BAB I PENDAHULUAN. penyebab terjadinya fraud. Lebih jauh lagi, dalam teori segitiga fraud yang

dokumen-dokumen yang mirip
No. 13/ 28 /DPNP Jakarta, 9 Desember 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum

PENCEGAHAN TINDAKAN KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi operasional, dan dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh manajemen

PERTEMUAN 5: PENCEGAHAN DAN DETEKSI FRAUD

PENCEGAHAN TINDAKAN KORUPSI I. PENERAPAN STRATEGI ANTI FRAUD

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Setiap perusahaan tentunya mengalami pasang surut dalam melakukan

PROGRAM DAN PROSEDUR ANTI KORUPSI

P e d o m a n. Anti Kecurangan (Fraud )

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SISTEM PENGENDALIAN KECURANGAN (FRAUD CONTROL SYSTEM) KEP DIREKSI NO: KEP/04/012015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era teknologi maju dan globalisasi, semua organisasi, apapun

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

159 Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Nopember 2012, Hal: Vol. 1, No. 2 ISSN:

Fraud adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi Perusahaan atau Unit Syari

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya fraud atau kecurangan. Fraud atau kecurangan tersebut, selain memberi

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Good Corporate Governance) pada setiap aktivitas bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian media

BAB I PENDAHULUAN. mengkhawatirkan timbulnya kecurangan (fraud) di lingkungan organisasi atau

PENCEGAHAN TINDAKAN KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang berkembang dengan pesat telah menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. luar maupun di dalam organisasi. Fraud biasanya menyangkut penyajian yang secara

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat

BAB I PENDAHULUAN. mencemaskan keadaan yang akan terjadi selanjutnya, jika unsur-unsur pembentuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. halnya dengan kejahatan yang terjadi di bidang ekonomi salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan publik yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan laporan keuangan kecurangan Report To The Nation : On

BAB I PENDAHULUAN. sekadar kumpulan angka-angka, namun menjadi alat yang sangat berguna

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. baik di negara berkembang dan negara maju. (Andreas, 2014 :1). Kecurangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraud merupakan topik yang hangat dibicarakan di kalangan praktisi maupun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Priantara(2013:2) Fraud. VOC mengalami penurunan sehingga dijuluki dengan Vergaan

BAB I PENDAHULUAN. mereka harus menjadikan perusahaannya menjadi lebih efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (UU REPUBLIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mekanisme pelaporan keuangan, suatu audit dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah banyaknya aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin banyak aset

P e d o m a n. Whistle Blowing System (WBS)

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi perusahaan yang semakin kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. Sistematika penulisan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan penulisan laporan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko terjadinya kecurangan atau Fraud. Kecurangan atau biasa disebut

No. 13/ 14 /DKBU Jakarta, 12 Mei 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan politik di Indonesia dan dunia yang sangat fluktuatif belakangan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. optimal dengan menggunakan atau mengelola sumber daya dan asset yang dimiliki. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan terus berkembang. Untuk mendukung perubahan organisasi tersebut,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memastikan laporan keuangan tidak mengandung salah saji (misstatement)

BAB I PENDAHULUAN. kronis bangsa. Hampir disemua lini pemerintahan terjadi perilaku korupsi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, kasus fraud yang terjadi di perbankan semakin marak.

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor ekonomi merupakan salah satu sektor yang paling penting suatu negara

yang bertugas melakukan kegiatan pemeriksaaan yang meliputi perencanaan pemeriksaaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sangat mempengaruhi perkembangan negara tersebut. Salah satu

Perancangan sistem penerimaan dan pengeluaran kas pada KUD Lalung Jaya di Karanganyar. Christina Anjar Setioning F BAB I PENDAHULUAN

Disusun oleh : Irwan Budhi Setiawan B

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemberantasan. Tidak hanya terjadi pada pemerintah pusat, fraud juga

TANGGUNG JAWAB AUDITOR. by Ely Suhayati SE MSi AK Ari Bramasto SE MSi Ak

BAB I PENDAHULUAN. pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. arus dana dalam suatu perekonomian. Jika sebuah bank mengalami permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. sistem keuangan dan sistem pembayaran dunia. Mengingat hal tersebut, maka begitu

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. semua organisasi di setiap negara, di sektor industri apapun, termasuk sektor

BAB I PENDAHULUAN. Dimulai dari Negara-negara berkembang hingga Negara maju pun tidak luput dari

BAB I PENDAHULUAN. segala jenis kejahatan yang semakin merajalela. Tidak hanya kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi

1 BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wilopo (2006) kasus fraud (kecurangan) di Indonesia terjadi secara

KEDUA PERTAMA. Memahami pengertian risiko fraud. Memahami bagaimana mengidentifikasi dan upaya menyikapi risiko fraud

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk - bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. terasa lama,koran-koran dipenuhi dengan perincian baru tentang skandal akuntansi

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018

BAB I PENDAHULUAN. usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (Competitive

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar-besaran dalam bidang sosial politik dan ekonomi. Hal inilah

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1).

