BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Kondisi Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta

PENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

Sumber: data pribadi

BAB I PENDAHULUAN I.1.

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. Youdastyo / Kompleks Wisata Perikanan Kalitirto I- 1

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kelayakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada di Yogyakarta, baik secara fisik maupun secara psikis 1.

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa pengrajin yang kreatif mampu mengubah produk yang semula berfungsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KAWASAN AGROWISATA DI KOPENG

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Berbagai produk kerajinan diproduksi oleh perusahaan kerajinan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SENTRA BATIK TULIS LASEM Nanda Nurani Putri BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN TAMAN REKREASI DI LOKAWISATA BATURADEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. selalu harus diikuti sesuai dengan peningkatan konsumsi. Pariwisata adalah

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi 1.2 Latar Belakang

PASAR SENI DI DJOGDJAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. disebut Ratu dari Timur ( Queen of the east ). Kejadian kejadian sejarah termasuk

PEKALONGAN BATIK CENTER

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA

PUSAT RESTORAN MASAKAN TRADISIONAL YOGYAKARTA DENGAN KONSEP TROPIS MODERN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

langsung dalam kontak dagang.1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berpaham walfare state, Negara Republik Indonesia

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan

Setelah Bali dan Yogyakarta, Propinsi Jawa Tengah merupakan daerah tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Kondisi Kepariwisataan Daerah Bali. satu Kotamadya, yang diantaranya: Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng,

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wisatawan. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya memiliki kesamaan dalam beberapa hal. Rasa solidaritas

PUSAT INFORMASI DAN PROMOSI HASIL KERAJINAN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bagian Perindustrian Depperindagkop Kota Pekalongan). Begitu dalam pengaruh batik bagi

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 %

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

HOTEL RESORT DI HULU SUNGAI PEUSANGAN

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan besar berdiri, Indonesia telah mempunyai tradisi menciptakan kerajinan-kerajinan yang terbuat dari tangan yang selalu diwariskan turun-temurun dari para pendahulu kepada penerusnya yang tetap mempertahankan seni kerajinan tangan tersebut sampai saat ini. Berawal dari tradisi dan budaya inilah bangsa Indonesia mampu menciptakan seni kerajinan tangan yang sangat bernilai tinggi jika dilihat dari segi estetikanya. Berdasarkan asal-usul budaya yang telah melekat lama itulah, Indonesia dikenal sebagai salah satu bangsa yang terkenal akan seni kerajinan tangannya. Dari sekian banyak daerah yang memiliki kesenian kerajinan tangan yang sangat terkenal ialah Daerah Istimewa Yogyakarta. Disini kita dapat menemui berbagai macam hasil kerajinan tradisional yang sangat menarik dan istimewa. Dengan potensi yang sangat besar di bidang pariwisata dan kerajinan tangan ini, Daerah Istimewa Yogyakarta memerlukan pengembangan obyek wisata dengan cara memanfaatkan potensi daerahnya yang sangat melimpah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima daerah kabupaten / kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Apabila dilihat dari bentang alamnya 1

secara makro, wilayah Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat, serta kawasan pantai di sebelah selatan. Secara geografis, kabupaten Bantul terletak antara 07 44'04"-08 00'27" Lintang Selatan dan 110 12'34-110 31'08" Bujur Timur. Disebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, di sebelah utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, dan disebelah selatan berbatasan dengan Samudran Indonesia. Gambar 1.1. Peta Kabupaten Bantul Sumber : www.bantul.go.id, ( diakses 15 april thn 2003) Secara umum keberadaan dan pengembangan usaha kerajinan gerabah memberikan dampak yang positif bagi wilayah Kabupaten Bantul, khususnya Kasongan. Terbukanya peluang kerja sekaligus peningkatan pendapatan masyarakat merupakan alasan utama bagi upaya pengembangan usaha kerajinan gerabah. Dalam kurun waktu satu dasawarsa terakhir gerabah Kasongan telah 2

