari P2HP, 2011-2012 Grafik : 3.5. Perbandingan Pendapatan Penjual Ikan Olahan Sebelum dan Sesudah Bantuan PUMP P2HPdi Indonesia, Tahun 2011 Pendapatan Income (Rp) (Rp) 20000000 15000000 10000000 5000000 0 Sebelum Bantuan PUMP P2HP Before PUMP Sesudah Bantuan PUMP P2HP After PUMP * Sumber:Data diolah dari P2HP, 2011-2012 Grafik : 3.6.Pendapatan Usaha Pemasaran Ikan pada Poklahsar Sebelum dan Sesudah menerima PUMP P2HPdi Indonesia, Tahun 2011 4) IKU KE EMPAT : Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan) Tabel.3.12. Nilai NTN/NTPi tahun 2010 2014 IKU Target Realisasi % Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan). Rp1,8 juta Rp2,8 juta 120 39

Rata-rata pendapatan petambak garam per-kepala Keluarga/bulan yang masuk dalam KUGAR dihitung dari jumlah pendapatan petambak garam penerima Program PUGAR selama musim panen dibagi lama bulan produksi. Dari laporan 42 Kabupaten/Kota penerima PUGAR 2013, diketahui bahwa lama masa produksi rata rata secara nasional sekitar 3,19 bulan, termasuk masa persiapan, masa evaporasi dan pemanenan, dan pemulihan lahan. Daerah daerah tertentu yang menggunakan sistem perebusan memiliki masa produksi yang lebih variatif dan lama, misalnya Aceh Utara yang mulai memproses sejak pertengahan Januari Desember 2013. Perhitungan pendapatan menggunakan beberapa variabel, yakni: Luas lahan PUGAR; Produksi Nasional; Produktifitas PUGAR per hektar per musim; Penjualan garam (estimasi nilai produksi); total biaya (TC) baik operasional maupun investasi; Pendapatan bersih; dan lama bulan dalam satu kali periode produksi (musim). Harga garam bervariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya, dan setelah pengolahan data (lihat tabel pengolahan) diketahui bahwa per hektar lahan mampu menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp. 3.660.859,93. Petambak PUGAR mengolah/mendayagunakan lahan antara 0,5 s/d 1 Ha. Dengan luasan lahan 20.870,82 Ha dan jumlah total petambak sebanyak 31.432, maka per petambak rata rata mengolah lahan sebesar 0,77 Ha, sehingga pendapatan per petambak sebesar Rp. 0,77 x Rp. 3.660.859,93 = Rp. 2.819.466. Dukungan Litbang KP terhadap peningkatan Rata-rata pendapatan pengolah garam (KK/bulan) diantaranya : 1. Penerapan model alat pemurnian garam secara mekanik oleh P3SDLP, dapat meningkatkan pendapatan para pengolah garam antara lain sebagai berikut: Meningkatkan kualitas garam semula K3 ( >88%) menjadi >94% NaCl, Kapasitas produksi semula 1,5 ton/hari menjadi 2 ton / per hari, Menampung 3 5 tenaga kerja, Hasil produksinya Siap dipasarkan sebagai garam konsumsi atau garam industri pangan dan Dapat meningkatkan Nilai tambah 500 1000 rupiah per kilo; 2. Dari hasil penelitian Balitbang KP pada lokasi panelkanas menunjukan bahwa nilai tukar petambak garam berflutuasi mengingat teknologi penggaraman masih menggandalkan alam, namun demikian secara umum trend nilai tukar petambak garam sedikit menurun sesuai dengan tabel di bawah ini. 5) IKU KE LIMA : Pertumbuhan PDB Perikanan Tabel. 3.13.Pertumbuhan PDB Perikanan IKU Target (%) Realisasi % 40

Pertumbuhan PDB Perikanan 7 6,86 98 Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan, termasuk didalamnya pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, adalah meningkatnya nilai PDB perikanan. Pertumbuhan PDB Perikanan dari tahun ke tahun selalu meningkat, hal tersebut menggambarkan bahwa kemampuan sumberdaya perikanan sebagai andalan dalam perekonomian nasional. PDB perikanan diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa perikanan yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu (per tahun). Adapun angka persentase pertumbuhan PDB Perikanan diperoleh dengan membandingkan nilai PDB Perikanan (berdasarkan harga konstan) tahun 2013 dibandingkan dengan nilai PDB Perikanan tahun 2012. Pertumbuhan PDB perikanan tahun 2013 ditargetkan mencapai 7%. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pertumbuhan PDB perikanan berdasarkan harga konstan tahun 2000 dalam kurun waktu setahun terakhir meningkat sebesar 6,86%, yakni Rp 57.702,6 Miliar pada tahun 2012 menjadi Rp 61.661,2 Miliar pada tahun 2013, atau tercapai 98% dari target yang telah ditetapkan. Sama halnya dengan pertumbuhan pada periode tahun 2013 dengan tahun sebelumnya, selama kurun waktu 2009-2013, pertumbuhan PDB perikanan meningkat rata-rata sebesar 14,83% per tahun dan merupakan rata-rata tertinggi dalam sektor pertanian secara umum. Dalam dua tahun terakhir PDB perikanan tumbuh di atas rata-rata nasional dan dalam 4 tahun terakhir memiliki rata-rata pertumbuhan tertinggi dalam sektor pertanian secara umum. Hal ini menunjukkan bahwa perikanan memegang peranan strategis dalam mendorong pertumbuhan pada PDB kelompok pertanian secara umum, maupun pada PDB Nasional. Sedangkan apabila pencapaian indikator kinerja pertumbuhan PDB perikanan sebesar 6,86% di tahun 2013 ini dibandingkan dengan target jangka menengah sebagaimana tercantum pada Renstra 2010-2014, maka pencapaian pada indikator kinerja ini telah mencapai 94,63% dibandingkan dengan target sampai dengan tahun 2014 sebesar 7,25%. Pencapaian Sasaran Strategis 1, yaitu meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan, salah satunya didukung oleh kegiatan antara lain: (1) Pengembangan usaha pengolahan hasil perikanan; (2) Pengembangan usaha pasca panen nonkonsumsi hasil kelautan dan perikanan; (3) Peningkatan serapan pasar domestik hasil perikanan; (4) Peningkatan dan perluasan akses pasar ekspor hasil kelautan dan perikanan; (5) Peningkatan investasi pengolahan dan pemasaran hasil perikanan; dan (6) Pengembangan uji terap ragam produk dan alat pasca panen dan 41

pemasaran hasil kelautan dan perikanan. Melalui berbagai kegiatan di atas diharapkan dapat terwujud peningkatan daya saing produk perikanan dan ketahanan pangan. Tabel 3.14. Pencapaian IKU-2 Ditjen P2HP, 2009-2013 (Rp Miliar) LAPANGAN USAHA INDUSTRIAL ORIGIN TAHUN - YEAR Kenaikan rata-rata (%) Increasing average 2009-2013 2009 2010 2011 2012*) 2013**) Kelompok Pertanian / Agriculture Group 857 196,8 985 470,5 1 091 447,1 1 193 452,9 1 311 037,3 11,23 Berdasar harga berlaku At current prices a. Tanaman Bahan Makanan / Food Crops 419 194,8 482 377,1 529 967,8 574 916,3 621 832,7 10,40 b. Tanaman Perkebunan / Estate Crops 111 378,5 136 048,5 153 709,3 162 542,6 175 248,4 12,17 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock & Its product 104 883,9 119 371,7 129 297,7 145 720,0 165 162,9 12,04 d. K e h u t a n a n / Forestry 45 119,6 48 289,8 51 781,3 54 906,5 56 994,2 6,02 e. P e r i k a n a n / Fisheries 176 620,0 199 383,4 226 691,0 255 367,5 291 799,1 13,38 PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) / Gross Domestic Product 5 606 203,4 6 446 851,9 7 419 187,1 8 229 439,4 9 083 972,2 12,85 PDB TANPA MIGAS / GDP Without Oil & Gas 5 141 414,4 5 941 951,9 6 795 885,6 7 588 322,5 8 416 039,5 13,13 Persentase PDB Perikanan / Fisheries GDP Sharring Persentase terhadap kelompok pertanian / To Agriculture group 20,60 20,23 20,77 21,40 22,26 Persentase terhadap PDB / To GDP 3,15 3,09 3,06 3,10 3,21 Persentase terhadap PDB tanpa Migas / To GDP Without Oil & 3,44 3,36 3,34 3,37 3,47 Kelompok Pertanian / Agriculture Group 295 883,8 304 777,1 315 036,8 328 279,7 339 890,2 3,53 Berdasar harga konstan thn 2000 At 2000 Constant Prices a. Tanaman Bahan Makanan / Food Crops 149 057,8 151 500,7 154 153,9 158 910,1 161 969,5 2,10 b. Tanaman Perkebunan / Estate Crops 45 558,4 47 150,6 49 260,4 52 325,4 54 903,0 4,78 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock & Its product 36 648,9 38 214,4 40 040,3 41 918,6 43 914,0 4,63 d. K e h u t a n a n / Forestry 16 843,6 17 249,6 17 395,5 17 423,0 17 442,5 0,88 e. P e r i k a n a n / Fisheries 47 775,1 50 661,8 54 186,7 57 702,6 61 661,2 6,59 PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) / Gross Domestic Product 2 178 850,4 2 314 458,8 2 464 566,1 2 618 938,4 2 770 345,1 6,19 PDB TANPA MIGAS / GDP Without Oil & Gas 2 036 685,5 2 171 113,5 2 322 653,1 2 481 796,7 2 636 976,0 6,67 Pertumbuhan PDB Year on Year (Y on Y) Perikanan/ Fisheries 4,2 6,0 7,0 6,5 6,9 14,83 Kelompok Pertanian / Agriculture Group 4,0 3,0 3,4 4,2 3,5 PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) / Gross Domestic Product 4,6 6,2 6,5 6,3 5,8 PDB TANPA MIGAS / GDP Without Oil & Gas 5,0 6,6 7,0 6,9 6,3 Sumber / Source : Badan Pusat Statistik / Statistics of Indonesia Keterangan : *) : Angka sementara / Preliminary Figures **) : Angka sangat sementara / Very preliminary figures ***) : Angka sangat sangat sementara / Very very preliminary figures Dukungan Litbang KP terhadap Pertumbuhan PDB perikanan diantaranya : Salah satu variabel ekonomi makro yang menjadi perhatian bagi setiap lembaga pemerintah adalah Pendapatan Domestik Bruto (PDB). PDB diterima secara umum sebagai ukuran kesejahteraan dari masyarakat suatu negara, meskipun sejak diperkenalkannya banyak pihak yang mengkritisi PDB ini sebagai indikator yang memiliki kekurangan. Akan tetapi oleh karena tidak ada satupun indikator kinerja kesejahteraan lain yang diusulkan pihak-pihak yang mengkritisi tersebut yang mampu menyaingi PDB dalam hal kemudahan dalam penghitungannya, maka hingga saat ini PDB masih tetap menjadi satu-satunya acuan bagi tingkat kesejahteraan suatu negara yang diakui dan disepakati oleh seluruh negara di dunia. 42

Secara difinisi PDB adalah total nilai pasar berbagai produk akhir yang dihasilkan oleh suatu wilayah/sektor/negara pada suatu periode tertentu. Sehingga pertumbuhan PDB suatu wilayah/sektor/negara dapat diartikan sebagai meningkatnya ketersediaan berbagai produk akhir yang dapat dikonsumsi oleh masyarakatnya. Pada tahun 2013, litbang KP melakukan kajian mengenai strategi dalam mendorong pertumbuhan PDB sektor KP di Indonesia. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi pembuat kebijakan KP dalam mendorong pertumbuhan PDB Kelautan dan Perikanan. Pada metodologinya, litbang menggunakan sebuah model ekonomi yang merupakan model ekonomi kesetimbangan umum dengan menggunakan Tabel Input-Output (I-O) tahun 2008 sebagai data dasar bagi analisis yang dilakukan. Dalam model kesetimbangan umum, dapat dilihat gambaran mengenai bagaimana sektor di Indonesia saling berinteraksi, serta bagaimana output masing-masing sektor tersebut dikonsumsi oleh rumahtangga, swasta, pemerintah maupun pihak luar negeri. Dengan struktur data sedemikian rupa, maka salah satu kelebihan dari model jenis ketimbangan umum adalah kemampuannya untuk dipergunakan mensimulasikan pengaruh berbagai perubahan yang terjadi pada variabel terikat-salah satunya PDB baik nasional maupun sektoral. Pada model yang telah dikembangkan litbang KP tersebut telah dilakukan penggolongan berbagai kegiatan ekonomi ke dalam 75 kelompok komoditas. Kegiatan ekonomi di sektor KP pun disertakan dalam pemodelan ini. Namun dikarenakan adanya keterbatasan sumberdaya yang menangani penelitian terkait pada litbang, maka model ini baru mampu mengakomodir 10 (sepuluh) kelompok komoditas saja. Adapun 10 komoditas tersebut adalah : Tabel : 3.15 Kode dan Kelompok Komoditas Sektor KP di Dalam Model Ekonomi KP 2013. Kode Kelompok Komodtias 23 Tuna 24 Tongkol 25 Cakalang 26 Perikanan Laut 27 Patin 28 Perikanan Budidaya 29 Udang 33 Garam Kasar 35 Ikan Kering dan Asin 36 Ikan Olahan dan Awetan 43

