BAB 1 PENDAHULUAN. untuk fenomena pelarutan batuan lain, seperti gypsum dan batu garam. 1

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL ASPEK HUKUM PERLINDUNGAN KAWASAN KARST DI GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Yogyakarta yang memiliki luasan 1.485,36 kilometer persegi. Sekitar 46,63 %

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. benua (benua Asia dan benua Australia) dan dua samudera (samudra Pasifik dan

BAB I PENDAHULUAN. daerah tandus, akan tetapi pada kenyataannya Kabupaten Gunungkidul

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR : 1518 K/20/MPE/1999 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN KARS MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, peran pariwisata sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten yang lainnya seperti Sleman,

BAB I PENDAHULUAN. bentanglahan (landscape ecosystem), yang selanjutnya dipakai sebagai dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. eksploitasi dan pemanfaatan sumber daya alam, yang dalam praktiknya perlu

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Implementasi Kebijakan Pelarangan Penambangan Di Kawasan Karst Kabupaten Gunungkidul Retna Dewi Wuspada 1,*, Hastuti Purnaweni 2 dan Dwi P.

KARAKTERISTIK WILAYAH

SALINAN. Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN KAWASAN KARS DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Hamparan karst di Indonesia mencapai km 2 dari ujung barat sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. juta hektar, tersebar di beberapa di wilayah Pulau Sumatera, Papua dan pulaupulau

I. PENDAHULUAN. yang secara khas berkembang pada batu gamping dan/atau dolomite sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI BANDUNG BARAT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

mengakibatkan Kabupaten Gunungkidul dikatakan sebagai daerah miskin air dan bencana kekeringan menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1456 K/20/MEM/2000 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN KARS

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara 7

Otonomi daerah yang mulai diterapkan, memacu setiap daerah mencari. peluang untuk meningkatkan pendapatan daerahnya masing-masing.

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELARANGAN PENAMBANGAN DI KAWASAN KARST KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pantai Siung dan Gambar 1.2 Gunung Api Purba Nglanggeran Sumber: beritadaerah.co.id dan gunungapipurba.

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur. Fenomena permukaan meliputi bentukan positif, seperti

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. khas, baik secara morfologi, geologi, maupun hidrogeologi. Karst merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Wonogiri, sebuah Kabupaten yang dikenal dengan sebutan kota. GAPLEK dan merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. terluas ( hektare) di dunia setelah kawasan karst di Cina dan Vietnam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi bangsa dan rakyat. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas 3.185,80 km 2 ini terdiri

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi para wisatawan yang merupakan petualang-petualang yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Bentukan alam khas geologi beserta warisannya kini, tersebar di

PELINGKUPAN (SCOPING) DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut data statistik Indonesia, dari tahun ke tahun jumlah penduduk di

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

P E M E R I N T A H KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seluruh alam semesta beserta isinya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa

BAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya

Pemanfaatan Peta Geologi dalam Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dusun dan terletak di bagian selatan Gunungkidul berbatasan langsung dengan

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

pengaduan, kritik dan saran secara online demi terciptanya Polri yang Profesional dalam melaksanakan tugas pokoknya.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

BAB I PENDAHULUAN. kabijakan pembangunan ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

BAB I PENDAHULUAN. antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste. Karst merupakan. saluran bawah permukaan (Setiawan et al., 2008).

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Nasional yang menyebutkan bahwa kawasan kars merupakan kawasan lindung

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan. yang menjadi pendukung kehidupan manusia telah rusak.

