BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang sebenarnya memerlukan sejumlah lemak bagi tubuhnya untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, dan untuk berbagai fungsi lainnya. Umumnya wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas. (htp://www.wikipedia.or.id). 1. Cara menentukan obesitas Menghitungan Indeks Massa Tubuh (IMT), yaitu : IMT = Berat badan (kg) : Kuadrat tinggi badan (m) Kriteria obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu : Obesitas ringan : Nilai IMT antara 20-40% Obesitas sedang : Nilai IMT antara 41-100% Obesitas berat : Nilai IMT >100% 2. Faktor faktor penyebab terjadinya obesitas, yaitu : a) Faktor genetik Faktor genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh. Karena pada saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur 4
5 sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara otomatais akan diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan. Maka tidak heran bila bayi yang lahirpun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar. (htp://www.e-psikologi.com). b) Faktor lingkungan Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan yaitu dengan cara mengurangi makanaan yang mengandung kolesterol dan beraktivitasnya. (htp://www.wikipedia.or.id). c) Faktor psikis Faktor yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Apalagi makan-makanan yang mengandung kolesterol yang dapat mengakibatkan terjadinya Hiperkolestoremia. (htp://www.wikipedia.or.id). 3. Faktor-faktor untuk menangani obesitas a) Diet Dengan mengkonsumsi makanan rendah lemak dan rendah kalori. Penggunaan komposisi pola diet yang diajurkan adalah 50% karbohidrat, 20% protein dan 30% lemak dari seluruh total kalori yang dikonsumsi perhari.
6 b) Berolah raga Manfaat dari olah raga disamping membantu turunnya berat badan adalah menjaga kebugaran, melatih responsivitas dan membina kesehatan secara keseluruhan. c) Perubahan perilaku Kesadaran bahwa obesitas tidak memiliki sisi positif adalah hal terpenting dalam usaha menurunkan berat badan. Motivasi dan disiplin diri juga penting. Termasuk, mengikuti pola diet dan olah raga yang dianjurkan serta membatasi makanan berlemak sebagai pelampiasan stres. d) Pengobatan Pemilihan obat harus dipertimbangkan berdasarkan prinsip kerjanya. Obat yang hanya berkerja secara lokal serta tidak mengganggu susunan syaraf pusat diyakini lebih mampu menurunkan berat badan secara aman dan tidak memberi stimulan palsu yang sering memicu efek pada penggunanya diakhir perawatan. (Femina, 2002). B. Lipid 1. Definisi Lipid Lipid adalah senyawa biologi yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari gugus non polar. Sebagai akibat dari sifat-sifatnya mereka mudah larut dalam senyawa non polar dan relatif tidak larut dalam air. (Colby S. Diane, 1989).
7 2. Klasifikasi Lipid 1. Lipid sederhana, yang terdiri dari : a. Lemak : Ester asam lemak dan gliserol. b. Malam : Ester asam lemak dengan alkohol monohidrat berbobot molekul tinggi. 2. Lipid komplek, yang terdiri dari : a. Fosfolipid b. Glikolipid c. Lipid komplek lain termasuk lipoprotein 3. Lipid netral seperti ester kolesterol, gliserida dan kolesterol. 4. Perkusor dan devirat lipid seperti asam lemak, gliserol, steroid. (Sunita Almatsier, 2004). Karena tidak larut dalam air untuk mengedarkan ke seluruh tubuh, lipid termasuk juga kolesterol membutuhkan pengangkutan yang disebut apoprotein, sedangkan kombinasi antara apoprotein dan zat lemak yang harus diangkut disebut lipoprotein, ada beberapa macam lipoprotein yaitu VLDL (very low density lipoproterin), LDL (low density lipoprotein), HDL (high density lipoprotein) dan kilomikron. (Suparto, 2000). Very low density lipoprotein (VLDL). Di dalam hati lipida dipersiapkan menjadi lipoprotein sehingga dapat diangkut melalui aliran darah. Lipoprotein yang dibentuk dalam hati adalah VLDL, yaitu lipoprotein dengan densitas sangat rendah yang terutama terdiri atas trigliserida. Bila VLDL meninggalkan hati, lipoprotein lipase kembali bekerja dengan memecah trigliserida yang ada pada
