BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pada 3 (tiga) fisiografi berdasarkan ketinggian tempat/elevasi lahan. Menurut

Profil Keanekaragaman Hayati (KEHATI) Gunung Parakasak 2014

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton. Keberadaan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton Resort di Kota

BAB I PENDAHULUAN. segi ekonomi, ekologi maupun sosial. Menurut Undang-undang Kehutanan No. 41

Judul Penelitian : Kebijakan pengelolaan Cagar Alam Gunung Celering Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah

I. METODE VEGETATIF FUNGSI Kanopi tanaman dapat menahan pukulan langsung butiran hujan terhadap permukaan tanah. Batang,perakaran dan serasah tanaman

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.33/Menhut-II/2007

Lampiran 4. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kehutanan Persyaratan penggunaan/ karakteristik lahan (1)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

*) Diterima : 5 Desember 2007; Disetujui : 28 Agustus 2008

Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Balai Kota Kecamatan Medan Barat

No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili

V. HASIL 5.1 Hasil Survey Perubahan Perilaku

Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Setia Budi Kecamatan Medan Selayang

I. PENDAHULUAN. Agroforestry dalam Bahasa Indonesia, dikenal dengan istilah wanatani atau

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2013) Pringsewu merupakan Kabupaten

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI DALAM PEMILIHAN JENIS TANAMAN PENYUSUN HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN CIAMIS

Lampiran 1. Form Tally Sheet Data Lapangan Jalan Luas Jalan Ha No. Spesies Tinggi (m) DBH (cm) Biomassa (Kg)

Lampiran 1. Perhitungan Biomassa dan Karbon Tersimpan. Lampiran 2. Nilai Biomassa dan Karbon Tersimpan Pada RTH Hutan Kota Taman Beringin a.

MODEL AGROFORESTRY BERBASIS TONGKONAN YANG BERWAWASAN KONSERVASI LINGKUNGAN DI KABUPATEN TANA TORAJA. Oleh: SAMUEL ARUNG PAEMBONAN.

DINAMIKA KOMUNITAS TUMBUHAN PADA EKOSISTEM BATAS CAGAR ALAM GUNUNG AMBANG

DIREKTORI PENGHASIL BIBIT POHON BUAH-BUAHAN, BUAHAN, KAYU-KAYUAN, KAYUAN, DAN PERKEBUNAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, arif dan bijaksana untuk kesejahteraan manusia serta dijaga

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies

Lampiran 1. Perhitungan Biomassa dan Karbon Tersimpan

POTENSI TEGAKAN SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KEBERHASILAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) PERHUTANI

TINGKAT KONSUMSI KAYU BAKAR MASYARAKAT DESA SEKITAR HUTAN (Kasus Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. buah-buahan (kelapa, pisang, MPTS). Klasifikasi untuk komposisi tanaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT ECOSITROP 1. Dr. Yaya Rayadin 2. Adi Nugraha, SP.

Lampiran 2. Peta sebaran pohon pakan orangutan jantan dan betina dewasa (Jenggot dan Minah) berdasarkan ketinggian pohon (m dpl)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA. Amsyari, F Prinsip Prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan. Mutiara. Jakarta

PENDUGAAN POTENSI KARBON JENIS-JENIS TANAMAN BERKAYU DI PEKARANGAN DESA TEGALWARU, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR MAULANA MUSTHOFA RASYIID GUNAWAN

LAPORAN PENGAMATAN EKOLOGI TUMBUHAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Isi Materi. Tujuan Pemilihan Jenis Faktor Pertumbuhan Tanaman Strategi Pemilihan Jenis

Daerah Aliran Atas: Pohon: -Pinus (Pinus mercusii) Semak: -Pakis (Davillia denticula) -Kirinyu (Cromolaena odorata) -Pokak

UKURAN KELOMPOK SIMPAI (Presbytis melalophos) DI HUTAN DESA CUGUNG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG MODEL GUNUNG RAJABASA LAMPUNG SELATAN

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

- 2 - Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4412); 7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundan

Tugas Makala Agroforestry. Oleh (A ) SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

ANALISA VEGETASI TEGAKAN HUTAN DI AREAL HUTAN KOTA GUNUNG SARI KOTA SINGKAWANG

PENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUNUNG PULOSARI PEGUNUNGAN AKARSARI

ESTIMASI KARBON TERSIMPAN PADA HUTAN RAKYAT DI PEKON KELUNGU KABUPATEN TANGGAMUS

PENGANGKUTAN KAYU BUDIDAYA DARI HUTAN HAK (P.85/MENLHK/SETJEN/KUM.1/11/2016)

