PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

PERANCANGAN SISTEM KONTROL LAMPU LALU LINTAS OTOMATIS BERBASIS LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA

REKOMENDASI PEMILIHAN LAPTOP MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY TSUKAMOTO

REKOMENDASI PEMILIHAN LAPTOP MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY TSUKAMOTO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S-1, S-2, atau S-3) maupun nongelar (D-

Aplikasi Graf Fuzzy dan Aljabar Max-Plus untuk Pengaturan. Lampu Lalu Lintas di Simpang Empat Beran Kabupaten Sleman

OPTIMISASI DELAY LAMPU HIJAU LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN DENGAN LOGIKA FUZZY METODE MAMDANI

Simulasi Pengaturan Lalu Lintas Menggunakan Logika Fuzzy

BAB IV PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

Fuzzy Inference System untuk Mengurangi Kemacetan di Perempatan Jalan

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu

Aplikasi Fuzzy Logic Controller pada Sistem Lalu Lintas di Jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang ada. Hal tersebut merupakan persoalan utama di banyak kota.

Model Evaluasi Performa Mahasiswa Tahun Pertama Melalui Pendekatan Fuzzy Inference System dengan Metode Tsukamoto

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

PENENTUAN KUALITAS CABE MERAH VARIETAS HOT BEAUTY DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM TSUKAMOTO

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN. Traffic Light adalah suatu lampu indikator pemberi sinyal yang di tempatkan di

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

KENDALI LOGIKA FUZZY PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN URGENCY DAN STOP DEGREE

BAB I PENDAHULUAN. Pengaturan lampu lalu lintas di Indonesia masih bersifat kaku dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melakukan pengaturan lalu lintas pada persimpangan jalan

PENGEMBANGAN SISTEM TRAFFIC LIGHTS BERDASARKAN KEPADATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN PLC

ANALISIS OPTIMASI TRAFFIC LIGHT DENGAN TEORI FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN ALTERNATIF APLIKASI MATLAB (STUDI KASUS SIMPANG EMPAT LHOKSEUMAWE)

BAB III LANDASAN TEORI

Versi Online tersedia di : JURNAL TECH-E (Online)

Aplikasi Fuzzy Logic Controller pada Pengontrolan Lampu Lalu Lintas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Metode Fuzzy Inference System untuk Penilaian Kinerja Pegawai Perpustakaan dan Pustakawan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Menurut Khisma (2016: 9) kemacetan kendaraan bermotor

BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

Proses Defuzzifikasi pada Metode Mamdani dalam Memprediksi Jumlah Produksi Menggunakan Metode Mean Of Maximum

PENGATURAN LAMPU LALULINTAS BERBASIS FUZZY LOGIC

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

BAB I PENDAHULUAN. instansi swasta, pemerintahan, pendidikkan, dan perbelanjaan yang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Siska Ernida Wati, Djakaria Sebayang, Rachmad Sitepu

FUZZY INFERENCE SYSTEM DENGAN METODE TSUKAMOTO SEBAGAI PEMBERI SARAN PEMILIHAN KONSENTRASI (STUDI KASUS: JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UII)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

Perencanaan Sistem Kontrol Pembersih Kaca Mobil dengan Fuzzy Kontrol Metode Mamdani

Prosiding Matematika ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS

Perekrutan Karyawan Tetap Dengan Fuzzy Inference System Metode Mamdani

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

DENIA FADILA RUSMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Tahap Sistem Pakar Berbasis Fuzzy

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh pula pada pembuatan alat-alat canggih, yaitu alat yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan tranportasi darat saat ini khususnya di jalan raya, dirasakan

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

APLIKASI PENGATURAN TRAFFIC LIGHT DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO BERDASARKAN TINGKAT KEPADATAN KENDARAAN

4-5-FUZZY INFERENCE SYSTEMS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Fuzzy Mamdani Untuk Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Telepon Seluler

PENGESAHAN PEMBIMBING...

