COMPARATIVE ANALYSIS OF CONSUMER PERCEPTION OF PRODUCT QUALITY DSLR CAMERA CANON AND NIKON ON PHOTOGRAPHY COMMUNITY IN BANDUNG 2014

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERBANDINGAN KUALITAS LAYANAN THE PREMIERE CINEMA XXI CIWALK DAN VELVET CLASS BLITZMEGAPLEX PVJ MENURUT KONSUMEN DI BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang

PENGARUH DIMENSI EKUITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MEREK AZWA PERFUME DI KOTA PADANG ABSTRACT

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITICAL Tahun 2017, Hal 1-6

PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BLACKBERRY (Studi Kasus pada Mahasiswa S1 FISIP Universitas Diponegoro Semarang)

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : Mata Kuliah Lanjutan Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINERAL KEMASAN (Studi Kasus Desa Tohudan, Colomadu Karanganyar)

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH KUALITAS PRODUK YAMAHA N-MAX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DIMEDIASI INTERNATIONAL BRAND IMAGE

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang

Analisis Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Krupuk Kemplang Di Palembang

Grace Mandasari Suharyono Sunarti Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Survei kepada Konsumen Kendaraan Merek Toyota di Univeritas Brawijaya Malang)

PENGARUH PERSEPSI HARGA DAN KUALITAS MAKANAN CEPAT SAJI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG HANDPHONE SAMSUNG JENIS ANDROID DI MAGELANG

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KARTU SELULER PRABAYAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya, akan tetapi dipusatkan pada kasus Pengaruh Kualitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

PENGARUH KUALITAS PRODUK FRUTANG TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT TANG MAS TBK. Indra Jaya Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

DAFTAR PUSAKA. Alma, Buchari Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung :

Pengaruh Harga, Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Toko Buku Gramedia Pandanaran Semarang

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan obyek dari penelitian ini adalah produk Eiger. Data yang digunakann dalam penelitian ini adalah data primer,

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sebuah hobi yang mahal. Hal ini disebabkan karena untuk

ANALISIS PENGARUH STRATEGI POSITIONING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK

PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN WARUNK UPNORMAL BANDUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU KW (IMITASI) DI PASAR KLITHIKAN YOGYAKARTA

Syaiful Bahri. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Com. Citra Dewi Fakultas Ekonomi

Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Perilaku Pascapembelian Handphone SAMSUNG Miftahul Fuad, Retna Ngesti S Abstrak: Kata Kunci:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU BUNTOK

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, membuat perusahaan penyedia alat telekomuniasi (handphone)

BAB I PENDAHULUAN. (performance), keistimewaan tambahan (features), keandalan (reliability),

PENGARUH PRODUK DAN LOKASI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN SAMO RASO PALEMBANG

Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif dalam menghadapi munculnya pesaing-pesaing lainnya yang. tapi tetap memenuhi permintaan konsumen.

ANALISIS PENGARUH LABEL HALAL,CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Strategi merek pribadi telah menjadi kategori unggul keterampilan

Pengaruh Harga, Kualitas, Keragaman Produk dan Lokasi Pasar Terhadap Preferensi Konsumen Dalam Membeli Produk Pertanian di Pasar Tradisional Berastagi

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE NOKIA ABSTRAK. Anik Solimah Universitas Muhammadiyah Purworejo

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan yang sangat cepat pada teknologi informasi dan. komunikasi telah membawa dan akan terus membawa perubahan yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PSIKOLOGI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN LAYANAN JASA PERBANKAN (Studi pada nasabah BRI dan Bank Jateng di Purworejo)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dewi Kurniawati, Suharyono, Andriani Kusumawati (2014)

BAB I PENDAHULUAN. yang sejenis dan merupakan suatu proses psikologis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH DESAIN, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG. (Studi Pada Mahasiswa FEB UMS)

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan

PERANAN KUALITAS PRODUK DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG ANDROID (Studi Kasus Pada Mahasiswa STIE Nasional Banjarmasin Angkatan 2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN PADA SALON D MODE PURWOREJO

PENGARUH 4P (PRODUCT, PRICE, PROMOTION & PLACE) BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU ZEE DI KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya kinerja perusahaan yang dapat diukur dari peningkatan

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2016 PERSEPSI MENGENAI KUALITAS PRODUK, HARGA AKI GS ASTRA, DAN PELAYANAN PADA PT BINTANG PUTRA AUTOPARTS DI PONTIANAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA MELALUI VARIABEL INTERVENING KEPERCAYAAN MEREK ( Studi Kasus Pada JNE Cabang Semarang)