8 VLDL. VLDL kemudian meningkatkan kolesterol yang ada pada lipoprotein lain dalam sirkulasi darah. Dengan berkurang trigliserida, VLDL bertambah berat menjadi LDL (low density lipoprotein), yaitu lipoprotein dengan denstitas rendah. (Sunita Almatsier, 2004). Low Density Lipoprotein (LDL) yang terutama terdiri atas kolesterol bersirkulasi dalam tubuh dan dibawa ke sel-sel otot, lemak, dan sel-sel lain. Kolesterol dan fosfolipida akan digunakan untuk membuat membran sel, hormonhormon atau ikatan lain, atau disimpan. Reseptor LDL yang ada dalam hati akan mengeluarkan LDL dari sirkulasi. Pembentukan LDL oleh reseptor ini penting dalam pengontrol kolesterol darah. Di samping itu dalam pembuluh darah terdapat sel-sel perusak yang dapat merusak LDL. Melalui jalur sel-sel perusak ini (scavengrr pathway) molekul LDL dioksidasi, sehingga tidak dapat masuk kembali ke dalam aliran darah. Kolesterol yang banyak terdapat dalam LDL akan menumpuk dalam sel-sel perusak. Bila hal ini terjadi selama bertahun-tahun, kolesterol akan menumpuk pada dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Plak akan bercampur dengan protein dan ditutupi oleh sel-sel otot dan kalsium. Hal inilah yang kemudian dapat berkembang menjadi atherosklerosis. Pengatur utama kadar kolesterol darah adalah hati, karena sebagian besar (50-75%) reseptor LDL terdapat di dalam hati. (Sunitar Almatsier, 2004). High density Lipoprotein (HDL). Bila sel-sel lemak membebaskan gliserol dan asam lemak, kemungkinan kolesterol dan fosfolipida akan dikembangkan pula ke dalam aliran darah. Hati dan usus halus akan memproduksi HDL (lipoprotein degan densitas tinggi) yang masuk ke dalam aliran darah. HDL
9 mengambil kolesterol dan fosfolipida yang ada di dalam aliran darah. HDL menyerahkan kolesterol ke lipoprotein lain untuk diangkut kembali ke hati guna diedarkan kembali atau dikeluarkan dari tubuh. (Sunia Almatseir, 2004). Ada beberapa macam lipoprotein yaitu : a) Kilomikron merupakan lipoprotein paling besar dan mengangkut lipida berasal dari makanan di saluran dari saluran cerna ke seluruh tubuh, jenis lipida yang terbesar sekitare 80-90% adalah trigliserida dan sisanya adalah kolesterol, dan fosfolipid dan sekitar protein. b) VLDL merupakan lipoprotein yang mengangkut sekitar 65% trigliserid, 10-15 kolesterol, 20% fosfolipid, dan 5% protein. c) LDL merupakan lipoprotein yang sebagian besar 45% kolesterol, 10% trigliserid, 22% fosfolipid, dan 25 protein. d) HDL merupakan lipoprotein yang sekita 45-50% merupakan protein, 5% trigliserid, 20% kolesterol, dan 22% fosfolipid. (Sunita Almatsier, 2004). C. Kolesterol Kolesterol adalah salah satu bentuk lemak yang secara alamiah terdapat dalam bahan makanan berasal dari binatang yang bagi tubuh manusia berguna untuk membangun sel, dan membentuk berbagai hormon. (Soeharto Imam, 2004). 1. Sintesa Kolesterol Kolesterol diproduksi dan dikendalikan oleh hati karena hati mempunyai enzim yang dikemas sebagai HMG-CoA-Reduktase. Enzim ini menentukan jumlah kolesterol yang diproduksi di dalam hati. Jumlah kolesterol yang
10 diproduksi di dalam hati sekitar 75% dari jumlah kolesterol dalam tubuh dan 25% sisanya berasal dari makanan. Kolesterol yang disintesis itu diubah menjadi jaringan, hormon, dan vitamin yang beredar ke dalam tubuh melalui darah, namun ada juga kolesterol yang kembali ke dalam hati untuk diubah menjadi asam empedu dan garamnya. Hasil sintesis kolesterol juga disimpan dalam tubuh. (Mangku Sitepoe, 1992). 2. Faktor yang meningkatkan kadar kolesterol darah Menurut Harrison S dalam bukunya : Principle of Internal Medicine, 1987 penyebab kenaikan kadar kolesterol darah dibagi menjadi beberapa macam antara lain : 1. Non reversible (factor meningkat resiko, tetapi tidak dapat diubah) meliputi : a) Umur Semakin bertambah umur, bertambah pula kadar kolesterol di dalam darah pada umur 40 tahun ke atas. b) Jenis kelamin Dalam keadaan normal, pria memiliki kadar yang lebih tinggi, tetapi setelah menopause kadar pada wanita mulai meningkat, diakibatkan oleh adanya penurunan produksi hormon estrogen sampai hampir nol yang berfungsi sebagai proteksi dan menurunnya fungsi organ tubuh. c) Keturunan Peningkatan kadar kolesterol darah merupakan faktor genetika.
