BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pencapaian Kinerja Mutu pada PT. Sumi Asih Oleochemical Industry Adapun beberapa pencapaian mutu yang dilakukan pada PT Sumi Asih adalah sebagai berikut: 1. Menyusun prosedur pembelian bahan baku berkualitas sesuai standard yang telah ditetapkan, yang kemudian dilakukan pengujian mutu oleh urusan laboratarium meliputi pengujian grade menyangkut klasifikasi stearine (bahan baku Asam Stearat dan Glycerine) berdasarkan kelayakan stearine tersebut untuk diproduksi serta kandungan kotorannya. 2. Pemeliharaan mesin produksi 3. Melengkapi produk dengan fasilitas laboratorium untuk pengujian produk. 4. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dengan mengadakan pelatihan sesuai tugas dan pekerjaannya serta melaksanakan usaha-usaha pengembangan sistem dan alat produksi untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja. 5. Melakukan pendokumentasian terhadap pencapaian mutu yang teiah ditetapkan sehingga memungkinkan adanya evaluasi secara berkala dengan melakukan pembandingan antara standard mutu dengan mutu yang telah dicapai. 6. Melakukan audit mutu untuk menjamin kepastian mutu secara periodik dengan jadwal yang telah ditetapkan untuk urusan Quality Assurance, 53
54 Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian mutu pada PT Sumi Asih Oleochemical Industry adalah dengan : 1. Quality Cost Index Analisis berikut dilakukan dengan suatu tujuan melihat index pencapaian kinerja mutu dari suatu proses produksi. Seperti disebutkari, menurut teorinya perusahaan manufaktur yang menerapkan program zero defect akan mempunyai quality cost index ideal 100. berikut akan disajikan perhitungan besamya quality cost index dengan dasar waktu satu tahun. a. Dari hasil pengemlompokan aktivitas yang terkait dengan biaya kualitas terdapat 5 (lima) aktivitas yang berkaitan dengan inspeksi dan quality control yaitu supervisi proses produk, pengujian bahan baku, pengujian barang jadi, kalibrasi alat produksi dan uji, dan audit system mutu. Kelima aktivitas ini mengkonsumsi biaya tenaga kerja dan biaya overhead secara total seperti tercantum dibawah ini : (angka-angka dapat dilihat pada lampiran 4) Supervisi proses produksi = Rp. 111.083.564,07 Pengujian Bahan Baku - Rp. 111.932.382,80 Pengujian Barang Jadi =Rp. 77.088.554,25 Kalibrasi Alat Produksi dan uji = Rp. 43.102.223,13 Audit Sistem Mutu - Rp. 88.083.975,19 Rp. 554.172.404,11 (Total biaya tersebut sama dengan biaya penilaian keseluruhan)
55 b. Waste yang terjadi adalah 1018 unit. Harga jual rata-rata seeluruh produk adalah 342.453,34. Maka nilai waste pada harga jual (misalkan waste tersebut dijual) adalah: 1018 unit x 342.453,34 = Rp. 348.617.500,12 c. Hasil penjualan seluruh kedua produk sesuai data yang terdapat pada laporan keuangan tahun 2003 adalah Rp 31.505.707.425,00 d. Maka sesuai rumus pada bab II Quality Cost Index = 100+ 100 (348.617.500,12+ Rp.554.172.404,l I) Rp 31.505.707.425,00 = 100 + 2,865 = 102,86 Maka dari hasil perhitungan yang diperoleh hasil bahwa Quality cost index adalah 102,86. Sesuai teori apabila quality cost index berada sampai kisaran 105 dapat dilcatakan kinerja mutu secara keseluruhan menunjukkan hasil yang bagus. 2. Perbandingan Terhadap Harga Jual Salah satu perbandingan yang bisa dilakukan untuk tujuan anlisis adalah membandingkan total biaya mutu dengan harga penjualan baik untuk setiap produk maupun secara keseluruhan. Sesuai perhitungan diatas