[JURNAL ECOBISMA] Vol. 4 No. Jan

ANALISIS PENGARUH HARGA, KERAGAMAN PRODUK DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

PERSREPSI MEMBER VIRENKA GYM FITNESS CENTER TERHADAP STRATEGI PEMASARAN

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PADA HOTEL MERPATI PONTIANAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENGARUH PROMOSI DAN INOVASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BATIK BUNGO PADA RUMAH BATIK VINTO MUARA BUNGO

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN YANG DIMEDIASI OLEH KEPUASAN KONSUMEN PENGGUNA KARTU AS

ANALISIS PENGARUH PRODUK, PROMOSI, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT HERBAL UD. TAZAKKA SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN. Oleh: Didik Darmanto Manajemen

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Supra X 125 di Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengeluarkan produk-produk terbaru mereka yang berkualitas untuk

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analia Lumban Gaol Kadarisman Hidayat Sunarti Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT ABSTRAK

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh

KATA KUNCI: kebijakan brand image, atribut produk, atribut tak berwujud, manfaat bagi pelanggan, harga relatif

Harry Christian Barus

Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Nila Wijayanti

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK INDIHOME (STUDI KASUS PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK WITEL YOGYAKARTA TAHUN 2017)

PENGARUH PERLUASAN MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SAMPO DOVE DI SEMARANG

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN. (Studi pada Konsumen Assalam Hypermarket)

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Iptek dan informasi yang semakin pesat dan mengglobal dewasa ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. NIlai, Biaya dan Kepuasan

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 2143

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan

ANALISIS PERBANDINGAN KUALITAS LAYANAN ANTARA PROVIDER SELULER KARTU GSM IM3 DAN XL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS PERBANDINGAN PERSEPSI KONSUMEN TENTANG KUALITAS PRODUK KAMERA DSLR (DIGITAL SINGLE LENS REFLEX) MEREK CANON DAN NIKON PADA KOMUNITAS FOTOGRAFI DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 COMPARATIVE ANALYSIS OF CONSUMER PERCEPTION OF PRODUCT QUALITY DSLR CAMERA CANON AND NIKON ON PHOTOGRAPHY COMMUNITY IN BANDUNG 2014 Ayub Partogi Holong Sagala Prodi S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom ayubholong@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen dan bagaimana perbedaan persepsi konsumen tentang kualitas produk Kamera DSLR merek Canon dan Nikon pada komunitas fotografi di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan delapan dimensi dari kualitas produk yaitu Kinerja (Performance), Fitur (Features), Reliabilitas (Reliability), Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance to Specifications), Daya Tahan (Durability), Kemudahan Perawatan (Serviceability), Estetika (Esthetic), Persepsi Kualitas (Perceived Quality). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan seberapa besar persepsi konsumen berdasarkan delapan dimensi kualitas produk. Pengumpulan data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 385 responden yang pernah menggunakan kedua kamera tersebut. Teknik analisis yang digunakan adalah uji beda Mann Whitney. Uji beda Mann Whitney digunakan untuk membandingkan perbedaan dua median. Data dikumpulkan berdasarkan dua sampel yang independen dan tingkat pengukuran sekurang-kurangnya ordinal. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa persepsi konsumen pada kualitas produk kamera DSLR Canon dan Nikon berdasarkan perhitungan rata-rata delapan dimensi kualitas produk tergolong baik, dengan persentase masing-masing sebesar 79,79% dan 77,44%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang didapat adalah sebesar 0,036 dan berada di bawah level of significance yang digunakan (α = 0,05) sehingga hipotesis yang diterima menyatakan bahwa terdapat perbedaan persepsi konsumen tentang kualitas produk kamera DSLR merek Canon dan Nikon. Kata kunci : persepsi konsumen, kualitas produk, mann whitney. Abstract This study aims to determine how consumer perception and how the difference in consumer perception on product quality of DSLR camera Canon and Nikon in the photography community at Bandung. This study used the eight dimensions of product quality that is performance (Performance), Features (Features), reliability (Reliability), Compliance with Specification (Conformance to Specifications), Durability (Durability), Ease of Care (Serviceability), Aesthetics (Esthetic), Perceived quality (perceived Quality). This study used a descriptive method to describe how much the perception of consumers based on the eight dimensions of product quality. The collection of data obtained by distributing questionnaires to 385 respondents who had used both of that DSLR camera. The analysis technique used in this study is the Mann Whitney test. Mann Whitney used to compare the differences of the two median. Data were collected by two independent samples and the measurement level at least ordinal. The results of the study indicate that consumer perceptions on product quality of DSLR camera Canon and Nikon DSLR based on the calculation of the average of eight dimensions of product quality is good, with the percentage of respectively are 79.79% and 77.44%. The results also show that the significance value that was obtained is 0,036 and it was below the level of significance were used (α = 0.05) so that the accepted hypothesis claim that there is a difference in consumer perception on product quality of DSLR camera Canon and Nikon. Keywords: consumer perception, product quality, mann whitney. 1. Pendahuluan Kamera sebagai salah satu media atau alat untuk mengambil momen dan menyimpan informasi berupa gambar menjadi kebutuhan manusia pada saat ini. Dengan adanya kebutuhan terhadap kamera tersebut, banyak perusahaan yang bergerak dibidang teknologi khususnya teknologi kamera digital bersaing