11 2. Reversible (factor meningkat resiko, yang dapat diubah) meliputi : a) Perokok Dari resiko perokok merupakan peningkatan pertama di dalam urutan terjadinya pembentukan kolesterol. b) Tekanan darah tinggi Merupakan peningkatan kedua pembentukan kolesterol. 3. Potensial (tersedia dan siap beraksi, tetapi belum aktif) atau partial reversible a) Kelebihan lemak Kenaikan kadar lemak dapat menaikkan kadar kolesterol. b) Hiperglikemia Pada penderita hiperglikemia dan diabetes mellitus faktor resiko dalam peningkatan kadar kolesterol. c) Kadar rendah dari High Density Lipoprotein (HDL) Penurunan kadar HDL, menyebabkan kadar kolesterol akan meningkat di dalam darah yang mengakibatkan hiperkolesterolemia. (Mangku Sitepoe, 1992). 4. Kemungkinan faktor lain Bahan makanan Kolesterol di dalam tubuh terutama diperoleh dari hasil sintesis di dalam hati. Bahan bakunya diperoleh dari karbohidrat, Protein atau lemak. Jumlah yang disintesis tergantung pada kebutuhan tubuh dan jumlah diperoleh dari makanan. Kolesterol hanya terdapat di dalam makanan asal hewan. Sumber utama kolesterol adalah hati, ginjal, dan kuning telur. Setelah itu daging, susu penuh dan keju serta
12 udang dan kerang. Ikan dan daging ayam sedikit sekali mengandung kolesterol. (Sunita Almatsier, 2004). Tabel 1. Kandungan kadar kolesterol dalam beberapa bahan makanan (mg/100gram) Bahan Makanan Kolesterol (mgr) Kuning telur 2630 Ginjal 804 Telur utuh 504 Hati 274 Mentega 250 Udang 150 Keju (cheddar) 111 Daging kambing 98 Daging sapi 94 Daging ayam 79 Lemak hewan 95 Susu 109 (Sunita Almatsier, 2004). D. Gambaran kadar kolesterol pada penderita obesitas Pada penderita obesitas akan mengalami peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh yang diakibatkan oleh timbunan lemak yang berlebih di dalam tubuh. Timbunan lemak itu berasal dari makanan yang mengandung lemak. Tingginya
13 kadar kolesterol biasa disebut dengan Hiperkolesterolemia yang erat berkaitan dengan penyakit obesitas. Sebab pada kondisi seperti itu terjadi perbandingan antara HDL (High Density Lipoprotein) dan LDL (Low Density Lipoprotein) cenderung menurun (dimana kadar trigliserida secara umum meningkat) sehingga memperbesar resiko Atherosklerosis. (Mangku Sitepooe, 1993). Sebagaimana pola makan sehat dijelaskan bahwa faktor penyebab utama meningkatnya kadar kolesterol karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak, untuk mengurangi tingkat resiko penimbunan kolesterol yang banyak perlu pengaturan pola makan yang baik terutama pada orang yang sudah menderita penyakit obesitas, agar lebih berhati-hati dalam mengkomsumsi lemak. Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah gizi seimbang dimana mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dan berkualitas yang terdiri dari sumber karbohidrat (biji-bijian), sumber protein hewani (ikan, daging, putih telur, susu bebas lemak), sumber protein nabati (kacang-kacangan dan polong-polongan serta hasil olahannya), sumber vitamin dan mineral yang dapat diperoleh dari sayur-sayuran dan buah-buahan. (Baraas Faisal, 1993). E. Pemeriksaan laboratorium kadar kolesterol darah Dalam pemeriksaan kadar kolesterol darah tersedia dua metode yang berbeda yaitu ; 1. Metode reaksi Liberman Burchard Prinsip : Kolesterol membentuk senyawa yang hijau kecoklatan yang intensif bila dicampur dengan acetyl (pembentuk asam cuka) dan sulfuric acid (asam
14 sulfur) pekat pada suhu ruang. Tes ini sangat sensitif terhadap kelembaban. Maka pipet yang digunakan harus dalam keadaan kering. 2. Metode CHOD-PAP Primsip : Kolesterol dan ester-esternya dibebaskan dari lipoprotein oleh detergen. Kolesrol-esterase menghidrolisa ester-ester dan H 2 O 2 dibentuk dari kolesterol dalam proses oksidasi enzimatik oleh kolesterol oksidase. H 2 O 2 bereaksi dengan 4-aminoantipyrine dan phenol dalam suatu reaksi yang dikatalisi oleh perioksidasi dan terbentuk quinonimine yang berwarna.