II.TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Efisiensi. Dalam memproduksi beras petani memerlukan faktor produksi, faktor

dokumen-dokumen yang mirip
VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

VI ANALISIS EFISIENSI TEKNIS

PENGENALAN SOFTWARE FRONTIER 4.1 DAN DEA 2.1. Oleh : AHMAD ZAINUDDIN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB III METODE PENELITIAN

. II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

IV. METODE PENELITIAN

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output. Dalam

I. PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan politik yang dapat menggoyahkan stabilitas. Bagi Indonesia,

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Mengenai Usahatani

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

VI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA

VIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU. model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Jepang yang ditanam sebagai tanaman hias. Kemudian dilaporkan pada tahun

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jagung di kecamatan Tigabinanga, penulis menggunakan teori yang sederhana sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2012) efisiensi produksi kain batik

EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI GARAM RAKYAT

2. TINJAUAN PUSTAKA. Keterangan : KV = risiko produksi padi σ y. = standar deviasi = rata rata produksi

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Empiris Ubi Jalar

Economics Development Analysis Journal

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan teori merupakan penjabaran dari teori-teori yang terkait dengan

III KERANGKA PEMIKIRAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. kepemilikan lahan. Karakteristik tersebut secara tidak langsung dapat. yang disusun berdasarkan status kepemilikan lahan.

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI TEMBAKAU ( SUATU KAJIAN DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PRODUKSI FRONTIER STOKHASTIK )

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

III. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan,

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA PEMIKIRAN. diduga disebabkan oleh rendahnya tingkat kepemilikan modal petani untuk

ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR...

II. TINJAUAN PUSTAKA. input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk,

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Modul 5. Teori Perilaku Produsen

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Varietas Bawang Merah

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dikerjakan oleh konsumen terdapat komoditi itu. Iswandono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PTT DAN NON PTT JAGUNG DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi

BAB II URAIAN TEORITIS. pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI SAWI (Brassica juncea L) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

IV METODE PENELITIAN

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam

Add your company slogan. Biaya. Teori Produksi LOGO

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menggambarkan jumlah output maksimum

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

VI. PERILAKU PRODUKSI RUMAHTANGGA PETANI PADI DI SULAWESI TENGGARA

ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PADI DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

VI. PENGARUH PERILAKU PETANI DALAM MENGHADAPI RISIKO PRODUKSI TERHADAP ALOKASI INPUT USAHATANI TEMBAKAU

BAB III METODOLOGIPENELITIAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

8 II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Efisiensi Dalam memproduksi beras petani memerlukan faktor produksi, faktor produksi sering dikenal dengan input. Proses produksi merupakan proses perubahan input menjadi output. Berdasarkan defenisi efisiensi dibagi atas 3 yaitu efisiensi teknis, efisiensi biaya dan efisiensi ekonomis. Efisiensi teknis merupakan upaya untuk menghasilkan output maximun dengan input tertentu. Sedangkan efisiensi biaya adalah upaya untuk menghasilkan output tertentu dengan biaya minimum. Dan efisiensi ekonomis merupakan gabungan antara efisiensi teknis dengan efisiensi biaya. Efisiensi ekonomis merupakan perbandingan antara hasil yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari alokasi sumber daya yang digunakan petani dalam usahataninya secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan. Usahatani efektif bila petani mampu mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya dengan baik dan efisien (Soekartawi, 2005). Dalam analisis efisiensi, kita mengenal istilah biaya.efisiensi biaya berasal dari harga input dan harga output optimal yang dipilih. Efisiensi teknis merupakan perbedaan antara output dengan output maksimal. Efisiensi ekonomis merupakan perpaduan dari 2 sumber yaitu efisiensi teknis dan biaya. Dengan efisiensi teknis kita dapat mengartikan hubungan karakteristik antara produksi yang diobservasi dengan produksi idealnya atau produksi potensialnya. Dan efisiensi biaya merupakan perbandingan antara biaya frontiernya dengan biaya observasinya (Greene, 1993).