untuk memproduksi produk yang mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumennya. Salah satu jenis kamera yang diminati adalah kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex). Ada beberapa merek kamera DSLR terkenal di dunia yang menguasai pangsa pasar penjualan kamera. Berdasarkan hasil survey dunia yang dilakukan oleh Sortable terhadap kamera DSLR pada tahun 2012, terlihat jelas bahwa Canon dan Nikon adalah dua merek teratas yang paling baik dengan persentase masing-masing sebesar 33%, dan 26% (www.sortable.com; 2104). Pada tahun 2013, hasil survey majalah elektronik Onlandscape kepada 600 orang pembacanya dari seluruh dunia juga menunjukkan bahwa kamera DSLR Nikon dan Canon tetap menduduki peringkat teratas dalam kategori merek yang paling terkenal dan paling diminati (www.onlandscape.co.uk; 2014). Berbagai produsen merek internasional sudah mulai merambah Indonesia karena memiliki pangsa pasar yang besar untuk meningkatkan penjualannya. Canon menguasai pangsa pasar di Indonesia dan diikuti oleh Nikon sejak tahun 2009 hingga tahun 2012. Pada tahun 2013, pertumbuhan pangsa pasar kamera DSLR di Indonesia juga masih cukup besar. Dengan kondisi pasar yang kurang kondusif pada tahun 2013, pasar kamera DSLR masih tumbuh sekitar 10% dibanding tahun 2012, dan pada tahun 2014 pangsa pasar kamera DSLR diramalkan akan tetap bertumbuh sesuai inovasi yang akan dijalankan masingmasing perusahaan (www.investor.co.id; 2014). Persaingan ketat antara pabrikan kamera DSLR Canon dan Nikon di Indonesia dalam beberapa tahun terkahir sangat jelas terlihat. Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa; oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. The American Society for Quality mendefinisikan kualitas sebagai karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau tersirat (Kotler dan Armstrong, 2008:272). Canon dan Nikon mempunyai strategi mewadahi beberapa komunitas fotografi di Indonesia sebagai salah satu bentuk untuk memasarkan produknya. Setiap tahun mereka selalu mempunyai agenda mengadakan beberapa lomba, pameran dan ajang penghargaan untuk memikat hati dan mempertahankan loyalitas masing-masing konsumen terhadap produk kamera DSLR yang mereka produksi (techno.okezone.com; 2014). Menurut fotografiindonesia.net, kota Bandung adalah kota yang identik dengan kota komunitas, dimana komunitas kreatif tumbuh subur dan berkembang di kota ini. Begitu juga dengan keberadaan komunitas pecinta fotografi di Bandung yang semakin meningkat. Pemerintah Kota Bandung juga membuat dan meresmikan taman dengan konsep fotografi yang berada di Taman Cempaka Bandung. Pembuatan Taman Foto Bandung tersebut ditujukan untuk mendukung, melestarikan, dan meningkatkan minat foto di Bandung serta untuk menaungi seluruh komunitas dan jejaring fotografi di Bandung (fotografiindonesia.net; 2014). 2. Dasar Teori/Material dan Metodologi/Perancangan 2.1 Dasar Teori Kualitas produk (product quality) menurut Kotler dan Amstrong (2008:272) adalah kemampuan suatu produk untuk menunjukkan berbagai fungsi termasuk ketahanan, keterhandalan, ketepatan dan kemudahan dalam penggunaan. Kualitas produk menggambarkan sejauh mana kemampuan produk tersebut dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Supranto, pandangan tradisional mengenai kualitas menyatakan bahwa produk-produk dinilai dari atribut fisiknya seperti kekuatan, reliabilitas, dan lain-lainnya. Sedangkan pandangan baru mengenai kualitas memperhatikan dan mengarahkan para pemasar menetapkan produk yang menawarkan features, performance, dan tingkat durabilitas yang tepat (Wijaya 2011:4-5). Menurut Wijaya (2011:11), produk berkualitas adalah produk yang memenuhi harapan pelanggan. Produk harus memiliki tingkat kualitas tertentu karena produk dibuat untuk memenuhi selera konsumen atau memuaskan pemakainya. Terdapat delapan dimensi kualitas produk menurut Garvin (Tjiptono, 2008:93), yaitu : 1. Kinerja (Performance), yakni efisiensi pencapaian tujuan utama sebuah produk. 2. Fitur (Features), yaitu atribut produk yang melengkapi kinerja dasar sebuah produk. 3. Reliabilitas (Reliability), yaitu kemampuan sebuah produk untuk tetap berfungsi secara konsisten selama usia desainnya. 4. Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance to Specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi sebuah produk memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Daya Tahan (Durability), berkaitan dengan tingkat kemampuan sebuah produk mentolerir tekanan, stres atau trauma tanpa mengalami kerusakan berarti. 6. Kemudahan Perawatan (Serviceability), yakni kemudahan mereparasi sebuah produk. Sebuah produk dikatakan sangat servicable apabila bisa direparasi secara mudah dan murah. 7. Estetika (Esthetic), yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