POTENSI KAYU RAKYAT PADA KEBUN CAMPURAN di DESA PESAWARAN INDAH KABUPATEN PESAWARAN

ABSTRAK. Kata kunci: benalu, jenis, tumbuhan inang

HASIL DAN PEMBAHASAN Keanekaragaman Spesies Kutu Putih

TINGKAT KONSUMSI KAYU BAKAR MASYARAKAT DESA SEKITAR HUTAN (Kasus Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat)

Jurnal Sylva Lestari ISSN (print) Vol. 5 No.2, April 2017 (63 77) ISSN (online)

POTENSI TEGAKAN SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KEBERHASILAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) PERHUTANI

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) II. PRAKTIKUM

PENGARUH KONDISI EKOSISTEM DARAT KORIDOR SUNGAI TERHADAP DANAU RAWA PENING

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

HASIL. lorong kembara di batang tanaman (b) Data ukuran sarang rayap yang ditemukan.

I. PENDAHULUAN. Hutan pada hakekatnya mempunyai karakteristik multi fungsi yang bersifat

HUTAN TANAMAN RAKYAT Oleh : Agus Budhi Prasetyo PENDAHULUAN

Sikap Masyarakat terhadap Fungsi RTH Pekarangan untuk Mereduksi Dampak Partikel Debu (Studi Kasus Di Desa Gunung Putri Kecamatan Gunung Putri, Bogor)

Keanekaragaman Tanaman Buah di Pekarangan Desa Jabon Mekar, Kecamatan Parung, Bogor

AGROFORESTRI KOMPLEKS DI BANTAENG SULAWESI SELATAN : PENTINGNYA PERAN PETANI SEBAGAI AGEN PENYANGGA KEANEKARAGAMAN HAYATI TUMBUHAN

BAHAN DAN METODE. dilakukan dari bulan Mei hingga Juni Peneliti. mengambil lokasi penelitian di Jalur Arteri Sekunder Kota Medan.

SIDIK CEPAT PEMILIHAN JENIS HUTAN RAKYAT UNTUK PETANI

Inventarisasi Jenis Pohon di Kawasan Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan (Pusbindiklat) Peneliti - LIPI untuk Menunjang Faktor Keselamatan

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN PENEBANGAN DAN PEREDARAN KAYU RAKYAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG IJIN PEMANFAATAN HASIL HUTAN HAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

ABSTRACT PENDAHULUAN. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian populasi siamang dilakukan di Hutan Desa Cugung Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Kota identik dengan pemukiman penduduk dalam jumlah besar pada suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PULOSARI

BUPATI POI{TIANAK PERATURAN BUPATI PONTIANAK

VANDALISME DALAM KEGIATAN WISATA HUTAN DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA BANDAR LAMPUNG

Perlakuan Benih Sebelum Disemai untuk Beberapa Jenis Tanaman Prioritas Kehutanan, Multiguna, Buah-buahan, dan Perkebunan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 1 No. 1. September 2013 (9 16)

TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015

KONDISI DAN POTENSI TEGAKAN PADA BEBERAPA POLA PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT : KASUS DI KABUPATEN CIAMIS Oleh: Eva Fauziyah dan Dian Diniyati 1

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 2 No. 3, September 2014 (1 10)

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. DUTA POLINDO CIPTA 1. M. Sugihono Hanggito, S.Hut. 2. Miftah Ayatussurur, S.Hut.

PROFIL VEGETASI PEKARANGAN DI DESA JABON MEKAR, KECAMATAN PARUNG, BOGOR

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS VEGETASI POHON DI HUTAN DESA BARUNG-BARUNG BALANTAI TENGAH KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

INVENTARISASI JENIS - JENIS POHON BERMANFAAT GANDA UNGGULAN LOKAL

I. PENDAHULUAN. Agroforestri merupakan salah satu bentuk penggunaan lahan secara multitajuk yang

Selamat!!!! Selamat!!!! MINGGU III Monday, February 19, /19/2018. Dr. SYARTINILIA, SP, MSi [ ]

Gambar 58. Konsep ruang sebagai habitat burung

BUKU SAKU KOMODITAS HORTIKULTURA TAHUN 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggabungkan unsur tanaman dan pepohonan. Agroforestri adalah suatu

JENIS POHON PENGHASIL BUAH-BUAHAN KONSUMSI DI TEMBAWANG DUSUN TIGA DESA DESA TIRTA KENCANA KECAMATAN BENGKAYANG KABUPATEN BENGKAYANG