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif, komite audit juga memerlukan fungsi audit internal. (Konsorsium

BAB I PENDAHULUAN. Istilah fraud (kecurangan) sering kita jumpai baik di lingkungan organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan ketahanan ditengah sengitnya persaingan. Pengendalian internal

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya. Dari sisi negatif,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu media informasi yang sangat penting untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mengakibatkan timbulnya masalah-masalah bagi perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. didirikan dan menjadikan iklim persaingan di antara perusahaan-perusahaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fraud dapat diartikan sebagai tindakan curang dan melawan hukum yang dilakukan dengan cara sedemikian rupa untuk menguntungkan pelakunya dan merugikan pihak lain. Lemahnya pengawasan internal merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya fraud. Lebih jauh lagi, dalam teori segitiga fraud yang dicetuskan oleh Donald Cressy, perilaku fraud didukung oleh tiga unsur yaitu adanya tekanan (presure), kesempatan (opportunity), dan pembenaran (rationalization) (Karyono,2013:8). Pelaku fraud sendiri dapat berasal dari dalam organisasi (intern), dari luar organisasi (ekstern), atau melibatkan keduanya (kolusi). Meskipun demikian, kasus fraud pada perbankan di Indonesia lebih banyak dilakukan oleh pihak internal bank. Seperti kasus yang terjadi pada kasus Citi bank, dimana pelakunya adalah Malinda Dee yang saat itu menjabat Relationship Manager di bank tersebut. Modusnya menyalahgunakan nasabah kepercayaan nasabah dan melalui persekongkolan dengan bawahannya, ia berhasil menarik dana dari blanko kosong yang sebelumnya telah diajukan untuk ditandatangani oleh nasabah yang bersangkutan. Strategi anti fraud adalah strategi bank dalam mengendalikan fraud yang dirancang dengan mengacu pada proses terjadinya fraud dengan memperhatikan karakteristik dan jangkauan dari potensi fraud yang tersusun secara komprehensifintegralistik dan diimplementasikan dalam bentuk sistem pengendalian fraud 1

2 penerapan manajemen risiko, khususnya yang terkait dengan aspek sistem pengendalian intern. Melalui PBI No 11/25/ PBI/2009 Bank Indonesia memetakan risiko yang dihadapi bank dan mewajibkan penerapan risiko secara efektif sebagai cara untuk mencegah nya. Bidang kredit serta operasional merupakan lingkup yang rawan terjadinya fraud, dan sudah termasuk dalam bagian risiko yang harus dikelola. Namun dalam praktek nya, masih banyak ditemukan kasus-kasus yang menyebabkan kerugian nasabah bank, yang disebabkan oleh fraud. Dalam rangka mencegah terjadi nya kasus- kasus penyimpangan operasional pada perbankann, khusus nya fraud yang dapat merugikan nasabah atau bank maka di perlukan peningkatan efektifitas pengendalian intern sebagai upaya untuk meminimalkan terjadi nya fraud dengan cara menerapkan strategi anti fraud. Selama ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, pelaksanaan kebijakan anti fraud telah dilaksanakan oleh bank, antara lain melalui penerapan manajemen resiko khusus nya sistem pengendalian internal, dan pelaksanaan tata kelola yang baik. Namun demikian, agar penerapan nya menjadi efektif masih diperlukan upaya peningkatan agar pencegahan fraud tersebut benar - benar menjadi fokus perhatian dan budaya di bank pada seluruh aspek organisai, baik oleh manajemen maupun karyawan. Efektifitas pengendalian fraud dalam bisnis proses merupakan tanggung jawab pihak manajemen, sehingga di perlukan pemahaman yang tepat dan menyeluruh tentang fraud oleh manajemen agar memberikan arahan dan menumbuhkan kesadaran untuk pengendalian resiko fraud pada bank. Dalam pendektesian, penelusuran dan pencegahan fraud internal auditor merupakan ujung tombak bagi perusahaan.