8. Persepsi Kualitas (Perceived Quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik, tapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan (Kotler dan Keller, 2008:228). Menurut Setiadi (2008:159), persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli diseleksi, diorganisasikan dan diinterprestasikan. Stimuli adalah setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu. Persepi manusia dibentuk oleh tiga pasang pengaruh, yaitu : 1. Karakteristik dari stimuli. 2. Hubungan stimuli dengan sekelilingnya. 3. Kondisi-kondisi di dalam diri kita sendiri. Menurut Schiffman dan Kanuk (2010:175), Perception is defined as the process by which an individual selects, organizes, and interprest stimuli into a meaningful and coherent picture of the world. Dari pernyataan tersebut dijelaskan bahwa persepsi didefinisikan sebagai proses memilih, mengatur dan menginterprestasikan stimuli menjadi gambaran yang bermakna dan koheren bagi setiap individunya. Setiadi (2008:160) menjelaskan proses munculnya persepsi berasal dari stimuli yang ditangkap oleh indera. Gambar 2.2 menjelaskan bahwa persepsi dimulai oleh penerimaan penglihatan, suara, bau dan rasa oleh indera penerima lalu kemudian menjadi perhatian setiap individu dan kemudian diinterprestasikan lalu memunculkan tanggapan. Tanggapan tersebutlah yang menjadi sebuah persepsi setiap individu. - Penglihatan - Suara - Bau - Rasa Sensasi Pemberi Arti Indera Penerima Perhatian Interprestasi PERSEPSI Tanggapan Gambar 1. Proses Perseptual R. Solomon (1996) (Setiadi, 2008:161) Para konsumen secara tidak sadar banyak menggunakan kemampuan memilih aspek-aspek lingkungan mana atau stimuli mana yang mereka rasakan, stimuli mana yang terpilih tergantung pada dua faktor utama selain sifat stimulus itu sendiri (Schiffman dan Kanuk, 2008:146), yaitu pengalaman konsumen sebelumnya, karena hal tersebut mempengaruhi harapan-harapan mereka dan yang kedua adalah motif mereka pada waktu itu seperti kebutuhan, keinginan, minat, dan sebagainya. Pada umumnya, kesadaran akan meningkat terhadap stimuli yang relevan dengan kebutuhan dan minat seseorang, dan terjadi penurunan kesadaran terhadap stimuli yang tidak relevan dengan kebutuhan tersebut (Schiffman dan Kanuk, 2008:150). Menurut Nitisusastro (2012:67), persepsi bisa timbul terhadap produk, terhadap harga, terhadap saluran distribusi, promosi, pendukung fisik dan terhadap orang. Persepsi konsumen terhadap produk bisa beragam dan sangat luas. Pengaruh unsur pembelajaran konsumen terhadap produk biasanya terjadi pada periode pascabeli, terutama pada konsumen yang kritis. Evaluasi pascabeli memberikan pengaruh yang sangat luas. Hasil evaluasi menghasilkan berbagai macam persepsi tentang produk tersebut dan dapat menghasilkan nilai baru dari kualitas produk atau bahkan bisa mempengaruhi minat membeli konsumen pada produk tersebut (Nitisusastro, 2012:75). Para konsumen juga suka mempercayai bahwa mereka mendasarkan penilain kualitas produk mereka pada isyarat-isyarat intrinsik seperti ukuran, warna, rasa atau aroma, karena hal itu memungkinkan mereka untuk membenarkan keputusan-keputusan mereka (positif maupun negatif) sebagai pilihan produk yang rasional atau obyektif (Schiffman dan Kanuk, 2008:163). Kedelapan dimensi kualitas produk yang telah dijelaskan tersebut akan digunakan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap kualitas produk dari kamera DSLR Canon dan Nikon. Dari pengukuran tersebut dapat diketahui ada atau tidaknya perbedaan kualitas produk menurut persepsi konsumen, sehingga perusahaan dapat membuat strategi yang lebih baik untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kualitas produk mereka masing-masing. Berikut kerangka pemikiran dari penelitian ini yang ditunjukkan pada Gambar 2.

