2016 KETERSEDIAAN KOLEKSI DIGITAL DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh Nur Afrylyanty Yooke Tjuparmah, S.K

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan modernisasi pada sekarang ini jika ingin

ANALISIS PENGOLAHAN KOLEKSI REFERENSI DAN DIGITALISASI KOLEKSI

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN JURNAL DENGAN KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERUSTAKAAN UPT BIT LIPI BANDUNG

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

Penyusunan Instrumen Akreditasi Perpustakaan Perguruan Tinggi melalui Penilaian Mandiri

Evaluasi Pemanfaatan Koleksi (Suatu studi di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara)

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdapat suatu organisasi yang menyediakan layanan-layanan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masitoh Hamdayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

Oleh Kepala Bidang Perpustakaan BPAD Provinsi DKI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Isnanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahayu Kusumaningratyas,2013

2014 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHAD AP PROD UKTIVITAS KERJA TENAGA PERPUSTAKAAN PAD A CISRAL UNIVERSITAS PAJAJARAN

Manjemen Perpustakaan Khusus

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta I merupakan salah satu unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang menyelengarakan

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

commit to user BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan informasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi. Sumber

Nadia Amelia Qurrota A yunin Pustakawan Pertama Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2016 IMPLENTASI PROGRAM EDU-TOURISM DI PERPUSTAKAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan, karena perpustakaan menyediakan berbagai sumber informasi,

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2015

PERAN FASILITAS PERPUSTAKAAN TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dibaca dan disimpan menurut tata susunan tertentu untuk

Kebijakan Pengembangan Perpustakaan Khusus

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERPUSTAKAAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah salah satu bentuk

Pustakawan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara menyongsong world class library. Habiba Nur Maulida

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

PERPUSDOKINFO merupakan SUMBER PENYEDIA INFORMASI MEMFASILITASI AKSES INFORMASI. kepada Masyarakat (pemustaka)

BAB III PROSES ALIH MEDIA KOLEKSI DEPOSIT PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI SUMATERA UTARA (BPAD)

2 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1990, Tambah

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu pengelola informasi yang. bertugas mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan merawat koleksi

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN KOLEKSI KHUSUS

BAGIAN XI SOP PERPUSTAKAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi kehidupan masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia,

STUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO

Seminar, Workshop & Munas FPPTI. Pendahuluan. Latar Belakang Pentingnya Sertifikasi Kesejahteraan Rakyat. Pertumbuhan ekonomi Daya Saing

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2016 DAMPAK INTERNET TERHADAP PENGGUNAAN KOLEKSI TERCETAK DI UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat diperoleh melalui jalur non-formal salah satunya melalui perpustakaan.

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. hampir di semua bidang termasuk salah satunya perpustakaan. Perpustakaan

KEAKTIFAN PUSTAKAWAN DALAM PEMASYARAKATAN PERPUSDOKINFO GUNA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN DAN CITRA POSITIF PERPUSTAKAAN

UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Dari tahun ke tahun, Indonesia telah mengalami banyak perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. bisa terlepas dari kegiatan organisasi baik di lingkungan pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan suatu keputusan dalam kehidupan. Mengingat majunya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERPUSTAKAAN JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNM UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PENGUNJUNG

PENTINGNYA SERTIFIKASI PUSTAKAWAN BAGI PUSTAKAWAN DI PTN/PTS INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007, peran penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA BATU

