BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap individu dalam jenjang waktu masa hidupnya

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

JULIAH B

BAB I PENDAHULUAN. pikuknya kehidupan globalisasi, tentu saja tidak bijaksana membiarkan harta

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di era globalilasi seperti sekarang, banyak masalah yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

pemindahan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor)

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya antara demand dan supply

BAB 1 PENDAHULUAN. (2007:2) menyatakan bahwa An Investment is the current commitment of money

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu. Adanya aktiva produktif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai pasar untuk sebagai instrumen keuangan (sekuritas)

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan yaitu return dan risiko. Return adalah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian global yang melanda perekonomian negara-negara di dunia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jaman era globalisasi yang modern ini investasi merupakan kegiatan positif

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dengan demikian semakin bertambah pula jumlah penduduk yang. menikmati penghasilan atau pendapatan yang layak saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini sangat stabil hal ini dibuktikan adanya pengakuan oleh

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan

BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen untuk menempatkan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ikut berperan serta membantu memutar kembali roda. perusahaan untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa jasa perbankan. Bank memiliki

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan swasta. Pasar modal menjadi sarana perusahaan untuk memenuhi

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar yang mempertemukan antara penawaran

OVERVIEW 1/20

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

I. PENDAHULUAN. keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini juga di dukung dengan jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin.

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

KONSEP PASAR MODAL. Pengertian Pasar Modal.

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi perekonomian yang semakin terbuka. Sejalan dengan itu, maka perusahaan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan perkembangan pasar modal yang

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian modern dan era globalisasi saat ini pasar modal di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

Indikator Perkembangan Sektor Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran

OVERVIEW. Definisi Infestasi 3/19. Kegiatan Investasi. Manajemen Investasi. Materi 3

BAB I PENDAHULUAN. disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Brown (Investment Analysis snd Portofolio Management,5) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana yang ingin melakukan investasi. Investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bahkan dunia. dana tersebut ke masyarakat serta memberi jasa-jasa bank lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang sangat jelas tercermin dalam Pasal 4 (empat) Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan ini mendorong para pelaku bisnis untuk mencari solusi yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya setiap individu dalam jenjang waktu masa hidupnya relatif senantiasa berusaha untuk mencapai suatu titik atau tujuan, dimana pada titik tersebut individu berada dalam kondisi yang sering dikatakan dalam keadaan makmur. Dengan kata lain, setiap individu relatif senantiasa berusaha mencapai kemakmuran atau memperoleh kekayaan. Bila membahas mengenai memperoleh kekayaan material atau mencapai kemakmuran secara material, berbagai macam usaha dapat dilakukan, salah satunya adalah dengan cara melakukan kegiatan investasi. Investasi itu sendiri merupakan suatu bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi di masa yang akan datang (yang lebih besar), dimana di dalamnya terkandung unsur risiko ketidakpastian, untuk itu dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Sebagaimana halnya dengan investasi dalam aktiva riil, tidak sedikit pula pelaku investasi atau sering disebut investor atau penanam modal, melakukan investasi, menanamkan modalnya dalam aktiva finansial atau sekuritas (suratsurat berharga) seperti membeli sertifikat deposito, commercial paper, obligasi, 1

2 sertifikat reksadana, dan yang umum sering didengar yaitu investasi dalam saham. Dunia investasi mengakui bahwa sebagian sekuritas diterbitkan dalam pasar modal, dan diperdagangkan atau diperjual-belikan di bursa. Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan. Dalam pasar keuangan diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik negotiable ataupun tidak. Secara umum pasar modal dapat diartikan sebagai suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek. Dalam dunia yang sebenarnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko, penanam modal tidak tahu pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Dalam keadaan semacam itu dikatakan penanam modal tersebut menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukannya. Yang bisa dilakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya (tingkat pengembalian investasi atau return),

3 dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Investasi saham sangat umum didengar dan hampir sebagian besar masyarakat awam pun mengenali apa yang dinamakan investasi dalam saham. Dalam bukunya yang berjudul The Intelligent Investor, Benjamin Graham, seorang pakar investasi kelahiran Inggris tahun 1894 yang berasal dari Amerika Serikat, mengembangkan prinsip-prinsip inti dari investasi, pada saham khususnya, yang setidaknya masih valid hingga saat ini semenjak masa hidupnya : - Saham tidak hanya sekadar simbol ticker atau kedipan elektronik di layar monitor; saham adalah suatu kepentingan kepemilikan dalam bisnis aktual, dan bisnis itu memiliki nilai fundamental yang tidak bergantung pada harga sahamnya. - Pasar adalah sebuah pendulum yang selamanya mengayun antara optimisme temporer (yang menjadikan harga saham terlalu mahal) dan pesimisme tak berdasar (yang menjadikan harga saham terlalu murah). Investor pintar adalah seorang realis yang menjual sahamnya kepada orang optimistis dan membelinya dari orang pesimistis. - Nilai masa depan dari setiap investasi adalah fungsi dari harga sekarangnya. Makin tinggi harga yang dibayarkan, maka makin rendah return yang akan dinikmati. - Tidak peduli seberapa pun hati-hatinya seorang investor, satu-satunya risiko yang tidak bisa dihilangkan adalah risiko melakukan kesalahan. Hanya dengan tetap mempertahankan apa yang disebut sebagai marjin