56 dapat dapat diketengahkan bahwa rasio perbandingan biaya mutu glycerine dengan penjualan perunit: Prevention Cost perunit Glycerine = Rp 6.159,48 Appraisal Cost perunit Glycerine = Rp 20.568,67 Failure Cost perunit Glycerine = Rn 13.656.76 Total Glycerine = Rp 40.384,91 Harga jual produk glycerine adalah Rp 1.049.550,75 dengan demikian presentase total biaya mutu terhadap harga jual produk adalah: Total CQQ perunit = Rp 40.384,91 =3,84% Harga jual perunit Rp 1.049.550,75 Apabila dirinci maka dapat dilihat seperti di bawah ini; Prevention Cost perunit Glycerine = Rp 6.159,48/Rp 1.049.550,75 = 0,58% Appraisal Cost perunit Glycerine = Rp 20.568,67/Rp 1.049.550,75 = 1,96% Failure Cost perunit Glycerine = Rp 13.656,76/Rp 1.049.550,75 = 1,30% Rp40.384,91/Rp 1.049.550,75-3,84% Perbandingan biaya mutu dengan harga jual untuk satu jenis produk lainnya dapat dilihat pada tabel 4.1 :
57 TabeH.l Perbandingan Biaya Kualitas Terhadap Harga Jual No Item Glycerine Asam Stearat 1. Prevention Cost 0,58% 0,48% 2. Appraisal Cost 1,96% 1,22% 3. Failure Cost 1,30% 1,29% Total COQ 3,84% 2,99% Sumber: Data diolah (2005) Dari tabel diatas dapat dilihat secara koraparatif besarnya biaya perjenis biaya dari setiap jenis produk dengan harga jualnya. Dari angkaangka diatas terlihat bahwa perbandingan total COQ terhadap harga jual perunit relatif tidak begitu besar dengan kisaran 2-4 % tampaknya kinerja mutu dapat dikatakan memuaskan. Data ini lebih bennanfaat apabila terdapat data pembanding dari perusahaan sejenis karena rasio total cost of quality dengan harga jual akan menunjukkan batasan relatif biaya kualitas yang boleh dikeluarkan perusahaan ketika kompetisi harga meningkat maka indikator ini dapat memberikan sinyal adanya pengeluaran biaya mutu yang berlebihan. Secara sederhana kita dapat membuat analisis internal dengan membandingkan biaya mutu antar produk. Produk glycerine mengkonsumsi biaya mutu relatif lebih banyak dibandingkan dengan lain yaitu 3,84% dibanding asam stearat yang mengkonsumsi 2,99%.
Produk Glycerine bukan berarti mempunyai kinerja mutu yang Iebih buruk daripada produk asam stearat. Apabila dilihat lebih jauh maka tingginya total biaya mutu produk glycerine karena dalam struktur biaya mutu glycerine menggunakan 0,58% bmya pencegahan, 1,96% biaya penilaiannya dan 1,30% biaya kegagalannya Seperti telah dikemukakan tadi bahwa biaya mutu yang dikonsumsi oleh glycerine relatif Iebih tinggi terhadap asam stearat dan biaya kegagalan tertinggi pun justru terjadi pada glycerine sedangkan pada asam stearat biaya pencegahannya rendah yaitu 0,48*/o maka menghasilkan biaya kegagalan yang terjadi yaitu 1,29%. Hal ini dapat terjadi karena aktivitas pencegahan yang dilakukan untuk produk glycerine dan asam stearat kurang maksimum dan biaya pencegahan yang timbul rendah maka hasilnya biaya kegagalan untuk kedua produk tersebut tinggi. Dengan demikian, apabila analisis dikaitkan dengan