Analisis Delapan Dimensi Kualitas Produk (Tjiptono, 2008:93) Kinerja (Performance) Fitur (Feature) Reliabilitas (Reliability) Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance to Specifications) Daya Tahan (Durability) Kemudahan Perawatan (Serviceability) Estetika (Aesthetics) Persepsi Kualitas (Perceived Quality) NIKON CANON UJI BEDA Gambar 2. Kerangka Pemikiran 2.2 Metodologi Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kuantitatif. Dalam riset bisnis, metodologi kuantitatif biasanya mengukur perilaku, pengetahuan, opini atau sikap konsumen. Riset kuantitatif mencoba melakukan pengukuran yang akurat terhadap sesuatu (Cooper dan Schindler, 2006:229). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dan skala instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:136). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen pada komunitas fotografi yang pernah menggunakan kedua kamera DSLR canon dan Nikon di Kota Bandung. Jumlah minimum sampel yang diperoleh adalah n 384,16. Jadi, dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 385 orang dimana proporsi responden pengguna kamera DSLR Canon dan Nikon masing-masing 49% dan 51% serta responden tersebut adalah yang pernah menggunakan atau memakai kedua kamera DSLR Canon dan Nikon. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan nonprobability sampling, dengan teknik judgement atau purposive sampling yang merupakan teknik penarikan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik yang dikehendaki (Danandjaja, 2012:80). Penelitian ini menggunakan Uji beda Mann Whitney yang dilakukan untuk pengujian dua sampel bebas, dengan tujuan untuk membedakan hasil kinerja kelompok yang terdapat dalam sampel. Alasan penulis menggunakan Uji Beda Mann Whitney, karena sampel yang ditentukan oleh peneliti diambil secara bebas dari sebuah populasi yang dibagi dua untuk perlakuan yang sama (Sunjoyo et al., 2013:109). 3. Pembahasan Analisis deskriptif berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada responden yaitu orang yang pernah menggunakan kamera DSLR Canon dan juga kamera DSLR Nikon. Peneliti memberikan gambaran umum dan penjelasannya tentang delapan dimensi Kualitas Produk berdasarkan persepsi konsumen pada kedua kamera DSLR tersebut yang dilihat pada Tabel 1.

