THE IMPACT OF IMPLEMENTATION OF THE NATIONAL HEALTH INSURANCE PROGRAM TO DECREASE MATERNAL MORTALITY IN BOGOR

dokumen-dokumen yang mirip
Program Jaminan Kesehatan Nasional dan Angka Kematian Ibu di Kota Bogor (Studi Fenomena dan Dampak Kesehatan)

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Sistem Kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan, ketanggapan, dan keadilan dalam pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM KESEHATAN IBU YANG DIDANAI BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN DI PUSKESMAS BANDARHARJO KOTA SEMARANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita yang meninggal

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PERSEPSI STAKEHOLDERS

mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-372.html MIKM UNDIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PERSALINAN DAERAH

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2015 TESIS.

MEKANISME KAPITALISASI DALAM ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. Maulana Yusup STIE Pasundan Bandung

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG

DAFTAR ISI. Halaman i ii iii v viii ix x xi xii xiii

JUDUL PERSEPSI PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN SWASTA MENGENAI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015 IDA AYU GEDE PRABAWANTI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat resolusi

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 9 TAHUN 2017 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu program

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

GAMBARAN PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PUSKESMAS SE-KABUPATEN TABANAN TAHUN 2015

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal

suplemen Informasi Jampersal

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

Tabel 1. Perbandingan Belanja Kesehatan di Negara ASEAN

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lanjutan dari Restitutie Regeling tahun Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBIAYAAN KENAIKAN KELAS PERAWATAN BERDASARKAN PERMENKES NOMOR 4 TAHUN 2017 SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

Oleh : Misnaniarti FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Chriswardani S. Anneke Suparwati & L.Ratna Kartikawulan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI BIDAN PRAKTEK MANDIRI TIDAK MENGIKUTI PROGRAM BPJS DI KECAMATAN KEDUNG KABUPATEN JEPARA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan kesehatan. Asuransi kesehatan memberi jaminan berupa

Jurnal Ilmiah Permata Medika

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR

Lampiran 1. PEDOMAN WAWANCARA

PANDANGAN PROFESI BIDAN SERTA REKOMENDASI PERBAIKAN KEBIJAKAN TERKAIT BELANJA STRATEGIS JKN

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

KAJIAN IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS PERTIWI DAN PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN DESA DI KABUPATEN JEMBER TERHADAP PROGRAM JAMPERSAL

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 50 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

PUSKESMAS : Suprijanto Rijadi dr PhD. Center for Health Policy and Administration UI

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB II. Tinjauan Pustaka. a. Rekam medis menurut permenkes 269/MENKES/PER/III/2008. Rekam medis adalah dokumen yang memuat catatan-catatan tentang

EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 39 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Hasil. Riset Implementasi JKN pada Pelayanan Primer Siklus 1. Konas IAKMI, 3-5 November 2016

DALAM SISTEM. Yulita Hendrartini

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 1 A TAHUN 2014 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

Motivator KIA. Buku Saku. Edisi 1, September Motivator KIA 1

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi jaminan kesehatan nasional

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN GRATIS BAGI PASIEN TIDAK MAMPU PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS. Direktur Pelayanan Kesehatan Primer dr. Gita Maya Koemara Sakti, MHA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang ditetapkan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Transkripsi:

