EFEKTIVITAS PENGUNAAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN MIND MAP PADA KOMPETENSI SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TSM SMK MUHAMMADIYAH 2 WONOSOBO

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE ALAT PERAGA ENGINES CUTTING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN KELAS X DI SMK YPT PURWOREJO

Oleh: Umi Hidayati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

PENERAPAN METODE PQ4R UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENDINGIN DI SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR DASAR OTOMOTIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENINGKATAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATA PELAJARAN K3 SMK YPE SAWUNGGALIH KUTOARJO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

ABSTRAK. Kata Kunci: Keaktifan Belajar, Model Pembelajaran talking stick.

Vol.10/No.01/Juli 2017 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Strategi Pembelajaran Time Token untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas V MI Miftahul Huda Lamongan

Kata kunci: quatum teaching, motivasi belajar, prestasi belajar, chasis dan suspensi otomotif

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Asemrowo Surabaya untuk mengamati berbagai kendala yang

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK TUNAS NUSANTARA PURWOREJO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKKAN METODE MIND MAPPING

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MEDIA PHOTO STORY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dalam bahasa inggris disebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITAN

SKRIPSI. Oleh : JULIANA WIDYOWATI NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa inggris PTK disebut Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Oleh sebab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Rosita Christina Haloho Guru Fisika SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

BAB III POSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODOLOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE RESITASI (RECITATION METHOD) SMK TUNAS NUSANTARA PURWOREJO

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci: Kemampuan menulis surat pribadi, metode peta pikiran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca cepat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 2 Panau Pada Mata Pelajaran PKn

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 2.

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

MAKALAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Margi Eldayanti, Pujiastuti, Sulifah Aprilya Hariani.

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PENGALAMAN PRIBADI DENGAN TEKNIK PETA KONSEP SISWA KELAS VIII A MTs AL-MU MIN SEMBIRKADIPATEN KEBUMEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ditetapkan sebelumnya. Hadi dan Haryono (Hatimah dkk, 2007:81).

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Sriani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang a) praktik-praktik kependidikan

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mc Taggart, yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

146 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo. Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN DENGAN MEDIA GAMBAR DI KELAS I SD NEGERI 222 PASIR POGOR

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY PADA SISWA SMK YPP PURWOREJO

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI PENGUKURAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar,

BAB III METODE PENELITIAN

Esthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana

Penerapan Metode Pemecahan Masalah Model Polya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika. Toheri,Nia Yuniawati

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG PADA SISWA KELAS XI TKR 4 SMK N 2 KEBUMENTAHUN AJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 KOKAP

UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN METODE COOPERATIVE SECRIPT DI SDN GELAM 1

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

EFEKTIVITAS PENGUNAAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN MIND MAP PADA KOMPETENSI SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TSM SMK MUHAMMADIYAH 2 WONOSOBO Oleh: Mundak Bayu Febriyanto, Arif Susanto, Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo, e mail: umihidayatiarda@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) untuk mengetahui pengunaan metode jigsaw atau metode mind map salah satu bisa meningkatkan pada hasil pembelajaran sistem pengapian pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo, dan (2) untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil prestasi siswa setelah mendapat metode pembelajaran jigsaw dan mind map. Pengumpulan data dilakukan dengan tes. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian: (1) berdasarkan hasil dari perhitungan analisis data dan sesuai rumusan pada hipotesis, dapat diketahui hasil belajar siswa hasilnya lebih baik mengunakan metode mind map dari pada menggunakan metode jigsaw; (2) hasil prestasi siswa dari prasiklus sampai siklus II banyak mengalami kenaikan hasil prestasi belajar siswa sistem pengapian kelas XI TSM SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo. Kemampuan siswa dalam pembelajaran sistem pengapian skor rata-rata pada prasiklus adalah 51 atau 4% kategori sangat kurang. Setelah penelitian dilakukan menggunakan metode jigsaw, rata-rata kemampuan siswa dalam pembelajaran sistem pengapian menjadi 74,7 atau 56% termasuk masih katgori cukup, tetapi pada siklus I belum mencapai ratarata 75,00 sehingga diperlukan penerapan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan metode mind map untuk mengetahui lebih efektif mana diantara dua metode tersebut. Selanjutnya pada siklus II, rata-rata kemampuan siswa dalam pembelajaran sistem pengapian meningkat lagi menjadi 79,4 atau 88% merupakan katefori yang sudah baik dan sudah mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 75,00. Kata kunci: metode jigsaw, metode mind map, sistem pengapian. PENDAHULUAN Mutu pendidikan dapat terwujud jika proses pembelajaran di selengarakan secara efektif, artinya proses belajar mengajar (PBM) dapat berjalan lancar, terarah dan sesuai, dengan tujuan pembelajaran. Kriteria proses belajar mengajar yang efektif adalah: (1) Mampu mengembangkan konsep generalisasi serta bahan abstrak menjadi hal yang jelas dan nyata, (2) mampu melayani perkembangan belajar peserta didik yang berbeda-beda, (3) melibatkan peserta didik secara aktif dengan pengajaran sehingga proses belajar mampu mencapai tujuan yang sesuai program yang di terapkan. Sesuai dengan observasi pada saat saya mengajar dan melakukan wawancara dengan guru pengampu jurusan teknik sepeda motor di SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo tentang mata pelajaran sistem pengapian, siswa kurang memperhatikan 160

Vol.05/No.02/Januari 2015 pelajaran, karena tidak adanya metode yang mampu merangsang siswa dalam mata pelajaran sistem pengapian. Proses pembelajaran sering terjadi salah pemahaman antara guru dan siswa. Hal tersebut terjadi karena mata pelajaran yang disampaikan oleh guru tidak mudah diterima oleh siswa, sehingga sulit bagi siswa memahami dan menangkapnya. Metode pembelajaranya tentang sistem Pengapian di kenalkan dengan metode jigsaw maupun metode maind map hal ini di pandang perlu di lakukan penelitian. Karena di SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo yang bertempat di Kecamatan Wadaslintang yang bersetatus sekolah baru, dimana dalam proses pembelajarn siswa kurang termotivasi dalam proses pembelajaran, sehingga banyak siswa yang belum lulus sesuai dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang di tentukan yaitu 75. Untuk itu dengan melaksanakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), maka harus menerapkan metode pembelajaran yang lebih bervariasi, inofatif, efisien serta efektif. Dalam mengunakan metode pembelajaran di samping bervariasi diharapkan agar dapat memperoleh hasil yang maksimal. Pengunaan metode pembelajaran jigsaw dan mind map pada pembelajaran kompetensi sistem pengapian siswa kelas XI diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, maupun Sekolah. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal dalam pembelajaran system pengapian. Selanjutnya, bagi guru dan sekolah peng-gunaan metode jigsaw dan mind map akan mepermudah guru dalam pembelajaran siswa peserta didik. Dari latar belakang tersebut, maka peneliti mengambil judul tentang Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw dan Mind map Pada Kompetensi Sistem Pengapian Pada Siswa Kelas XI Teknik Sepeda Motor SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo. METODE PENELITIAN Arikunto (2010: 137) menyatakan bahwa penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penilitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Arikunto (2012: 3) menjelakan pengertian penelitian tindakan kelas itu sendiri antara lain (a) penelitian menunjuk pada suatu kegiatan 161

mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti, (b) tindakan menunjuk pada sesutau gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, dan (c) kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Menurut Jhon Elliot (1982), menyatakan bahwa PTK adalah tentang situasi sosial dengan mengetahui maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan yang ada di dalamnya. Pendapat lain, Kemmis dan MC Taggart menjelaskan bahwa PTK adalah bentuk refleksi dan kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan praktik sosial (Daryanto, 2011: 3). Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Dalam penelitian ini masing-masing siklus terdapat empat tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi. Model Kurt Lewin dikembangkan dengan empat komponen tersebut kemudian dikembangkan oleh Kemmis dan MC Taggart (Arikunto, 2010: 131). Kedua ahli ini memandang komponen sebagai langkah dalam siklus, sehingga mereka menyatukan dua komponen yang ke-2 dan ke-3, yaitu tindakan (acting) dan pengamatan (observing) sebagai suatu kesatuan. Hasil dari pengamatan ini kemudian dijadikan dasar sebagai langkah berikutnya yaitu refleksi men-cermati apa yang sudah terjadi (reflecting). Dari terselesaikannya refleksi lalu disusun sebuah modifikasi yang diaktualisasikan dalam bentuk rangkaian tindakan dan pengamatan lagi. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan peningkatan skor masing-masing siswa dari tes prasiklus sampai siklus II, diketaui peningkatan siswa terbagi menjadi 5 kategori, yaitu kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Kelompok siswa yang mengalami peningkatan 162

Vol.05/No.02/Januari 2015 baik pada prasiklus 1 siswa atau 4%. Kelompok yang mengalami peningkatan kategori cukup sejumlah 4 siswa atau 16%. Kelompok yang dinyatakan dalam kategori kurang sejumlah 6 siswa atau 24%. Sementara itu kelompok yang masuk kategori sangat kurang ada 14 siswa atau 56%. Hasil prestasi siswa dari prasiklus sampai siklus II banyak mengalami kenaikan hasil prestasi belajar siswa sistem pengapian kelas XI TSM SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo. Kemampuan siswa dalam pembelajaran sistem pengapian skor rata-rata pada prasiklus adalah 51 atau 4% kategori sangat kurang. Setelah penelitian dilakukan menggunakan metode jigsaw, rata-rata kemampuan siswa dalam pembelajaran sistem pengapian menjadi 74,7 atau 56% termasuk masih katgori cukup, tetapi pada siklus I belum mencapai rata-rata 75,00 sehingga diperlukan penerapan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan metode mind map untuk mengetahui lebih efektif mana diantara dua metode tersebut. Selanjutnya pada siklus II, rata-rata kemampuan siswa dalam pembelajaran sistem pengapian meningkat lagi menjadi 79,4 atau 88% merupakan kategori yang sudah baik dan sudah mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 75,00. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dari perhitungan analisis data dan sesuai rumusan pada hipotesis, dapat diketahui hasil belajar siswa hasilnya lebih baik mengunakan metode mind map dari pada menggunakan metode jigsaw. Setelah penelitian dilakukan menggunakan metode jigsaw, rata-rata kemampuan siswa dalam pembelajaran sistem pengapian menjadi 74,7 atau 56% termasuk masih katgori cukup, tetapi pada siklus I belum mencapai rata-rata 75,00 sehingga diperlukan penerapan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan metode mind map untuk mengetahui lebih efektif mana diantara dua metode tersebut. Selanjutnya pada siklus II, rata-rata kemampuan siswa dalam pembelajaran sistem pengapian meningkat lagi menjadi 79,4 atau 88% merupakan katefori yang sudah baik dan sudah mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 75,00. 163

Saran yang diajukan oleh peneliti adalah, penggunaan strategi peta alur pikir (mind map) sangat mendukung proses dan hasil pembelajaran karena sifatnya yang demokratis. Selain itu, strategi peta alur pikir (mind map) siswa untuk aktif dalam proses pembalajaran dan dapat m-ningkatkan Prestasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Strategi peta alur pikir (mind map) dapat dija-dikan sarana untuk berlatih dan belajar secara demokratis. DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya. Arikunto, Suharsami. 1986. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara Buzan, Tony. 2013. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah Beserta Contoh-contohnya. Yogyakarta: Gama Media. Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 164