menjadi komoditi unggulan ekspor untuk Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga mampu memberikan kontribusi bagi pendapatan devisa negara. Seiring dengan berubahnya pola produksi gerabah dari barang-barang keperluan rumah tangga menjadi barang seni telah membuka persaingan usaha di dalam negeri dan persaingan pasar ekspor dengan produk porselin dari Cina. Dengan model yang hampir sama dan harga yang lebih murah dibandingkan produk porselin, membuat gerabah mampu memberikan alternatif pilihan bagi setiap konsumen domestik maupun luar negeri. Salah satu kunci keberhasilan usaha kerajinan gerabah di Kasongan adalah pasar bagi produk gerabah yang dihasilkan. Pasar yang berhasil dimasuki tidak saja terbatas pada pasar lokal seperti Jakarta, Surabaya dan Bali tetapi juga pasar ekspor Australia, Kanada, Jepang, Belanda, Amerika Serikat. Produk-produk yang dihasilkan memang diorientasikan untuk mengisi pasar ekspor dan domestik Tabel 1.1 Produk Unggulan Kabupaten Bantul Tahun 2003 No Komoditi Tahun 2001 Tahun 2003 Volume Nilai US $ Volume Nilai US $ (Kg) (Kg) 1 Mebel Kayu 3.002.476 4.600.371 2.981.209,50 6.499.052,04 2 Produk Tekstil 845.506 7.104.924 1.133.170,10 5.236.041,77 3 Kerajinan Kayu 453.885 907.739 - - 4 Kerajinan 344.643 655.467 - - Pandan 3

5 Kerajinan 111.357.171 755.032 - - Keramik 6 Tas Polyster 118.061 317.557 - - 7 Kerajinan - - 96.929,34 981.163,27 Bambu 8 Kerajinan Tanah - - 779.529,35 638.789,92 Liat 9 Kerajianan Batu - - 482.298 524.427,66 Jumlah 116.120.742 14.341.090 5.473.136,15 13.879.474,66 Sumber : Dinas Perindagkop Kabupaten Bantul, thn 2003. Jumlah penduduk Kabupaten Bantul berdasarkan mata pencahariannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1.2 Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama di Kabupaten Bantul tahun 2001 dan 2003. Tahun No Bidang Pekejaan 2001 2003 1 Pertanian 28,68 25,56 2 Pertambangan & penggalian 1,05 1,98 3 Industri 19,23 18,95 4 Listrik, gas & air 0,09 0,07 5 Konstruksi 7,79 8,88 4

6 Perdagangan 20,72 21,16 7 Komunikasi / transportasi 4,20 4,64 8 Keuangan 1,23 1,61 9 Jasa 17,01 16,89 10 Lainnya 0,00 0,27 Jumlah 100,00 100,00 Sumber : Statistik & Tata Pemerintahan Kabupaten Bantul, thn 2003 Berdasarkan data diatas jumlah angkatan kerja yang terpantau pada tahun 2000 adalah sebanyak 347.539 orang dan jumlah pengangguran sebanyak 38.676 orang. Untuk mengurangi jumlah pengangguran yang terus meningkat tersebut pemerintah membuat program sebagai berikut 1 : - Perencanaan pemberdayaan ketenagakerjaan - Pelatihan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja dengan memanfaatkan Balai Latihan Kerja ( BLK ) - Penerapan teknologi tepat guna - Pelatihan pemberdayaan tenaga kerja mandiri - Penempatan tenaga kerja lokal - Penempatan tenaga kerja ke luar negeri - Pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja - Pemberdayaan dan penertiban lembaga latihan kerja swasta. Dengan berjalannya program yang telah direncanakan diatas, pemerintah setempat berharap akan terjadi suatu peningkatan kesejahteraan dan mutu tenaga 1 Pemerintahan Kabupaten Bantul, thn 2003 5

kerja setempat yang akan menjadi salah satu pilar pendukung pembangunan kedepan Kerajinan di Kabupaten Bantul memiliki peran yang besar, tidak hanya dalam menyerap tenaga kerja, tetapi juga karena perannya dalam mendukung sektor-sektor lainnya, seperti: pariwisata, perdagangan, perindustrian dan sebagainya. Peran industri kerajinan sangat dirasakan dalam tata kehidupan masyarakat dikarenakan sebarannya yang hampir merata diseluruh wilayah. Lebih dari itu, sekitar 60% dari total ekspor kerajinan di Daerah Istimewa Yogyakarta diproduksi perajin Bantul. Keunikan perajin Bantul adalah keahlian yang diperoleh secara turuntemurun dan para perajin tradisional yang tinggal di sebuah dusun / desa biasanya memiliki keahlian memproduksi karya kerajinan yang sejenis. Dengan banyaknya warga yang bergelut di kerajinan yang sejenis, dalam perkembangannya desa tersebut menjadi pusat atau sentra suatu produk kerajinan. Para pembeli dan pecinta karya seni tradisional selain bisa memilih berbagai alternatif produk dari perajin yang berbeda sekaligus berwisata menikmati alam atau keunikan desa setempat dan juga bisa melihat proses pembuatan sebuah karya kerajinan. Dari berbagai keunikan Kabupaten Bantul adalah kerajinan gerabah, salah satu sentra kerajinan itu berada di desa Kasongan. Desa ini merupakan kebanggaan bagi masyarakat Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain menjadi sentra kerajinan gerabah juga menjadi obyek wisata yang terkenal karena kerajinan gerabahnya. Satu dari daerah kerajinan gerabah yang terkenal berada di desa Kasongan. Desa ini terkenal dengan kerajinan gerabahnya dimulai pada masa 6