* Sumber : Tabel I-O KP 2008, BBBPSEKP, 2013 Simulasi yang dilakukan pada model ekonomi KP Indonesia 2008 menggunakan asumsi target pertumbuhan PDB sektor KP (PDBKP) sebesar 7%. Simulasi yang dilakukan terdiri dari 11 simulasi. Simulasi 1-10 dilakukan untuk mengetahui berapa besaran pertumbuhan final demand yang diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan PDBKP jika KKP melakukan usaha peningkatan final demand kelompok komoditas KP secara individu dengan kata lain hanya kelompok komoditas tersebut yang mengalami pertumbuhan final demand, kelompok komoditas lain tidak. Simulasi 11 khusus dilakukan untuk mengetahui berapa besaran pertumbuhan final demand yang diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan PDBKP jika KKP melakukan usaha peningkatan final demand secara merata di seluruh kelompok komoditas KP.Dari sebelas simulasi pertumbuhan final demand yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut yaitu : Target pertumbuhan PDB KP sebesar 7% dinilai memungkinkan untuk dicapai;untuk mencapai target pertumbuhan PDBKP senilai 7% tersebut, maka KKP perlu menggulirkan program yang dapat mendorong peningkatan final demand terhadap semua komoditas KP secara serentak, sebesar 18% untuk masing-masing komoditas; Selanjutnya peningkatan final demand tersebut akan diserap oleh rumah tangga, swasta dan diekspor ke luar negeri. Oleh karena itu, berbagai program yang sudah dijalankan oleh KKP hingga saat ini, Gemar Makan Ikan, SLIN, dan mendorong peningkatan ekspor komoditas KP sudah mendukung pencapaian target pertumbuhan PDBKP tersebut. Dengan demikian, sesuai dengan tugas dan fungsi dari Balitbang, bahwa untuk mencapai IKU pertumbuhan PDB Kelautan dan Perikanan 2013 sebesar 7% adalah berupa rekomendasi mengenai strategi untuk mendorong pertumbuhan PDB sektor KP di Indonesia. Keberhasilan kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), salah satunya ditunjukkan pada pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) perikanan yang terus mengalami kenaikan. Dari data sementara 2013, PDB perikanan mencapai 6,5% dari target yang ditetapkan sebesar 7%. Data ini menunjukkan perkembangan PDB perikanan tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Di mana, laju pertumbuhan PDB 2013 dari data kuartal III, PDB perikanan sudah mencapai 6,5%, jauh di atas pertumbuhan PDB pertanian yang sebesar 3,27% dan PDB nasional sebesar 5,82%. Dari tingkat pencapaian indicator kinerja nomor 1 sampai dengan 5 memperlihatkan bahwa bahwa Balitbang KP sudah berhasil mencapai sasaran strategis meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP. Nilai sasaran strategis tersebut adalah 111% 44

3.3.2.CUSTOMER PERSPECTIVE Capaian kinerja Balitbang KP pada perspektif pelanggan (custumer perspective) sebesar 106,16%, yang berasal dari 2 sasaran strategis berikut : a. SASARAN STRATEGIS 2 : MENINGKATNYA PEMANFAATAN HASIL LITBANG KP OLEH MASYARAKAT KP Nilai sasaran strategis meningkatnya pemanfaatan hasil litbang KP oleh masyarakat KP sebesar 56%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 3 (tiga) IKU sbb : 1. IKU KE ENAM : Jumlah Jejaring Dan Kemitraan Litbang KP Jejaring dan kemitraan penelitian dan pengembangan untuk identifikasi dan mendapatkan strategi penyelesaian permasalahan dan kendala pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan. Teknik menghitungnya yaitu akumulasi jumlah jejaring dan kemitraan litbang KP (s/d tahun berjalan). IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel : 3.16. Pencapaian IKU-6 Balitbang KP TA 2013 IKU Target Realisasi % 1 Jumlah jejaring dan kemitraan Litbang KP 13 13 100 Tabel : 3.17. Pencapaian IKU-6 Balitbang KP TA 2010-2013 No Rincian Output Target 2010-2014 Capaian 2010-2012 Target 2013 Capaian 2013 Capaian 2010-2013 Target 2014 1 Jumlah jejaring dan kemitraan Litbang KP 29 30 13 13 37 16 Dari tabel 3.16 diatas terlihat bahwa capaian jumlah jejaring dan kemitraan Litbang KP pada tahun 2013 mengalami penurunan sejumlah 10 jejaring dan kemitraan 45

Litbang KP dibandingkan tahun 2012. Jika dilihat dari tahun 2010 sampai akhir tahun 2013, jumlah jejaring dan kemitraan Litbang KP sudah mencapai 37 (127,59%) dari target sebanyak 29 jejaring dan kemitraan Litbang KP sampai dengan tahun 2014 sehingga target TA 2014 sudah terpenuhi pada tahun sebelumnya.penurunan jumlah jejaring dan kemitraan Litbang KP karena jejaring dan kemitraan Litbang KP pada TA 2013 melanjutkan jejaring dan kemitraan Litbang KP pada tahun sebelumnya. 2) IKU KE TUJUH : Jumlah Hasil Litbang Kp Yang Diadopsi Oleh Masyarakat Kp IKU ini didefinisikan sebagai IPTEK yang disebarkan oleh Balitbang KP, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui berbagai media, kepada masyarakat pengguna. Teknik menghitungnya yaitu jumlah hasil litbang KP yang diadopsi oleh masyarakat setiap tahun. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel : 3.18 Pencapaian IKU-7 Balitbang KP TA 2013 IKU Target Realisasi % 1 Jumlah hasil Litbang KP yang diadopsi oleh 10 13 120 Tabel : 3.19 Pencapaian IKU-7 Balitbang KP, 2010-2013 No Rincian Output Target 2010-2014 Capaian 2010-2012 Target 2013 Capaian 2013 Capaian 2010-2013 Target 2014 1 Jumlah hasil Litbang KP yang diadopsi oleh Masyarakat KP 39 28 10 13 40 11 Dari tabel 3.15 di atas terlihat bahwa capaian jumlah hasil litbang KP yang diadopsi oleh masyarakat KP pada tahun 2013 mengalami kenaikan sejumlah 1 buah 46

dibandingkan tahun 2012. Jika dilihat dari tahun 2010 sampai akhir tahun 2013, jumlah hasil litbang KP yang diadopsi oleh masyarakat KP sudah mencapai 40 (102,56%) dari target sebanyak 39 buah sampai dengan tahun 2014. Peningkatan jumlah hasil litbang KP yang diadopsi oleh masyarakat KP disebabkan oleh peran aktif dan sinergitas antar satker Balitbang KP. Tabel 3.20 Capaian hasil litbang kelautan dan perikanan yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan perikanan TA 2013 No Kegiatan Litbang KP Lokasi Budidaya Udang Vanamei (Litopenaeus vannamei) Indramayu 1 Pola Tradisional Plus di Tambak 2 Budidaya dan Pengembangan Kebun Bibit Rumput Laut Kappaphycus alvarezii 3 Model Penerapan Budidaya Udang Galah dengan Probiotik 4 Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP Indramayu (KIMBis) dengan Tipologi Tangkap Laut 5 Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP Subang (KIMBis) dengan Tipologi Budidaya 6 Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP Wonogiri (KIMBis) dengan Tipologi PUD 7 Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP Pati (KIMBis) dengan Derivatif Garam 8 Energi Surya dan Angin untuk Teknologi Pembenihan Halmahera Utara Ikan Kerapu 9 Pembuatan Pakan untuk Pembenihan Ikan Kerapu Halmahera Utara 10 Teknologi Pembuatan Dodol dan Manisan dari Jeneponto Rumput Laut 11 Teknologi Pembenihan Ikan Tor Soro Kerinci 12 Teknologi Pengolahan Krispi Bilih Maninjau 13 Teknologi Sirkulasi air cuci garam menggunakan bak Gresik alir dan filter Minahasa Utara, Lombok, Gorontalo 3) IKU KE DELAPAN : Jumlah Pengguna Hasil Litbang Kp (Kelompok/Orang) IKU ini didefinisikan sebagai anggota masyarakat KP yang menerima IPTEK secara langsung dari Balitbang KP maupun pengguna yang mendapatkan IPTEK secara tidak langsung di sekitar kawasan kelompok sasaran. Teknik menghitungnya yaitu jumlah pengguna (kelompok/orang) yang telah memanfaatkan IPTEK hasil kegiatan Balitbang KP setiap tahun. 47

IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel : 3.21 Pencapaian IKU-8 Balitbang KP, 2010-2013 No Rincian Output Target 2010-2014 Capaian 2010-2012 Target 2013 Capaian 2013 Capaian 2010-2013 Target 2014 1 Jumlah pengguna hasil litbang KP 597 289 90 137 426 171 Dari Tabel 3.19 di atas terlihat bahwa capaian jumlah pengguna hasil litbang KP pada tahun 2013 mengalami peningkatan sejumlah 47 pengguna dibandingkan tahun 2012. Jika dilihat dari tahun 2010 sampai akhir tahun 2013, jumlah pengguna hasil litbang KP sudah mencapai 426 (71,36%) dari target sebanyak 597 pengguna sampai dengan tahun 2014 sehingga target TA 2014 masih mengalami kekurangan sebanyak 171 pengguna. Kenaikan jumlah pengguna hasil litbang KP disebabkan oleh ada beberapa kelompok masyarakat KP yang secara tidak langsung memperoleh introduksi teknologi KP, telah mengintroduksikan teknologi yang serupa dengan kelompok yang menerima paket teknologi secara langsung. Tabel : 3.22. Capaian Jumlah Pengguna Hasil Litbang KP PROVINSI KAB/KOTA PENGGUNA IPTEK YANG DIADOPSI Banten Kab. Pandeglang 1 Kelompok 1 Pengembangan Budidaya Ikan Nila BEST Dengan Aplikasi Pakan Ekonomis Berbasis Bahan Baku Lokal DIY Kab Bantul 1 Kelompok 2 IPTEK Pengolahan Ikan Lele Jambi Kab. Kerinci 1 Org 3 Teknologi Pembenihan Ikan Tor Soro Kab. Cirebon 2 Kelompok 4 Paket teknologi budidaya ikan nila Srikandi dalam rangka mendukung industrialisasi perikanan Kab. Garut 1 Kelompok 5 Penerapan Teknologi Pendederan Ikan Lele Melalui Vaksinasi (Hidrovac) dan Penggunaan Probiotik (Bacillus Sp) 5 Kelompok Teknologi Proses Pemurnian Garam Secara Kab. Indramayu 6 Jawa Barat dan 9 Org Mekanis IPTEK Budidaya Udang Vanamei Kab. Indramayu 13 Kelompok 7 (Litopenaeus vannamei) Pola Tradisional Plus di Tambak Kab. Kuningan 1 Org 8 Pengembangan Teknologi Budidaya Ikan Mas Strain Rajadanu Kab. Subang 9 Kelompok 9 Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) Jawa Tengah Kab. Brebes 7 Org 10 IPTEK Pengolahan Ikan Patin 48