THE IMPACT OF IMPLEMENTATION OF THE NATIONAL HEALTH INSURANCE PROGRAM TO DECREASE MATERNAL MORTALITY IN BOGOR 1 Nurfadhilah, SKM, MKM, 2 Ir. Helfi Gustia, M.Si, 3 Dr. Susilahati, M.Si, 4 Dwidjo Susilo, SE, MBA, MPH, Universitas Muhammadiyah Jakarta helfi_umj@yahoo.com Abstract The National Health Insurance Program (JKN) had passed the two-year implementation since January 1, 2014 implemented by the Government as the mandate of Law No. 40 of 2004 on National Social Security System (Navigation) and Law No. 24 of 2011 on Social Security Agency (BPJS). The national health system had been changeddue to the implementation of JKN, especially in the sub-system financing and health efforts. Before the implementation of JKN, there are some health insurance programs available for the community that can be accessed by all people without exception, yet now can only be enjoyed by the participants of JKN only. One program that terminated since the enactment of JKN is universal labor insurance program (Jampersal). This study aimed to evaluate the impact of the implementation of JKN for the quality of delivery service based on geography and socioeconomic conditions. This research has been conducted in the city of Bogor (urban) to represent different geographical characteristics, due in 2015 conducted in Bogor District (rural). Research in Bogor regency in 2015 showed that a decline in the number of women who undergo childbirth using JKN financing compared with Jampersal financing. The research design is a case study with a mixed-method approach, a combination of qualitative and quantitative. The quantitative data in the form of secondary data from the analysis of documents before and after the implementation of JKN. Qualitative data is the result of observation and interviews about the condition before and after the implementation of JKN. The scope of the study is limited to the Department of Health, Health Center, Hospital, Private Hospital Health BPJS partners, and society (pregnant women and mothers with children under five). The research variables include the scope of services, benefits packages and membership status. The results showed a decrease in maternal mortality in the city of Bogor is not merely influenced by the financing of labor, but also by the public awareness of the importance of compliance with health efforts JKN seen from the amount of participation is increasing. Besides, it also supported among others by the EMAS program funded by the budget, Opat sauyunan (the good cooperation between health workers, cadres, family and community). Keywords: AKI, implementation, JKN PENDAHULUAN P eluncuran program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak 1 Januari 2014 menandai Indonesia memasuki era baru dalam sistem asuransi sosial yang secara bertahap mencapai Universal Health Coverage yang diamanatkan Undang Undang. Secara umum JKN bertujuan mempermudah masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan yang bermutu. Dalam pasal 2 UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menyatakan bahwa program JKN 751