semboyan/klausa! yang menyebutkan bahwa untuk menurunkan biaya kualitas secara keseluruhan maka "do it right in the first time", dengan melakukan investasi maksimum pada biaya pencegahan maka biaya kegagalan akan menurun diikuti dengan turunnya biaya mutu secara keseluruhan dan klausal kedua menyatakan bahwa akan terjadi trade-off antara biaya-biaya tersebut sehingga sulit untuk mencari bauran yang dapat meminiinmalkan biaya mutu secara optimal. Maka manajemen dalam hal ini Quality Assurance hams segera mencari cara untuk melakukan trade-off antara biaya pencegahan dan biaya penilaian. Selain
59 itu yang juga perlu menjadi perhatian manajemen pada rasio-rasio tersebut diatas adalah kemungkinan hilangnya penjualan yang potensial. B. Perhitungan Biaya Mutu dengan Pendekatan Activity Based Costing System pada PT. Sumi Asih OleochemicaJ Industry /. Prevention Cost Glycerine a. Riset dan pengembangan COQperR&D = Banyaknya R & D = Rp 122.881.704,68 35 kali = Rp 3.510.905,84 _ Rate COQ per R & D x Frekuensi R & D ^ ^3.510.905,84x10 = Rp 6.159,48 perunit Glycerine Jadi total biaya pencegahan perunit glycerine = Rp 6.159,48 2. Appraisal Cost a. Audit sistem mutu Pembebanan biaya aktivitas ini sesuai rumus adalah:
60 r^r\n a-. COQ perjam audit = ^ Banyaknya jam audit = RP 88.083.975,19 9846 = Rp 8.946,16/jam audit Maka COQ perproduk untuk aktivitas ini bisa dibilang: Rate COQ perjam x jam audit used Rp 8.946,16x4.923 = Rp 7.726,65 perunit Glycerine b. Supervisi proses produk Pembebanan biaya aktivitas ini sesuai rumus adalah: COQ perjam pemeriksaan = Banyaknya jam pemeriksaan = Rp 111.083.564,07 4.980 jam - Rp 22.305,93 COQttemnit = RateC Q/J5"1 pemeriksaaa x jam pemeriksaai used Jumlahproduk = Rp 22.305,93x1085 = Rp 4.245,95 perunit Glycerine c. Pengujian bahan baku Pembebanan biaya aktivitas ini sesuai rumus:
61 r ^ +- COQ pertesting = Banyaknya testing = Rp 111.392.382,80 4055 = Rp27.470,37/testing _ Rate COQ pertesting x testing Rp 27.470,37x930 kali = Rp 4.482,01 perunit Glycerine d. Kalibrasi alat produksi dan uji Kalibrasi merupakan kegiatan pengujian untuk mengukur presisi alatalat mekanis. Pembebanan biaya aktivitas ini sesuai rumus: ~. COQ pertesting = J Banyaknya testing = Rp 43.102.223,13 210 = Rp 205.248,68 / testing Rate COQ pertesting x testing Rp 205.248,68x70 = Rp 2.520,60 perunit Glycerine e. Pengujian barang jadi
62 Pembebanan biaya aktivitas ini sesuai rumus:,- ^ *: COQpertestmg = Banyaknya testing = Rp 77.088.554,25 1010 = Rp 76.325,30/testing Rate COQ pertesting x testing = Rp 76.325,30x119 = Rp 1.593,46 perunit Glycerine 3. Failure Cost a. Scrap/Waste Pembebanan biaya aktivitas ini sesuai rumus: rusak = Banyaknya unit rusak = Rp 408.478.160,08 1018 unit = Rp401.255,55/unit Rate x unit rusak = Rp 401.255,55x194 unit
63 = Rp 13.656,76 perunit Glycerine Dengan perhitungan-perhitungan di atas, maka biaya mutu perunit Glycerine adalah: Prevention Cost perunit Glycerine = Rp 6.159,48 Appraisal Cost perunit Glycerine = Rp 20.568,67 Failure Cost perunit Glycerine = Rp 13.656.76 Total Glycerine = Rp 40.384,91 Sama seperti perhitungan di atas secara singkat Cost Of Quality untuk produk asam stearat dapat dilihat pada Lampiran 6.