3 Kelompok 11 IPTEK Produksi Benih Patin untuk Mendukung CBF Kab. Pati 4 Kelompok 12 Teknologi Proses Pemurnian Garam Secara Mekanis Jawa Tengah Kab. Pekalongan 3 Kelompok 13 Paket teknologi budidaya ikan nila Srikandi dalam rangka mendukung industrialisasi perikanan Kab. Rembang 2 Kelompok 14 Teknologi Proses Pemurnian Garam Secara Mekanis Kab. Sumenep 4 Kelompok 15 Teknologi Proses Pemurnian Garam Secara Mekanis Kab. Tegal 2 Kelompok 16 Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) Kab. Wonogiri 1 Kelompok 17 IPTEK Produksi Benih Patin untuk Mendukung CBF 15 Org 18 IPTEK Budidaya Bandeng dengan Seleksi Kab. Gresik Teknologi Proses Pemurnian Garam Secara 2 Kelompok 19 Mekanis Jawa Timur Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Kab. Pacitan 1 Kelompok 20 Iptek KP (KIMBis) Kab. Pamekasan 2 Kelompok 21 Teknologi Proses Pemurnian Garam Secara Mekanis Produksi Massal Benih Ikan Patin Pasupati Kab. 3 Kelompok 22 dalam rangka mendukung industrialisasi Tulungagung perikanan Pengembangan Budidaya Ikan Patin Kalsel Kab. Banjar 3 Kelompok 23 Dengan Aplikasi Pakan Ekonomis Dan Efisien Berbasis Bahan Baku Lokal Kalbar Kab. Pontianak 1 Kelompok 24 Formula Pakan Berbahan Baku Lokal NAD Kab. Banda Aceh 1 Kelompok 25 Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) NTB Kab. Sumbawa 6 Kelompok 26 IPTEK Budidaya dan Pengembangan Kebun Bibit Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Sulawesi Selatan Kab. Maros 3 Org 27 Budidaya Udang Melalui IMTA Sumsel Kab. Ogan Ilir 26 Org 29 IPTEK Pembenihan Patin Pasupati Sumut Danau Toba 3 Kelompok 30 IPTEK Pengolahan Ikan Bilih Maluku Kab. Halmahera Energi Hybrid (Angin dan Matahari) untuk 1 Kelompok 31 Utara BBI Kerapu Dari tingkat pencapaian indikator kinerja nomor 6 sampai dengan 8 memperlihatkan bahwa bahwa Balitbang KP sudah berhasil mencapai sasaran strategis Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang KP oleh Masyarakat KP. Nilai sasaran strategis tersebut adalah 141% b. SASARAN STATEGIS 3 ; MENINGKATNYA PENGELOLAAN SDKP SECARA BERKELANJUTAN 49

Nilai sasaran strategis meningkatnya pengelolaan sdkp secara berkelanjutan sebesar 51%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU yaitu : IKU KE SEMBILAN : Luas Kawasan Konservasi Perairan Yang Dikelola Secara Berkelanjutan Tabel : 3.23.Capaian indikator Luas Kawasan Konservasi Perairan Yang Dikelola Secara Berkelanjutan IKU Target (Juta Ha) Realisasi % Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan 3,60 3,647 101,31 Indikator ini dihitung dari capaian luas kawasan perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan. Pada Tahun 2013 target luas kawasan yang dikelola sebesar 3.600.000 Ha. Dari target tersebut, capaian pada Tahun 2013 adalah sebesar 3,647.517.17 Ha (101,31%). Pengelolaan berkelanjutan merupakan upaya yang dilakukan pengelola kawasan dengan memperhatikan kaidah-kaidah pemanfaatan dan pengelolaan yang menjamin ketersediaan dan kesinambungan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumberdaya yang ada. Adapun upaya-upaya pokok pengelolaan kawasan konservasi meliputi: koordinasi dan pembinaan, peningkatan infrastruktur, penyusunan NSPK, review dan implementasi rencana pengelolaan, sosialisasi, konsultasi public,peningkatan kapasitas, operasionalisasi lembaga pengelola, Rehabilitasi kawasan, evaluasi pengelolaan, Pengawasan sumberdaya ikan dan sebagainya. Dengan ditetapkan Keputusan Dirjen KP3K Nomor Kep.44/KP3K/2012 tanggal 9 Oktober 2012, Ditjen KP3K telah memiliki standardisasi atau patokan praktis dalam mengevaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil (E-KKP3K). Tingkatan level efektifitas ditunjukkan dengan pembedaan warna yaitu level merah, level kuning, level hijau, level biru dan level emas. Secara teori, para pakar telah sepakat menguraikan kurun waktu pencapaian masing-masing level pengelolaan efektif yakni: a) Level 1 (Merah) baru dapat dicapai pada 3 tahun pertama pengelolaan; b) Level 2 (kuning) dapat dicapai pada 5 tahun berikutnya; c) Level 3 (hijau) pada 7 tahun selanjutnya; d) Level 4 (biru) pada 10 tahun berikutnya; dan 50

e) level 5 (emas) merupakan output yang dicapai setelah lebih dari 10 tahun. Tahun 2013, instrumen E-KKP3K mulai diujicobakan, telah dilakukan evaluasi terhadap sejumlah.kawasan konservasi laut baik yang dikelola oleh pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah. Dari sejumlah kawasan tersebut telah dipilih kawasan kawasan terbaik sebagai penerima Anugerah E- KKP3K ( E-KKP3K Award). Anugerah E- KKP3K diberikan kepada pemerintah daerah yang konsisten mengembangkan kawasan konservasi perairan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu kategori favorit, kategori percontohan dan kategori percepatan E-KKP3K Award diharapkan mampu sebagai penyemangat bagi pengelola yang lain untuk bekerja lebih giat lagi sehingga pengelolaan efektif sampai ke level emas dapat terwujud. Untuk mendorong pengelolaan efektif kepada pihak pengelola kawasan yang sudah ada, telah pula dilakukan upaya pembinaan misalnya koordinasi pengelolaan, fasilitasi pemanfaatan, asistensi penataan batas kawasan, rehabilitasi habitat kawasan, percontohan perlindungan pelestarian kawasan, identifikasi potensi, pembinaan kelembagaan, fasilitasi penetapan kawasan dan lain sebagainya. Kawasan yang mendapat prioritas pembinaan tahun ini adalah Indramayu, Alor, Lampung Barat, Batang, Pulau Pieh, Lombok Timur, dan Lampung Barat. Adapun dukungan dari Litbang KP untuk meningkatkan capaian Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan adalah : (P3SDLP) 3.3.3.INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Capaian kinerja Balitbang KP pada perspective Internal (Internal Process Perspective) sebesar 128,69% yang berasal dari 4 sasaran strategis diantaranya : a. SASARAN STRATEGIS 4 : TERSEDIANYA KEBIJAKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG IMPLEMENTATIF Nilai sasaran strategis tersedianya kebijakan kelautan dan perikanan yang implementatif sebesar 26%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 2 (dua) IKU sbb : 1. IKU KE SEPULUH : Rasio Jumlah Kajian Yang Dijadikan Bahan Kebijakan Terhadap Total Kajian Yang Dihasilkan IKU ini didefinisikan sebagai hasil kegiatan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan, termasuk di dalamnya adalah hasil kepakaran atau buah pikiran para pakar atau peneliti/ perekayasa Balitbang KP yang disampaikan secara resmi dan tertulis oleh Balitbang KP kepada pemangku kepentingan sebagai saran, masukan atau bahan pertimbangan untuk dijadikan bahan dalam penyusunan kebijakan KP. Teknik menghitungnya yaitu jumlah kajian hasil litbang KP yang dijadikan bahan kebijakan : 51

jumlah total kajian hasil litbang. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel : 3.24. Pencapaian IKU-9 Balitbang KP, 2010-2013 No Rincian Output Target 2012 Capaian 2012 Target 2013 Capaian 2013 % 1 Rasio jumlah kajian yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan 19 24 23 26 113,04 Dari tabel 3.22 capaian Rasio jumlah kajian yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan sampai TA 2013 sebesar 26 % lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar 23 %. Tingginya rasio jumlah kajian yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan TA 2013 disebabkan oleh beberapa kegiatan yang menghasilkan output rekomendasi tahun 2013 sudah dijadikan sebagai bahan kebijakan baik di pusat maupun daerah. Berdasarkan hasil pengukuran TA 2013 telah diperoleh 8 buah rekomendasi yang menjadi bahan kebijakan di pusat atau daerah, antara lain : 1. Naskah Akademik Model Penerapan Iptek Pengelolaan Ikan Patin (Zonasi dan Model Pengelolaan Perikanan) di Waduk Gajah Mungkur untuk bahan penyusunan Perda Pemda Wonogiri; 2. Naskah Akademik Pengelolaan Ikan Sidat sebagai bahan Penyusunan Perbup (Peraturan Bupati) Poso, dan Permen terkait penetapan perlindungan ikan Sidat dengan batasan minimal yang dapat di ekspor; 3. Peningkatan kualitas data dan cakupan WPP RI (utamanya WPP 572, 573, 717) untuk dasar draft revisi Permen No. 45/2011; 4. Dukungan Kepakaran Peneliti dan data/ informasi parameter oseanografi ekosistem pesisir, serta Peta WPP RI (PerMen No: 01 / 2009) sebagai dasar pertimbangan penarikan ekoregion laut, dan bahan penyusunan Peta dan Buku Ekoregion Laut Indonesia yang diluncurkan Men LH, 4 Juni 2013; 5. Policy Brief Opsi Penutupan Musim Penangkapan Ikan di WPP RI, 6. Policy Brief Upaya pemulihan SDI dan Budidaya Ikan Nila Salin Srikandi di tambak garam saat anomali cuaca, 7. Rekomendasi Teknologi KP 2013, 30 hasil Iptek Balitbang KP dari 36 Teknologi dalam Kep. MenKP No. 245/KEPMEN-KP/SJ/2013 Rekomendasi Teknologi KP Tahun 2013 memenuhi UU Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 8. Inovasi Kelembagaan Masyarakat Perikanan dalam Mendukung Penyebaran IPTEK dalam Pengentasan Kemiskinan; Dampak Terkini Kenaikan Harga BBM Terhadap Kinerja Usaha Nelayan dan Budidaya Ikan; Supply Chain Analysis Pengembangan 52

Patin Pasupati di Tulung Agung, Jawa Timur; Dampak Perubahan Ekonomi Global Terhadap Sektor KP; Kajian Dampak Implementasi Masyarakat Eknomi ASEAN Terhadap Sektor KP; Strategi Mendorong Pertumbuhan PDB Sektor KP dan Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan/Program KP. Sedangkan hasil pengukuran terhadap hasil IPTEK Kelautan dan Peikanan yang telah diadopsi oleh masyarakat kelautan dan perikanan TA 2013 telah diperoleh 13 buah, antara lain : 1. Budidaya Udang Vanamei (Litopenaeus vannamei) Pola Tradisional Plus di Tambak; 2. Budidaya dan Pengembangan Kebun Bibit Rumput Laut Kappaphycus alvarezii; 3. Model Penerapan Budidaya Udang Galah dengan Probiotik; 4. Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) dengan Tipologi Laut; 5. Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) dengan Tipologi Darat; 6. Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) dengan Tipologi PUD; 7. Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) dengan Derivatif Garam; 8. Energi Surya dan Angin untuk Teknologi Pembenihan Ikan Kerapu; 9. Pembuatan Pakan untuk Pembenihan Ikan Kerapu; 10. Teknologi Pembuatan Dodol dan Manisan dari Rumput Laut; 11. Teknologi Pembenihan Ikan Tor Soro; 12. Teknologi Pengolahan Krispi Bilih, dan 13. Teknologi sirkulasi air cuci garam menggunakan bak alir dan filter. 2. IKU KE SEBELAS : Persepsi Masyarakat KP Terhadap Kebijakan Yang Diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5) IKU ini didefinisikan sebagai tingkat penilaian masyarakat terhadap penerapan kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan ukuran skala likert 1-5. Teknik menghitungnya yaitu survey persepsi masyarakat terhadap kebijakan KKP. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel.3.25. Target dan Realisasi IKU Persepsi Masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP IKU Target Realisasi % Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5) 3 3 100 53

Persepsi masyarakat terhadap program Kementerian Kelautan dan Perikanan dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang akurat dari penerima bantuan dari program yang dirancang oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Program yang diidentifikasi meliputi Program Usaha Mina Pedesaan (PUMP): PUMP-Perikanan Tangkap, PUMP-Perikanan Budidaya, PUMP-Pengolahan dan Program Bantuan Kapal INKA MINA. Pengumpulan data dilakukan pada beberapa lokasi, oleh beberapa tim peneliti dari Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan sebagai kegiatan tambahan pada saat melakukan kegiatan penelitian. Pengumpulan data Program Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (POKLAHSAR) dilakukan di Subang, Gresik, Wonogiri, Brebes, Aceh, dan Maros. Data untuk Program PUGAR dikumpulkan dari lokasi: Sumenep, Indramayu, Brebes, dan Jeneponto. Sementara itu informasi untuk Program PUMP Perikanan Tangkap dikumpulkan dari Aceh, Jambi (Kerinci), Sibolga, Sumatera Selatan, Gunung Kidul, Subang, Brebes, Maros dan Nusa Tenggara (Kec. Lembata). Persepsi responden terhadap PUMP perikanan Budidaya diperoleh dari responden di Aceh, Kerinci, Sibolga, Sumatera Selatan, Gresik, Subang, Purwakarta, Brebes, Sumbawa, Flores Maros. Dan program yang terakhir adalah program Kapal INKA MINA yang diperoleh dari Sulawesi Tengah dan Gunung Kidul, Sibolga, NTT (Flores). Survey belum dilakukan pada lokasi Program Desa Pesisir Tangguh (PDPT), karena tidak ada kegiatan penelitian yang berada pada lokasi PDPT. Penelitian tentang Persepsi Masyarakat terhadap Program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merupakan jenis penelitian evaluatif. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan Usman, dkk (2009) bahwa penelitian evaluatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program atau mengetahui keefektifan pelaksanaan suatu program. Penelitian evaluatif dilakukan dengan pengumpulan data lapangan apa adanya yang kemudian dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan pada IKU Balitbang KP. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus Hingga November dengan beberapa lokasi penelitian yang terdapat Program Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (POKLAHSAR) yaitu di Subang, Gresik, Wonogiri, Brebes, Aceh, dan Maros. Program PUGAR di lokasi Sumenep, Indramayu, Brebes, dan Jeneponto. Sementara itu untuk Program PUMP Perikanan Tangkap dilakukan di Aceh, Jambi (Kerinci), Sibolga, Sumatera Selatan, Gunung Kidul, Subang, Brebes, Maros dan Nusa Tenggara (Kec. Lembata). PUMP Perikanan Budidaya dilakukan di Aceh, Kerinci, Sibolga, Sumatera Selatan, Gresik, Subang, Purwakarta, Brebes, Sumbawa, Flores Maros. Dan program yang terakhir adalah program Kapal INKA MINA di Sulawesi Tengah dan Gunung Kidul, Sibolga, NTT 54