mempunyai tujuan untuk meningkatkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh sebab itu di mana pun penduduk Indonesia berada, selayaknya mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama. Ketimpangan pelayanan kesehatan dapat dilihat dari perbedaan pelayanan persalinan yang terjadi di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor. Sebelum program JKN diimplementasikan, seluruh biaya persalinan ibu hamil dijamin oleh pemerintah melalui program jaminan persalinan universal (Jampersal). Dengan diimplementasikannya program JKN, Hanya mereka yang sudah terdaftar di BPJS Kesehatan sebagai peserta program JKN yang akan mendapat pelayanan persalinan. Kondisi ini tentu saja menimbulkan permasalahan tersendiri bagi penduduk miskin yang tidak memiliki biaya yang cukup untuk melaksanakan persalinan di layanan kesehatan. METODE Penelitian dilaksanakan di Kota Bogor (urban). Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan pendekatanmix-method. Data kuantitatif berupa analisis dokumen sebelum dan sesudah penyelenggaraan JKN. Data ini meliputi jumlah masyarakat yang mencakup jaminan kesehatan berdasarkan status peserta, utilisasi layanan primer, utilisasi pelayanan sekunder, utilisasi pelayanan tertier, penyerapan dana kapitasi dan INA-CBG untuk pelayanan peserta. Data kualitatif merupakan hasil observasi dan wawancara meliputi komposisi kepesertaan, mekanisme penyerapan dana untuk pelayanan kesehatan, mekanisme penyelenggaran pelayanan, dan manfaat pelayanan. Wawancara dilakukan kepada pemangku kepentingan di Dinas Kesehatan, fasilitas kesehatan (13 puskesmas serta 4 rumah sakit pemerintah dan swasta), diperkuat tokoh masyarakat, paraji,dan peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan jampersal dari 13 puskesmas di Kota Bogor. Triangulasi metode dilakukan dengan wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan program dan strategi program JKN Penerapan program JKN di Kota Bogor mengikuti peraturan yang berlaku, baik peraturan yang diterbitkan oleh Menteri Kesehatan, Dinas Kesehatan, dan Pemda, dan penerapan strateginya sesuai dengan protap yang telah ditentukan. Jika dibandingkan program JKN dengan program Jampersal, menurut informan adalah Jampersal itu hanya dikelola oleh Kementerian Kesehatan, pembiayaannya dari APBN.Berbeda dengan JKNyang dikelola BPJS sendiri, dan anggarannya didapat dari pembiayaan, ada yang pembiayaan mandiri dan ada yang subsidi (penerima bantuan iuran-pbi). Strategi program JKN di lingkungan kerja dilaksanakan sesuai protap, seperti rujukan-rujukan masalah kebidanan disesuaikan dengan kode diagnosis yang ditentukan JKN, bila diagnosis tidak ada dalam aturan tersebut maka tidak dapat diberikan rujukan. Salah seorang informan menyatakan PKM memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bekerjasama dengan BPJS. Sistem pembiayaan penyedia, penyelenggaraan pelayanan kesehatan rujukan menggunakan sistem INA-CBGs. PKM sebagai penyelenggara dituntut menyelesaikan 144 diagnosis penyakit,juga memberikan pelayanan preventif dan promotif. Implementasi Program JKN terhadap upaya penurunan AKIdan AKB Data Kematian Ibu Kota Bogor Tahun 2015 menyebutkan jumlah kematian ibu sebanyak 8 kasus, sejumlah 20.324 ibu bersalin, sedangkan jumlah bayi lahir mati sebanyak 15 kasus dan 12.822 bayi lahir hidup (Dinkes Kota Bogor, 2016). Tahun sebelumnya terjadi 6 kasus kematian ibu, jumlah ibu bersalin 20.663, bayi lahir mati 16 kasus, dan bayi lahir hidup 21.751(Dinkes Kota Bogor, 2015). Berdasarkan hasil wawancara dengan informan upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) melalui implementasi program JKN dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain penguatan faskes tingkat pertama dan Dinas Kesehatan dalam pelayanan UKP dan UKM, sosialisasi yang aktif, pelatihan kader kesehatan dalam rangka pencegahan kesakitan dan 752

