35 PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL DALAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI PACARAN YANG SEHAT Dewinta Arya Rini 1 Dra. Michiko Mamesah, M.Psi 2 Dr. Dede R. Hidayat, M.Psi 3 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penggunaan media audiovisual dalam bimbingan klasikal terhadap pemahaman siswa kelas VII SMP Bina Insani Tangerang mengenai pacaran yang sehat. Sampel penelitian ini menggunakan satu kelas yaitu kelas VII 4 dengan jumlah responden 44 orang siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Metode yang digunakan adalah metode pra-eksperimen, dengan desain One-Group Pre test-post test Design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terhadap 44 responden berbentuk multiple choice yang terdiri dari 25 butir soal adalah olahan uji validitas dan reliabilitas. Teknik analisa data yang digunakan adalah uji perbedaan dengan Wilcoxon Match Pair Test dengan taraf signifikan 5%. Karena sampel penelitian 25, maka digunakan rumus z untuk menghitung perbedaan. Hasil perhitungan uji hipotesis dengan uji z diperoleh zhitung sebesar 7,82175. Karena z hitung = 7,82175 > z tabel = 1,645, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media audio visual dalam layanan bimbingan klasikal berpengaruh positif signifikan terhadap pemahaman siswa kelas VII 4 SMP Bina Insani Tangerang mengenai pacaran yang sehat. Kata Kunci : Media audio visual, layanan bimbingan klasikal, pacaran yang sehat Pendahuluan Layanan bimbingan klasikal memiliki prioritas sendiri dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Siswa merupakan individu yang berada dalam proses berkembang ke arah kematangan atau kemandirian yang memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pengalaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya untuk mencapai kematangan tersebut. Salah satu kematangan pada remaja adalah kematangan dalam segi sosial, khususnya hubungan dengan lawan jenis (pacaran). Banyak remaja yang kehilangan arah dalam hal ini. Menghadapi situasi tersebut, sudah menjadi tugas guru pembimbing di sekolah untuk memberikan pemahaman yang tepat kepada siswanya mengenai pacaran yang sehat. Akan tetapi, pada pelaksanaannya, metode yang se- 1 Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, dewintaaryarini@gmail.com 2 Dosen Bimbingan dan Konseling FIP UNJ 3 Dosen Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, d_r_hidayat@yahoo.com
36 Pengaruh Media Audio Visual Dalam Layanan Bimbingan Klasikal Mengenai Pacaran Yang Sehat lama ini biasa dipakai oleh guru-guru bimbingan dan konseling dalam penyampaian materi adalah metode ceramah, sedangkan pada tingkat pemahaman, metode ceramah kurang mendukung siswa untuk memahami suatu materi. Salah satu pembelajaran yang dirasakan dapat digunakan untuk mencapai pemahaman siswa mengenai pacaran yang sehat adalah bimbingan dengan menggunakan media audio visual, maka peneliti akan menggunakan media audio visual dalam melaksanakan layanan bimbingan klasikal. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh penggunaan media audio visual dalam layanan bimbingan klasikal terhadap pemahaman siswa mengenai pacaran yang sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan media audio visual dalam layanan bimbingan klasikal terhadap pemahaman siswa kelas VII 4 SMP Bina Insani Tangerang mengenai pacaran yang sehat. Kajian Teori Media Audio Visual Media terbagi menjadi tiga, yaitu media audio, media visual, dan media audiovisual. Media audiovisual adalah media yang memiliki kemampuan yang lebih baik dalam pengajaran daripada jenis media lainnya. Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain, hal itu dikarenakan media audiovisual mempunyai unsur suara (media auditif) dan unsur gambar (media visual). Dalam penelitian ini, proses bimbingan yang sedang berlangsung akan tersampaikan dengan baik karena lebih banyak ragam input yang digunakan dalam media ini. Kapasitas manusia juga dimanfaatkan sepenuhnya untuk memproses informasi apabila proses bimbingan dilakukan dengan menggunakan media audiovisual. Pemahaman Siswa Menurut Bloom (2006), pemahaman adalah proses menafsirkan suatu konsep, baik dengan cara menerjemahkan, mengubah, memberi contoh, menerangkan, mengklasifikasikan, menghubungkan, memperkirakan, menyimpulkan, dan mengembangkan hal-hal yang terkait dengan konsep tersebut melalui digabungkannya atau disatukannya pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang telah dimiliki seseorang. Seseorang dikatakan memahami pacaran yang sehat apabila telah melewati tahapantahapan tersebut. Santrock (2007) mengatakan bahwa pacaran tidak hanya bertujuan untuk menyeleksi pasangan sebagai persiapan untuk menikah, melainkan juga digunakan untuk memperdalam relasi sosial. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bird dan Melville (1994) yang menyatakan bahwa pacaran adalah pertemuan-pertemuan antara dua orang yang sama secara khusus diarahkan untuk menjalin komitmen ke arah pernikahan. Berdasarkan berbagai definisi dan uraian mengenai pacaran tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pacaran yang sehat merupakan salah satu bentuk hubungan yang ditandai dengan adanya rasa cinta, komitmen, penerimaan diri maupun orang lain, tidak merugikan kedua belah pihak yang terlibat, dan self-disclosure atau pengungkapan diri. Layanan Bimbingan Klasikal Menurut Winkel dan Hastuti (1991) bimbingan klasikal merupakan istilah yang khusus digunakan di institusi pendidikan sekolah dan menunjukkan pada sejumlah istilah yang dikumpulkan bersama untuk kegiatan bimbingan. DEPDIKNAS (2007) menambahkan bahwa bimbingan klasikal dirancang menurut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan peserta didik di kelas. Berdasarkan definisi mengenai bimbingan klasikal yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat menyimpulkan bahwa bimbingan klasikal merupakan kegiatan bimbingan yang berisi 30-40 jumlah siswa yang melakukan kontak langsung dengan konselor di dalam sebuah kelas. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Bina Insani Tangerang. Penelitian ini dilaksanakan selama kurun waktu 2 bulan, yakni dari bulan Oktober - November 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yakni pre experimental design atau sering disebut dengan istilah quasi experi-
37 ment dengan desain penelitian One-Group Pre test- Post test Design yaitu menggunakan satu kelompok penelitian dengan melihat hasil pre test dan post test. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII 4 sebanyak 44 siswa dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah angket untuk mengukur pemahaman siswa mengenai pacaran yang sehat dalam bentuk multiple choice. Sebelum instrumen digunakan, uji coba instrumen dilakukan terlebih dahulu terhadap 44 siswa untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas instrumen. Hasil perhitungan validitas instrumen diperoleh item yang valid sebanyak 25 butir soal dari 35 butir soal. Hasil reliabilitas diperoleh sebesar 0,883 dengan rumus Kuder Richardson 20 dan r tabel sebesar 0,329, artinya instrumen pengukur yang diperoleh reliabel dan layak digunakan. Hasil dan Pembahasan Data pre test diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada responden sebanyak 44 siswa kelas VII - 4 Bina Insani Tangerang. Berdasarkan pengolahan data, diperoleh nilai terendah 7 dan nilai tertinggi 21. Mean sebesar 16,27, median 17, dan modus 18. Sedangkan simpangan baku sebesar 3,14 dan variansnya sebesar 9, 93. Deskripsi data yang diperoleh pada kegiatan pre test adalah sebagai berikut: Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pre Test Pemahaman Siswa Berdasarkan tabel tersebut, dapat terlihat bahwa persentase terendah berada pada kelas interval 7 11 yaitu sebesar 7 %. Sedangkan persentase tertinggi berada pada kelas interval 17 21 yaitu sebesar 52 %. Jika dibandingkan dengan rata-rata kelas, terdapat 18 orang siswa yang memiliki skor rata-rata yaitu kelas interval 12 16. Siswa yang berada pada kategori rendah artinya siswa memiliki pemahaman pacaran yang sehat yang kurang baik. Apabila siswa berada pada kategori tinggi artiya siswa memiliki pemahaman pacaran sehat yang baik. Berikut ini merupakan histogram frekuensi data pre test : Grafik 1 Histogram Frekuensi Pre Test Pemahaman Siswa Data post test diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada responden sebanyak 44 siswa kelas VII - 4 Bina Insani Tangerang. Berdasarkan pengolahan data, diperoleh nilai terendah 8 dan nilai tertinggi 23. Mean sebesar 18,86, median 19, dan modus 19. Sedangkan simpangan baku sebesar 2,38 dan variansnya sebesar 9, 17. Deskripsi data yang diperoleh pada kegiatan post test adalah sebagai berikut : Tabel 2 Distribusi Frekuensi Post Test Pemahaman Siswa Berdasarkan tabel tersebut, dapat terlihat bahwa persentase terendah berada pada kelas interval 8 12 yaitu sebesar 2 %. Sedangkan persentase tertinggi berada pada kelas interval 18 23 yaitu sebesar 80 %. Jika dibandingkan dengan rata-rata kelas, terdapat 8 orang siswa yang memiliki skor rata-rata yaitu kelas interval 13 17. Berikut ini merupakan histogram frekuensi data post test (lihat: Grafik 2) Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji z Wilcoxon Match Pair Test diperoleh data :