(Flores). Survey belum dilakukan pada lokasi Program Desa Pesisir Tangguh (PDPT), karena tidak ada kegiatan penelitian yang berada pada lokasi PDPT. Pada penelitian evaluatif ini, strategi yang digunakan adalah metode survey. Metode survey menurut Singaribuan (1992) merupakan metode pengambilan sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian evaluatif ini metode survey dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden dan dilakukan pengisian secara langsung dengan didampingi oleh peneliti. Sedangkan pada pengumpulan data, digunakan kuesioner berupa angket tertutup yaitu berupa jawaban yang dapat dipilih dengan 5 (lima) alternatif jawaban dengan skala likert. Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan metode analisis statistik sederhana. Informasi yang diperoleh melalui kuesioner kemudian diolah dan dijelaskan secara deskriptif. Deskripsi penjelasan tersebut terkait dengan persepsi masyarakat terhadap Program Usaha Mina Pedesaan (PUMP): PUMP-Perikanan Tangkap, PUMP-Perikanan Budidaya, PUMP-Pengolahan dan Program Bantuan Kapal INKA MINA. Contoh : Program Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (POKLAHSAR) Kebijakan pengembangan usaha Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR) merupakan suatu program pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pemberdayaan usaha ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian rakyat Indonesia, khususnya melalui penyediaan lapangan kerja dan mengurangi kesenjangan sosial serta tingkat kemiskinan pada masyarakat. Kebijakan Pengembangan usaha Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (POKLAHSAR) melalui Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) P2HP dalam kerangkan PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan bertujuan untuk menumbuhkembangkan wirausaha mikro kecil pengolahan dan pemasaran hasil perikana menjadi pewirausaha yang mandiri dan berdaya saing. Secara keseluruhan PUMP-P2HP telah membina kurang lebih 3.408 POKLAHSAR yang tersebar pada seluruh provinsi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap Program Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (POKLAHSAR) yang dilakukan di berbagai lokasi. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengisi daftar pertanyaan, kepada responden di setiap lokasi dan pertanyaan tersebut dikalsifikasi menjadi 3 kelompok, yaitu: kesesuaian program dengan kebutuhan masyarakat; keuntungan program untuk 55

masyarakat; dan program dapat meningkatkan produksi dan harga, dengan klasifikasi jawaban penilaian sangat buruk hingga sangat baik (skala 1-5). Data hasil penilaian responden terhadap POKLAHSAR disajikan pada Tabel : 3.24 dibawah ini. Tabel : 3.26. Penilaian responden terhadap POKLAHSAR,PUGAR, PUMP Perikanan Tangkap, PUMP Perikanan Budidaya, Program Kapal INKA MINA KKP Klasifikasi Pertanyaan Kesesuaian Program dengan Kebutuhan Masyarakat Keuntungan Program untuk Masyarakat Program dapat Meningkatkan Produksi dan Harga Nilai Maksimum (Jawaban) Nilai Ratarata (Jawaban) Persentase (%) 5 3,8 75% 5 4 80% 5 3,3 67% Keterangan Subang 9 responden; Purwakarta 10 responden; Gresik 11 responden; Wonogiri 27 responden; Brebes 2 responden; Aceh 27 responden; Maros 3 responden; Sumenep 29 responden; Indramayu 10 responden; Brebes 2 responden; Jeneponto 26 responden; NAD 33 responden; Kerinci 11 responden; Gunung Kidul 18 responden; Subang 21 responden; Brebes 2 responden; Maros 9 responden; NTT 10 responden; Sibolga 3 responden; Sumatera Selatan 24 responden; Sumbawa 24 responden; Flores 12 responden; Maros 10 responden; Sulawesi Tengah 5 responden; Gunung Kidul 1 responden; Sibolga 1 responden; NTT 6 responden Keterangan : 1. Survey dilakukan di berbagai lokasi Data pada Tabel : 3.24 menunjukkan penilaian responden terhadap program POKLAHSAR, PUGAR, PUMP Perikanan Tangkap, PUMP Perikanan Budidaya, Program Kapal Inka Mina. Nilai rata-rata jawaban responden terhadap kesesuaian program sebesar 3,8, hal ini menunjukkan bahwa program POKLAHSAR, PUGAR, PUMP Perikanan Tangkap, PUMP Perikanan Budidaya, Program Kapal Inka Mina cukup sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam mengembangkan usahanya dengan persentase penilaian sebesar 75%. Menurut responden program POKLAHSAR, PUGAR, PUMP Perikanan Tangkap, PUMP Perikanan Budidaya, Program Kapal Inka Mina dapat memberikan keuntungan untuk masyarakat dengan persentase penilaian sebesar 80% 56

(nilai rataan 4), dan persepsi responden terhadap program ini untuk meningkatkan produksi dan harga adalah pada rata-rata 3,3 atau 67% dari skala 100. Dari tingkat pencapaian indikator kinerja nomor 10 dan 11 memperlihatkan bahwa bahwa Balitbang KP sudah berhasil mencapai sasaran strategis Tersedianya kebijakan kelautan dan perikanan yang implementatif. Nilai sasaran strategis tersebut adalah 106% b. SASARAN STRATEGIS 5 : Tersedianya Jumlah Data Dan Informasi Ilmiah KP Nilai sasaran strategis Tersedianya Jumlah Data Dan Informasi Ilmiah KP sebesar 32%.Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 2 (dua) IKU sbb : 1. IKU KE DUA BELAS : Jumlah Data Dan Informasi Ilmiah KP IKU ini didefinisikan sebagai data informasi hasil penelitian yang telah disusun dalam bentuk paket informasi. Teknik menghitungnya yaitu jumlah data dan informasi yang sudah disampaikan secara resmi oleh Kepala Satker kepada Kepala Balitbang KP. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel : 3.27. Pencapaian IKU-12 Balitbang KP TA 2013 IKU Target Realisasi % 1 Jumlah data dan informasi ilmiah KP 37 53 143,24 Tabel : 3.28. Pencapaian IKU-12 Balitbang KP, 2010-2013 No Rincian Output Target 2010-2014 Capaian 2010-2012 Target 2013 Capaian 2013 Capaian 2010-2013 Target 2014 1 Jumlah data dan informasi ilmiah KP 240 236 30 80 316 30 57

Dari Tabel 3.25 di atas terlihat bahwa capaian jumlah data dan informasi ilmiah KP pada tahun 2013 mengalami penurunan sejumlah 49 buah dibandingkan tahun 2012. Jika dilihat dari tahun 2010 sampai akhir tahun 2013, jumlah Jumlah data dan informasi ilmiah KP sudah mencapai 316 (131,67%) dari target sebanyak 240 buah sampai dengan tahun 2014. penurunan jumlah data dan informasi ilmiah KP disebabkan oleh beberapa judul penelitian di Tahun 2013 jumlahnya lebih sedikit dibandingkan Tahun 2012. Sedangkan beberapa data dan informasi yang dihasilkan pada Tahun 2012 diusulkan untuk menjadi output lain seperti komponen teknologi dan rekomendasi. 2. IKU KE TIGA BELAS : Jumlah Karya Tulis Ilmiah IKU ini didefinisikan sebagai tulisan yang disusun berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan penelitian dan pengembangan yang telah diterbitkan pada suatu jurnal atau prosiding dalam dan luar negeri. Teknik menghitungnya yaitu jumlah karya tulis ilmiah yang sudah diterbitkan dan disampaikan secara resmi oleh Kepala Satker kepada Kepala Badan. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel : 3.29. Pencapaian IKU-13 Balitbang KP, 2010-2013 No 1 Rincian Output Jumlah karya tulis ilmiah Target 2010-2014 Capaian 2010-2012 Target 2013 Capaian 2013 % Capaian 2010-2013 Target 2014 2.733 1.802 409 473 115,65 2.164 581 Dari Tabel 3.26 di atas terlihat bahwa capaian jumlah karya tulis ilmiah pada tahun 2013 mengalami penurunan sejumlah 233 buah dibandingkan tahun 2012. Jika dilihat dari tahun 2010 sampai akhir tahun 2013, jumlah karya tulis ilmiah sudah mencapai 2.164 (79,18%) dari target sebanyak 2.733 buah sampai dengan tahun 2014. penurunan jumlah karya tulis ilmiah disebabkan oleh beberapa judul penelitian di Tahun 2013 jumlahnya lebih sedikit dibandingkan Tahun 2012. Sedangkan beberapa judul penelitian yang dihasilkan pada Tahun 2013 baru akan diusulkan untuk menjadi karya tulis ilmiah pada tahun yang akan datang. Dari tingkat pencapaian indikator kinerja nomor 12 dan 13 memperlihatkan bahwa bahwa Balitbang KP sudah berhasil mencapai sasaran strategis Tersedianya jumlah data dan informasi ilmiah KP. Nilai sasaran strategis tersebut adalah 129% 58

c. SASARAN STRATEGIS 6 : TERSELENGGARANYA MODERNISASI SISTEM PRODUKSI KELAUTAN DAN PERIKANAN, PENGOLAHAN DAN PEMASARAN PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG OPTIMAL DAN BERMUTU Nilai sasaran strategis terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu sebesar 37%.Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 2 (dua) IKU sbb : a. IKU KE EMPAT BELAS : Jumlah Hasil Litbang Yang Inovatif IKU ini didefinisikan sebagai hasil kegiatan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan yang memiliki kebaruan sebagian atau seluruhnya yang akan dipergunakan dalam mengembangkan sistem produksi, pengolahan dan pemasaran berbasis IPTEK berupa model penerapan/ pengelolaan, produk biologi, paket teknologi, inovasi teknologi, komponen teknologi. Teknik menghitungnya yaitu jumlah hasil kegiatan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan IPTEK berupa model penerapan/ pengelolaan, produk biologi, paket teknologi, inovasi teknologi, komponen teknologi. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel : 3.30. Pencapaian IKU-14 Balitbang KP, 2010-2013 No Rincian Output Target 2010-2014 Capaian 2010-2012 Target 2013 Capaian 2013 Capaian 2010-2013 Target 2014 1 2 Jumlah hasil litbang yang inovatif Model penerapan/ pengelolaan 429 291 87 167 442 66 93 75 17 32 107 17 3 Produk biologi 78 56 15 37 93 11 4 Paket teknologi 102 54 15 42 96 20 5 Inovasi teknologi 48 29 12 8 37 11 6 Komponen teknologi 108 77 24 32 109 7 Dari Tabel 3.27 di atas terlihat bahwa capaian jumlah hasil litbang yang inovatif pada tahun 2013 mengalami kenaikan sejumlah 24 dibandingkan tahun 2012. Jika dilihat dari tahun 2010 sampai akhir tahun 2013, jumlah hasil litbang yang inovatif sudah mencapai 442 (191,03%) dari target sebanyak 429 buah sampai dengan tahun 2014. Kenaikan jumlah hasil litbang yang inovatif disebabkan oleh beberapa output yang dihasilkan pada tahun 2013 seperti model penerapan/pengelolaan, paket teknologi, dan komponen teknologi mengalami kenaikan. Pada tahun 2013, beberapa data dan 59