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA KOLEKSI DEPOSIT PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada abad ke-21 ini merupakan zaman teknologi. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya berbagai pengetahuan di bidang teknologi diantaranya, teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah masuk ke berbagai bidang kehidupan dan profesi. Hal ini terlihat karena mulai berubahnya sistem dan cara kerja masyarakat, baik itu dalam organisasi, lembaga, instansi ataupun dalam suatu perusahaan. Perubahan sistem dan cara kerja masyarakat ini dapat dilihat dari daya efektiftas dan efesiensi dalam melakukan suatu pekerjaan. Salah satunya adalah mampu meningkatkan kinerja individu atau kelompok dalam suatu instansi. Keuntungan lain yang sering kali dirasakan dari penggunaan teknologi informasi dalam kehidpan sehari-hari adalah ketika terjadi pertukaran informasi dan penyebaran pengetahuan dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Pertukaran informasi dan penyebaran pengetahuan adalah salah satu tugas dan fungsi pokok dari perpustakaan. Dalam hal ini perpustakaan adalah salah satu lembaga yang bertanggung jawab dalam penyebarluasan informasi di masyarakat pada umumnya, di lembaga atau pun instansi terkait pada khususnya. Kegiatan penyebaran informasi akan lebih efektif dan efesien ketika diiringi dengan perkembangan teknologi informasi yang beredar saat ini. Kegiatan pertukaran informasi dan penyebaran pengetahuan pada akhirnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka dapat dikatakan sebagai tugas inti dari terselenggaranya perpustakaan. Hal ini dapat dilihat dari pengertian perpustakaan menurut UU 43 Tahun 2007 tentang Perputakaan pada pasal 1, Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang 1

2 baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan adalah suatu lembaga atau instansi yang bertugas menyediakan dan menyebarluaskan informasi guna memenuhi kebutuhan pemustaka. Perkembangan, penggunaan teknologi informasi dan pemenuhan kebutuhan informasi sangat berhubungan dengan kegiatan perpustakaan. Dengan adanya perkembangan dan penerapan teknologi informasi, perpustakaan dapat lebih cepat mengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola, menyediakan dan melayankan informasi kepada pemustaka. Penerapan teknologi informasi di perpustakaan merupakan wujud dari perkembangan layanan informasi kepada pemustaka. Perubahan ini mendorong perpustakaan untuk melakukan modernisasi pelayanan dan penerapan teknologi informasi dalam kesehariannya. Tuntutan perubahan yang semakin besar ini merupakan sebuah tantangan bagi perpustakaan untuk berbenah diri dan selalu inovatif dalam melakukan pemenuhan kebutuhan informasi dengan menggunakan fasilitas teknologi informasi kepada pemustaka. Bentuk inovatif dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka dapat dilakukkan dengan cara menyediakan berbagai jenis koleksi yang ada di perpustakaan. Mulai dari koleksi tercetak sampai dengan koleksi digital. Mulai dari buku, jurnal penelitian, majalah, bulletin, koran, sampai dengan CD (Compact Disk), file PDF, file ppt perlu disediakan guna memenuhi kebutuhan informasi yang dirasakan oleh pemustaka. Perkembangan terakhir memperlihatkan kecepatan perkembangan perpustakaan dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi yang terjadi. Hal ini dikarenakan penggunaan teknologi informasi mampu meningkatkan fungsi dan peran perpustakaan sebagai lembaga atau instansi yang bertanggung jawab dalam penyebaran informasi dan pengetahuan kepada masyarakat pada umumnya, pemustaka pada khususnya.