9 Namun dalam kenyataannya produksi petani belum berada pada kondisi yang efisien dikarenakan oleh berbagai kendala yang dikenal dengan gap. Menurut Gomez di dalam Soekartawi (1994) dalam berproduksi dikenal 2 gapyaitu : 1. Gap I adalah gap yang terjadi akibat variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia seperti agroklimat, keberuntungan, bencana alam dll. Variabel ini disebut stochastic disturbance. 2. Gap II adalah gap yang terjadi akibat variabel-variabel teknis biologis. Variabel-variabel inilah yang menyebabkan gangguan efisiensi pada usahatani Gap ini dapat dikendalikan/diperkecil oleh petani dengan cara efisiensi (Soekartawi, 2005). 2.2. Faktor Produksi Secara umum faktor-faktor produksi yang dapat mempengaruhi produksi adalah lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen. Akan tetapi pada kenyatannya dilapangan diketahui berbagai faktor sosial ekonomi yang juga mempengaruhi produksi. Faktor sosial ekonomi tersebut adalah tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat keterampilan dll (Soekartawi, 1994). Faktor produksi dalam usaha pertanian mencakup lahan, modal, tenaga kerja dan manajemen. Selain keempat faktor produksi tersebut, digunakan pula sarana produksi seperti bibit, pupuk dan obat-obatan dalam proses produksi. Lahan merupakan faktor utama dalam usaha pertanian. Lahan pertanian merupakan sebidang tanah yang menjadi media tanam tumbuhan.tingkat efisiensi sebenarnya terletak pada penggunaan faktor produksi. Pada luas lahan yang sempit petani cenderung menggunakan sarana produksi yang berlebihan

10 contohnya dalam penggunaan pupuk cenderung melebihi anjuran. Pemilikan atau penguasaan lahan sempit biasanya kurang efisien dibanding lahan yang luas. Dimana keputusan penggunaan sarana produksi oleh petani didasarkan pada kebiasaan, naluri, maupun imitasi dari petani lain. Dan sebaliknya, petani dengan lahan yang luas sering pula tidak efisien kembali lagi kepada penggunaan saprodi yang berlebihan akibat lemahnya pengawasan faktor-faktor produksi seperti bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja. Modal juga merupakan faktor produksi yang sangat penting. Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama dengan faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang baru dalam hal ini hasil pertanian (Mubyarto, 1989). Modal berkaitan erat dengan uang, jadi modal adalah uang maupun pinjaman yang digunakan petani untuk memperoleh sarana produksi dan membayar biaya-biaya yang dikeluarkan dalam produksi. Kekurangan modal meyebabkan penyediaan input terganggu sehingga mempengaruhi produksi (Jamin, 1994). 2.3. Penelitian Terdahulu Galawat dan Yabe (2011) pada penelitian An Analysis of Firm Level Technical Efficiency in The Rice Production in Brunei Darussalam; A Stochastic Frontier Approach menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas dalam mengestimasi produksi padi di Brunei Darussalam. Adapun faktor-faktor produksi yang digunakan adalah luas lahan petani (ha), jumlah pupuk (kg/ha), jumlah herbisida (ml/ha), jumlah tenaga kerja (orang/ha), dan jumlah biaya mesin (B$1/ha). Dari hasil estimasi yang diperoleh hanya variabel pestisida yang tidak berpengaruh signifikan. Nilai estimasi efisiensi teknis yang diperoleh sebesar 0,64 ini menunjukkan petani berada pada kondisi yang inefisien. Adapun faktor-faktor