PENDAHULUAN. atau gabungan antara sumber daya alam hayati (mikro flora dan mikro fauna

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup sangat tergantung pada lingkungan untuk

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dengan berbagai cara. Bidang industri dan pertambangan dipercaya cukup efektif

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan yang hidup di lingkungan yang khas seperti daerah pesisir.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pegunungan Kendeng Utara terbentang mulai dari Kabupaten Kudus, sampai dengan Kabupaten Tuban, termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan rawa) dan perairan lotik yang disebut juga perairan berarus deras (misalnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan melakukan pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek fisik lahan

BAB II DESKRIPSI WILAYAHKECAMATAN REMBANG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Kepedulian Pemuda Terhadap Lingkungan dan Pertanian

BAB 1 PENDAHULUAN. Didasari keinginan yang kuat bagi terciptanya kemakmuran masyarakat luas, maka

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB IV GAMBARAN UMUM

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karst berasal dari bahasa daerah Yugoslavia yang merupakan nama suatu kawasan diperbatasan Italia Utara dan Yugoslavia sekitar kota Trieste. Istilah Karst ini kemudian dipakai untuk menyebut semua kawasan batu gamping yang telah mengalami suatu proses pelarutan, bahkan berlaku juga untuk fenomena pelarutan batuan lain, seperti gypsum dan batu garam. 1 Fenomena permukaan meliputi bentukan positif, seperti perbukitan karst yang berbentuk kerucut dan bentukan negatifnya berupa lembah-lembah karst dan telaga. Fenomena bawah permukaan meliputi goa-goa karst dengan stalaktit dan stalakmit, dan semua aliran sungai bawah tanah. Karena keunikan ekosistemnya, maka tahun 1993 International Union of Speleology mengusulkan agar Kawasan Karst Pegunungan Sewu masuk ke dalam salah satu warisan alam dunia. 2 Tanpa disadari kawasan karst memiliki potensi yang besar terhadap sumber daya alam yang ada didalamnya, potensi sumber daya alam di kawasan karts sebenarnya tidak hanya pada sumber daya alam mineral/tambang saja, akan tetapi masih ada sumber daya lain yang sangat potensial untuk dikembangkan, yaitu sumber daya air, sumber daya lahan, sumber daya hayati dan potensi landscape baik dibawah permukaan sebagai 1 kanal, arti kawasan karst, hal 1, http://www.kanal.web.id/2016/05/pengertian-karst-dan-ciriciri-kawasan.html, 10 juni 2017 2 Dinas prindagkop-esdm, 2014, sosialisasi kawasan bentang alam gunung sewu, gunung kidul 1

2 goa dan sungai /danau bawah tanah, serta permukaan berupa lembah kering dolin, bukit-bukit karst dan pantai. Sebagai contoh panjang pantai yang cukup luas di gunung sewu terletak di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, membentang sepanjang sekitar 65 Km dari Kecamatan Purwosari sampai Kecamatan Girisubo. Potensi hasil laut dan wisata bahari sangat besar. Bukti yang kita lihat sekarang banyak nya wisata yang unik, wisata goa,wisata pantai,hasil laut,hasil pertanian,hasil peternakan dan menjadi pusat beberpa kerajinan Sejak jaman dulu masyarakat kawasan karst telah memanfaatkan sebagian sumber daya alam, pertanian, hasil hutan kayu dan obat_obatan,dan juga batu kapurnya yang banyak terdapat di kawasan karst khususnya di gunung sewu gunung kidul, saat ini hasil tambang kapur sangat dibutuhkan banyak orang karena manfaatnya sangat besar mulai dari kebutuhann pokok manusia dan juga sebagai bahan utama untuk membangun rumah atau gedung yaitu semen, hanya semen bahan bangunan yang murah di bandingkan kayu untuk bahan bangunan, karena kayu saat ini sangat langka sehingga harganya sangat mahal Masyarakat yang tinggal di kawasan karts sampai saat ini sangat bergantungan dengan sumber daya alamnya khususnya batu kapur. batu kapur menjadi nilai ekonomi yang tinggi karena mereka tidak membutuhkan modal yang besar untuk mendapatkan batu kapur,mereka hanya mengandalkan cangkul untuk mengorek dan menghancurkan batu kapur khususnya bagi penambang batu kapur skala kecil