informasi yang dihasilkan tahun sebelumnya menjadi sumber atau data dukung untuk menghasilkan output teknologi. Sedangkan paket teknologi yang dihasilkan pada tahun sebelumnya, di tahun 2013 ini dijadikan model untuk diterapkan di lapangan. b. IKU KE LIMA BELAS : Jumlah Inovasi Yang Diusulkan HKI IKU ini didefinisikan sebagai inovasi yang dihasilkan dari kegiatan litbang yang memerlukan HKI dan telah diajukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Teknik menghitungnya yaitu jumlah inovasi yang diusulkan ke Ditjen HKI untuk mendapatkan HKI. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel : 3.31. Pencapaian IKU-15 Balitbang KP, 2010-2013 No Rincian Output Target 2010-2014 Capaian 2010-2012 Target 2013 Capaian 2013 Capaian 2010-2013 Target 2014 1 Jumlah inovasi yang diusulkan HKI 27 29 4 4 37 8 Dari Tabel 3.25 di atas terlihat bahwa capaian jumlah inovasi yang diusulkan HKI pada tahun 2013 mengalami penurunan sejumlah 1 buah dibandingkan tahun 2012. Jika dilihat dari tahun 2010 sampai akhir tahun 2013, jumlah inovasi yang diusulkan HKI sudah mencapai 37 (137,04%) dari target sebanyak 27 buah sampai dengan tahun 2014. Penurunan jumlah inovasi yang diusulkan HKI disebabkan oleh beberapa kegiatan litbang yang menghasilkan inovasi baru diusulkan pada tahun yang akan datang. Tahun 2013 Balitbang KP memperoleh 3 paten atau HaKi atas temuan inovasi para peneliti yang sudah mendapatkan hak paten diantaranya sebagai berikut : 1) Suatu struktur untuk pembudidayaan terumbu karang dengan nomor paten S0001231; 2) Formulasi minuman sari rumput laut coklat untuk kesehatan (nomor paten P00200900392); dan 3) Papan artikel dengan bahan dasar limbah padat pengolahan rumput laut dan proses pembuatannya (nomor paten P00201300258) Balitbang KP pada tahun yang sama juga telah mengusulkan 10 inovasi ke Ditjen HaKI untuk mendapatkan paten ke-10 karya inovasi tersebut diantaranya : 1) Probiotik Berbasis Bakteri dan Proses Pembuatannya; 2) Vaksin Protein Rekombinan Untuk Mencegah Penyakit Megalocytivirus Pada Ikan Laut; 3) Bangunan di dalam air yang terbuat dari partisi; 4) Alat Ukur Ikan Sidat; 60

5) Metoda Untuk Meningkatkan Produksi Benih Bandeng; 6) Metode dan Alat untuk Pembesaran Abalon di Laut; 7) Metoda Untuk Meningkatkan Produktivitas Larva Ikan Laut; 8) Buoy Untuk Pemantauan Kualitas Perairan; 9) Alat Pemisah Limbah Cair Berminyak Pada Kapal; 10) Probiotik Untuk Produksi Benih Udang Berbahan Dasar Bakteri Bacillus Cereus BC dan Metode Pengkulturannya. Dari tingkat pencapaian indikator kinerja nomor 14 sampai dengan 16 memperlihatkan bahwa bahwa Balitbang KP sudah berhasil mencapai sasaran strategis Terselenggara-nya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu. Nilai sasaran strategis tersebut adalah 148% d. SASARAN STRATEGIS 7 : TERSELENGGARANYA PENGENDALIAN LITBANG KP Nilai sasaran strategis terselenggaranya pengendalian litbang kp sebesar 33%.Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU sbb : IKU KE ENAM BELAS : Prosentase Litbang Mendukung Program Strategis KKP IKU ini didefinisikan sebagai Kegiatan-kegiatan litbang KP yang dilakukan dalam rangka mendukung program strategis KKP seperti program industrialisasi, minapolitan, blue economy. Teknik menghitungnya yaitu nilai prosentase kegiatan litbang KP dalam mendukung program strategis KKP (industrialisasi, minapolitan, blue economy). Tabel.3.32. IKU Prosentase Litbang Mendukung Program Strategis KKP IKU Target (%) Realisasi (%) % Prosentase Litbang Mendukung Program Strategis KKP 60 79,33 132,21 IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Pada tahun 2013, Persentase litbang mendukung program strategis KKP adalah sebesar 60 persen. Dukungan tersebut ditunjukkan dengan kegiatan litbang sejumlah 165 kegiatan dari jumlah total kegiatan litbang sebanyak 208 kegiatan. Kegiatan yang mendukung industiralisasi sebanyak 154 kegiatan, dan yang mendukung blue economy sebanyak 11 kegiatan. Pencapaian pada tahun 2013 tersebut jika dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2012 terjadi kenaikan. Pada tahun 2012 tercapai 86 kegiatan dari total 264 61

kegiatan. Peningkatan terjadi karena kegiatan penelitian yang dilakukan diarahkan agar mendung program-program strategis yang dilakukan di KKP. Dari tingkat pencapaian indikator kinerja nomor 16 memperlihatkan bahwa bahwa Balitbang KP sudah berhasil mencapai sasaran strategis Terselenggaranya pengendalian Litbang KP. Nilai sasaran strategis tersebut adalah 132%. 3.3.4. LEARN & GROWTH PERSPECTIVE Capaian kinerja Balitbang KP pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ( Learn & Growth perspective) sebesar 98,45%, yang berasal dari 4 sasaran strategis berikut : a. SASARAN STRATEGIS 8 : TERSEDIANYA SDM BALITBANG KP YANG KOMPETEN DAN PROFESIONAL Nilai sasaran strategis tersedianya sdm balitbang kp yang kompeten dan profesional sebesar 24%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 3 (tiga) IKU sbb : 1. IKU KE TUJUH BELAS : Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III Penempatan pejabat dalam jabatan sesuai dengan kompetensinya dilakukan melaui sistem penempatan menurut standar kompetensi jabatan (SKJ) yang merupakan jenis dan level kompetensi sebagai pra syarat keberhasilan pelaksanaan tugas suatu jabatan. Indeks Kesenjangan Kompetensi adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara kompetensi yang dibutuhkan untuk satu jabatan tertentu dan kompetensi yang dimiliki oleh pejabat tersebut. Teknik menghitungnya yaitu : Menentukan kompetensi yang dibutuhkan untuk satu jabatan tertentu; Melakukan pengukuran dengan membandingkan kompetensi yang dimiliki oleh pejabat tersebut dengan rumus : kompetensi pejabat sekarang dibanding kompetensi yang dibutuhkan dikali 100 persen Tabel.3.33. IKU Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III IKU Target (%) Realisasi (%) % Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III 60% 56,96 105,34 62

IKU ini menggunakan klasifikasi minimize, dimana capaian yang diharapkan adalah kurang dari target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Hasil pengukuran terhadap kompetensi pejabat di lingkup Badan LItbang KP, menunjukkan nilai indeks kesenjangan sebesar 60%. Indeks tersebut tercapai sesuai target yang ditetapkan. Capaian kinerja iku ini didukung oleh beberapa kegiatan seperti : 1). Assesment 2). Analisa beban kerja untuk pejabat Eselon II, III, dan IV lingkup Balitbang KP yang dilakukan oleh bagian Kepegawaian dan Hukum, 3). Transformasi budaya kerja Balitbang KP untuk pejabat Eselon II, III, dan IV guna meningkatkatan kemampuan manajerial, 4). Memetakan standar kompetensi jabatan, dan 5). Mengusulkan kebutuhan diklat. Data capaian pada tabel di atas hasil dari assessment terhadap pejabat eselon II dan III pada satu Unit Eselon I sebagai sample yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal KKP.Hasil kegiatan ini dapat diketahui kesenjangan kompetensi (competency gap) pada setiap pejabat eselon II dan III. Kompetensi merupakan kombinasi keterampilan, pengetahuan dan sikap yangkompleks yang ditunjukkan oleh seorang anggota organisasi yang sangat penting bagi terselenggaranya fungsi organisasi secara efektif dan efisien.kombinasi keterampilan, pengetahuan, perilaku dan atribut personal yang terobservasi dan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan kinerja seorang pegawai dan kesuksesan organisasi. Dari target 60% nilai kinerjanya telah dicapai 56,68 atau tercapai 114,01 (IKU minimize). Kesenjangan ini akan diturunkan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan pegawai 2. IKU KE DELAPAN BELAS : Jumlah Profesor Riset IKU ini didefinisikan sebagai Peneliti Balitbang KP yang telah memenuhi syarat untuk diusulkan dan ditetapkan menjadi Profesor Riset. Teknik menghitungnya yaitu jumlah peneliti Balitbang KP yang diusulkan dan ditetapkan menjadi profesor riset. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel.3.34. IKU Jumlah Profesor Riset IKU Target Realisasi % Jumlah Profesor Riset 3 3 100 63

Ada 3 (tiga) peneliti Balitbang KP yang dikukuhkan sebagai Profesor Riset pada TA 2013. Yang pertama adalah adalah Prof. Dr. Ir. Zahri Nasution, M.Si, sebagai Profesor Riset Bidang Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, dengan judul orasi Pengembangan Kelembagaan Nelayan dalam Pengelolaan Perikanan Periaran Umum Daratan. Peneliti kedua adalah Prof. Dr. Krismono, MS, sebagai Profesor Riset Bidang Eksplorasi Laut dan Perikanan, dengan orasi berjudul Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Waduk dan Danau di Indonesia untuk Pengembangan Perikanan Berkelanjutan. Peneliti ketiga yang dikukuhkan yakni Prof. Dr. Ir. I Nyoman Adiasmara Giri, MS, sebagai Profesor Riset Bidang Akuakultur, dengan judul orasi Dukungan Penelitian Pakan Terhadap Pengembangan Budidaya Ikan Kerapu. Gambar.3.14. Pengukuhan Profesor Riset Balitbang KP TA 2013 Pada tahun 2013, jumlah ahli peneliti utama yang diusulkan dan ditetapkan menjadi profesor riset tercapai sebanyak 3 orang dari target 3 orang, sehingga tercapai 100%. Tiga profesor riset tersebut adalah Prof. Dr. Zahri Nasution, Prof.Dr.Ir.I Nyoman Adi Asmara Giri dan Prof.Dr. Krismono. Capaian ini meningkat dari capaian tahun 2012 yang hanya mengukuhkan 1 orang peneliti yaitu Prof. Dr. Rachmansyah. 3. IKU KE SEMBILAN BELAS : Proporsi Jumlah Pegawai Fungsional Litbang Kp Dibandingkan Dengan Total Pegawai Balitbang 64

IKU ini didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah pegawai fungsional litbang KP dengan jumlah total pegawai Balitbang KP keseluruhan. Teknik menghitungnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut : P Jabfung = Jml Tot Jabfung Peg. x100% Keterangan = Proporsi jumlah pegawai fungsional litbang KP PJabfung Jml Jabfung = Jumlah fungsional litbang KP Tot = Jumlah total pegawai Balitbang KP Peg. Tabel.3.35. IKU Proporsi Jumlah Pegawai Fungsional Litbang KP Dibandingkan Dengan Total Pegawai Balitbang KP IKU Target (%) Realisasi (%) % Proporsi jumlah pegawai fungsional Litbang KP dibandingkan dengan total pegawai Balitbang KP 53 50,62 95,51 IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Pada tahun 2013 proporsi jumlah pegawai fungsonal litbang KP dibandingkan dengan total pegawai BalitbangKP adalah sebesar 50,62%, dengan jumlah pegawai fungsional Litbang (peneliti, perekayasa dan litkayasa) sebanyak 653 orang dari total pegawai Balitbang KP sebanyak 1290 orang yang terdiri dari 1287 orang PNS Balitbang KP dan 3 orang PNS Balibang KP yang ditempatkan di K/L lain. Selain fungsional Litbang, Balitbang KP diperkuat dengan 508 orang fungsional peneliti, 1 (satu) orang fungsional perekayasa, 121 orang fungsional litkayasa, 24 orang pegawai fungsional tertentu yang terdiri dari 14 orang pustakawan, 1 orang pranata komputer, 5 orang arsiparis, 2 orang pengadaan barang dan jasa, 1 orang perencana, 1 orang penerjemah. Sejauh ini, belum ditetapkan kondisi ideal proporsi jumlah fungsional Litbang dibandingkan dengan jumlah pegawai. Sejak diterbitkannya PERMEN KP NOMOR PER.15/MEN/2010, hingga saat ini Balitbang KP belum dapat melaksanakan pemenuhan kebutuhan SDM Litbang terutama perekayasa dan Litkayasa. Kendala yang dihadapi adalah minimnya jumlah Litkayasa di Balitbang KP yang diharapkan dapat mendukung 65