11 eksogen yang menyebabkannya adalah luas lahan, umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman bertani, anggota kelompok tani, kesuburan tanah, irigasi, penyuluhan, dan varietas. Dimana luas lahan bertanda negatif dan berpengaruh signifikan terhadap produksi, petani dengan luas lahan yang lebih luas cenderung lebih efisien. Umur bertanda positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produksi begitu juga variabel jenis kelamin dan pendidikan. Pengalaman bertani bertanda negatif dan signifikan meningkatkan produksi, petani yang memiliki pengalaman bertani lebih lama cenderung lebih efisien dari pada yang tidak. Keanggotaan kelompok tani bertanda negatif dan signifikan menunjukkan petani yang tergabung dalam kelompok tani lebih efisien dari pada yang tidak. Kesuburan tanah menunjukkan perbedaan efisiensi dari setiap petani, infastruktur yang buruk seperti irigasi secara positif menunjukkan inefisiensi teknis pada petani. Penyuluhan memiliki hubungan yang positif terhadap efisiensi tetapi tidak signifikan secara statistik. Rata-rata mean dari efisiensi teknis adalah 0,76 menunjukkan rata-rata petani memproduksi maksimum pada level output tersebut. Backman et all (2011) dalam penelitian Determinant of Technical Efficiency of Rice Farms in North-Central and North-Western Region in Bangladesh melakukan uji spesifikasi model untuk fungsi produksi. Fungsi produksi yang diuji adalah fungsi produksi Cobb Douglass, fungsi produksi Cobb Douglas Translog, dan fungsi produksi kuadratik. Dimana fungsi produksi kuadratik merupakan fungsi yang paling baik digunakan dalam penelitian. Variabel yang mempengaruhi produksi secara positif dan signifikan adalah lahan, tenaga kerja dan traktor. Lahan, tenaga kerja, dan traktor menunjukkan jika setiap variabel ini

12 meningkat maka produksi padi juga meningkat. Variabel pupuk bertanda negatif hal ini dikarenakan penggunaan pupuk khususnya N pada UREA cenderung berlebihan ketika harga pupuk relative murah. Koefisien variabel independen lain seperti bibit, irigasi dan biaya variabel lainnya bernilai posistif tetapi tidak signifikan. Nilai analisis efisiensi teknis bervariasi dari 16,22% sampai 94,47% dengan rata-rata 83%. Nilai adalah 0,β5 artinya β5% variasi output dijelaskan oleh perbedaan efisiensi teknis usahatani di Bangladesh. Selain itu nilai * menunjukkan perbedaan efisiensi antara produksi observasi dengan maximum peroduksi frontier sebesar 11% pada sampel usahatani. Berdasarkan skala elastisitas produsen berada pada kondisi increasing returns to scale dengan nilai RTS 1,04 menunjukkan petani dapat meningkatkan skala efisiensi dengan penambahan input untuk meningkatkan produksi kecuali input kapital seperti traktor, bangunan dan mesin. Tanda negatif pada kapital menunjukkan marginal yang rendah terhadap total output jika kapital ditambahkan. Faktor-faktor yang diestimasi untuk menjelaskan inefisiensi adalah umur, pendidikan, pengalaman, jumlah petakan lahan, wilayah (variabel dummy), akses ke lembaga keuangan mikro (variabel dummy), pendapatan diluar usahatani, kunjungan penyuluh dan pengalaman terhadap inefisiensi teknis. Hanya pengalaman dan jumlah petakan yang berpengaruh signifikan. Mailena et all (2014) pada penelitiannya yang berjudul Efficiency of Rice Farms and its Determinants; Application Stochastic Frontier Analysis menggunakan fungsi produksi frontier Cobb-Douglas dan fungsi produksi frontier translog. Adapun variabel input yang dietimasi adalah lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja. Pada fungsi produksi frontier Cobb-Douglass koefisen seluruh input