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 3 No. 1, Januari 2015 (31 40)

I. PENDAHULUAN. berbagai tipe vegetasi dan ekosistem hutan hujan tropis yang tersebar di

STUDI KERAGAMAN TUMBUHAN YANG BERPOTENSI SEBAGAI PEWARNA ALAMI BATIK DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

Yusanto Nugroho Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat

X X XO. Selamat!!!! Selamat!!!! MINGGU III Friday, March 03, /9/2017

Transkripsi:

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK A. Kehadiran dan Keragaman Jenis Tanaman Pada lokasi gunung parakasak, tidak dilakukan pembuatan plot vegetasi dan hanya dilakukan kegiatan eksplorasi. Terdapat dua jenis tumbuhan yang diperoleh, yakni Ficus benjamina dan Syzygium sp. Kedua jenis ini umum ditemukan pada hutan bekas tebangan dan hutan sekunder. Salah satu jenisnya seperti Ficus benjamina termasuk dalam jenis kunci atau keystone species yang memiliki pengaruh besar terhadap penyediaan pakan bagi makhluk hidup lain, karena mampu berbuah sepanjang tahun. Sama halnya seperti jenis Ficus benjamina, jenis lainnya yakni jambu-jambuan (Syzygium sp.) juga memiliki peran dalam penyediaan sumber pakan bagi satwa dan masyarakat sekitar. Posisi gunung parakasak yang memiliki ketinggian 996 m dpl juga merupakan habitat yang cocok bagi jenis Syzygium sp. untuk dapat berkembang dan bereproduksi, karena umumnya jenis ini mampu beradaptasi pada ketinggian dan tanah yang keras. Jenis ini umumnya ditanam sebagai penahan dan penyedia air bagi lingkungannya. Berdasarkan Tabel IV-1 khusus untuk family Myrtaceae, umum dimanfaatkan masyarakat sebagai kayu bakar dan buahnya dimakan, sehingga ditanam dalam skala besar. Tabel IV-1. Hasil Eksplorasi vegetasi pada lokasi studi hutan alam Gunung Parakasak. No Nama Jenis Famili 1 Ficus benjamina Moraceae 2 Syzygium sp. Myrtaceae BLHD Propinsi Banten IV. 1

B. Kehadiran dan Keragaman Jenis Tanaman HTR (Hutan Tanaman Rakyat) Pada lokasi Gunung Parakasak, terdapat pula hutan tanaman rakyat (HTR). Hutan tanaman rakyat ini umumnya ditanami oleh jenis memiliki tanaman yang memiliki kemampuan beradaptasi diberbagai kondisi tapak, cepat tumbuh, dan menghasilkan banyak produk, seperti kayu bakar berkualitas tinggi, kayu pertukangan berdiameter kecil, dan pakan ternak seperti Sengon (Paraserianthes falcataria), Mahoni (Swietenia mahagoni), Jati (Tectona grandis), Mindi (Melia azedarach ) dan Suren (Toona sinensis). Dalam hutan tanaman rakyat Parakasak, pemanfaatan lahan dioptimalkan oleh masyarakat dengan menerapkan pengelolaan hutan secara tumpangsari (agroforestry) dengan menggabungkan tanaman hutan dengan tanaman perkebunan seperti Cengkeh (Syzygium aromaticum) dan Kopi (Coffea robusta). Pemanfaatan lahan ini dilakukan masyarakat agar memiliki tabungan dalam menunggu pohon hingga panen dan agar dapat memenuhi kebutuhan harian. Berdasarkan data eksplorasi pada HTR Parakasak, ditemukan pula jenis pohon yang termasuk dalam kelompok MPTS ( Multi Purpose Trees Spesies) yang dapat dimanfaatkan buah, getah, kulit atau bagian tanaman lainnya. Beberapa jenis yang termasuk dalam kelompok MPTS ini Sukun (Artocarpus communis), Nangka (A. heterophyllus), Cempedak (A. integer), Sawo Manila (Achras zapota), Duku (Lansium domesticum), Mangga (Mangifera indica), Rambutan (Nephelium lauranum), Petai (Parkia speciosa) dan Kedondong (Spondias pinnata). Sehingga komposisi jenis penyusun pada hutan tanaman rakyat Parakasak terbagi menjadi kelompok jenis kayu pertukangan, kelompok jenis tanaman perkebunan dan kelompok jenis MPTS. Besarnya perbandingan kelompok penyusun jenis dapat dilihat pada Gambar IV.1 dibawah ini. BLHD Propinsi Banten IV. 2