OBJEK DELAPAN CANON NIKON DIMENSI KUALITAS PRODUK Kinerja (Performance) 86,58% 83,16% Fitur (Feature) 80,34% 81,35% Reliabilitas (Reliability) 78,87% 70,59% Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance to Specifications) 80,78% 80,87% Daya Tahan (Durability) 76,15% 74,63% Kemudahan Perawatan (Serviceability) 69,26% 69,52% Estetika (Aesthetics) 82,10% 79,98% Persepsi Kualitas (Perceived Quality) 84,20% 79,39% Rata-rata 79,79% 77,44% Tabel 1. Perbandingan Persepsi Konsumen Pada Kualitas Produk Kamera DSLR Merek Canon dan Kamera DSLR Merek Nikon Berdasarkan Tabel 1 diperoleh rata-rata persepsi konsumen untuk masing-masing merek kamera DSLR dari delapan dimensi kualitas produk yang diteliti adalah sebesar 79,79% untuk kamera DSLR Canon dan 77,44% untuk kamera DSLR Nikon. Persepsi konsumen pada kualitas produk kamera DSLR Canon lebih unggul sebesar 2,35% dibandingkan dengan kualitas produk kamera DSLR. Kamera DSLR Canon unggul dalam lima dimensi dari delapan dimensi yang diteliti yaitu dimensi Kinerja (Performance), Reliabilitas (Reliability), Daya Tahan (Durability), Estetika (Aesthetics), dan Persepsi Kualitas (Perceived Quality). Sedangkan kamera DSLR Nikon unggul dalam tiga dimensi dari delapan dimensi yang diteliti yaitu dimensi Fitur (Feature), Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance to Specifications), dan Kemudahan Perawatan (Serviceability). A. Hasil Uji Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : H0 = Tidak terdapat perbedaan persepsi konsumen tentang kualitas produk antara kamera DSLR Canon dan Nikon. H1 = Terdapat perbedaan persepsi konsumen tentang kualitas produk antara kamera DSLR Canon dan Nikon. Berikut merupakan output pertama dari uji hipotesis yang menjelaskan informasi mengenai banyaknya data yang diolah untuk masing-masing variabel : Ranks Kualitas_Produk N Mean Rank Sum of Ranks Persepsi CANON 385 402,22 154856,50 NIKON 385 368,78 141978,50 Total 770 Tabel 2. Karakteristik Data Pada Tabel 2 terlihat bahwa rata-rata yang dihasilkan oleh kualitas produk kamera DSLR merek Canon lebih tinggi dibandingkan dengan kualitas produk kamera DSLR merek Nikon yaitu sebesar 402,22. Berikut merupakan output kedua dari uji hipotesis yang memberikan informasi nilai sebagai dasar pengambilan keputusan untuk menjawab rumusan masalah ketiga. Test Statistics a Persepsi Mann-Whitney U 67673,500 Wilcoxon W 141978,500 Z -2,089 Asymp. Sig. (2-tailed),036 Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi p-value sebesar 0,036 dan lebih kecil dari 0,05 ( 0,036 < 0,05 ) maka tolak hipotesisi nol (H0). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi konsumen tentang kualitas produk kamera DSLR merek Canon dan Nikon. Berikut adalah uraian selengkapnya dari hasil survey mengenai perbedaan persepsi konsumen tentang kualitas produk kamera DSLR merek Canon dan Nikon : 1. Perbedaan Berdasarkan Dimensi Kinerja (Performance) Terdapat perbedaan persentase pada dimensi Kinerja (Performance) yang ditunjukkan oleh kamera DSLR Canon dan Nikon menurut para responden. Kamera DSLR Canon memperoleh persentase 86,58% dan kamera DSLR Nikon memperoleh persentase sebesar 83,16%. Kamera DSLR Canon memiliki persentase lebih tinggi sebesar 3,42% pada dimensi variabel Kinerja (Performance) dibandingkan dengan kamera DSLR Nikon. 2. Perbedaan Berdasarkan Dimensi Fitur (Feature) Terdapat perbedaan persentase pada dimensi Fitur (Feature) yang ditunjukkan oleh kamera DSLR Canon dan Nikon menurut para responden. Kamera DSLR Canon memperoleh persentase 80,34% dan kamera DSLR Nikon memperoleh persentase sebesar 81,35%. Kamera DSLR Nikon memiliki persentase lebih tinggi sebesar 1,01% pada dimensi variabel Fitur (Feature) dibandingkan dengan kamera DSLR Canon. 3. Perbedaan Berdasarkan Dimensi Reliabilitas (Reliability) Terdapat perbedaan persentase pada dimensi Reliabilitas (Reliability) yang ditunjukkan oleh kamera DSLR Canon dan Nikon menurut para responden. Kamera DSLR Canon memperoleh persentase 78,87% dan kamera DSLR Nikon memperoleh persentase sebesar 70,59%. Kamera DSLR Canon memiliki persentase lebih tinggi sebesar 8,28% pada dimensi variabel Reliabilitas (Reliability) dibandingkan dengan kamera DSLR Nikon. 4. Perbedaan Berdasarkan Dimensi Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance to Specifications) Terdapat perbedaan persentase pada dimensi Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance to Specifications) yang ditunjukkan oleh kamera DSLR Canon dan Nikon menurut para responden. Kamera DSLR Canon memperoleh persentase 80,78% dan kamera DSLR Nikon memperoleh persentase sebesar 80,87%. Kamera DSLR Nikon memiliki persentase lebih tinggi sebesar 0,09% pada dimensi variabel Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance to Specifications) dibandingkan dengan kamera DSLR Canon. 5. Perbedaan Berdasarkan Dimensi Daya Tahan (Durability) Terdapat perbedaan persentase pada dimensi Daya Tahan (Durability) yang ditunjukkan oleh kamera DSLR Canon dan Nikon menurut para responden. Kamera DSLR Canon memperoleh persentase 76,15% dan kamera DSLR Nikon memperoleh persentase sebesar 74,63%. Kamera DSLR Canon memiliki persentase lebih tinggi sebesar 1,52% pada dimensi variabel Daya Tahan (Durability) dibandingkan dengan kamera DSLR Nikon. 6. Perbedaan Berdasarkan Dimensi Kemudahan Perawatan (Serviceability) Terdapat perbedaan persentase pada dimensi Kemudahan Perawatan (Serviceability) yang ditunjukkan oleh kamera DSLR Canon dan Nikon menurut para responden. Kamera DSLR Canon memperoleh persentase 69,26% dan kamera DSLR Nikon memperoleh persentase sebesar 69,52%. Kamera DSLR Nikon memiliki persentase lebih tinggi sebesar 0,26% pada dimensi variabel Kemudahan Perawatan (Serviceability) dibandingkan dengan kamera DSLR Canon. 7. Perbedaan Berdasarkan Dimensi Estetika (Esthetic) Terdapat perbedaan persentase pada dimensi Estetika (Esthetic) yang ditunjukkan oleh kamera DSLR Canon dan Nikon menurut para responden. Kamera DSLR Canon memperoleh persentase 82,1% dan kamera DSLR Nikon memperoleh persentase sebesar 79,98%. Kamera DSLR Canon memiliki persentase lebih tinggi sebesar 2,12% pada dimensi variabel Estetika (Esthetic) dibandingkan dengan kamera DSLR Nikon. 8. Perbedaan Berdasarkan Dimensi Persepsi Kualitas (Perceived Quality) Terdapat perbedaan persentase pada dimensi Persepsi Kualitas (Perceived Quality) yang ditunjukkan oleh kamera DSLR Canon dan Nikon menurut para responden. Kamera DSLR Canon