38 Pengaruh Media Audio Visual Dalam Layanan Bimbingan Klasikal Mengenai Pacaran Yang Sehat Grafik 2 Histogram Frekuensi Post Test Pemahaman Siswa Z hitung = 7,82175 Z tabel = 1,645 Karena z hitung (7,82175) > z tabel (1,645), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan bimbing-an klasikal dengan menggunakan media audiovisual terhadap pemahaman pacaran yang sehat pada siswa kelas VII 4 SMP Bina Insani Tangerang dalam taraf signifikan α = 0,05. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui adanya pengaruh positif signifikan dari pembelajaran menggunakan media audiovisual terhadap pemahaman siswa mengenai pacaran yang sehat. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman pada siswa kelas VII 4 antara sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan media audiovisual. Perubahan skor pada post test menunjukkan adanya peningkatan skor nilai rata-rata setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan media audiovisual. Peningkatan pemahaman siswa tersebut salah satunya diakibatkan karena proses pelaksanaan pengajaran yang menggunakan media audiovisual. Hasil deskripsi data menunjukkan bahwa siswa yang memiliki skor tinggi sebelum perlakuan yaitu berada di kelas interval 17 21 dengan persentase sebesar 52 %. Dan setelah mendapatkan perlakuan berada pada kelas interval 18 23 dengan persentase sebesar 80%. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan skor sebesar 28%. Selanjutnya, persentase siswa yang memiliki skor rata-rata atau sedang sebelum perlakuan berada di kelas interval 12-16 dengan persentase sebesar 41 % dan setelah mendapat perlakuan berada di kelas interval 13 17 dengan persentase sebesar 18 %. Lalu, persentase siswa yang memiliki skor rendah sebelum perlakuan berada di kelas interval 7 11, yaitu 7 % dan setelah mendapatkan perlakuan meningkat di kelas interval 8 12 dengan persentase 2%. Jika melihat hasil deskripsi di data di atas, maka akan terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual telah memberikan pengaruh besar pada pemahaman siswa mengenai pacaran yang sehat. Hal itu dikarenakan bahwa siswa sangat tertarik dengan penyampaian materi melalui tampilan gambar dan suara. Selain itu, para siswa dapat dikatakan jarang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual dalam proses belajar atau bimbingan, sehingga mereka sangat fokus ketika diberikan materi dengan menggunakan media audiovisual. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat peningkatan atau perubahan pemahaman siswa mengenai pacaran yang sehat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa bimbingan klasikal dengan menggunakan media audiovisual. Penggunaan media audiovisual juga berpengaruh secara positif signifikan terhadap pemahaman siswa mengenai pacaran yang sehat. Hal tersebut dibuktikan oleh hasil pengujian hipotesis, yakni z hitung > z tabel (7,82175 > 1,645) pada taraf signifikan α = 0,05.
39 Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Bahri, Syaiful dan Zain, Azwan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Bird, E. & Melville, K. (1994). Families and Intimate Relationship. New York: Mc.Graw Hill, Inc. DEPDIKNAS. (2007). Penataan Pendidikan Proffesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: UPI Engels, Rutger C.M.E. & Kerr, Margaret, Stattin, Ha kan. (2007). Friends, Lovers, and Groups : Key Relationships in Adolescence. England : John Wiley & Sons Ltd Lyness, D Arcy. (2010). Healthy Relationship, diunduh dari http://kidshealth.org/teen/your_mind/relationships/healthy_relationship.html# pada tanggal 22 Mei 2013 Santrock, J. W. (2007). Remaja. Jakarta: Erlangga Sugiyono. (2008). Statistik Nonparametris untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Widodo, Ari. (2006). Taxonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. UPI: Bulletin Puspendik Winkel, W. S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta: PT. Grasindo.