kematian bayi dan balita. Diupayakan semua ibu hamil mempunyai jaminan kesehatan sejak bayi baru lahir sudah terproteksi apabila ada gangguan kesehatan. Di samping itu juga menyediakan alat kesehatan dan tenaga kesehatan yang cukup, mengharuskan ibu hamil memeriksakan kehamilannya di PKM dan segera dirujuk jika ditemukan penyulit dalam kehamilan. Data pantauan wilayah setempat (PWS) 2013 memperlihatkan dari 21.647 ibu hamil dan 20.663 ibu nifas serta 19.707 neonatus dan 19.674 bayi, jumlah kasus ibu mengalami komplikasi 4.329 dan bayi mengalami komplikasi 2.956 kasus. Menurut salah satu informan implementasi program JKN terhadap penurunan AKI dan AKB dapat dilakukan dengan mengalokasikan anggaran, menyediakan kebutuhan kesehatan, alat dan tenaga kesehatan. JKN membantu menurunkan AKI/AKB dengan memberlakukan semua ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kehamilannya di FKTP dan jika di temukan penyulit pada kehamilannya segera dirujuk ke RS. Program JKN hanya berlaku untuk peserta BPJS saja. Upaya lain dapat dilakukan dengan sosialisasi yang aktif mengenai resiko tinggi dengan memanfaatkan layanan singkat, pelatihan kader kesehatan dalam rangka pencegahan kesakitan dan kematian bayi dan balita. Selain itu semua ibu hamil mempunyai jaminan kesehatan sejak bayi baru lahir sudah terproteksi apabila ada gangguan kesehatan. Ditambahkan oleh informan lain biaya untuk anggota yang PBI untuk bantuan iuran ibu hamil digratiskan, selain itu pada program JKN ada dana kapitasi yang masuk ke Puskesmas sebesar 30% di Kota Bogor, dana ini dipakai untuk operasional Puskesmas.Sebesar 10% digunakan untuk promosi kesehatan dan 20% promosi misalkan untuk Posyandu.Program kelas ibu misalnya disiapkan dari alokasi JKN.Salah seorang informan saat FGD menyampaikan juga bahwa program promosi juga harus menggunakan pendekatan sepanjang daur hidup. Salah satu kegiatan yang perlu dilakukan misalnya pemeriksaan status anemia remaja putri sehingga layanan kesehatan tidak berkonsentrasi pada intervensi hilir yang bersifat fatalistik. Pendapat ini ditambahkan oleh informan lain yang mengemukakan implementasi program JKN terhadap penurunan AKI dan AKB cukup membantu karena memperoleh sistem rujukan, setiap rumah sakit harus menerima JKN. JKN juga dapat disesuaikan dengan kelas rawat sesuai pendaftaran peserta. Selain itu semua ibu hamil mempunyai jaminan kesehatan sejak bayi baru lahir sudah terproteksi apabila ada gangguan kesehatan. Namun ada informan yang mengemukakan implementasi program JKN dalam penurunan AKI dan AKB melalui pemanfaatan kartu lebih sulit dengan JKN, karena untuk JKN sekarang itu pemanfaatannya melalui wilayah, karena aturan dari BPJS per wilayah misalkan mendaftar BPJS di wilayah X, maka berobatnya juga di wilayah X kecuali dalam persalinan, tidak memandang lokasi BPJSnya aktif kemudian dia punya KTP dan KK bisa dipergunakan kartu JKN baik yang mandiri ataupun bantuan dari pemerintah. Sedangkan implementasi program Jampersal dalam usaha penurunan AKI dan AKB menurut informan dari hasil wawancara adalah melalui Jampersal yang berlaku untuk meringankan biaya persalinan, menyamakan orang kaya dan tidak mampu. Sedangkan program jampersal mendekatkan akses layanan untuk seluruh ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir. Selain itu mendekatkan akses layanan untuk seluruh ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, serta siapa pun yang hamil dan membawa KTP dan Kartu domisili dan tidak memandang domisili harus satu tempat tapi se Indonesia akan berlaku. Kebijakan Pemda Kota Bogor dalam penurunan AKI dan AKB Dalam upaya penurunan AKI dan AKB Pemda juga berperan. Hal ini disampaikan oleh informan untuk program JKN ada kebijakan tertulis dan tidak tertulis. Program-program yang diandalkan dari Pemda untuk Dinas Kesehatan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB antara lain pelatihanpelatihan kader dari Dinas Kesehatan, anggaran dari Pemda dan sejak Maret 2016ada program opat sauyunan (empat orang yang mendampingi ibu hamil). Program Emas untuk enam Puskesmas (satu per kecamatan) terutama PONED yang didanai dari APBD. Program Emas diadopsi dari program yang didanai USAID tahun 2014 di beberapa Provinsi termasuk Jawa Barat. Ketika wawancara berlangsung pelatihan program Emas Kota Bogor masih berjalan, dimana Puskesmas peserta dilatih oleh Puskesmas Kabupaten Bogor dan satu RSUD dilatih oleh RSUD Kabupaten Bogor. 753