4 pengaman (tidak membayar berlebihan, semenarik apa pun tampaknya suatu investasi), investor dapat meminimalisasi kesalahan yang tidak perlu. - Rahasia keberhasilan keuangan seorang investor ada pada diri investor itu sendiri. Keberhasilan suatu investasi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti faktor mikro dari perusahaan itu sendiri, sampai kepada faktor makro seperti salah satunya adalah tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral dan bank-bank komersial lainnya (yang saham-sahamnya terdaftar di bursa pada khususnya) mempengaruhi tingkat investasi dalam saham pada pasar modal. Tingkat suku bunga mempengaruhi jumlah investasi dan besar investasi dalam saham sehingga pula mempengaruhi pasar dan harga saham itu sendiri. Pada umumnya bila tingkat suku bunga cukup tinggi (tidak berbeda jauh, sama, atau lebih tinggi dari expected return suatu investasi saham), penanam modal cenderung untuk menanamkan modalnya dalam deposito ataupun simpanan lainnya dalam bank komersial yang berisiko sangat rendah, karena tentunya investasi tersebut menjadi lebih menarik bila dibandingkan dengan investasi dalam saham yang memiliki risiko lebih tinggi. Demikianlah investasi dalam saham-saham pada sektor perbankan dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang berlaku. Namun cukup sulit untuk dapat langsung diketahui secara akurat tentang sampai sejauh mana hubungan saling mempengaruhi antara tingkat suku bunga yang berlaku dengan tingkat pengembalian (return) investasi dalam saham pada sektor perbankan.

5 Berdasarkan uraian di atas, kiranya perlu dilakukan suatu penelitian terhadap hubungan antara tingkat pengembalian investasi saham pada periode tertentu dengan tingkat suku bunga yang berlaku pada periode yang sama yang selanjutnya hasil penelitian tersebut akan dilaporkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul Pengaruh Tingkat Suku Bunga Simpanan Berjangka Terhadap Tingkat Pengembalian Investasi Dalam Saham Pada Sektor Perbankan Selama Periode Tahun 2004-2006. 1.2 Identifikasi Masalah Tingkat investasi dalam saham (pada sektor perbankan khususnya) dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor utamanya adalah tingkat suku bunga (simpanan berjangka atau deposito pada khususnya), yang ditetapkan oleh bank sentral dan kemudian oleh bank-bank komersial. Pada umumnya bila tingkat suku bunga cukup tinggi, tingkat investasi saham akan berbanding terbalik, volume investasi dalam saham akan menurun, daya tarik investasi saham menjadi kurang menarik bagi para penanam modal. Dengan catatan, tingkat suku bunga deposito yang berlaku adalah tidak berbeda jauh, sama, atau pun lebih tinggi dari tingkat pengembalian dalam investasi saham yang memiliki risiko lebih tinggi tentunya bila dibandingkan dengan risiko deposito yang sangat rendah. Terdapat suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara tingkat pengembalian dengan tingkat suku bunga deposito. Namun sejauh mana pengaruh tersebut bisa menjadi permasalahan yang cukup sulit untuk diukur secara akurat. Dalam penelitian ini permasalahan yang ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

6 1. Bagaimanakah hubungan antara tingkat suku bunga deposito yang berlaku dengan tingkat pengembalian investasi dalam saham pada sektor perbankan? 2. Sejauh mana pengaruh tingkat suku bunga deposito terhadap tingkat pengembalian investasi dalam saham pada sektor perbankan? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat suku bunga deposito yang berlaku dengan tingkat pengembalian investasi dalam saham pada sektor perbankan (khususnya selama periode tahun 2004 2006). 2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh tingkat suku bunga deposito terhadap tingkat pengembalian investasi dalam saham pada sektor perbankan (khususnya selama periode tahun 2004 2006). 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharpakan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, di antaranya : - Peneliti, yaitu untuk memperluas wawasan berpikir dan menambah pengetahuan tentang pelaksanaan teori yang diperoleh dalam perkuliahan serta penerapannya dalam praktek.