13 bertanda positif dan signifikan kecuali tenaga kerja. Sedangkan pada fungsi translog pupuk dan tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan. Nilai pad model Cobb-Douglas dan fungsi translog adalah 0,9304 dan 0,9099 secara statistik berbeda dari 0 pada level 1% menunjukkan 93,04% dan 90,99% variasi output dijelaskan oleh efisiensi teknis. Nilai elastisitas 1,28 menunjukkan rata-rata usahatani berada pada kondisi increasing returns to scale. Ini menunjukkan peningkatan input 1% akan meningkatkan produksi sebanyak 1,28%. Rata-rata usahatani berada pada nilai efisiensi teknis 0,845. Ini menunjukkan usahatani dapat meningkatkan outputnya sebesar 14,6% dengan pemberian sejumlah input ketika efek inefisiensi dikurangi. Usahatani dengan praktek yang baik memiliki nilai efisiensi teknis sebesar 0,977 artinya sudah mendekati produksi frontiernya hanya dengan meningkatkan 12,3% output dari pemberian sejumlah input. Lebih dari 40% sampel berada nilai efisiensi lebih dari 0,9 merupakan usahatani dengan praktek terbaik. Usahatani ini telah menggunakan input secara optimal dan mengurangi efek inefisiensi pada produksi. Sebanyak 36% usahatani berada pada nilai efisiensi 0,8-0,89 dan sebanyak 20,67% usahatani berada pada nilai efisiensi teknis dibawahnya. Usahatani ini terperangkap pada inefisiensi input dan mereka tidak dapat mencapai maximum output seperti usahatani dengan praktek terbaik. Faktor-faktor yang menjelaskan inefisiensi dalam model adalah umur, jumlah anggota keluarga, pekerjaan, penyuluh, pengalaman, kepemilikan lahan, akses kredit, dan pendidikan. Dari hasil estimasi diperoleh petani yang memiliki akses kredit dan pendidikan memiliki efek signifikan terhadap inefisiensi. Ketika umur, jumlah anggota keluarga, keterlibatan penyuluh, kepemilikan lahan, tidak memiliki efek signifikan terhadap inefisiensi. Tanda negatif pada model seperti

14 pada akses kredit menunjukkan penggunaan kredit dapat menurunkan efek inefisien terhadap produksi. Koefisien pendidikan petani juga bernilai negatif dan signifikan menunjukkan hasil peningkatan level pendidikan petani menurunkan efek inefisiensi atau meningkatkan efisiensi teknis pada usahatani. Samad (2013) pada penelitiannya yang berjudul Estimating Technical Efficiency of IRRI Rice Production in Northern Parts of Bangladesh mengestimasi total lahan irigasi yang diusahakan petani, total tenaga kerja, dan total traktor dengan fungsi stokhastik produksi frontier. Dari hasil estimasi menunjukkan tenaga kerja dan traktor merupakan faktor yang tidak signifikan. Untuk menjelaskan faktor efisiensi variabel yang diestimasi adalah pupuk, petani tanpa pendidikan, petani dengan pendidikan dibawah SMP, dan petani dengan pendidikan diatas SMPdan pengalaman bertani. Dari hasil estimasi diperoleh pupuk, pendidikan diatas SMP, pengalaman bertani merupakan faktor signifikan untuk efisiensi produksi. Nilai sebesar 0,829 menunjukkan 82,9% variasi produksi usahatani dari maximum usahatani adalah merupakan komponen efisiensi dijelaskan oleh variabel dan nilainya signifikan. Hanya 4,47% usahatani yang memiliki tingkat efisiensi dibawah 70%, 27 petani memiliki efisiensi teknis daiatas 90%, dan range efisiensi teknis dari 106 petani berada pada 16,5%-90,5%. Pada penelitian Khan (2012) yang berjudul Measurement of Technical, Allocative, and Economic Efficiency of Tomato Farms in Northern Pakistan menggunakan fungsi poduksi Cobb-Douglass dimana variabel yang diestimasi adalah tenaga kerja, herbisida, insektisida, pupuk, modal (akses to kredit), dan luas lahan (ha). Sedangkan estimasi untuk fungsi biaya variabel juga menggunakan fungsi biaya Cobb-Douglas. Adapun variabel yang diestimasi adalah rata-rata upah pekerja,

