BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan semakin mendapat perhatian luas diseluruh dunia, dimana perubahan cara pandang dari yang semula melihat kesehatan dari sesuatu yang konsumtif menjadi sesuatu yang bersifat global. Di Indonesia mengadakan perubahan kesehatan yang berwawasan yang dikenal dengan paradigma sehat 2010. Pembangunan kesehatan 2010 adalah mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Depkes, 2010). Salah satu masalah kesehatan yang memerlukan pencegahan kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut ke suatu organ target seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan hipertrofi ventrikel kanan untuk otot jantung. Target organ di otak yang berupa stroke, hipertensi menjadi penyebab utama stroke yang membawa kematian tinggi (Bustan, 2007). Prevalensi hipertensi di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 15-20%. Hipertensi lebih banyak menyerang pada usia setengah baya pada golongan umur 55-64 tahun. Hipertensi di Asia diperkirakan sudah
mencapai 8-18% pada tahun 1997, hipertensi dijumpai pada 4.400 per 10.000 penduduk. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur 18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi, ada 0,1% yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0.7%. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%. Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah kasus tertinggi hipertensi adalah kota Semarang yaitu sebesar 67,101 kasus (19,56%) dibanding dengan jumlah keseluruhan hipertensi di Kabupaten atau kota lain di Jawa Tengah. Kasus tertinggi kedua adalah Kabupaten Klaten yaitu sebesar 36.002 kasus (10,49%). Kasus paling sedikit dijumpai di Kabupaten Tegal yaitu 516 kasus (0,15%). Rata-rata kasus hipertensi di Jawa Tengah adalah 9.800.540 kasus (profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2004). Menurut data kasus penyakit tidak menular di Puskesmas dan Rumah Sakit dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2011 adalah 885.204 jiwa penderita hipertensi essensial dan sebanyak 255.109
jiwa menderita hipertensi lain. Tahun 2012 penderita hipertensi essensial sebanyak 698.618 jiwa, sedangkan sebanyak 18.772 jiwa menderita hipertensi lain. Tahun 2013 jumlah penduduk di Kabupaten Banyumas menderita hipertensi essensial sebanyak 8.028 jiwa dan sebanyak 2.695 jiwa menderita hipertensi lain. Hipertensi merupakan penyakit sepuluh besar yang ada di Kabupaten Banyumas. Penyakit hipertensi atau yang lebih sering disebut darah tinggi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan. Penderita hipertensi banyak dijumpai baik di daerah perkotaan maupun pedesaan salah satunya ditemukan di wilayah Puskesmas Kalibagor yang penderitanya cukup banyak jika dilihat dari angka kunjungan rawat jalan di Puskesmas Kalibagor. Walaupun jumlahnya bervariatif tiap bulannya. Hipertensi menjadi hal yang perlu diperhatikan, hal ini dilihat dari banyaknya kunjungan di Puskesmas Kalibagor. Pada tahun 2013 tercatat 1.248 orang (2,27%) dari jumlah penduduk 53.010 jiwa datang ke Puskesmas untuk berobat hipertensi. Dari bulan Januari sampai mei 2014 tercacat pengunjung dengan hipertensi sebanyak 400 (0,80%) pasien dari jumlah penduduk yaitu 49.733 jiwa. Penderita hipertensi rata-rata merupakan pasien rawat jalan, walaupun aja juga yang dirujuk ke rumah sakit terdekat. Oleh karena itu perawatan hipertensi di rumah menjadi bagian yang sangat penting.