7 - Pelaku investasi, yaitu dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan investasi khususnya investasi dalam saham pada sektor perbankan. - Masyarakat perbankan dan makro ekonomi, yaitu dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan perbankan (penetapan tingkat suku bunga deposito) maupun kebijakan finansial lainnya yang berpengaruh terhadap keputusan investasi dalam saham pada sektor perbankan. 1.5 Kerangka Pemikiran Investasi merupakan suatu bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi di masa yang akan datang (yang lebih besar), dimana di dalamnya terkandung unsur risiko ketidakpastian, untuk itu dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets) dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (marketable securities atau financial assets). Maka jika penanam modal ingin melakukan investasi, maka investasi dapat dilakukan pada aktiva riil seperti membangun pabrik, membuat produk baru, menambah saluran

8 distribusi, dan sebagainya, ataupun pada aktiva finansial atau sekuritas seperti membeli sertifikat deposito, commercial paper, obligasi, sertifikat reksadana, atau saham. Sebelum mengambil suatu keputusan investasi baik investasi dalam aktiva finansial maupun aktiva riil (dalam hal ini investasi pada aktiva finansial yaitu pada saham sektor perbankan) perlu dilakukan suatu analisis investasi dengan mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi baik secara mikro maupun makro. Faktor-faktor ekonomi mikro seperti kinerja perusahaan, kondisi perusahaan, kesehatan perbankan, fluktuasi harga-harga saham perbankan, tingkat pengembalian atau return saham baik yang historis maupun hasil perhitungan expected return atau keuntungan yang diharapkan, tingkat risiko investasi yang dihadapi, tentunya menjadi bahan pertimbangan yang sangat penting bagi pelaku investasi. Demikian juga halnya dengan faktor-faktor ekonomi makro seperti tingkat inflasi dan tingkat suku bunga yang berlaku. Bila memfokuskan perhatian pada faktor tingkat pengembalian dari sisi ekonomi mikro dan faktor tingkat suku bunga dari sisi ekonomi makro, kedua variabel tersebut merupakan faktor yang sangat penting dalam melakukan pertimbangan untuk mencapai suatu keputusan investasi. Tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral dan bank-bank komersial lainnya (yang saham-sahamnya terdaftar di bursa khususnya) mempengaruhi tingkat investasi dalam saham pada pasar modal. Tingkat suku bunga mempengaruhi jumlah investasi dan besar investasi dalam saham sehingga juga mempengaruhi pasar dan harga saham itu sendiri. Pada umumnya bila tingkat suku bunga cukup tinggi (tidak berbeda jauh, sama, atau lebih tinggi dari expected

9 return suatu investasi saham), penanam modal cenderung untuk menanamkan modalnya dalam simpanan berjangka (deposito) ataupun simpanan lainnya dalam bank komersial yang berisiko sangat rendah, karena tentunya investasi tersebut menjadi lebih menarik bila dibandingkan dengan investasi dalam saham yang memiliki risiko lebih tinggi. Bila melihat hubungan antara tingkat suku bunga dengan tingkat pengembalian investasi saham (return saham), pada dasarnya inti dari pemikiran tersebut adalah : Tingkat Suku Bunga (Tabungan dan Simpanan Berjangka) mempengaruhi Volume Investasi Saham mempengaruhi Harga Saham mempengaruhi Tingkat Pengembalian Investasi Saham (Return Saham) Dari konsep pemikiran di atas dapat dilihat bahwa di sana secara tidak langsung terdapat suatu hubungan antara tingkat suku bunga dengan tingkat pengembalian investasi dalam saham. Tingkat suku bunga secara tidak langsung mempengaruhi tingkat pengembalian investasi saham, sehingga berawal dari pemikiran tersebut diharapkan hasil dari penelitian ini akan dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimanakah hubungan tingkat suku bunga dengan tingkat pengembalian investasi secara langsung.

10 Keseluruhan kerangka pemikiran tersebut di atas dapat digambarkan seperti pada Gambar 1.1 berikut ini : Gambar 1.1 KERANGKA PEMIKIRAN Investasi Aktiva Finansial Aktiva Riil Saham Ekonomi Makro Analisis Investasi Ekonomi Mikro - Tingkat Inflasi - Suku Bunga (Tabungan & Simpanan Berjangka) - Peraturan Pemerintah - Perusahaan - Harga Saham - Return Saham - Risiko Suku Bunga Simpanan Berjangka Analisis Investasi Pengembalian Hasil / Keuntungan (Return) Peramalan Keputusan Investasi

11 1.6 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis dari penelitian ini, yaitu : Tingkat suku bunga simpanan berjangka berpengaruh terhadap tingkat pengembalian investasi dalam saham pada sektor saham perbankan.