memperoleh persentase 84,2% dan kamera DSLR Nikon memperoleh persentase sebesar 79,39%. Kamera DSLR Canon memiliki persentase lebih tinggi sebesar 4,81% pada dimensi variabel Persepsi Kualitas (Perceived Quality) dibandingkan dengan kamera DSLR Nikon. 4. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yaitu perbandingan persepsi konsumen antara kualitas produk kamera DSLR Canon dan kamera DSLR Nikon dengan menggunakan delapan dimensi Kualitas Produk, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Persepsi konsumen pada kualitas produk kamera DSLR Canon dari hasil perhitungan rata-rata delapan dimensi Kualitas Produk tergolong baik yaitu sebesar 79,79%. Jawaban yang ditunjukkan oleh konsumen tersebut sesuai dengan hasil yang didapat dari penelitian tentang kualitas produk yang ditawarkan yaitu kamera DSLR Canon. 2. Persepsi konsumen pada kualitas produk kamera DSLR Nikon dari hasil perhitungan rata-rata delapan dimensi Kualitas Produk tergolong baik yaitu sebesar 77,44%. Jawaban yang ditunjukkan oleh konsumen tersebut sesuai dengan hasil yang didapat dari penelitian tentang kualitas produk yang ditawarkan yaitu kamera DSLR Nikon. 3. Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dengan menggunakan uji beda Mann Whitney pada persepsi konsumen tentang kualitas produk kamera DSLR Canon dan Nikon, didapatkan perolehan nilai signifikansi p-value sebesar 0,036. Hal menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi konsumen tentang kualitas produk kamera DSLR Canon dan Nikon karena nilai signifikansi p-value lebih kecil dari 0,05 (0,036 < 0,05). 4.2 Saran Bagi Perusahaan Saran atau usulan perbaikan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan yang menurut penulis dapat memperbaiki atau bahkan meningkatkan kualitas produk sehingga dapat dijadikan acuan atau kriteria dasar dalam memproduksi kamera DSLR Canon dan kamera DSLR Nikon yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Adapun saran atau usulannya adalah sebagai berikut : 1. Kamera DSLR Canon a. Sebaiknya pihak perusahaan kamera DSLR Canon memproduksi perangkat pendukung untuk perawatan kamera DSLR Canon yang lebih terjangkau oleh para konsumennya. b. Pihak perusahaan bisa memberikan alternatif pilihan perawatan kamera DSLR bagi para konsumen sesuai dengan tingkat dan kemampuan golongan finansial masing-masing konsumen. c. Sebaiknya pihak Canon mempertahankan keunggulannya atau bahkan meningkatkanya lagi dengan menambah kapasitas memory card untuk menyimpan data atau menambah kecepatan proses pemindahan datanya. 2. Kamera DSLR Nikon a. Sebaiknya pihak perusahaan kamera DSLR Nikon memproduksi perangkat pendukung untuk perawatan kamera DSLR Canon yang lebih terjangkau oleh para konsumennya b. Pihak perusahaan bisa memberikan alternatif pilihan perawatan kamera DSLR bagi para konsumen sesuai dengan tingkat dan kemampuan golongan finansial masing-masing konsumen. c. Salah satu item yang paling tinggi adalah keefesienan penggunaan kabel USB sebagai media pemindahan data. Keunggulan ini sebaikanya dipertahankan oleh pihak Nikon atau bahkan ditingkatkan kinerjanya seperti dengan membuat kabel USB yang dapat menjangkau atau menyambungkan pada semua device penyimpanan yang ada. 4.3 Saran Bagi Penelitian Selanjutnya 1. Penelitian ini hanya menggunakan variabel delapan dimensi Kualitas Produk untuk membandingkan persepsi konsumen. Pada penelitian selanjutnya sangat dimungkinkan untuk menambah variabelvariabel lain untuk diteliti yang tidak dibahas dalam penelitan ini, sehingga dapat dibahas lebih dalam lagi. Contohnya seperti variabel kualitas pelayanan, minat beli, ataupun faktor marketing lainnya 2. Penelitian ini hanya berfokus pada kualitas produk yang bersifat umum, untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian yang lebih dalam dan rinci lagi misalnya dari segi fitur-fitur yang dimiliki masing-masing kamera DSLR Canon dan Nikon, seperti penelitian tentang kualitas fitur lensa khusus pendukung untuk proses pembuatan video yang dimiliki masing-masing kamera. 3. Berdasarkan pengalaman peneliti dalam mengerjakan skripsi ini, diketahui bahwa bagi peneliti selanjutnya akan lebih baik lagi menggunakan metode kualitatif atau metode mix kuantitatif dan kualitatif guna mendapatkan hasil yang lebih mendalam tentang variabel yang diteliti.