3 Internal auditor harus mengusai secara menyeluruh tentang strategi anti fraud berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No 13/28/DPNP tanggal 9 desember 2011 perihal penerapan strategi anti fraud bagi bank umum. Merujuk pada standar profesi diatas, auditor internal diharuskan memiliki pengetahuan yang cukup untuk mendeteksi adanya indikasi fraud dalam organisasi. Pengetahuan yang harus dimiliki auditor internal termasuk pula pengetahuan mengenai karakteristik fraud, teknik-teknik yang digunakan dalam melakukan fraud, dan jenis-jenis fraud yang mungkin terjadi pada berbagai proses bisnis. Auditor internal bertanggung jawab dalam mendeteksi fraud yang mungkin telah terjadi sedini mungkin, sebelum membawa dampak yang lebih buruk pada organisasi. Pendeteksian tersebut dapat dilakukan pada saat menjalankan kegiatan internal auditing. Pada saat melakukan audit, auditor internal dapat memfokuskan diri pada area-area yang memeiliki risiko tinggi terjadinya fraud seperti transaksi kas, rekonsiliasi bank, proses pengadaan, penjualan, dll. Strategi anti fraud merupakan wujud komitmen manajemen bank dalam mengendalikan fraud yang diterapkan dalam sistem pengendalian fraud. Strategi ini menuntut manajemen untuk mengarahkan sumberdaya agar sistem pengendalian fraud dapat diterapkan secara efektif dan berkelanjutan. Menurut Karyono (2014:17-25) bentuk fraud terdiri dari: 1) Kecurangan Laporan Keuangan (fraudulent financial statement) Kecurangan laporan keuangan (fraudulent financial statement) dilakukan dengan menyajikan laporan keuangan lebih tinngi net income nya dari yang sebenar nya (over statement). Dan menyajikan laporan keuangan lebih rendah net income nya

4 dari keadaan yang sebenarnya. Hal ini bertujuan untuk meratakan laba apabila terjadi fluktuasi net income yang ekstrim dari tahun ke tahun. Hal ini dilakukan untuk tetap mempertahankan nama baik perusahaan dihadapan para investor. 2) Penyalahgunaan Aset (Asset Missaporation) Penyalahgunaan asset (asset missaporation) adalah pengambilan atau pemanfaatan aktiva perusahaan yang manfaat nya dinikmati oleh pribadi maupun kelompok tertentu. Penyalahgunaan asset biasa nya menimbulkan kerugian yang material terhadap perusahaan. 3) Korupsi (Corruption) Korupsi adalah perbuatan yang merugikan kepentingan umum untuk kepentingan pribadi. Korupsi merupakan bentuk kecurangan yang paling susah untuk diungkapkan, karena korupsi biasanya melibatkan orang banyak dan terstruktur dengan rapi yang mana orang-orang yang melakukan korupsi saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Dalam rangka mencegah terjadinya kasus penyimpangan operasional pada perbankan,khususnya fraud yang dapat merugikan nasabah atau nama baik bank, maka diperlukan peningkatan pengendalian intern, dalam rangka meminimalkan resiko terjadinya kecurangan dengan cara menerapkan strategi anti fraud. Selama ini, bank telah melaksanakan pencegahan anti fraud melalui penerapan manajemen resiko khusus nya sistem pengendalian intern dan pelaksanaan tata kelola yang baik. Namun demikian penerapan kebijakan ini agar berjalan secara efektif dijadiakan budaya di bank pada seluruh aspek organisaasi, baik manajemen maupun

5 karyawan. Efektifitas pengendalian fraud merupakan tanggung jawab manajemen, sehingga diperlukan pemahaman yang memadai dan menyeluruh terhadap penerapan anti fraud.strategi anti fraud merupakan wujud komitmen manajemen bank dalam mengendalikan fraud, dalam bentuk sistem pengendalian fraud. Bank Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Bank Indonesia dengan No 13 /28/DPNP 9 Desember 2011 yang memuat langkah-langkah penerapan strategi anti fraud yang wajib dilaksanakan oleh bank-bank umum yang berada di Indonesia. Pokok-pokok pengaturan dalam Surat Edaran ini adalah sebagai berikut: (i) Bank wajib memiliki dan menerapkan strategi anti fraud yang disesuaikan dengan lingkungan internal dan eksternal, kompleksitas kegiatan usaha, potensi, jenis, dan risiko fraud serta didukung sumber daya yang memadai. Strategi anti fraud merupakan bagian dari kebijakan strategis yang penerapannya diwujudkan dalam sistem pengendalian fraud. (ii) Bank yang telah memiliki strategi anti fraud, namun belum memenuhi acuan minimum, wajib menyesuaikan dan menyempurnakan strategi anti fraud yang telah dimiliki. (iii) Dalam rangka mengendalikan risiko terjadinya fraud, bank perlu menerapkan manajemen risiko dengan penguatan pada beberapa aspek, yang paling kurang mencakup pengawasan aktif manajemen, struktur organisasi dan pertanggungjawaban, serta pengendalian dan pemantauan.(iv) Strategi anti fraud yang dalam penerapannya berupa sistem pengendalian fraud, memiliki 4 (empat) pilar fraud control system,yaitu pencegahan,deteksi, investigasi,pelaporan dan sanksi,pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut.(v) Dalam rangka memantau penerapan strategi anti fraud, bank wajib menyampaikan kepada