Untuk Jampersal dukungan yang diberikan adalah memperkuat manajemen pengelolaan dari tingkat kota, membaut MoU antar Dinkes dan BPJS, sosialisasi dan monev. Ketersediaan tenaga kesehatan, alat kesehatan, dan farmasi untuk mendukung program penurunan AKI dan AKB Adanya tenaga dan alat kesehatan serta farmasi merupakan upaya dalam penurunan AKI dan AKB. Hal ini menurut informan dapat menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Tetapi perlu diikuti oleh paradigma atau kesadaran masyarakat terhadap pemanfaatan fasilitas dan tenaga kesehatan. Menurut pendapat informan implementasi program JKN dalam upaya penurunan AKI dan AKB adalah dengan mengalokasikan anggaran, menyediakan kebutuhan kesehatan alat dan tenaga kesehatan. Standar minimal jumlah bidandi Puskesmas harus 15 atau 16 orang itu, namun di lokus informan hanyadelapan orang, demikian juga untuk tenaga keperawatan ada lima orang (standar minimal 19 orang).tetapiuntuk alkes dan obat-obatan karena selama dua tahun ini ada program JKN jadi tidak terlalu kesulitan karena tidak terlalu megandalkan bantuan dari dinas, sebab diperbolehkan untuk mengadakan alat kesehatan yang kurang atau obat-obatan yang kurang dapatdibeli, sehingga alkes dan obat-obatantidak terlalu bermasalah untuk mendukung program penurunan AKI dan AKB. Informan menyatakan untuk program Jampersal implementasi program JKN dalam menurunkan AKI dan AKB adalah meringankan biaya persalinan dengan menyamakan masyarakat kaya dan yang tidak mampu, tetapi JKN hanya berlaku untuk peserta BPJS.Informan lain mengemukakan JKN membantu menurunkan AKI/AKBdengan memberlakukan semua ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kehamilannya di FKTP dan jika ditemukan penyulit pada kehamilannya segera dirujuk ke Rumah Sakit. Terjadi ketidaksesuaian antara klaim dengan standar tarif yang disetujui dan dibayarkan JKN yang kisarannya mencapai lebih dari separuhnya dan terjadi di semua rumah sakit, bahkan mencapai 80% di salah satu rumah sakit. Pembiayaan yang terlalu rendahuntuk kasus kegawatdaruratan (termasuk PICU-NICU dan SC) serta layanan persalinan normal yang tidak boleh diberikan oleh dokter juga menjadi permasalahn tersendiri. Beredar persepsi masyarakat yang keliru tentang prosedur layanan persalinan yang dapat dimanfaatkan melalui program JKN hanya jika terjadi kondisi darurat, bagi masyarakat menunggu perkiraan saat bersalin ketika terjadi kondisi tertentu (pembukaan 5 atau lebih) termasuk kondisi darurat. Hal ini mengakibatkan mereka berharap bias langsung mendapatkan layanan dari rumah sakit tanpa harus membawa rujukan dari PPK 1. Data Ibu bersalin dengan tenaga kesehatan dan dukun menurut Puskesmas di Kota Bogor tahun 2013 dari 20.663 ibu bersalin, 1.440 orang (6,97%) ditolong paraji (Dinkes Kota Bogor, 2014). Jumlah paraji di Kota Bogor 2014 sebanyak 177(Dinkes Kota Bogor, 2015). Tahun 2015 jumlah paraji masih sama ((Dinkes Kota Bogor, 2015). Jika dihitung rata-rata masing-masing paraji membantu persalinan 8-9 ibu dalam 1 tahun. Paraji juga memberikan layanan pemijatan untuk ibu nifas dan bayi serta memandikan bayi. Bayaran yang diterima paraji bervariasi bergantung pada kondisi keuangan kliennya. Hambatan dalam implementasi program JKN Program JKN dalam implementasinya untuk menurunkan AKI dan AKB ada beberapa hambatan menurut informan. Hambatan tersebut antara lain dalam pengklaiman, untuk ibu yang akan melahirkan dengan penyulit tanpa memandang RS dalam hal emergency, rumit, dana dari JKN tidak langsung ke Puskesmas. Di samping itu rendahnya pengetahuan ibu, kurangnya edukasi pada ibu, kurangnya pengetahuan dan pengalaman dari SDM dan faktor kemiskinan, permasalahan dalam pelaporan dan pencatatan. Aplikasi P care tidak bisa mendistribusikan semua keperluan di PKM. Terjadi juga ketidaksesuaian antara klaim dengan standar tarif yang disetujui dan dibayarkan JKN yang kisarannya mencapai lebih dari separuhnya dan terjadi di semua rumah sakit, bahkan mencapai 80% di salah satu rumah sakit. Penyesuaian tarif INACBGs sangat diperlukan agar penyedia layanan kesehatan dapat menerima dana sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Sistem rujukan untuk kasus gawat darurat perlu dipermudah birokrasinya. 754