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

Optimalisasi Lampu Lalu Lintas dengan Fuzzy Logic

Penggunaan Mamdani Fuzzy Expert System untuk Mengevaluasi Kinerja Dosen

Optimasi Pencarian Jalur Lalu Lintas Antar Kota di Jawa Timur dengan Algoritma Hybrid Fuzzy-Floyd Warshall

JMP : Volume 4 Nomor 2, Desember 2012, hal

Implementasi Metode Logika Fuzzy dalam Pembangunan Sistem Optimalisasi Lampu Lalu Lintas

Penilaian Hasil Belajar Matematika pada Kurikulum 2013 dengan Menggunakan Logika Fuzzy Metode Mamdani

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

ANALISIS PERBANDINGAN HARGA MOBIL BEKAS MENGGUNAKAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI DAN TSUKAMOTO

IMPLEMENTASI METODE LOGIKA FUZZY DALAM PEMBANGUNAN SISTEM OPTIMALISASI LAMPU LALU LINTAS TUGAS AKHIR

Penentuan Tingkat Pelayanan Ruas Jalan Di Kabupaten Sleman Dengan Fuzzy Logic

BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI METODE FUZZY MAMDANI DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS

STUDY TENTANG APLIKASI FUZZY LOGIC MAMDANI DALAM PENENTUAN PRESTASI BELAJAR SISWA (STUDY KASUS: SMP PEMBANGUNAN NASIONAL PAGAR MERBAU)


Sistem Inferensi Fuzzy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :

Saintia Matematika ISSN: Vol. 2, No. 2 (2014), pp

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO Kartika Dewayani, Titin Sri Martini, dan Mania Roswitha Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak. Kemacetan lalu lintas adalah salah satu permasalahan yang belum terselesaikan di Indonesia. Pengaturan lalu lintas di Indonesia masih menggunakan sistem otomatis. Salah satu solusinya adalah pengembangan sistem pengaturan lalu lintas. Fuzzy logic traffic light control (FLTLC) mampu bekerja sesuai kondisi lalu lintas yang diaturnya. Pada penelitian ini digunakan FLTLC dengan sistem inferensi fuzzy Tsukamoto. Pada sistem ini input crisp diubah menjadi input fuzzy kemudian dievaluasi dengan aturan-aturan fuzzy yang akhirnya dihasilkan output berdasarkan α predikat. Selanjutnya dilakukan defuzzifikasi dengan metode rata-rata terbobot untuk mendapatkan solusi crisp sebagai dasar penentuan durasi lampu hijau pada lampu lalu lintas. Kemudian output dari FLTLC dibandingkan dengan sistem pengaturan lalu lintas otomatis. Kata Kunci : lalu lintas, fuzzy logic, sistem inferensi fuzzy Tsukamoto, FLTLC 1. Pendahuluan Kemacetan lalu lintas di Indonesia adalah salah satu permasalahan yang sampai saat ini belum terselesaikan. Banyak solusi yang telah dilakukan, seperti pembuatan jalan tol, pembuatan jalan layang, pembuatan underpass, peraturan pembatasan kendaraan yang lewat, pengadaan angkutan massal, serta pengembangan sistem pengaturan lalu lintas. Lampu lalu lintas adalah faktor penting dalam pengaturan transportasi jalan raya (Irawanto dan Kurniawan [2]). Pengaturan lampu lalu lintas harus sesuai dengan kondisi persimpangan jalan, sehingga lalu lintas menjadi lancar. Kemajuan teknologi dalam bidang transportasi semakin pesat. Pada tahun 2011, Kareem dan Jantan [3] mengembangkan konfigurasi lampu lalu lintas dalam sistem intelligent traffic light menggunakan adaptive associative memory. Sistem ini memperhatikan kondisi kepadatan lalu lintas untuk menentukan durasi lampu lalu lintas. Namun, sebagian besar lampu lalu lintas di Indonesia masih menggunakan sistem pengaturan otomatis. Sistem pengaturan otomatis adalah sistem pengaturan dengan waktu tunggu tertentu yang sudah ditetapkan. Sistem ini tidak dapat bertahan dengan baik pada kondisi overload, yaitu situasi dengan jumlah kendaraan yang melebihi kondisi pada umumnya atau pada kondisi sebaliknya, yaitu jalur dengan waktu tunggu commit to user atau durasi lampu merah lama akan tetapi antrian kendaraan sedikit. Hal ini mengurangi efektifitas durasi lampu lalu lintas dan dapat mengganggu aktivitas 1

