EVALUASI KINERJA JALAN PROPINSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETERBATASAN DANA PENANGANAN JALAN (STUDI KASUS PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh ALFONSUS THEODORUS NIM : 25002080 Program Studi Teknik Sipil Bidang Pengutamaan Rekayasa Transportasi INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2005
ABSTRAK Evaluasi Kinerja Jalan Propinsi Dengan Mempertimbangkan Keterbatasan Dana Penanganan Jalan ( Studi Kasus Propinsi Nusa Tenggara Timur) oleh ALFONSUS THEODORUS NIM : 25002080 Penelitian ini bertujuan untuk menyusun prioritas penanganan ruas jalan Propinsi dengan berbagai skenario ketersediaan dana yang dikaitkan dengan pendanaan jalan yang berubah dengan diberlakukannya otonomi daerah, dan mengevaluasi dampak kebijakan ketersediaan dana tersebut terhadap kondisi fisik. Dengan berbagai skenario ketersediaan dana, maka kebutuhan penanganan ruas jalan tidak dapat semuanya didanai, sehingga perlu melakukan prioritas. Model alokasi dana ke setiap ruas jalan dipakai dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis multi kriteria (AMK). Kriteria yang digunakan adalah : (1) fungsi akses dari ruas jalan, (2) fungsi arus dari ruas jalan, (3) fungsi pengembangan ekonomi wilayah, dan (4) efektifitas biaya penanganan ruas jalan. Pembobotan kriteria berdasarkan persepsi responden wakil stakeholders Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, dan Masyarakat memberikan bobot kriteria (1) = 0,381, kriteria (2) = 0,130, Kriteria (3) = 0,330, dan kriteria (4) = 0,159. Prioritasi penanganan jalan sekaligus untuk semua jenis penanganan (pemeliharaan rutin dan berkala, peningkatan jalan) dilakukan dengan membandingkan matriks kinerja tiap ruas jalan sebagai hasil perkalian antara bobot kriteria dengan hasil skoring, yang dalam penelitian ini bobot-bobot tersebut telah ditentukan sebelumnya,kemudian disusun prioritas penanganan ruas jalan dengan berbagai skenario ketersediaan dana Prioritas penanganan ruas jalan dan evaluasi dampak kinerja dilakukan dengan menggunakan beberapa skenario pendanaan yang dihitung melalui kebutuhan untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimal Jalan (SPM) yaitu jika ketersediaan dana 75%,50%,25% dari fiscal need dan dana Rp.35M, Rp.300M, Rp.600M. Dengan berbagai ketersediaan dana penanganan jalan Propinsi di Nusa Tenggara Timur menghasilkan kesimpulan dengan (1) skenario 75% dana/tahun dari fiscal need pada tahun 2005 mencapai 98% jalan mantap, (2) skenario 50% danaltahun dari fiscal need pada tahun 2005 mencapai 86% jalan mantap, (3) skenario 25% dana/tahun dari fiscal need pada tahun 2007 mencapai 62% jalan mantap, (4) dan alokasi dana sebesar Rp.35 Milyar/tahun pada tahun 2005 mencapai 7% jalan mantap, (5) alokasi dana Rp. 300 Milyar/tahun pada tahun 2007 mencapai 57% jalan mantap, (6) alokasi dana Rp. 600 Milyar/tahun pada tahun 2005 mencapai 100% jalan mantap Kata kunci : otonomi daerah, prioritas, AMK, SPM, skenario pendanaan.
ABSTRACT The Evaluation of Provincial Roads Performance by Considering Its Limited Fund (A Case Study of East Nusa Tenggara) by ALFONSUS THEODORUS NIM : 25002080 This research aims at organizing the priority of provincial road section management under its limited fund scenarios since the operation of regional autonomy and at evaluating the impact of it towards the physical conditions. Under its limited fund scenarios not all management of road sections can be catered. This means certain priority is needed. Fund allocation model for each road section using Multi-Criteria Analysis approach (MCA) is applied in this research The criteria are (1) Access function from road section (2) flow function from road section, (3) function of economic regional development, and (4) effectiveness of fund for managing road section. The valued criteria based on the perception of respondents from representative stakeholders of Central Government, Provincial Government and Society are (1) = 0,381,(2) = 0,130, (3) = 0,330, and (4) = 0,159. The priority of all-in road management for all kinds of management (regular and periodic maintenance, road improvement) was carried out by comparing the performance matrix of each road section as the result of multiplication between the criteria values and the scoring results, which in this research all values has been decided before. Subsequently the priority of road section management is organized according to the availability of the fund. The priority of road sections and the evaluation of performance impacts were conducted using some funding scenarios that were calculated through requirements to fulfill the Minimum Road Service Standard (MRSS) that is if the availability of fund is 75%,50%,25% out of the fiscal need and fund Rp.35 billions, Rp.300 billions, Rp.600 billions. With various kinds of the available fund it can be concluded that for the road management in East Nusa Tenggara in terms (1) scenario 75% fund each year out of fiscal need to achieve 98% the high-quality of road at 2005,(2) scenario 50% fund each year out of fiscal need to achieve 86% the high-quality of road at 2005 (3) scenario 25% fund each year out of fiscal need to achieve 62% the high-quality of road at 2007 (4) and Rp. 35 billions each year fund alocation achieve 7% the high-quality of road at 2005 (5) Rp. 300 billions each year fund alocation achieve 57% the high-quality of road at 2007 (6) Rp. 600 billions each year fund alocation achieve 100% the high-quality of road at 2005 Key words: regional autonomy, priority, MCA, MRSS, funding scenario.