3 Saat ini kebutuhan bahan baku semen sangat besar,sehingga permintaan bahan baku semen meningkat. membangun rumah sebagai tempat tinggal dan infarstuktur sebagai fasilitas umum demi mencapai negara yang berkembang dan maju, hal ini memicu terjadinya penambangan batu kapur sebagai bahan dasar pembuatan semen, Sehingga sangat bertentangan bagi kelangsungan lingkungan karst dan masyarakat yang tinggal di daerah kawasan karst, karena apabila bila pertambangan besar-besar terjadi lingkungan sekitar, sumber mata air akan rusak dan juga tanah, sebagai lahan pertanian akan hilang dan tidak bisa juga dipungkuri pertambangan yang dilakukan masyarakat yang berskala kecil juga memicunya kerusakan lingkungan. Menurut UU no. 23 tahun 1997 yang dimaksud dengan kerusakan lingkungan adalah tingkat perusakan lingkungan yang berkaitan dengan kemampuan fungsinya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Kerusakan lingkungan dapat diakibatkan oleh alam maupun aktifitas manusia dalam upaya untuk memenuhi kebutuhannya. Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam tidak bisa dicegah, sehingga langkah yang dapat diambil adalah menjaga keseimbangan antara pengambilan sumber daya alam dengan pemeliharaan lingkungan. Untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan, instrument hukum sangat berperan untuk menjaga dan mengatur perlindungan dan melindungi dan mengelola lingkungan. Alat hukum yang diterapkan melalui perundanganundangan selayaknya harus memberikan jaminan perlindungan dan pengolahan bagi kehidupan masyarkat sosial dan menjamin pembangunan

4 yang berkelanjutan khususnya alat hukum tentang perlindungan dan pengolahan lingkungan. Peraturan pemerintah nomor 26 tahun 2008 tentang rencana tata ruang wilyah nasional. Perturan menteri energi dan sumber daya mineral nomor 17 Tahun 2012 tentang penetapan kawasan karst. Pasal 3 menyebutkan bahwa Kawasan bentang alam karst merupakan kawasan lindung geologi sebagai bagian dari kawasan lindung nasional. Sehingga dikeluarkan permen ESDM 17 tahun 2012 memberikan jaminan hukum untuk melindungi kawasan karst, namun adapun peraturan pemerintah dan peraturan mentri ini. masih ada perangkat hukum yang memberikan peluang terjadinya penambangan kawasan bentang alam karst sejak terbitnya keputusan mentri nomor 3045 k/nem/2014 tentang penetapan kawasan bentang alam karts gunung sewu. Sehingga penulis tertarik meninjau secara yuridis dengan metode normatif. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka, maka dirumuskan permalasahan hukum sebagai berikut: Bagaimana peran pemerintah pusat khususnya menteri energi sumber daya alam dalam memberi perlindungan bentang alam kawasan karst? C. Tujuan Penelitian Ada pun tujuan peneliti dalam tulisan ini adalah: Untuk mengetahui bagimana peran perangkat hukum dalam melindung bentang alam kawasan karst.

5 D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang hukum lingkungan mengenai tentang perlindungan kawasan bentang alam karst gunung kidul yogyakarta 2. Manfaat praktis a. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis, khususnya mengenai tentang bentang alam kawasan karst dan tentang hukum yang mengatur tantang perlindungan bentang alam kawasan karst b. Bagi penulis perlindungan kawasan karst dan pemerintahan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan wawasan dan bahan pertimbangan atau masukan tersendiri bagi perlindungan kawasan karst dan pemerintah c. Bagi Masyarakat Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang bentang alam kawasan karst dan tentang hukum yang mengatur tentang perlindungannya yang apabila dilanggar akan mendapatkan sanksi, hasil penelitian ini diharapkan juga dapat memberi informasi tentang begitu uniknya dan seharusnya dijaga kawasan karst yang sebagai kawasan yang hanya sedikit ada di