3 Perpustakaan yang perlu melakukan penerapan teknologi informasi tidak hanya perpustakaan sekolah saja, tetapi perpustakaan lainpun harus menerapkan teknologi informasi. Salah satu jenis perpustakaan yang perlu menerapkan teknologi informasi adalah perpustakaan khusus. Penerapan teknologi informasi tidak hanya memiliki komputer saja, tetapi penerapan teknologi informasi harus dapat menggunakan komputer untuk kegiatan manajemen, input data, pengelolaan koleksi, penyebarluasan informasi sampai dengan pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka. Salah satu contoh penerapan teknologi informasi di perpustakaan adalah perpustakaan menyediakan koleksi dalam bentuk digital. Koleksi yang dapat dilayankan dalam bentuk digital seperti, e-book, e-journal, e- Prosiding, e-magazine. Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berada di sebuah instansi, atau lembaga atau perusahaan pemerintah ataupun swasta. Perpustakaan khusus juga memiliki tugas pokok dan fungsi yang sama dengan perpustakaan lainnya, yakni menyediakan kebutuhan informasi bagi penggunanya. Sedikit pembeda dari perpustakaan khusus instansi pemerintah ini, yakni mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan materi perpustakaan informasi dalam rangka mendukung pencapaian misi instansi induknya. Perpustakaan khusus terbagi menjadi dua jenis, yakni perpustakaan khusus instansi pemerintah dan perpustakaan khusus swasta. Perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah perpustakaan yang wajib dimiliki oleh instansi atau lembaga pemerintah. Contoh dari perpustakaan ini adalah Perpustakaan Kementrian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, Perpustakaan Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Perpustakaan Badan Teknologi Nasional, dan lain sebagainya. Sedangkan, perpustakaan khusus swasta adalah perpustakaan yang berada di sebuah lembaga atau instansi swasta. Contoh dari perpustakaan ini adalah Perpustakaan Bank Indonesia, dan sebagainya.

4 Pelaksanaan perpustakaan khusus instansi pemerintah ini diatur dalam undang-undang khusus. Undang-undang yang mengatur pelaksanaan perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah Undang- Undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan khususnya pada pasal 7, yang menyatakan bahwa Pemerintah berkewajiban dalam menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat. Selain diatur dalam Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Bab 1 pasal 7, pelaksanaan perpustakaan khusus instansi pemerintah juga mengacu pada standar yang telah disusun oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI), yakni Standar Perpustakaan Khusus tahun 2002 dan Badan Standarisasi Nasional (BSN), yakni Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah SNI 7496:2009. Penerapan teknologi informasi juga diperlukan di perpustakaan khusus. Penerapan teknologi informasi tidak hanya berlaku untuk perpustakaan umum, atau sekolah saja tetapi penerapan teknologi informasi ini juga diperlukan untuk perpustakaan khusus. Hal ini sesuai dengan Standar Perpustakaan Khusus (2002, hlm. 13) yang menyatakan bahwa Koleksi perpustakaan juga mencakup dokumen/literature/bahan perpustakaan cetak, multimedia dan digital. Berdasarkan Standar Perpustakaan Khusus (2002, hlm. 13), perpustakaan khusus tidak hanya wajib mempunyai koleksi dalam bentuk tercetak saja, tetapi perpustakaan khusus juga harus mulai memperhatikan koleksi digitalnya. Dengan adanya koleksi digital diperkirakaan akan membantu pertukanan, penyebaran dan pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka. Koleksi digital adalah koleksi atau arsip dalam bentuk digital atau koleksi yang dikonferensikan ke dalam bentuk digital. Dengan adanya koleksi digital pengguna atau pemustaka tidak perlu khawatir lagi dalam memenuhi kebutuhan informasi.

5 Kebutuhan akan informasi ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat umum saja, tetapi dalam suatu lembaga atau organisasi pun tidak jarang merasakan salah kebutuhan ini. Salah satunya dirasakan oleh badan atau instansi pemerintahan. Menurut UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan khususnya pada pasal 1 ayat 7 menjelaskan bahwa perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah, atau organisasi lain. Terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan perpustakaan khusus instansi pemerintah, yakni sulitnya pemustaka mengakses perpustakaan. Masalah ini muncul karena pengguna atau pemustaka dari perpustakaan khusus instansi pemerintah ini sibuk dengan pekerjaan yang dimiliki sehingga sulit mengakses kebutuhan informasi secara langsung. Perpustakaan Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN) adalah salah satu perpustakaan khusus instansi pemerintah non Kementrian yang dibawah kordinasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Perpustakaan BATAN merupakan salah satu perpustakaan khusus instansi pemerintah yang peduli terhadap koleksi digital yang ada di perpustakaan guna memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pemustakanya. Berbagai macam koleksi digital yang dimiliki perpustakaan BATAN, diantaranya e-journal, e-prosiding, prosiding digital, artikel iptek nuklir, ensiklopedia nuklir, glosarium nuklir. Koleksi digital yang dimiliki oleh perpustakaan BATAN tersedia dialamat web http://digilib.batan.go.id/. Berikut adalah data statistik pemustaka yang mengakses web perpustakaan BATAN.