Komposisi Jenis 11,90 MPTS 19,05 Pertukangan Perkebunan 69,05 Gambar IV.1. Perbandingan Jumlah vegetasi jenis MPTS, pertukangan dan perkebunan di lokasi studi hutan alam Gunung Parakasak. Dari gambar diatas dapat dilihat, bahwa pemilihan jenis pohon terbesar yang ada di HTR Parakasak lebih mengutamakan pemanfaatan ganda, yakni kayu dan buah. Meski begitu, manfaat ekologi yang terdapat pada HTR Parakasak khususnya bagi vegetasi sekitar adalah sebagai sumber nutrisi bagi tanaman hutan, pelindung tanah hutan, penambahan jumlah spesies baik penyebaran structural maupun spesifik serta adanya daya lenting dan ketahanan pada alam. Sebaran jenis penyusun HTR Parakasak menurut kelompoknya dapat dilihat pada Tabel IV-2 dibawah ini. BLHD Propinsi Banten IV. 3

Tabel IV-2. Jenis Tanaman HTR yang berada di lokasi studi di Gunung Parakasak. No Nama Daerah Nama Jenis Famili Keterangan 1 Sawo Manila Achras zapota Sapotaceae MPTS 2 Buah Maja Aegle marmelos Rutaceae MPTS 3 Sukun Artocarpus communis Moraceae MPTS 4 Nangka Artocarpus heterophyllus Moraceae MPTS 5 Cempedak Artocarpus integer Moraceae MPTS 6 Belimbing Telunjuk Averrhoa bilimbi Oxalidaceae MPTS 7 Mata Pelanduk Baccaurea motleyana Euphorbiaceae MPTS 8 Gandaria Bouea macrophylla Anacardiaceae MPTS 9 Jeruk Sambal Citrus limonia Rutaceae MPTS 10 Jeruk Bali Citrus x paradisi Rutaceae MPTS 11 Sawo Duren Crateva religiosa Sapotaceae MPTS 12 Durian Durio zibethinus Bombaceae MPTS 13 Manggis Garcinia mangostana Guttiferae MPTS 14 Asam Kandis Garcinia xanthochymus Guttiferae MPTS 15 Melinjo Gnetum gnemon Gnetacea MPTS 16 Duku Lansium domesticum Meliaceae MPTS 17 Mangga Mangifera indica Anacardiacea MPTS 18 Mindi Melia azedarach Meliaceae MPTS 19 Tanjung Mimusops elengi Sapotaceae MPTS 20 Pala Myristica fragrans Myristicaceae MPTS 21 Rambutan Nephelium lappaceum Sapindaceae MPTS 22 Petai Parkia speciosa Fabaceae MPTS 23 Alpukat Persea americana Lauraceae MPTS 24 Jengkol Pithecellobium jiringa Fabaceae MPTS 25 Jambu Biji Psidium guajava Myrtaceae MPTS 26 Kedondong Spondias pinnata Anacardiaceae MPTS 27 Jambu Air Syzygium aqueum Myrtaceae MPTS 28 Jambu Bol Syzygium malaccense Myrtaceae MPTS 29 Coklat Theobroma cacao Malvaceae MPTS 30 Kesemek Diospyros lotus Ebenaceae Pertukangan 31 Jabon Neolamarckia cadamba Rubiaceae Pertukangan 32 Sengon Paraserianthes falcataria Fabaceae Pertukangan 33 Banitan Polythia glauca Annonaceae Pertukangan 34 Trembesi Samanea saman Fabaceae Pertukangan 35 Mahoni Swietenia mahagoni Meliaceae Pertukangan 36 Jati Tectona grandis Lamiaceae Pertukangan 37 Suren Toona sinensis Meliaceae Pertukangan BLHD Propinsi Banten IV. 4