pengendara karena kehilangan waktu untuk menunggu. Oleh karena itu, sistem dengan teknologi yang baru perlu dikembangkan untuk mengatasi masalahmasalah tersebut. Sistem dengan teknologi baru yang dapat digunakan adalah penggunaan fuzzy logic traffic light control (FLTLC) yang diteliti sebagai sistem pengaturan lalu lintas yang baru. Pengambilan keputusan FLTLC didasarkan pada kondisi lalu lintas yang ada. Pada tahun 2011, Mehan [4] memperkenalkan pengaturan lampu lalu lintas dengan fuzzy logic signal controller (FLSC). FLSC digunakan untuk mengatur lalu lintas di empat persimpangan jalan. Pada tahun 2013, Mehta et al. [5] mengembangkan sistem pengaturan berbasis logika fuzzy dengan metode sistem inferensi fuzzy Mamdani yang sangat fleksibel untuk pengaturan lalu lintas. Metode Mamdani menggunakan fungsi min untuk mencari nilai keanggotaan fuzzy minimum antar himpunan fuzzy pada setiap aturan (α predikat), kemudian digunakan fungsi max untuk melakukan komposisi antar semua aturan. Pada penelitian ini, FLTLC dengan fuzzy inference system (FIS) Tsukamoto diterapkan di perempatan Mandan Kabupaten Sukoharjo. FIS Tsukamoto digunakan karena sesuai dengan fungsi keanggotaan fuzzy yang monoton. Kondisi lalu lintas di perempatan Mandan direpresentasikan pada Gambar 1. U P P P P Keterangan : P = lampu lalu lintas Gambar 1. Kondisi lalu lintas di perempatan Mandan Pengaturan lampu lalu lintas di perempatan Mandan saat ini menggunakan sistem pengaturan otomatis. Lampu hijau menyala di dua jalur berpelurus. Jika jalur lalu lintas dari arah utara dan selatan bergerak atau berjalan, maka jalur lalu lintas dari arah barat dan timur berhenti. Pada penelitian ini, diasumsikan setiap arah dari utara, selatan, barat, commit dan timur to user sebagai sisi yang berbeda. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 43 tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan Bab VIII Pasal 59, jika kendaraan belok kiri, 2 2016

maka diizinkan jalan terus tanpa memperhatikan lampu lalu lintas. Selanjutnya dilakukan pengamatan kepadatan kendaraan yang melalui perempatan tersebut. Karena terdapat banyak jenis kendaraan, perlu digunakan proporsi sebagai standarisasi untuk semua kendaraan. Berdasarkan standar konstruksi dari Direktorat Jenderal Bina Marga [1], satu mobil diasumsikan satu kendaraan. Untuk kendaraan yang lain, luas kendaraan tersebut diukur dan kemudian dibandingkan dengan standar satu mobil. Hasil pengamatan dijadikan acuan dalam proses perhitungan. 2. Metode Penelitian Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, berupa banyaknya kendaraan dan durasi lampu hijau setiap jalur di perempatan Mandan Kabupaten Sukoharjo. Pengamatan dilakukan tanggal 18-22 April 2016, pada pagi hari pukul 06.30-07.30 WIB, siang hari pukul 11.00-12.00 WIB, dan sore hari pukul 16.00-17.00 WIB. Selanjutnya, ditentukan variabel-variabel input, yaitu banyaknya kendaraan jalur yang diatur dan banyaknya kendaraan jalur selanjutnya, serta variabel output, yaitu durasi lampu hijau jalur yang diatur. Variabel input menggunakan satuan kendaraan. Setelah menentukan variabel-variabel yang digunakan, dibentuk himpunan fuzzy sehingga setiap variabel memiliki fungsi keanggotaan. Nilai keanggotaan fuzzy dari setiap variabel digunakan untuk membuat inferensi atas aturan-aturan fuzzy dengan operator AND. Sistem inferensi yang digunakan adalah metode Tsukamoto. Melalui proses inferensi didapat nilai α predikat dari setiap aturan-aturan yang selanjutnya akan digunakan untuk proses defuzzifikasi. Metode rata-rata terbobot dipilih untuk defuzzifikasi sehingga didapat suatu nilai sebagai output untuk durasi lampu hijau. Rata-rata terbobot adalah rata-rata yang dihitung dengan memperhitungkan bobot untuk setiap datanya. Kemudian output dari FLTLC dibandingkan dengan sistem pengaturan lalu lintas otomatis. 3. Logika Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. commit Dasarto logika user fuzzy adalah himpunan fuzzy. Menurut Zimmerman [6], jika X adalah kumpulan objek yang dinotasikan dengan x, maka himpunan fuzzy à dalam X adalah himpunan pasangan berurutan 3 2016