6 Grafik 1.1 Data Statistik Web Perpustakaan BATAN Tahun 2016 Keterangan : Pengguna Dengan ID Baru : Perngguna Umum : Halaman, gambar, file yang hanya dilihat : Halaman, gambar, file yang didownload : Perhitungan konsumsi transfer data telekomunikasi yang dihitung dalam satuan bit per detik Dilihat dari data statistik yang ada, dapat dilihat bahawa pada bulan Januari pemustaka yang terdaftar jauh lebih sedkit dari pada pemustaka yang tidak di perpustakaan BATAN. Selanjutnya, dapat dilihat halaman, gambar atau file yang di download lebih banyak dari pada halaman, gambar atau file yang dilihat. Dalam grafik diatas dapat melihat startistik pemustaka perpustakaan BATAN mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2016. Pada grafik diatas terlihat peningkatan dan penurunan pemustaka yang mengakses dan menggunakan koleksi digital yang disediakan oleh Perpustakaaan BATAN.

7 Tabel 1.2 Data Statistik Pemustaka Web Perpustakaan BATAN Tahun 2016 Bulan Pemustaka terdaftar Pemustaka umum Halaman, gambar, file yang hanya dilihat Halaman, gambar, file yang didownload Januari 1.278 1.881 19.644 79.968 Februari 1.721 2.351 18.203 102.296 Maret 1.872 2.527 18.169 121.615 April 1.984 2.548 26.645 123.042 Mei 1.890 2.750 21.973 113.830 Juni 1.575 2.125 40.417 102.847 Jumlah 10.320 14.182 145.051 643.598 Berdasarkan data yang diperoleh di tabel 1.1, dapat terlihat bahwa dibulan Januari terdapat 1.278 pemustaka terdaftar yang mengakses web http://digilib.batan.go.id/. Jumlah keseluruhan pemustaka yang mengakses alamat web ini sebanyak 10.320 pemustaka. Dapat dilihat dari statistik yang ada bahwa pemustaka yang menggunakan web http://digilib.batan.go.id/ tidak sedikit. Apabila dilihat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa tidak sedikit pemustaka yang mengkases koleksi digital yang dimiliki oleh Perpustakaan BATAN. Tetapi, dalam data ini tidak ada penggolongan jenis koleksi digital mana yang telah digunakan oleh pemustaka. Selain itu, dalam data statistik di atas peneliti tidak mengetahui kaitan antara koleksi digital yang sudah disediakan oleh Perpustakaan BATAN dengan pemenuhan kebutuhan informasi yang dirasakan oleh pemustaka. Melihat dari keraguan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berfokus untuk mengetahui hubungan koleksi digital terhadap kebutuhan informasi pemustaka di perpustakaan BATAN.

8 Penelitian yang dilakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ananda Putri S. (2013), perbedaannya terletak pada variabel 1 yang diteliti. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ananda Putri S. Variabel satu adalah pemanfaatan koleksi perpustakaan secara keseluruhan. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan variabel satu akan berfokus pada ketersediaan koleksi digital yang ada di Perpustakaan BATAN. Penelitian yang akan dilakukan juga berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Annisa Anandari (2010) dengan judul pemanfaatan koleksi digital: studi kasus di perpustakaan Emil Salim Kementerian Ligkungan Hidup. Perbedaan ini teletak pada metode penelitian yang digunakan oleh peneliti. Pada penelitian yang dilakukan oleh Annisa Anandari menggunakan metode studi kasus kualitatif. Sedangkan penelitan yang akan dilakukan akan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Oleh karena itu, judul yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Ketersediaan Koleksi Digital dengan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka: Studi Deskriptif Korelasional di Perpustakaan Badan Teknologi Nasional. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan dengan rumusan masalah umum dan rumusan masalah khusus. Rumusan masalah umum dalam penelitian ini adalah Bagaimana hubungan ketersediaan koleksi digital dengan pemenuhan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka di Perpustakaan BATAN? Sedangkan rumusan masalah khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Apakah terdapat hubungan antara koleksi digital dengan kebutuhan informasi mutakhir (current need approach)? b. Apakah terdapat hubungan antara koleksi digital dengan kebutuhan informasi rutin (everyday need approach)?