6 Bank Indonesia: Bank wajib menyampaikan Strategi anti fraud paling lambat 6 (enam) bulan setelah berlakunya Surat Edaran ini. Laporan penerapan strategi anti fraud setiap semester yang berlaku sejak laporan Juni 2012, dan laporan kejadian fraud yang diperkirakan berdampak negatif secara signifikan terhadap bank, paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah bank mengetahui. (vi) Pelanggaran terhadap ketentuan ini dikenakan sanksi administratif sesuai PBI No.5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang penerapan manajemen risiko bagi Bank Umum. Definisi fraud menurut Surat Edaran Bank Indonesia No 13/28/DPNP tanggal 9 desember 2011 ini adalah Tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi bank, nasabah, atau pihak lain, yang terjadi di lingkungan bank dan/atau menggunakan sarana bank sehingga mengakibatkan bank, nasabah, atau pihak lain menderita kerugian dan/atau pelaku fraud memperoleh keuntungan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung.sementara jenis-jenis perbuatan yang tergolong fraud menurut Surat Edaran Bank Indonesia No 13/28/DPNP tanggal 9 desember 2011 ini adalah kecurangan, penipuan, penggelapan aset, pembocoran informasi, tindak pidana perbankan, dan tindakan-tindakan lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Haron (2011) menemukan dalam penelitianya bahwa di bawah skenario penipuan tinggi, hasilnya mendukung hipotesis bahwa kemampuan untuk menilai risiko penipuan secara positif berhubungan dengan kemampuan untuk mendeteksi kemungkinan penipuan.

7 Kazlauzkiene (2013) menemukan dalam penelitiannya bahwa auditor harus mengambil setiap usaha dalam pemeriksaan keadaan dan peristiwa untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi komitmen penipuan, mengidentifikasi caracara, alat dan motif dari komitmen tersebut. Untuk penyelidikan faktor risiko kecurangan tersebut, disarankan menggunakan prosedur audit, mengubah karakter, waktu dan ruang lingkup prosedur audit. Amaral (2013) menemukan dalam penelitiannya bahwa tidak terdapat perbedaan antara internal auditor pria dan internal auditor wanita dalam pemahaman tentang penerapan strategi anti fraud berlandaskan 4 pilar : pencegahan, deteksi, investigasi, pelaporan dan sanksi, serta pilar pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut. Perbedaan dengan penelitian sebelum nya: Meneliti pemahaman internal auditor terhadap penerapan strategi anti fraud pada bank umum tanpa membedakan jenis kelamin internal auditor pria atau internal auditor wanita. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman internal auditor terhadap penerapan strategi anti fraud bagi bank umum di Indonesia. Penerapan strategi anti fraud bagi bank ini berlandaskan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/28/DPNP 9 Desember 2011. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini akan disusun dengan judul: Pemahaman Internal Auditor Terhadap Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum.

8 1.2 Perumusan Masalah Dalam penelitian ini,peneliti mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk pertanyaan: 1. Bagaimana pemahaman internal auditor terhadap penerapan strategi anti fraud berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No 13/28/DPNP tanggal 9 desember 2011? 1.3 Tujuan Penelitian Dengan mengkaji perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pemahaman internal auditor terhadap penerapanstrategi anti fraud berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No 13/28/DPNP tanggal 9 desember2011. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini tentunya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara lain : 1. Bagi pembaca Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan membuka wawasan para pembaca tentang penerapan strategi anti fraud berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No 13/28/DPNP tanggal 9 Desember 2011.

9 2. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi para manajemen perusahaan dalam pelaksanaan penerapan strategi anti fraud yang selama ini telah dilakukan oleh bank, agar bank dapat mencegah terjadinya fraud di dalam perusahaan dan menumbuhkan kepercayaan nasabah kepada bank secara umum. 3. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi sebagai bahan literatur untuk meningkatkan minat dan perkembangan penerapan strategi anti fraud di masa mendatang. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran sistematis sehingga dapat mempermudah pembaca dalam memahami masalahmasalah yang akan disajikan dalam penelitian ini, maka penulis membagi penelitian ini menjadi lima bab. Tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab:

10 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, pembatasan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi uraian mengenai tinjauan pustaka secara lengkap yang akan menjadi dasar teori penelitian, kerangka konesptual, dan pengembangan hipotesis BAB III METODA PENELITIAN Pada bab ini berisi uraian mengenai rancangan penelitian, variabel dan pengukuran, uji instrumen, prosedur pengumpulan data, dan metoda analisis data. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi uraian mengenai deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini sebagai penutup menguraikan kesimpulan hasil penelitian disertai dengan implikasi, keterbatasan dan saran yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.