kira-kira 320 tahun yang lalu ( tahun 1675 1765 ) dengan produksinya mulamula adalah cobek sampai berpuluh-puluh tahun kemudian. Pada tahun 1745 1825 cobek berkembang kearah produk hiasan dengan berbagai bentuk hiasan binatang. Sekitar tahun 1805 1890 berkembang produk anglo dan pot. Kemudian mulai tahun 1970 oleh Sapto Hudoyo dikembangkan motif binatang dengan dekorasi tempel yang dijadikan ciri khas produk kerajinan gerabah. Dan pada tahun 1987 kerajinan gerabah mulai memasuki pasaran ekspor secara komersial dengan dikenalkannya tungku pembakaran jenis api naik ( up draft ) 2. Sejak itu gerabah Kasongan mengalami kemajuan yang cukup pesat, masuknya pedagang-pedagang asing ke Kasongan secara tidak langsung mempengaruhi bentuk gerabah Kasongan sehingga menjadi beragam jenis dan macamnya, dari bentuk tradisional ke bentuk modern. Perkembangan kerajinan Gerabah ini terjadi selain karena permintaan konsumen juga disebabkan oleh pengaruh dari luar daerah, yaitu adanya ketertarikan yang sangat besar akan kerajinan gerabah di daerah Kasongan. Sangat disayangkan apabila hal ini tidak di fasilitasi dengan membuat suatu tempat pelatihan bagi para pengrajin gerabah agar dapat meningkatkan mutu dan jumlah produksinya, guna mengimbangi kerajinan gerabah dari negara lain yang kian hari semakin menyaingi produk dalam negeri kita. Berawal dari keadaan ini, Kabupaten Bantul sebagai kota kesenian ( Kasongan khususnya ) memerlukan suatu tempat untuk mempelajari seni kerajinan Gerabah. Di tampat ini, para pengunjung maupun para pengrajin akan lebih mengenal bentuk-bentuk, teknik-teknik baru pembuatan gerabah yang baik 2 Bpk. Nangsip, Kepala wilayah Dukuh XVII Kajen, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Juli 2004. 7

dan efektif, selain itu bangunan ini nantinya dapat menjadi suatu tempat rekreatif yang dapat memperkenalkan kerajinan gerabah secara umum kepada para pengunjung yang tertarik akan nilai-nilai seni yang disajikan oleh balai pelatihan ini. Sebagai daerah tujuan wisata, Desa Wisata Kasongan memiliki potensi yang besar sebagai daerah wisata, apalagi wisatawan justru lebih menyukai obyek wisata khas Yogyakarta yang tidak mungkin dijumpai di negara asalnya. Dengan suasana pedesaan dipadu dengan usaha kerajinan, dan keadaan alam yang masih alami ditunjang dengan ketenaran Desa Kasongan sebagai desa wisata penghasil gerabah, sehingga dengan menghadirkan sebuah balai pelatihan di dekat kawasan Desa Wisata Kasongan, para pengunjung dapat langsung mengenal dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang akan diwadahi oleh balai pelatihan nantinya. 1.2 Permasalahan Bagaimana merancang suatu bangunan yang didalamnya memiliki fasilitas edukasi dan rekreasi yang terpadu dan memenuhi kebutuhan pengguna bangunan dari sudut pandang arsitektur. Dengan adanya budaya kerajinan tangan di Bantul memerlukan suatu tempat sebagai wadah melatih masyarakat sekaligus memperkenalkan potensi kerajinan gerabah yang ada di Kabupaten Bantul ( Kasongan ). 8