kegiatan Litbang dan terbatasnya jumlah perekayasa untuk menjembatani hasil-hasil kegiatan Penelitian. Perekayasa dan Litkayasa saat ini lebih banyak berada di Direktorat Jenderal Teknis Lingkup KKP. b. SASARAN STRATEGIS 9 : TERSEDIANYA INFORMASI YANG VALID, HANDAL DAN MUDAH DIAKSES LINGKUP BALITBANG KP Informasi yang baik adalah yang sesuai dengan kebutuhkan baik dari segi kelengkapan dan keakuratan data, kecepatan waktu pelayanan, serta mudah diakses. Indikator kinerja yang ditetapkan untk mengukur keberhasilan sasaran ini adalah : 1. IKU KE DUA PULUH : Service Level Agreement Balitbang KP Perjanjian Tingkat Layanan (Service Level Agreement/SLA) adalah Tingkat layanan yang diberikan oleh penyedia layanan terhadap pengguna layanan dalam hal akses informasi dengan sasaran tersedianya informasi kelautan dan perikanan yang valid, handal dan mudah diakses dengan capaian kinerja sebagai berikut : Tabel.3.36. IKU Service Level Agreement IKU Target (%) Realisasi (%) % Service Level Agreement 70% 99,20% 141,71% Pada tahun 2013 tingkat layanan SLA menargetkan sebesar 70 % (tujuh puluh persen) dan terealisasi sebesar 99,20 % atau tingkat capaiannya 141,77%. Dari sisi pemakai (klein) berarti menjamin aspek ketersedian (availability) informasi sehingga pihak klien merasa terbantu dengan ketersediaan layanan yang diberikan oleh Balitbang KP secara mudah, handal dan valid. Metode yang digunakan untuk menghitung SLA adalah sebagai berikut: Jumlah waktu Layanan yang diberikan Tingkat Layanan = ------------------------------------------------------- X 100 % Jumlah waktu layanan dalam setahun SLA di Balitbang KP dihitung berdasarkan penyediaan sarana aksesabilitas data dan informasi yang menggunakan IT (Information Technology) dalam hal ini data dan infromasi yang terdapat pada web site Balitbang KP yang dihitung mellaui jaringan koneksi internet yang berfungsi selama setahun dan akses aplikasi sistem informai oleh publik dalam 24 jam sehari. Berdasarkan penjelasan tersebut dilakukan perhitungan SLA sbb : 66

1. SLA koneksi internet (Bandwidth) yang diberikan pihak ISP untuk Balitbang KP = 99,8 %; (kontrak Bandwidth) 2. Toleransi layanan ISP kepada Balitbang KP = 100 % - 99,8 % = 0,20 % atau = 17,52 Jam 3. Jumlah waktu layanan dalam setahun = 365 hari = 8.760 Jam 4. Gangguan jaringan internet dari ISP selama tahun 2013 sebanyak 3 kali = 5,59 Jam 5. Gangguan jaringan internet di jaringan Balitbang KP selama tahun 2013 sebanyak 70 kali, waktu perbaikan dirata-ratakan setiap kali = 40 menit = 70 x 40 = 2.800 menit = 46,67 Jam 6. Total Gangguan di Jaringan Internet Balitbang KP selama 2013 = 5,59 + 46,67 + 17,52 = 69,78 Jam 7. Jumlah waktu layanan yang diberikan = 8.760 69,78 = 8.690,22 JAM 8. SLA tahun 2013 sesuai Rumus adalah : 8.690,22 Tingkat Layanan = ------------------------ X 100 = 99,20 % 8.760,00 Bila dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar 75% maka indikator tahun 2013 telah tercapai. Meskipun capaian 2013 telah melampaui target, akan tetapi indikator ini harus selalu dimonitor dan dikendalikan karena lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal. Guna mempertahankan capaian ini maka inisiatif strategis yang akan dilakukan pada tahun 2014 adalah menyusun quisioner tingkat pengguna informasi untuk kemudian disebarkan kepada masyarakat secara berkala. Pengguna layanan juga dapat secara langsung mengisi quisioner yang terdapat pada web site sehingga diperoleh hasilnya secara terkini. 3. IKU KE DUA PULUH SATU : Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses (skala likert 1-5) Layanan informasi ke masyarakat dilakukan melalui website www.litbang.kkp.go.id dengan harapan masyarakat dapat mengetahui lebih banyak informasi, khususnya tentang penelitian di bidang kelautan dan perikanan serta mengembangkan hasil penelitiannya untuk bisa diimplementasikan pada pembangunan kelautan dan perikanan serta berperan juga sebagai inovator dan motivator kebijakan KKP. Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan hasil jejak pendapat melalui kuesioner dengan satu kepercayaan bahwa data dan informasi tersebut memberikan kontribusi positif bagi penggunanya yang meliputi kemudahan akses internet dan kepraktisan untuk membuka web site serta kelengkapan data dan informasi pada web site Balitbang KP. adapun capaian 2013 dari IKU ini adalah sebagai berikut. 67

Tabel. 3.37. IKU Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses IKU Target (%) Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5) Realisasi (%) % 4,00 3,00 75% Metode penghitungan Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5) adalah sebagai berikut: 1) Menyusun/membuat kuesioner berdasarkan skala likert dari beberapa aspek yang akan dinilai; 2) Skala yang digunakan adalah : a) (1) = Sangat tidak puas b) (2) = Tidak puas c) (3) = Netral d) (4) = Puas e) (5) = Sangat puas 3) Kuesioner diisi oleh pengguna layanan dengan metoda sampling; 4) Tingkat kepuasan dinilai berdasarkan rekapitulasi hasil penilaian pada kuesioner. Bila dibandingkan dengan target 2014 sebesar 4.25, maka capaian persepsi user terhadap kemudahan akses di Balitbang KP belum mencapai target yang ditetapkan. kerean persepsi user ini banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu kepuasan pengguna terhadap web site Balitbang KP maka perlu dilakukan peningkatan terhadap kemudahan akses internet, kepraktisan untuk membuka web site dan kelengkapan data/informasi pada web site Balitbang KP. c. SASARAN STRATEGIS 10 : TERWUJUDNYA GOOD GOVERNANCE & CLEAN GOVERNMENT LINGKUP BALITBANG KP Dalam rangka mewujudkan good governent and clean governent, Balitbang KP telah mengimplementasikan prinsip prinsip tersebut dalam pengelolaan organisasi. Indkator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur sasaran tsb adalah : 1. IKU KE DUA PULUH DUA : Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Eksternal Internal Pemerintah (APIEP) Yang Ditindaklanjuti Dibanding Total Rekomendasi Lingkup Balitbang KP Laporan hasil pemeriksaan pengawas memuat antara lain rekomendasi yang diberikan atas kelemahan-kelemahan yang ditemui selama proses audit. Rekomendasi menjadi sangat penting dan prioritas untuk ditindak lanjuti sebagai langkah perbaikan, pertanggungjawaban dan cerminan komitmen unit kerja untuk memperbaiki dan mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akuntabel. 68

Tabel.3.38. IKU Terkait APIEP IKU Target (%) Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi lingkup Balitbang KP Realisasi (%) % 100% 67.57% 67.57 Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi adalah prosentase atas tindak lanjut rekomendasi hasil temuan APIEP terhadap total rekomendasi yang ada di Balitbang KP. Metode penghitungan yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan : APIEP =Jumlah rekomendasi aparat pengawas internal dan eksternal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di Balitbang KP; rekom TL =Jumlah rekomendasi APIEP yang telah ditindaklanjuti; Tot rekom APIEP = =Total rekomendasi APIEP rekom TL x100% Tot rekom Sampai dengan tahun 2013, jumlah rekomendasi dari aparat pengawas eksternal yaitu BPKP sebanyak 1 (satu) rekomendasi dan sudah ditindaklanjuti (100%). Jumlah rekomendasi dari aparat ekternal BPK 14 (empat belas) rekomendasi dan sudah ditindaklanjuti (tuntas) sebanyak 9 (sembilan) rekomendasi (64,29%). Sedangkan jumlah rekomendasi internal KKP (Inspektorat Jenderal) sebanyak 207 kejadian dan 140 saran dan sudah ditindaklanjuti tuntas sebanyak 47 kejadian dan 93 saran (67,63% dari total rekomendasi). Sehingga total jumlah temuan dari pengawas ekternal dan internal sebanyak 222 rekomendasi sudah ditindaklanjuti sebanyak 150 (tuntas) dan sebanyak 72 rekomendasi yang sampai dengan akhir TA 2013 belum ditindaklanjuti (proses).dalam menindaklanjuti rekomendasi tersebut Balitbang KP telah berkoordinasi intensif dengan inspektorat jenderal selaku pengawas internal dan BPK selaku pengawas eksternal. 2. IKU KE DUA PULUH TIGA : Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja Balitbang KP Akuntabilitas Kinerja merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan visi atau misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Penilaian akuntabitias kinerja Balitbang KP dilakukan oleh inspektorat jenderal selaku aparat pengawas internal pemerintah. sesuai dengan tabel 3.27 hasil penilaian SAKIP, Balitbang KP 69

memperoleh predikat A (80.25) dari nilai maksimal sebesar 90. Predikat capaian ini sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu nilai AKIP A. Namun jika dilihat dari total bobot penilaian tiap komponen SAKIP, capaian Balitbang KP meningkat nilainya (80.25) dari target yang telah ditetapkan sebesar 77.50. Tabel : 3.39. IKU Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja Balitbang KP IKU Tahun 2013 Target Realisasi % Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja 103 (A) Balitbang KP Nilai AKIP Balitbang KP A 77,50 Nilai AKIP Balitbang KP A 80,25 Kriteria C B A Gambar.3.15. Capaian Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja Balitbang KP TA 2011-2013 Sesuai dengan gambar 3.13 diatas,pada tahun 2013, penilaian AKIP Balitbang KP termasuk dalam predikat A (nilai hasil evaluasi 80,25%) yang berarti akuntabel, berkinerja baik dan memailiki sistem manajemen kinerja yang baik. Adapun nilai hasil evaluasi adalah sebagai berikut: perencanaan 32,53%, Pengukuran kinerja 17,96%, Pelaporan kinerja: 12,63%, dan capaian kinerja: 17,13%. Capaian tersebut telah sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu nilai AKIP A. Nilai tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012 yang mendapatkan kriteria B (77,98%). Hampir 70

seluruh aspek penilaian hasil evaluasi AKIP Balitbang KP meningkat, kecuali aspek pelaporan kinerja yang turun menjadi 12,63% dibandingkan dengan nilai pada tahun 2012 sebesar 13,43%. Peningkatan tertinggi terjadi pada aspek capaian kinerja yang meningkat dari 15,30% di tahun 2012, menjadi 17,13% di tahun 2013. Diikuti dengan aspek pengukuran kinerja yang meningkat dari 16,82% di tahun 2012 menjadi 17,96 di tahun 2013 dan aspek perencanaan dari 32,53% di tahun 2012 menjadi 32,43% di tahun 2013. Melihat rekam jejak nilai AKIP sejak tahun 2011 hingga 2013, terdapat peningkatan yaitu mendapatkan kriteria C pada tahun 2011, kriteria B pada tahun 2012 dan A pada tahun 2013, peningkatan yang cukup signifikan, terutama dari tahun 2011 ke tahun 2012. Langkah-langkah strategis yang telah dilakukan dalam meningkatkan nilai AKIP antara lain adalah melaksanakan pengukuran kinerja dan pelaporannya berdasarkan petunjuk pelaksanaan pengukuran output dan outcome serta peningkatan kualitas capaian kinerja serta melaksanakan beberapa rekomendasi hasil penilaian SAKIP yang dilakukan inspektorat jenderal, seperti : a. Menambahkan indikator dengan metode BSC dalam renstra dan menetapkan IKU berbasis BSC sesuai dengan nomor ketetapan SK nomor KEP.1.2/BALITBANGKP/2013 tentang Penetapan Indikator Kinerja utama dan Target di Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2013. b. Membuat kontrak kinerja individu dan melakukan pengukurun kinerjanya dengan teknologi berbasis informasi c. Meningkatkan capaian kinerja tahun 2014 dibanding tahun sebelumnya. 3. IKU KE DUA PULUH EMPAT : Indeks Kepuasan Masyarakat Balitbang KP Survei Indeks kepuasan masyarakat terhadap Balitbang KP dilakukan dalam rangka memberikan penilaian kepuasan masyarakat kepada Balitbang KP. Hasil penilaian merupakan cerminan masyarakat sebagai pengguna layanan terhadap layanan publik Balitbang KP. Nilai Indeks kepuasan masyarakat (IKM) dihitung dari nilai rata-rata tertimbang masing-masing unit pelayanan dalam penghitungan IKM terhadap 14 unsur pelayanan yang dikaji setiap unsur pelayanan memiliki unsur penimbang yang sama dengan rumus sbb : Bobot nilai rata rata tertimbang = Jumlah bobot Jumlah Unsur = 1 = 0. 071 14 Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan di gunakan nilan pendekatan rata-rata tertimbang dengan rumus sbb : 71