Hambatan lain menurut informan adalah dalam JKN yang ditanggung hanya PBI saja. Sementara itu yang banyak orang miskinnya kadang-kadang belum punya kartu Jamkesmas akhirnya Pemkot masih sering menggunakan kartu surat keterangan tidak mampu (SKTM). Hal ini mempersulit dalam waktu pertolongan orang miskin yang tidak punya kartu Jamkesmas, sehingga harus mengurus dulu SKTM dan administrasi lainnya.sedangkan dana untuk jampersal tersimpan di PKM sehingga memudahkan dalam pencairan dana. Khusus mengenai sosialisasi program dan kebijakan terkini JKN dirasa sangat kurang. Pihak penyedia layanan kesehatan juga tidak mendapat media (leaflet, poster, dll) yang cukup tentang hal tersebut dan pada akhirnya membuat sendiri dengan memanfaatkan dana promosi misalnya. Tenaga untuk membantu proses administrative (termasuk koding INACBGs) disediakan penyedia layanan kesehatan, namun khusus mengenai informasi program dan kebijakan terbaru sering kali bahkan tidak diketahui melalui jalur informasi resmi, melainkan saat terjadi kasus dan disampaikan secara langsung oleh petugas kesehatan atau orang yang mengalaminya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu layanan persalinan dan nifas pada program jampersal dan JKN relatif tidak berbeda dampaknya terhadap penurunan AKI dan AKB. Hal ini dikarenakan penurunan AKI dan AKB tidak semata-mata berkaitan dengan permasalahan pembiayaan. Program JKN yang saat ini berjalan sudah cukup baik, namun perlu lebih banyak memperhatikan upaya promotif dan preventif. Upaya yang dilakukan juga sebaiknya dilakukan dengan pendekatan sepanjang daur hidup (misalnya sejak remaja), bukan hanya intervensi saat ibu sudah hamil. Terjadi ketidaksesuaian antara klaim dengan standar tarif yang disetujui dan dibayarkan JKN yang kisarannya mencapai lebih dari separuhnya dan terjadi di semua rumah sakit, bahkan mencapai 80% di salah satu rumah sakit. Diharapkan agar mekanisme penyesuaian tariff yang seharusnya dilakukan secara periodic benar-benar dilaksanakan sehingga tidak mengakibatkan kesulitan pembiayaan yang harus ditanggung rumah sakit. Masalah tersebut terutama sangat dirasakan rumah sakit swasta yang tidak mendapat subsidi dari pemerintah dan satu-satunya sumber pendapatan berasal dari pasien. Khusus mengenai sosialisasi program dan kebijakan terkini JKN dirasa sangat kurang termasuk media informasinya, sehingga umumnya dicetak sendiri oleh penyedia layanan kesehatan.perubahan kebijakan dirasakan terlambat diketahui pihak penyedia layanan kesehatan sehingga tidak ada antisipasi yang bias dilakukan. Sangat diperlukan petugas dan media yang secara khusus dan terusmenerus menyampaikan informasi terbaru dan menerima keluhan klien agar program JKN semakin dapat mempertahankan dan meningkatkan mutunya. DAFTAR PUSTAKA, 2004, Undang-Undang Dasar 1945. 2016. Iuran BPJS Kesehatan Naik Per1April 2016. https://m.tempo.co/read/news /2016/03/12/173752985/iuran-bpjs-kesehatan-naik-per-1-april-2016 ( akses 24 2004, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional 2011, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial 2012, Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 Tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan 755

2012, Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019, Republik Indonesia Anonim, tanpa tahun. Profil Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bogor. http://profilwilayah.kotabogor.go.id/index.php/profil-kecamatan-a-kelu rahan. (Akses 12 Agustus 2016) Google. 2016. Peta kota Bogor. https://www.google.co.id/?client=firefox-b&gws _rd=cr&ei=n0etv-bid4vyvgtejlbwdq#q=map+kota+bogor (Akses 12 Agustus 2016) Gottret P, Schieber G. 2006. Health Financing Revisited.A Practitioner s Guide.The World Bank. Juli 2016) O Donnell, Van Dorslaer, et.al, 2006, Effect of Payments for Health Care on Poverty; EstimatesIn 11 Countries, The Lancet. Word Bank, 2006. Health Financing Revisited. Washingto DC http://siteresources.worldbank.org/inthsd/resources/topics/health- Financing/HFRChap2.pdf World Health Organization (WHO). 2010a. Health Systems Financing: The path to universalcoverage. The World Health Report. Geneva: World Health Organization. 756