Faktor yang berpengaruh atau memicu hipertensi diantaranya adalah umur, faktor genetik, jenis kelamin, umur, obesitas dan konsumsi garam dan alkohol. Tekanan darah yang meningkat dapat berpengaruh pada pembuluh darah jantung. Bila berlangsung lama akan terjadi gagal jantung yang disusul dengan sesak nafas. Akibat yang lebih parah lagi adalah terjadinya stroke karena aliran darah tidak lancar, maka suplai oksigen yang dibawa oleh sel-sel darah merah menjadi terlambat. Sehingga otak kekurangan oksigen dan mengakibatkan kelumpuhan pada bagian tubuh yang kerjanya dipengaruhi oleh bagian otak yang mengalami vasokontriksi. Apabila tidak segera ditangani dapat menimbulkan kematian. Hipertensi adalah masalah yang relatif terselubung atau silent killer tetapi mengandung potensi yang besar untuk masalah yang lebih besar dan menimbulkan kerusakan pada target organ khususnya pada otak, jantung, ginjal, mata dan pembuluh darah perifer. Komplikasi pada target organ ini dapat menimbulkan kecacatan permanen sehingga mengganggu kesehatan dan menurunkan produktifitas kerja penderitanya. Berdasarkan fakta dan data banyaknya angka kejadian hipertensi di kabupaten Banyumas dan puskesmas Kalibagor yaitu menempati angka sepuluh besar penyakit dengan kunjungan terbanyak, dapat disimpulkan bahwa penderita hipertensi perlu mendapat perhatian yang serius. Sehingga, penulis tertarik untuk melakukan suatu Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi.
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melaporkan penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga pada keluarga dengan masalah hipertensi secara menyeluruh. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari laporan penulisan ini adalah untuk memaparkan : a. Mendapatkan data kesehatan pada keluarga Bp. H. b. Merumuskan hasil pengkajian dan menetapkan diagnosa keperawatan pada keluarga. c. Penetapan rencana tindakan keperawatan pada keluarga dengan hipertensi. d. Implementasi keperawatan pada keluarga dengan hipertensi. e. Evaluasi terhadap pelaksanaan Asuhan Keperawatan yang telah dilakukan pada keluarga dengan hipertensi. f. Pendokumentasian terhadap pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada keluarga dengan hipertensi. C. Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data untuk penyusunan laporan kasus ini, digunakan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut : 1. Observasi Partisipatif Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan terhadap klien dan keluarga, mengenai pola hidup serta lingkungan dengan melakukan asuhan keperawatan pada keluarga.
2. Wawancara Pengumpulan data di lakukan dengan cara tanya jawab atau analisa kepada klien dan keluarga mengenai masalah kesehatan. 3. Studi Literatur Pengumpulan data dilakukan dengan menggali sumber pengetahuan melalui buku-buku, serta materi-materi dari internet sesuai dengan referensi yang berkaitan dengan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi. 4. Studi Dokumentasi Pengumpulan data dilakukan dengan melihat data yang ada seperti data tentang jumlah penderita hipertensi di wilayah Banyumas dan Kecamatan Kalibagor yang diambil dari data Puskesmas Kalibagor dan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. 5. Pemeriksaan Fisik Pengumpulan data dilakukan dengan memeriksa keadaan fisik klien dan keluarga dengan cara inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi.
D. Tempat dan Waktu Asuhan keperawatan keluarga ini dilakukan pada keluarga Bp. H di desa Kalicupak Kidul RT 04 RW 01 Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas dari tanggal 3-4 Juni 2014. E. Manfaat Penulisan Penulisan laporan ini diharapkan bermanfaat antara lain: 1. Praktek Keperawatan Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi kegiatan asuhan keperawatan selanjutnya yang berkaitan dengan penyakit hipertensi. 2. Tenaga Kesehatan Laporan ini diharapkan bisa menjadi masukan yang bermanfaat bagi tenaga kesehatan dalam menangani suatu kasus lain yang serupa. 3. Keluarga dan Masyarakat Laporan ini diharapkan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat terutama dalam hal pemahaman mereka tentang penyakit hipertensi. 4. Mahasiswa Laporan ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa terutama dalam hal memberikan pengalaman dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah penyakit hipertensi.
F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah : BAB I Pendahuluan, membahas tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, pengumpulan data, tempat dan waktu, manfaat penulisan serta sistematika penulisan. BAB II Tinjauan pustaka, membahas tentang konsep keluarga dan konsep masalah kesehatan hipertensi. BAB III Tinjauan kasus meliputi tentang pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, prioritas masalah, perencanaan, implementasi dan evaluasi. BAB IV Pembahasan, berisi tentang pembahasan secara umum dari asuhan keperawatan yang telah diberikan. BAB V Penutup, berisi kesimpulan dan saran.