9 c. Apakah terdapat hubungan antara koleksi digital dengan kebutuhan informasi mendalam (exhausetive need approach)? d. Apakah terdapat hubungan antara koleksi digital dengan kebutuhan informasi sekilas (catching-up need approach)? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang digunakan terdapat tujuan penelitian umum dan tujuan penelitan khusus. Tujuan umum dari penelitian yang dilakukkan adalah untuk mengetahui hubungan ketersediaan koleksi digital dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka di Perpustakaan Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN). Tujuan khusus dalam penelitian yang dilakukan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui hubungan antara koleksi digital dengan kebutuhan informasi mutakhir (current need approach). b. Untuk mengetahui hubungan antara koleksi digital dengan kebutuhan informasi rutin (everyday need approach). c. Untuk mengetahui hubungan antara koleksi digital dengan kebutuhan informasi mendalam (exhausetive need approach). d. Untuk mengetahui hubungan antara koleksi digital dengan kebutuhan informasi sekilas (catching-up need approach). D. Manfaat Penelitian Dalam kegiatan penelitian ini mempunyai dua manfaat, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah diharapkan dapat menambah khazanah ilmu perpustakaan dan informasi, khususnya mengenai hubungan ketersediaan koleksi digital dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka di perpustakaan khusus. Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut: a. Bagi pustakawan, diharapkan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas koleksi digital yang telah ada di Perpustakaan BATAN.

10 b. Bagi pustakawan, diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan-kebijakan yang ada di Perpustakaan BATAN, terutama kebijakan dalam pengadaan koleksi digital bagi pemustaka. c. Bagi pustakawan, diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi terhadap kebijakan-kebijakan yang ada di Perpustakaan BATAN, terutama kebijakan dalam pengadaan koleksi digital bagi pemustaka. E. Struktur Organisasi Skripsi Sistematika penulisan skripsi ini mengacau pada pedoman penulisan karya ilmiah akademik UPI tahun 2015, yang terdiri dari: BAB I: PENDAHULUAN Pada bab ini terdapat beberapa unsur antara lain, latar belakang, rumusan masalah, identifikasi masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. Pertanyaan-pertanyaan yang tercantum pada rumusan masalah berkaitan dengan pembahasan BAB IV. BAB II: KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRA, ASUMSI, DAN HIPOTESIS Berisi kajian pemustaka, kerangka pemikira, asumsi dan hipotesis penelitian. Kajian Pustaka berisi teori-teori pendukung yang disusun sesuai dengan variabel yang akan diteliti. Apabila dikaitkan dengan BAB IV, bab ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan teori dalam proses penelitian yang dilakukan. BAB III: METODE PENELITIAN Berisi lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, hasil uji coba instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Keterkaitannya dengan bab lain adalah menjelaskan metode yang digunakan dalam mengelola dan menganalisi data penelitia yang berkaitan dengan BAB IV. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

11 Berisi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang berupa pemaparan data dan pembahasan data yang ditemukan. Apabila dikaitkan dengan BAB I, bab ini merupakan jawaban dari rumusan masalah. BAB V: SIMPULAN DAN SARAN Berisi simpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi hasil analisis temuan penelitian. Apabila dikaitkan dengan BAB I, bab ini merupakan kesimpulan dari rumusan masalah.