Daftar Pustaka [1] http://www.sortable.com. Camera Survey. Diakses pada 11 Februari 2014. [2] http://www.onlandscape.co.uk/2013/06/camera-survey. Camera Survey. Diakses pada 11 Februari 2014. [3] http://www.investor.co.id/home/penjualan-kamera-saku-digital-stagnan/70926. Penjualan Kamera Saku Digital Stagnan. Diakses pada 11 Februari 2014. [4] Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12 Jilid 1. Jakarta: Erlangga. [5] http://techno.okezone.com/read/2013/12/23/57/916076/amunisi-toshio-asazaki-kuasai-pasar-nikon-diindonesia. Strategi Toshio Asazaki Kuasia Pasar Nikon di Indonesia. Diakses pada 12 Februari 2014. [6] http://fotografiindonesia.net/2013/12/23/peresmian-taman-foto-bandung. Peresmian Taman Foto Bandung. Diakses pada 12 Februari 2014. [7] Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran. Edisi Ketiga. Yogyakarta: ANDI. [8] Tjiptono, Fandy. (2008). Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta: ANDI. [9] Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. (2008). Manajemen Pemasaran. Edisi 12 Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks. [10] Setiadi, Nugroho J. (2008). Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Cetakan Ketiga. Jakarta: KENCANA. [11] Schiffman, Leon G. Dan Kanuk, Leslie Lazar. (2010). Consumer Behavior. Tenth Edition. Boston: Pearson. [12] Schiffman, Leon G. Dan Kanuk, Leslie Lazar. (2008). Perilaku Konsumen. Cetakan Keempat. Jakarta: Indeks. [13] Nitisusastro, Mulyadi. (2012). Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Kewirausahaan. Cetakan Pertama. Bandung: ALFABETA. [14] Cooper, Donald R dan Schindler, Pamela S. (2006). Metode Riset Bisnis. Volume 2-9/E. Jakarta: Media Global Edukasi. [15] Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi. Edisi 2. Bandung: ALFABETA. [16] Danandjaja. (2012). Metodologi Penelitian Sosial Disertai Aplikasi SPSS for Windows. Cetakan Pertama. Yogyakarta: GAHA ILMU. [17] Sunjoyo; Setiawan, Rony; Carolina, Verani; Nonie, Magdalena dan Kurniawan, Albert. (2013). Aplikasi SPSS untuk Smart Riset (Program IBM SPSS 21.0). Bandung: ALFABETA.