6 negara indonesia sehingga masyarakat dapat berperan dalam menjaga lingkungan dan mengelola dengan baik kawasan karst E. Keaslian penelitian Dengan ini penulis menyatakan bahwa penulisan hukum ini merupakan hasil karya penulis, bukan merupakan hasil duplikasi maupun plagiasi dari hasil karya penulis lain. Sebagai perbandingan penulis memaparkan tiga penulisan hukum dari penulis terdahulu yang mempunyai kemiripan dengan penelitian yang dilakukan penulis tapi berbeda, yaitu : 1. Skripsi yang ditulis oleh faradhilla. a. Judul : PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI TERHADAP KERUSAKAN LINGKUNGAN DI KAWASAN KARST DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP. b. Rumusan masalah : Bagaimana pertanggungjawaban korporasi terhadap kerusakan lingkungan di kawasan karst Desa Bedoyo Kecamatan Ponjong ditinjau dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup. c. Tujuan penelitian. Untuk mengetahui pertanggungjawaban korporasi terhadap kerusakan lingkungan di kawasan karst Desa Bedoyo Kecamatan

7 Ponjong ditinjau dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup. 2. Skripsi yang ditulis oleh fahad nuraini. a. Judul. KAJIAN KARATERISTIK DAN POTENSI KAWASAN KARST UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNG KIDUL b. Rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana karakteristik dan potensi fisik-non fisik kawasan karst kecamatan ponjong untuk pengembangan ekowisata? 2. Bagaimana desain pengembangan potensi fisik dan non fisik untuk ekowisata di kecamatan ponjong? c. Tujuan penelitian. Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui karakteristik dan potensi kawasan karst kecamatan ponjong untuk pengembangan ekowisata 2. Merencanakan pengembangan ekowisata sebagai alternatif arahan untuk pengembangan potensi kawasan karst dan sebagai upaya pelestarian kawasan karst kecamatan ponjong. 3. Skripsi yang ditulis oleh Nino Auguta Sasongko.

8 a. Judul. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) OLEH BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN CILACAP b. Rumusan masalah 1. Bagaimana analisis mengenai dmapak lingkungan (AMDAL) di kabupaten cilacap? 2. Hambatan apa saja yang terjadi dalam analisis dampak lingkungan (AMDAL) di kabupaten cilacap? c. Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) di kabupaten cilacap. 2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang terjadi dalam analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) di kabupaten cilacap. Dengan demikian apabila ada peneliti lain yang sudah pernah melakukan penelitian ini, maka penelitian ini sebagai pelengkap dan dengan ini menyatakan penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran sendiri. F. Batasan konsep. Dalam kaitannya dengan objek yang diteliti dengan judul Aspek hukum perlindungan kawasan karst kerusakannya di gunung sewu yogyakarta maka dapat diuraikan batasan konsep sebagai berikut : 1. karst adalah suatu bentang alam yang secara khusus berkembang pada batuan yang mudah larut, utamanya batuan karbonat, karena proses

9 karstifikasi yang berjalan selama ruang dan waktu geologi. Fenomena dan unsur-unsur bentangalam karst memiliki nilai-nilai biotik yang tinggi. Kedua unsur itu saling memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang erat, membentuk suatu ekosistem karst yang sangat khas (samodra,2001), 3 2. PP no 26 tahun 2008 tentang rencana tata ruang wilayah nasional. 3. Permen no 17 tahun 2012, Tentang penetapan kawasan karst 4. Kepmen no 3045/nem/2014, Tentang penetapan kawasan karst gunung sewu. 5. kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibu Kota Wonosari yang terletak 39 km sebelah tenggara Kota Yogyakarta. Kabupaten Gunungkidul mempunyai beragam potensi perekonomian mulai dari pertanian, perikanan dan peternakan, hutan, flora dan fauna, industri, tambang serta potensi pariwisata. Pertanian yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul sebagian besar adalah lahan kering tadah hujan (± 90 %) yang tergantung pada daur iklim khususnya curah hujan. Lahan sawah beririgasi relatif sempit dan sebagian besar sawah tadah hujan. Sumberdaya alam tambang yang termasuk golongan C berupa : batu kapur, batu apung, kalsit, zeolit, bentonit, tras, kaolin dan pasir kuarsa. Kabupaten Gunungkidul juga mempunyai panjang pantai yang cukup luas terletak di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, membentang sepanjang sekitar 65 Km dari Kecamatan Purwosari sampai 3 Ibid.