IKM = Total dari Nilai Persepsi Per Unsur x Nilai Penimbang Total unsur yang terisi Untuk memudahkan nilai interpretasi terhadap nilai IKM (25-100) maka hasil penilaian tersebut dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan rumus IKM Unit Pelayanan x 25 Mengingat unit pelayanan memiliki karakteristik yang berbeda maka setiap unit layanan dimungkinkan untuk menambahkan unsur yang relevan dan memberikan bobot yang berbeda terhadap 14 unsur yang dominan dalam unit pelayan dengan catatan jumlah bobot seluruh unsur tetap 1. Tabel.3.40.IKU Indeks kepuasan masyarakat terhadap Balitbang KP IKU Tahun 2013 Target Realisasi % Indeks kepuasan masyarakat terhadap Balitbang KP 60,75 70,04 104,29 Kriteria penilaian kepuasan terhadap masyarakat meliputi pelaksanaan reformasi birokrasi, implementasi peraturan perundang-undangan, implementasi pelayan dan kenyamana lingkunagn kerja, implementasi SOP, kedisiplinan kerja pegawai dan perilaku pegawai, kinerja pegawai, pengelolaan keuangan, ketersediaan sarana dan prasarana. Capaian indeks kepuasan masyarakat terhadap Balitbang KP tahun 2013 sebesar 70,04 dari target 60,75. Pengukuran capaian indeks kepuasan masyarakat terhadap Balitbang KP dilakukan dengan menggunakan panduan sesuai Keputusan KEMANPAN RB nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah. 4. IKU KE DUA PULUH LIMA : Nilai Inisiatif Anti Korupsi Balitbang KP Penilaian inisiatif anti korupsi (PIAK) ditujukan untuk mengukur apakah suatu instansi publik telah menerapkan sistem dan mekanisme yang efektif untuk mencegah dan mengurangi korupsi di lingkungan internalnya. PIAK merupakan self assessment atas inisiatif anti korupsi di suatu Kementerian/ Lembaga. Dalam hal ini, nilai PIAK KKP merupakan penilaian self assessment yang dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal terhadap inisiatif anti korupsi yang dilakukan oleh masing-masing unit Eselon I KKP dengan menggunakan kuesioner inisiatif anti korupsi, dan teknik menghitungnya sebagai berikut : self assessment atas Inisiatif Anti Korupsi berdasarkan kriteria penilaian yang dilakukan oleh KPK. 72

Berdasarkan self assessment tersebut, maka dapat diprediksi nilai yang mungkin dicapai oleh KKP nantinya pada saat dinilai KPK. Nilai akhir merupakan gabungan dari penilaian kuantitatif dan kualitatif, dengan kisaran nilaidari 0-10 (tertinggi 10 dan terendah 0). Kedelapan indikator utama diturunkan dalam bentuk kuesioner yang terdiri dari 68 pertanyaan. Setiap pertanyaan dalam kuesioner diisi oleh peserta PIAK dengan melampirkan buktibukti untuk mendukung validitas jawaban. Untuk Indikator Inovasi, peserta PIAK menyertakan laporan kualitatif yang berisikan laporan tentang inovasi upaya pencegahan korupsi yang dilakukan, di luar dari hal-hal yang telah dijadikan bukti pendukung jawaban terhadap kuesioner di 8 indikator utama. Penilaian akhir diperoleh dari gabungan antara penilaian terhadap indikator utama dan indikator inovasi. Penilaian ini akan digabungkan dengan tetap memperhatikan bobot indikator yang sudah ditetapkan. Skala penilaian, berada pada selang 0 sampai 10, yang artinya semakin mendekati 0 berarti peserta PIAK semakin rendah inisiatif antikorupsi dan semakin mendekati 10 semakin tinggi inisiatif antikorupsi yang dimiliki oleh instansi peserta PIAK sbb: Adapun capaian dari nilai inisitif anti korupsi Balitbang KP tahuan 2013 adalah Tabel : 3.41.IKU Nilai Inisiatif Anti Korupsi Balitbang KP IKU Target Realisasi % Nilai Inisiatif Anti Korupsi 8 6,84 85,50 Pada tahun 2013 nilai inisiatif anti korupsi Balitbang KP adalah 6,84. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan nilai inisiatif anti korupsi pada tahun 2012 senilai 6,23 dan lebih rendah dari pada tahun 2011 senilai 6,75. Upaya peningkatan nilai inisiatif anti korupsi tersebut dicapai melalui kegiatan-kegiatan sosialisasi inisiatif anti korupsi, menyampaikan bukti-bukti upaya pencegahan korupsi dsb. Dalam rangka pencengahan terjadinya tindak pidana korupsi di lingkungan Balitbang KP telah dilakukan upaya upaya untuk meminimalisir terjadinya korupsi antara lain ; Penerapan ESQ mision and character buiding, peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan akuntabilitas instansi pemerintah, peningkatan sistem pengendalian internal pemerintah serta pencanangan wilayah bebas korupsi. Kegiatan inisiatif anti korupsi Balitbang KP menekankan pada 3 (tiga) unsur yaitu : penyempurnaan sistem, kesadaran pegawai dan perlunya mencari persepsi masyarakat 73

Balitbang KP untuk mendapatkan penilaian yang objektif terhadap upaya-upaya yang telah dilakukan. 5. IKU KE DUA PULUH ENAM : Nilai Penerapan RB Balitbang KP Reformasi Birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan Balitbang KP pada hakekatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang pelaksaan dilakukan melalui program-program meliputi 1). Manajemen perubahan, 2). peraturan perundang-undangan, 3). Penataan organisasi, 4). Penataan tata laksana, 5). penataan SDM aparatur, 6). Pengutan pengawasan internal, 7). Penguatan akuntabilitas kinerja, 8). Peningkatan kualitas pelayanan publik dan 9) pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Adapun capain iku ini pada TA 2013 adalah sesuai tabel 3.40 dibawah. Tabel : 3.42. IKU Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi KKP IKU Tahun 2012 Tahun 2013 Target Realisasi % Target Realisasi % 75 Nilai Penerapan - 70,58 - (setara Reformasi Birokrasi KKP level 4) 77,56 103,41 Sumber data : Web KemenPAN RB, 2013 Teknik menghitungnya yaitu penilaian atas implementasi RB di Balitbang KP dilaksanakan melalui Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) secara online oleh masing-masing Unit Eselon I yang telah diverfikasi oleh Inspektorat Jenderal. Upaya yang dilakukan fokus pada: Panel I PMPRB online Panel II PMPRB online Panel III PMPRB online Untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good governance) dilakukan melalui dalam 8 (delapan) Area Perubahan Reformasi Birokrasi, yaitu: a) Organisasi; yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing); b) Tata Laksana; sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur, dan sesuai dengan prisip-prinsip good governance; c) Peraturan Perundang-undangan; regulasi yang tertib, tidak tumpang tindih, dan kondusif; d) SDM Aparatur; SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, kapabel, professional, berkinerja tinggi, dan sejahtera; e) Pengawasan; meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; 74

f) Akuntabilitas; meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi; g) Pelayanan Publik; Pelayanan prima yang sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat h) Pola Pikir dan Budaya Kerja Aparatur; birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi. Hasil penyusunan kertas kerja dokumen bukti dan survey internal dikonversi dengan sistem online www.pmprb.menpan.go.id sehingga terbentuk proil penilaian mandiri reformasi birokrasi Balitbang KP sebagai berikut : Tabel 3.43.Penilaian Komponen PMPRB NO TARGET KOMPONEN HASIL SELISIH 1 Manajemen perubahan 75 76 1 2 Penataan peraturan perundang undangan 75 75 0 3 Penaatan dan penguatan organisasi 75 75 1 4 Penataan dan tata laksana 75 76 1 5 Penataan sisitem SDM aparatur 75 78 3 6 Penguatan pengawasan 75 76 1 7 Penguatan akuntabilitas kinerja 75 77 2 8 Penguatan kualitas pelayan publik 75 77 2 9 Monitoring dan evaluasi 75 79 4 RATA RATA 75 76.56 LEVEL 4 (76.56) Profil PMPRB yang baik apabila komponen hasil lebih tinggi daripada komponen pengungkit. Komponen pengungkit adalah berbagai kriteria dan berbagai pendekatan yang telah dilakukan oleh suatu unit kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Komponen hasil adalah : 1) capaian yang diperoleh dari hasil pengukuran atas persepsi pegawai dan masyarakat terhadap suatu unit kerja, 2) pengukuran atas indikator kinerja internal dan eksternal yang menunjukkan seberapa baik suatu unit kerja mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Untuk komponen hasil Balitbang KP berada di level 4 (empat) dengan makna Balitbang KP telah berhasil menunjukkan perkembangan yang substansial dan/atau semua target yang relevan terpenuhi. Dalam rangka pelaksanaan RB telah dilakukan beberapa kegiatan sbb : 1. Telah dibentuk tim penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi lingkup Balitbang KP dengan keputusan Kepala Balitbang KP nomor : KEP:1.3/BalitbangKP/2012. Tim tersebut mempunyai tugas melakukan koordinasi dan kegiatan dalam rangka mendukung pelaksanaan pengelolaan penilaian mandiri pelaksanaan Reformasi Birokrasi ; 75

2. Dalam rangka penyelesaian PMP RB telah dilakukan langkah-langkah : a. review pelaksanaan PMPRB Balitbang KP b. verifikasi kelengkapan berkas PMPRB. Beberapa hal yang harus diperbaiki untuk peningkatan reformasi birokrasi adalah penerapan program RB Balitbang KP secara menyeluruh dan dilakukan monev pelaksanaan RB Balitbang KP secara berkala d. SASARAN STRATEGIS 11 : TERKELOLANYA ANGGARAN SECARA OPTIMAL LINGKUP BALITBANG KP Nilai sasaran strategis terkelolanya anggaran secara optimal lingkup Balitbang KP sebesar 25%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU sbb : IKU KE DUA PULUH TUJUH : Persentase Penyerapan Dipa Balitbang KP Pelaksanaan anggaran harus dikelola secara optimal sesuai rencana yang ditetapkan sampai akhir TA 2013 penyerapan Balitbang KP sebesar Rp.542.292.420.218 setara dengan 100% dari target yang ditetapkan yaitu >95%. Presentasi penyerapan Balitbang KP meningkat 21.63% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tabel : 3.44.IKU Prosentase Penyerapan DIPA Balitbang KP IKU Target Realisasi % 1 Pesentase penyerapan DIPA Balitbang KP >95 >95 100 Tabel : 3.45.IKU Prosentase Penyerapan DIPA Balitbang KP IKU Pesentase penyerapan DIPA Balitbang KP * Sumber data : SAI, 2013 Tahun Anggaran Target Realisasi % 2010 275.179.948.000 263.609.247.000 95,80 2011 484.061.641.000 442.654.661.526 91,45 2012 529.992.058.000 394.054.042.671 73,45 2013 564.970.466.000 542.446.520.218 96,01 IKU ini didefinisikan sebagai persentase pelaksanaan anggaran dibanding dengan alokasi anggaran dan cara menghitungnya yaitu sebagai berikut : Z = X/Y * 100 %, Ket : X = anggaran yang dipergunakan, Y = alokasi anggaran 76

IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Pada tahun 2010 anggaran yang dialokasikan untuk program/kegiatan penelitian dan pengembangan Iptek kelautan dan perikanan terealisasi sebesar 95,80%, pada tahun 2011 terelalisasi sebesar 91,45%, sedangkan pada tahun 2012 dapat terealisasi sebesar 73,45%, sehingga dapat disimpulkan realiasasi anggaran tahun 2012 mengalami penurunan dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2011, hal ini disebabkan oleh tidak terealisasinya kegiatan dari sumber dana pinjaman luar negeri/pln (INDESO) yang terbentur surat KPPN VI ke seluruh mitra kerjanya, dan pada tahun 2013 prosentase penyerapan DIPA Balitbang KP dengan target sebesar Rp. 564.970.446.000 dapat terealisasi sebesar Rp. 542.292.420.218 (95,99%) Alokasi anggaran Balitbang KP tahun 2013 digunakan untuk membiayai kegiatan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan yang terbagi dalam 21 satker lingkup Balitbang KP, seperti terlihat pada tabel 3.32 berikut : Tabel : 3.46. Alokasi dan Realisasi anggaran unit kerja Eselon II Balitbang KP tahun 2013 No Satker Pagu Realiasi % 1 Sekretariat Balitbang KP 44,535,264,000 42.728.905.252 95.94 Pusat Penelitian Pengelolaan 2 Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan 20,302,939,000 19.7114.526.590 97.10 3 Balai Penelitian Perikanan Laut 18,198,579,000 17.376.857.807 95.48 4 Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum 28,859,746,000 27.553.716.717 95.47 5 Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan 9,596,325,000 9.388.074.189 97.83 6 Loka Penelitian Perikanan Tuna 9,161,571,000 9.048.275.994 98.76 7 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya 35,359,578,000 34.388.632.404 97.25 8 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut 54,875,526,000 51.660.879.848 94.14 9 Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau 25,832,330,000 25.240.133.376 97.71 10 Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar 16,985,820,000 16.526.010.591 97.29 11 Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias 12,193,649,000 11.724.423.026 96.15 12 Balai Penelitian Pemulian Ikan 11,331,203,000 11.272.507.857 99.48 13 Loka Penelitian dan Pengembangan 4,527,749,000 4.123.521.690 91.23 77