Tabel IV-2. Lanjutan No Nama Daerah Nama Jenis Famili Keterangan 38 Kapuk Randu Ceiba petandra Bombaceae Perkebunan 39 Kopi Coffea robusta Rubiaceae Perkebunan 40 Karet Hevea brasiliensis Euphorbiaceae Perkebunan 41 Cengkeh Syzygium aromaticum Myrtaceae Perkebunan 42 Jamblang Syzygium cumini Myrtaceae Perkebunan Selain itu, HTR Parakasak juga terdiri dari komposisi jenis yang beragam, terhitung pada hutan tanaman rakyat parakasak terdiri dari 20 famili dan beberapa diantaranya adalah Myrtaceae, Fabaceae, Meliaceae, Anacardiaceae, Moraceae, Rutaceae, Sapotaceae dan Ebenaceae. Komposisi jenis penyusun HTR Parakasak berdasarkan familinya dapat dilihat pada Tabel IV-3 dibawah ini. Tabel IV-3. Komposisi jenis penyusun HTR parakasak berdasarkan familinya. No Nama Daerah Nama Jenis Famili 1 Mangga Mangifera indica Anacardiacea 2 Gandaria Bouea macrophylla Anacardiaceae 3 Kedondong Spondias pinnata Anacardiaceae 4 Banitan Polythia glauca Annonaceae 5 Kapuk Randu Ceiba petandra Bombaceae 6 Durian Durio zibethinus Bombaceae 7 Kesemek Diospyros lotus Ebenaceae 8 Mata Pelanduk Baccaurea motleyana Euphorbiaceae 9 Karet Hevea brasiliensis Euphorbiaceae 10 Sengon Paraserianthes falcataria Fabaceae 11 Petai Parkia speciosa Fabaceae 12 Jengkol Pithecellobium jiringa Fabaceae 13 Trembesi Samanea saman Fabaceae 14 Melinjo Gnetum gnemon Gnetacea 15 Manggis Garcinia mangostana Guttiferae 16 Asam Kandis Garcinia xanthochymus Guttiferae 17 Jati Tectona grandis Lamiaceae 18 Alpukat Persea americana Lauraceae 19 Coklat Theobroma cacao Malvaceae 20 Duku Lansium domesticum Meliaceae 21 Mindi Melia azedarach Meliaceae BLHD Propinsi Banten IV. 5

Tabel IV-3. Lanjutan No Nama Daerah Nama Jenis Famili 22 Mahoni Swietenia mahagoni Meliaceae 23 Suren Toona sinensis Meliaceae 24 Sukun Artocarpus communis Moraceae 25 Nangka Artocarpus heterophyllus Moraceae 26 Cempedak Artocarpus integer Moraceae 27 Pala Myristica fragrans Myristicaceae 28 Jambu Biji Psidium guajava Myrtaceae 29 Jambu Air Syzygium aqueum Myrtaceae 30 Cengkeh Syzygium aromaticum Myrtaceae 31 Jamblang Syzygium cumini Myrtaceae 32 Jambu Bol Syzygium malaccense Myrtaceae 33 Belimbing Telunjuk Averrhoa bilimbi Oxalidaceae 34 Kopi Coffea robusta Rubiaceae 35 Jabon Neolamarckia cadamba Rubiaceae 36 Buah Maja Aegle marmelos Rutaceae 37 Jeruk Sambal Citrus Limonia Rutaceae 38 Jeruk Bali Citrus x paradisi Rutaceae 39 Rambutan Nephelium lappaceum Sapindaceae 40 Sawo Manila Achras zapota Sapotaceae 41 Sawo Duren Crateva religiosa Sapotaceae 42 Tanjung Mimusops elengi Sapotaceae Dari data diatas, famili Myrtaceae hadir dengan 5 jenis tanaman yakni Psidium guajava, Syzygium aqueum, Syzygium aromaticum, Syzygium cumini dan Syzygium malaccense. Dari kelima jenis diatas, terdapat salah satu komoditas utama yang umum dijual masyarakat dipasar, yakni Cengkeh (Syzygium aromaticum). Selain itu, terdapat pula masing-masing 4 jenis dari famili Fabaceae dan Meliaceae yang diantaranya terdapat pohon inti dalam usaha HTR di Parakasak, yakni Sengon (Paraserianthes falcataria). Secara detil perbandingan jenis pohon penyusun HTR parakasak dapat dilihat pada Gambar IV.2 dibawah ini. BLHD Propinsi Banten IV. 6

Famili Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Sapindaceae Oxalidaceae Myristicaceae Malvaceae Lauraceae Lamiaceae Gnetacea Ebenaceae Annonaceae Rubiaceae Guttiferae Euphorbiaceae Bombaceae Sapotaceae Rutaceae Moraceae Anacardiaceae Meliaceae Fabaceae Myrtaceae 0 1 2 3 4 5 6 Jumlah Jenis Gambar IV.2. Perbandingan Jenis Pohon Penyusun HTR Berdasarkan Familinya pada lokasi studi Gunung Parakasak. BLHD Propinsi Banten IV. 7