10 Kecamatan Girisubo. Potensi hasil laut dan wisata sangat besar dan terbuka untuk dikembangkan.potensi lainnya adalah industri kerajinan, makanan, pengolahan hasil pertanian yang semuanya sangat potensial untuk dikembangkan. Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di DIY dengan jumlah penduduk cukup besar. Berdasarkan hasil estimasi Sensus Penduduk 2010 jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul tahun 2012 berjumlah 680.406 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 328.878 jiwa dan perempuan sebanyak 351.528 jiwa. G. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif, yaitu dengan meneliti data sekunder, berupa peraturan perundangan-undangan yang berkaitan dengan Aspek hukum perlindungan kawasan karst kerusakanya gunung sewu yogyakarta. 2. Sumber data Sumber data yang digunakan dalam penelitian normatif ini adalah berupa data sekunder yang berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. a. Bahan hukum premier 1) PP no 26 tahun 2008 tentang rencana tata ruang wilayah nasional.

11 2) Permen no 17 tahun 2012 tentang penetapan kawasan bentang alam karst. 3) Kepmen no 3045 k/nem/2014 tentang penetapan kawasan bentang alam karst gunung sewu. b. Bahan hukum sekunder Bahan baku sekunder yang digunakan adalah berupa buku dan internet terkait tentang aspek hukum perlindungan kawasan karst kerusakannya digunung sewu yogykarta c. Bahan hukum tersier Berupa kamus besar bahasa indonesia 3. Metode pengumpulan data a. Studi kepustakaan. Metode kepustakaan ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu mempelajari sumber-sumber informasi dari beberapa literatur baik berupa buku-buku, peraturan perundang-undangan, jurnal, koran, website, dan pendapat pakar hukum yang berkaitan dengan permasalahan yang saya teliti. b. Wawancara Wawancara dilakukan sebagai bentuk komunikasi langsung yang bertujuan untuk memperoleh informasi langsung. Wawancara ini dimaksud untuk memperoleh data primer dengan melakukan tanya jawab dengan cara menggunakan daftar pertanyaan. 4. Analisis data

12 Data sekunder yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode kualitatif, yaitu dengan memahami dan membandingkan bahan hukum primer dengan hukum sekunder apakah ada perbedaan, persamaan pendapat hukum dan ada tidaknya kesenjangan. Langkah terakhir yang dilakukan adalah dengan menarik kesimpulan secara deduktif yaitu metode penyimpulan yang bertitik tolak dari preposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berkahir pada suatu kesimpulan yang bersifat khusus. Metode penyimpulan yang bertolak dari preposisi umum berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku ke hal-hal yang khusus berupa permasalahan yang berkaitan erat dengan aspek hukum perlindungan kawasan karst di Gunung Kidul Yogyakarta H. Kerangka Isi Penulisan Hukum BAB I: PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menyajikan tentang : A. latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitan E. Keaslian Penelitian F. Batasan Konsep G. Metode Penelitian H. Kerangka Isi Penulisan Hukum

13 BAB II : PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang : A. Tinjauan umum tentang kawasan karst B. Tinjauan umum mengenai kerusakan dan perlindungan kawasan karst BAB III : PENUTUP Bab ini berisi tentang : A. Kesimpulan B. Saran