Budidaya Rumput Laut 14 Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan 133,126,181,000 127.331.013.660 95.65 15 Balai Penelitian Observasi Laut 16,581,663,000 15.248.083.025 91.96 16 Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan 3,439,433,000 3.057.300.019 88.89 17 Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir 27,676,016,000 26.230.335.031 94.78 18 Loka Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir 5,229,899,000 5.042.777.871 96.42 19 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan 61,413,260,000 59.916.752.128 97.56 Perikanan 20 Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil 6,445,754,000 6.092.986.026 94.53 Perikanan 21 Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 19,297,981,000 18.626.707.117 96.52 TOTAL 564,970,466,000 542.446.520.218 96,01 * Sumber data : SAI, 2013 Dari tingkat pencapaian indikator kinerja nomor 27 memperlihatkan bahwa bahwa Balitbang KP sudah berhasil mencapai sasaran strategis Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BalitbangKP. Nilai sasaran strategis tersebut adalah 100%. CAPAIAN KINERJA LAINNYA Di samping Sasaran Strategis diatas terdapat beberapa keberhasilan kinerja antara lain : 1. Penerbitan Buku Inovasi Litbang Kelautan dan Perikanan Memperkuat Konsep Ekonomi Biru Hasil hasil penelitian dan pengembangan (litbang) di Balibang KP sudah mngarah pada akselerasi penderapan konsep Blue Economy. Hal ini terlihat dari berbagai temuan dan produk hasil litbang yang ditampilkan dalam buku ini mengarah pada pencapaian keseimbangan ekologi, meminimalkan limbah ( minimize waste ), memperluas inklusi sosial, serta mendorong tercapainya multiplier effect menggunakan pendekatan teknologi inovatif dan adaptif. Pendekatan inovatif adalah pendekatan yang mengedepankan suatu gagasan baru untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa penelitian. Pendekatan inovatif dilengkapi dengan upaya 78

perbaikan yaitu usaha sistematis untuk melakukan penyempurnaan dan improvement yang terus menerus sehingga buah inovasi itu dapat dirasakan manfaatnya. Gambar.3.16. Buku Inovasi Litbang KP 2. Inovasi Indonesia 105 Berbagai ragam inovasi yang dihasilkan BALITBANG KP merupakan hasil seleksi berlapis yang dilakukan oleh tim sebanyak 36 juri dari tokoh-tokoh senior bisnis dan kewirausahaan indonesi dengan menggunakan 8 kriteria penilaian : keaslian ide, kesulitan ditiru, penerimaan oleh konsumen, nilai tambah bagi pemakai, potensi pengembangan, scalability, resiko investasi serta resiko bisnis. Hasil yang dicapai oleh Balitbang KP pada tahun 2013 antara lain : a. Probiotik dari rusip (fermentasi ikan) b. Sarana Putar Rumput Laut (SPIRAL) c. Anti Tumor dari Rumput Laut Hijau d. Teh Sehat dari Rumput Laut Sargassum e. Gel Pengharum Ruangan dari Karaginan f. Test Kit Uji Kandungan Histamin g. Obat Anti Tukak Lambung dari Rumput Laut h. Enzim Transglutaminasi (Perekat Protein) dari Limbah Surimi i. Papan Partikel dari Limbah Rumput Laut 3. Penghargaan Presiden Republik Indonesia terhadap Hasil Litbang KP Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono memberikan penghargaan kepada lima peneliti yang memiliki prestasi tinggi pada tahun 2013 diantaranya sebagai berikut : a. Penghargaan Karya Iptek Anak Bangsa dari Presiden RI, yang bertepatan dengan perayaan hari kebangkitan teknologi manusia (Hakteknas) pada Agustus 2013 Penemuan Vaksin Hydrovac dan Streptovac a.n Ir. Taukhid (BPPBAT, Bogor) b. Penghargaan Satya Lencana Wirakarya dari Presiden RI, pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI: 17 Agustus 2013 79

Probiotik dari sedimen tambah a.n Ir. Muliani, M.Si (BPPBAP, Maros) Vaksin Streptococcus: peningkatan kekebalan ikan kerapu a.n Ir. Des Roza (BBPPBL, Gondol) Aplikasi Vaksin bakteri Flexibacter pada ikan kerapu a.n Drh. Fris Johnny (BBPPBL, Gondol) Vaksin protein rekombinan untuk mencegah penyakit Megalocytivirus pada ikan laut a.n Dr. Ketut Mahardika (BBPPBL, Gondol) INVESTIGASI HASIL PENGUKURAN IKU BALITBANG KP TA 2013 Total Nilai NPSS dari penjumlahan SS stakeholder perspective s.d learn & growth adalah 107%, sedangkan total NPIS yang merupakan penjumlahan dari masing-masing perspektif adalah 85%, sehingga didapatkan NKK Balitbang KP sebesar 192% yang merupakan penjumlahan dari NPIS dan NPSS. Pencapaian SS dan IS Balitbang KP dikontribusikan dari Pencapaian SS dan IS pada hasil pengukuran level 2 lingkup Balitbang KP sesuai terlampir, maka didapatkan hasil sesuai gambar 3.14 dibawah ini : Gambar : 3.18 Evaluasi Hasil Pengukuran Kinerja Balitbang KP TA 2013 Pencapaian Nilai kinerja keseluruhan Balitbang KP dihasilkan oleh pencapaian dari satker pusat atau balai besar lingkup Balitbang KP. Bila dilihat dari gambar 3.18 dijelaskan bahwa untuk satker berkinerja sangat baik adalah P4KSI dan P4B, sedangkan satker dengan kinerja Baik adalah BBP4BKP, BBPSEKP dan Sekreriat Balitbang KP. Hal ini 80

mengindikasikan dan pencapaian NPIS sesuai dan melebihi target. Pada Satker P3TKP dan P3SDLP mencapai target AKUNTABILITAS KEUANGAN Alokasi pagu awal tahun 2013 yang disediakan dalam rangka pembiayaan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pada Balitbang KP adalah sebesar Rp.570.215.000.000. Namun, sejalan dengan berjalannya waktu adanya penghematan BBM, penambahan anggaran BA 099, revisi tunjangan kinerja maka Pagu Revisi Balitbang KP menjadi sebesar Rp.564.970.466.000. Di samping itu sampai saat ini berapa satker di Balitbang KP masih melakukan proses revisi DIPA untuk penambahan pagu PHLN antara lain : P4KSI senilai Rp.2.384.363.000, BPOL senilai Rp.1.735.254.000, dan BBPSEKP senilai Rp.525.230.000. Capaian Realisasi Anggaran Balitbang KP Tahun 2013 sebesar 96,01% (sesuai hasil rekon SAI per Januari 2014). Berikut ini akan disampaikan pagu dan realisasi anggaran Tahun 2013 berdasarkan kategori jenis program kegiatan dan jenis belanja, sebagai berikut: Tabel : 3.47 Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2013 (per belanja) No Belanja Pagu Revisi Realisasi % Realisasi 1 Belanja Pegawai 85.151.665.000 84.582.868.511 99,33 2 Belanja Barang 248,471,288,000 236.382.242.289 95,13 3 Belanja Modal 231,347,513,000 221.481.409.418 95,74 Jumlah 564,970,466,000 542.446.520.218 96,01 Dari tabel 3.33 diatas dan tabel 3.34 dibawah menunjukan bahwa realiasi B. Barang dan B. Modal nilainya dibawah realiasasi Balitbang KP. Hal ini dikarenakan ada optimalisasi anggaran dari kegiatan dengan menggunakan belanja barang dan belanja modal sebesar Rp 9.866.103.582. Tabel : 3.48 Penyerapan DIPA Balitbang KP TA 2010-2013 IKU Pesentase penyerapan DIPA Balitbang KP Tahun Anggaran Anggaran Realisasi % 2010 275.179.948.000 263.609.247.000 95,80 2011 484.061.641.000 442.654.661.526 91,45 2012 529.992.058.000 394.054.042.671 73,45 2013 564.970.466.000 542.446.520.218 96,01 81

Dari tabel 3.34 menunjukan bahwa anggaran Balitbang KP dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 14,84%. Sedangkan total anggaran 2013 dengan 2010 mengalami kenaikan 48,71%. Realiasasi anggaran pada tahun pertama mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun pada tahun 2013 kembali mengalim peningkatan. Pada tahun 2010 anggaran yang dialokasikan untuk program/kegiatan penelitian dan pengembangan Iptek kelautan dan perikanan terealisasi sebesar 95,80% hal ini dikarenakan seluruh capaian kinerja melebihi target yang di tetapkan. pada tahun 2011 terelalisasi sebesar 91,45% dari total anggaran 484.061.641.000 hal ini dikarenakan seluruh capaian kinerja melebihi target yang di tetapkan. pada tahun 2012 dapat terealisasi sebesar 73,45% dari total anggaran sebesar 529.992.058.000, sehingga dapat disimpulkan realiasasi anggaran tahun 2012 mengalami penurunan dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2011, hal ini disebabkan oleh tidak terealisasinya kegiatan dari sumber dana pinjaman luar negeri/pln (INDESO) yang terbentur surat KPPN VI ke seluruh mitra kerjanya, dan pada tahun 2013 prosentase penyerapan DIPA Balitbang KP dengan target sebesar Rp. 564.970.446.000 dapat terealisasi sebesar Rp. 515.561.642.924 atau 96,01%.(HLN dan PLN) Tabel : 3.49 Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2013 (per sumber dana) RUPIAH MURNI LOCAL COST/RMP PNBP HLN PLN B.PEGAWAI B.BARANG B.MODAL B.BARANG B.MODAL B.BARANG B.MODAL B.BARANG B.MODAL B.MODAL PAGU 85.151.665.000 237.330.889.000 131.839.981.000 4.450.300.000 1.049.700.000 510.177.000 1.301.332.000 11.644.347.000 265.100.000 97.002.400.000 REALISASI 84.582.868.511 227.336.667.424 126.047.944.023 4.104.188.157 938.308.988 348.946.413 1.263.296.000 4.592.440.295 308.200.000 42.187.725.000 99,33 95,79 95,61 92,22 89,39 68,40 97,08 39,44 116,26 43,49 TOTAL PAGU 454.322.535.000 5.500.000.000 1.811.509.000 11.909.447.000 97.002.400.000 TOTAL REALISASI 437.967.479.958 5.042.497.145 1.612.242.413 4.900.640.295 42.187.725.000 96,40 91,68 89,00 41,15 43,49 82

IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Sesuai dengan visi dan misi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan di atas, pada tahun 2013 Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan. Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta strategi dengan 11 Sasaran Strategis (SS) yang ingin dicapai. Untuk setiap Sasaran Strategis (SS) yang disusun dan ditetapkan memiliki ukuran yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU). Keseluruhan IKU Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2013 berjumlah 27 Indikator Kinerja Utama (IKU). STAKEHOLDER PERSPECTIVE PETA STRATEGI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Visi : Inovator Iptek dan Motivator Industrialisasi Kelautan dan Perikanan Berkelanjutan SS1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP NPIS NPSS NKK CUSTOMER PERSPECTIVE SS2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang KP oleh Masyarakat KP MASYARAKAT KP SS3. Meningkatnya Pengelolaan SDKP yang berkelanjutan INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE PERUMUSAN KEBIJAKAN SS4. Tersedianya kebijakan KP yang implementatif PELAKSANAAN KEBIJAKAN SS5. Tersedianya data dan informasi ilmiah KP SS6. Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu PENGENDALIAN, PENGAWASA DAN PENEGAKAN HUKUM SS7. Terselenggaranya Pengendalian Litbang KP LEARN & GROWTH PERSPECTIVE HUMAN CAPITAL INFORMATION CAPITAL ORGANIZATION SS8. Tersedianya SS9. Tersedianya SS10. CAPITAL Terwujudnya SDM Balitbang KP yang kompeten dan profesional informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup Balitbang KP good governance & clean government Lingkup Balitbang KP FINANCIAL CAPITAL SS11 Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BalitbangKP Gambar.4.1 Hasil Analisis Capaian IKU Balitbang KP Sesuai dengan gambar 4.1 diatas terlihat bahwa capaian sasaran strategis Balitbang KP pada toleransi 10% berstatus hijau sedangkan capaian Indikator Kinerja 83