1.2.1 Umum - Merancang suatu balai pelatihan kerajinan gerabah yang berfungsi memberikan pelatihan-pelatihan, teknologi tepat guna, serta berbagai macam pendidikan yang berhubungan dengan kerajinan gerabah 1.2.2 Khusus - Bagaimana merancang suatu pengelolaan ruang yang mendukung kegiatan di dalamnya agar optimal yang nantinya memberikan keuntungan bagi masyarakat di sekitarnya, dan berfungsi sebagai sarana rekreasi, pengenalan serta pelatihan bagi peningkatan mutu kerajinan gerabah. 1.3 Tujuan Perancangan Merancang balai pelatihan dan pengembangan desain kerajinan gerabah dengan penekanan pada konsep edukasi dan rekreasi menjadi satu kawasan yang terorganisir. Dengan begitu, desain dan rancangan tersebut mempunyai suatu fungsi yang saling mendukung dengan produktifitas balai tersebut sebagai wadah mencipta dan berkreasi. Balai latihan ini bertujuan untuk mengolah potensi yang ada pada mereka serta mewariskan teknik-teknik pembuatan kerajinan gerabah pada masyarakat sebagai salah satu cara melestarikan budaya asli yang ada di Kabupaten Bantul. Selain itu balai ini juga memiliki fungsi lain berupa sarana rekreasi yang memberikan pengenalan pada masyarakat umum mengenai kerajinan gerabah secara langsung. 9

1.4 Sasaran - Melakukan studi tentang balai pelatihan dan pengembangan kerajinan gerabah. - Mempelajari kegiatan masyarakat pengrajin sebagai penduduk asli Bantul (Kasongan) - Mempelajari keadaan Kecamatan Kasongan untuk mendapatkan site yang baik - Melakukan pembelajaran tentang bangunan edukasi dan rekreasi yang terintegrasi 1.5 Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan mencakup segi arsitektural terutama ditekankan pada perancanaan ruang dan sirkulasi balai pelatihan, sedang bidang lain / non arsitektural merupakan pendukung. 1.6 Metode Pembahasan Dalam menyelesaikan permasalahan yang ada pada tahap konsep perencanaan dan perancangan Balai Pelatihan dan Pengembangan Desain Kerajinan Gerabah di Bantul, maka penulis menggunakan langkahlangkah sebagai berikut : a. Tahap pengumpulan data yang behubungan dengan Balai Pelatihan dan eksisting Desa Wisata Kasongan, berupa informasi lisan dari para nara sumber, pengamatan atau observasi secara langsung dan sumber-sumber penulisan dari kepustakaan. b. Tahap analisa data yaitu ketika data yang diperoleh dibahas dan dikupas satu persatu, sehingga diperoleh data yang akurat dan 10

relevan dengan topik yang diteliti, berupa potensi, identitas dan pola pergerakan / sirkulasi di Desa Wisata Kasongan, Bantul. c. Tahap selanjutnya yaitu sintesis, berupa kegiatan mengelompokkan data yang relevan dan akurat secara menyeluruh sehingga diperoleh hasil yang berwujud konsep dasar tentang perencanaan dan perancangan untuk Balai Pelatihan dan Pengembangan Desain Kerajinan Gerabah di Kasongan. 1.3 Sistematika Penulisan BAB 1 Pendahuluan Bab ini berisi uraian tentang latar belakang permasalahan sebagai dasar alasan untuk pengajuan Balai Pelatihan dan Pengembangan Desain Kerajinan Gerabah di Kasongan, permasalahan, tujuan, dan sasaran yang akan dicapai, lingkup pembahasan, metode pembahasan serta sistematika pembahasan. BAB 2 Balai Pelatihan dan Pengembangan Desain Kerajinan Gerabah Bab ini berisi tentang pengertian dan tinjauan tentang sejarah kerajinan gerabah di Kasongan serta keadaan alam di Desa Wisata Kasongan pada umumnya. BAB 3 Tinjauan Teori Bab ini menguraikan tentang subjudul yang menekankan pada perpaduan konsep edukasi dan rekreasi serta studi banding tentang bangunan edukasi dan rekreasi serta sirkulasi dan pola-pola peruangan 11

yang ada pada bangunan yang menerapkan konsep edukasi dan rekreasi sebagai pola kegiatannya. BAB 4 Analisa Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan Bab ini menjelaskan mengenai analisis data untuk menjawab rumusan masalah yang ada pada bab pendahuluan. Adapun analisa data yang digunakan adalah data-data yang telah diperoleh untuk mendukung perencanaan proyek ini. BAB 5 Konsep Perencanaan dan Perancangan Bab ini berisikan tentang pola : Konsep Site Plan Bangunan Landscape Utilitas 12