15 rata-rata biaya variabel (herbisida, insektisida, dan pupuk), biaya suku bunga dari pinjaman kredit, dan rata-rata biaya sewa lahan per ha. Dari hasil estimasi diperoleh nilai = 0,668 berbeda dari 0 dan null hipotesisμ Tidak terdapat efek ineffisiensi ditolak pada α = 5%. Berdasarkan nilai diperoleh nilai sebesar 0,47 yang menyatakan bahwa 47% variasi output tomat dijelaskan oleh efisiensi teknis. Koefisien input tenaga kerja merupakan faktor penting yang menjelaskan peningkatan produksi tomat dimana produksi tomat meningkat 26% setiap penambahan tenaga kerja sebanyak 1%. Koefisien modal adalah yang terendah tetapi secara statistik signifikan dimana peningkatan 1% modal akan meningkatkan produksi tomat sebamyak 5%. Koefisien biaya variabel dan luas lahan juga signifikan. Biaya lahan adalah yang tertinggi dan koefisien biaya lain bertanda positif dan juga signifikan pada α = 5%. Range efisiensi teknis berada pada 45%-85% dengan rata-rata 65%. Usahatani yang memiliki efisiensi teknis yang baik berada pada 71%-80%. Dan efisiensi teknis terendah pada 11%-20%. Tidak ada responden yang mencapai efisiensi teknis 100%. Efsiensi biaya juga bervariasi lebar dengan rata-rata 56%. Efisiensi biaya tertinggi berada pada tingkat efisiensi biaya 51%-60% dan yang tersendah berada pada 11%-20%. Tidak ada petani yang berada pada efisiensi biaya 100%. Efisiensi ekonomis juga mengindikasikan gap yang besar antara terendah dan tertinggi dengan rata-rata 35%. Faktor yang menjelaskan inefisien petani tomat adalah pendidikan formal, kunjungan penyuluh, umur, dan akses ke kredit. Berdasarkan hasil estimasi nilai koefisien pendidikan formal petani bertanda negatif dan signifikan. Ini menunjukkan peningkatan pendidikan formal petani menurunkan efek inefisiensi. Nilai estimasi koefisien kunjungan penyuluh juga negatif dan signifikan

16 menunjukkan kunjungan penyuluh menurunkan efek inefisiensi. Koefisien estimasi umur bernilai positif dan signifikan menunjukkan umur berkontribusi positif terhadap efek inefisiensi. Petani yang muda lebih efisien dibandingkan dengan petani yang lebih berumur. Akses ke kredit memiliki nilai koefisien yang negatif artinya semakin tinggi akses petani ke kredit semakin efisien usahataninya. 2.4. Landasan Teori Fungsi produksi frontier adalah fungsi produksi untuk mengukur bagaimana fungsi produksi sebenarnya terhadap posisi frontiernya. Karena fungsi produksi adalah hubungan fisik antara faktor produksi dan produksi, maka fungsi produksi frontier adalah hubungan fisik faktor produksi dan produksi pada frontiernya (Soekartawi, 1994) Fungsi produksi merupakan hubungan input dengan output. Fungsi produksi frontier menunjukkan maksimum output yang dapat dicapai suatu usahatani dari setiap level input. Sebuah usahatani dapat berproduksi pada frontiernya disebut dengan kondisi efisien secara teknis atau dibawah frontiernya yang disebut dengan kondisi inefisien secara teknis. Hal ini dapat dijelaskan pada Gambar 1. Titik OF menunjukkan fungsi produksi sebuah usahatani. Titik F merupakan titik frontier sedangkan titik A, B dan C menunjukkan produksi yang dapat dicapai usahatani. Titik A menunjukkan usahataniberada pada kondisi inefisien sedangkan usahatani B dan C berada pada kondisi efisien. Usahatani B dan C dikatakan efisien karena berproduksi pada kondisi optimum. Usahatani A dikatakan berproduksi pada kondisi yang inefisien karena secara teknis masih

17 dapat meningkatkan output sama seperti usahatani B tanpa memerlukan penambahan input. Gambar. 1 Fungsi Produksi dengan Fungsi Produksi Frontier (Sumber : Coelli et all. 2005) Stokhastict Production Frontier pertama kali dikemukakan oleh Aigner, Lovell, Scmidt (1977) dan Meeusen dan Van den Broek (1977). Mereka menyatakan bahwa tidak semua usahatani mampu mencapai posisi frontiernya, dalam hal ini posisi frontier yang dimaksud adalah posisi frontier dari produksi dan biaya usahataninya. Produsen diasumsikan sebagai price taker pada pasar input. Fungsi transformasi pada efisiensi teknis TE (y,x) dimana y f (x). Teknikal efisiensi secara umum dijelaskan berada pada 0<TE(y i,x i ) 1, adalah vektor parameter dari fungsi produksi yang akan diestimasi, i adalah sampel yang diobservasi(greene, 1993). Secara sederhana sebuah usahatani menggunakan dua faktor produksi untuk menghasilkan satu produk pada keadaan constans return to scale. Garis isokuan SS menunjukkan berbagai kombinasi β faktor produksi (input) yang mungkin menghasilkan unit output pada kondisi yang optimal. Titik P merupakan frontier dari produksi sebuah usahatani. Titik Q merupakan titik optimum yang dapat dicapai sebuah usahatani karena berada pada kurva isoquant SS, sedangkan titik

18 R berada dibawah kurva isoquant SS.Kurva SS memiliki slope yang negatif peningkatan input perunit output ceteris paribus akan menunjukkan efisiensi teknis yang rendah. Sebuah usahatani akan efisien secara biaya bila berada pada kurva isocost AA seperti yang ditunjukkan pada titik R dan Q. Titik Q efisien secara teknis dan titik R menunjukkan efisien secara biaya namun dikatakan sebuah usahatani efisien bila sudah efisien secara ekonomis yaitu efisien secara teknis dan biaya, dalam hal ini ditunjukkan oleh equilibrium pada titik Q Gambar 2. Efisiensi Teknis dan Efisiensi Biaya (Sumber : Farel. 1957)

19 2.5. Kerangka Pemikiran Usahatani padi sawah mempelajari tentang bagaimana proses transformasi input menjadi output pada usahatani padi sawah. Adapun input yang digunakan dalam usahatani padi sawah sepertibibit,tenaga kerja, traktor, pupuk dan pestisida. Sedangkan output yang dihasilkan adalah padi dalam bentuk gabah basah panen (GBP). Dalam menghasilkan padi ada berbagai cara untuk meningkatkan produksi salah satunya adalah dengan cara peningkatan efisiensi baik efisiensi teknis maupun biaya. Adapun faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produksi padi sawah petani di daerah penelitian adalah bibit,tenaga kerja, traktor, pupuk dan pestisida. Faktor-faktor tersebut perlu dianalisis untuk mengetahui apakah usahatani yang dijalankan oleh petani di daerah penelitian sudah berada pada keadaan efisien atau inefisien, analisis ini dikenal dengan istilah efisiensi teknis.efisiensi pada usahatani diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkatpendidikan petani, pengalaman bertani, ketersediaan modal, jumlah lahan yang diusahakan, dan serangan hama. Jumlah input dengan harga input membentuk komponen biaya dalam usahatani padi sawah petani, bila usahatani dapat meminimumkan harga input maka usahatani tersebut berada pada kondisi efisien dan sebaliknya. Harga input merupakan variabel dalam efisiensi biaya seperti yang dijelaskan pada Gambar 3. Efisiensi teknis diperoleh dengan membandingkan produksi observasi dengan produksi frontiernya. Sedangkan efisiensi biaya diperoleh dengan membandingkan biaya frontiernya dengan biaya observasi. Efisiensi ekonomis merupakan gabungan dari kedua efisiensi yaitu efisiensi teknis dengan efisiensi biaya.

20 Harga input Faktor eksogen Z1=tingkat pendidikan Input produksi X1 = bibit X2 = tenaga kerja X3 = traktor X4 = pupuk X5 = pestisida OUTPUT Efisiensi tek nis petani Z2= pengalaman bertani Z3=ketersediaan modal petani Z4 =Jumlah lahan yang Biaya diusahakan Z5=serangan Efisiensi biay a Efisiensi Ekon omis Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran Dimana : Menyatakan hubungan Menyatakan proses

21 2.6. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya adalah : 1. Ada pengaruh signifikan antara faktor-faktor produksi (bibit, tenaga kerja, traktor, pupuk, dan pestisida) terhadap produksi padi sawah di daerah penelitian. 2. Ada pengaruh signifikan antara harga faktor-faktor produksi (harga bibit, upah tenaga kerja, sewa traktor, harga pupuk, harga pestisida, produksi) terhadap biaya produksi usahatani padi sawah di daerah penelitian. 3. Usahatani padi sawah di daerah penelitian inefisien baiksecara teknis, biaya dan ekonomis. 4. Ada pengaruh signifikan antara faktor-faktor eksogen (tingkat pendidikan, pengalaman petani, ketersediaan modal, jumlah lahan yang diusahakan, dan serangan hama) terhadap efisiensi teknis usahatani padi sawah di daerah penelitian.