à = {(x, µã(x)) x X} dengan µã merupakan fungsi keanggotaan dari x, yaitu suatu nilai yang menunjukkan sebarapa besar tingkat keanggotaan suatu elemen (x) dalam suatu himpunan Ã. Pada penelitian ini dibentuk variabel input banyaknya kendaraan jalur yang diatur dan banyaknya kendaraan jalur selanjutnya serta variabel output durasi lampu hijau. Setiap variabel mempunyai himpunan fuzzy. Misalnya, variabel input banyaknya kendaraan jalur yang diatur mempunyai himpunan fuzzy : padat, normal, dan tidak padat. 4. Perancangan FLTLC Proses pengamatan dilakukan pada 4 jalur seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Masing-masing jalur memiliki kepadatan lalu lintas yang berbedabeda. Hal ini mengakibatkan derajat keanggotan untuk variabel input bisa berbeda. Oleh karena itu akan dibagi menjadi 4 kondisi. Kondisi 1 yaitu ketika jalur yang diatur adalah jalur I. Kondisi 2 yaitu ketika jalur yang diatur adalah jalur II. Kondisi 3 yaitu ketika jalur yang diatur adalah jalur III. Kondisi 4 yaitu ketika jalur yang diatur adalah jalur IV. Sebagai contoh, akan ditentukan durasi lampu hijau pada kondisi 1. Diasumsikan jika jalur yang diatur adalah jalur I maka jalur selanjutnya adalah jalur II. Variabel fuzzy dan himpunan fuzzy pada kondisi 1 ditunjukkan Tabel 1. Tabel 1. Variabel input dan output beserta range himpunan fuzzy kondisi 1 Fungsi Variabel Himpunan Fuzzy Range Input Banyaknya kendaraan Tidak Padat (TP) [0,12] jalur yang diatur Normal (N) [6,18] (BKD) Padat (P) [12,24] Input Banyaknya kendaraan Tidak Padat (TP) [0,4] jalur selanjutnya (BKS) Padat (P) [2,6] Output Durasi lampu Cepat (C) [0,15] hijau (DL) Lama (L) [5,20] Fungsi keanggotaan setiap input dan output dari Tabel 1 menggunakan commit to user representasi kurva linear naik, kurva segitiga, dan kurva linear turun. Fungsi keanggotaan untuk variabel input banyaknya kendaraan jalur yang diatur, yaitu 4 2016

µ T P (x) = µ N (x) = µ P (x) = 0, x 12; 12 x, 6 6 x 12; 1, x 6; 0, x 18 atau x 6; x 6 6 6 x 12; 18 x, 6 12 x 18; 0, x 12; x 12, 6 12 x 18; 1, x 18. (4.1) Fungsi keanggotaan untuk variabel input banyaknya kendaraan jalur selanjutnya, yaitu µ T P (y) = µ P (y) = 0, y 4; 4 y 2 2 y 4; 1, y 2; 0, y 2; y 2 2 2 y 4; 1, y 4. Fungsi keanggotaan untuk variabel output durasi lampu hijau, yaitu 0, z 15; µ C (z) = 15 z, 5 z 15; 5 1, z 5; 0, z 5; µ L (z) = z 5 10, 5 z 15; 1, z 15. (4.2) (4.3) Langkah selanjutnya adalah penentuan aturan-aturan yang digunakan pada kondisi 1. Banyaknya aturan dapat ditentukan dengan mengalikan banyaknya masing-masing himpunan fuzzy untuk tiap variabel yaitu a b c, dengan a merupakan banyaknya himpunan fuzzy dari variabel BKD, b merupakan banyaknya himpunan fuzzy dari variabel BKScommit dan c merupakan to user banyaknya himpunan fuzzy dari variabel DL. Diperoleh 3x2x2=12 aturan yang dapat dibentuk. Berikut ditampilkan empat aturan untuk kondisi 1. 5 2016

Aturan 1 : Jika BKD tidak padat dan BKS tidak padat maka DL cepat. Aturan 2 : Jika BKD tidak padat dan BKS tidak padat maka DL lama. Aturan 3 : Jika BKD tidak padat dan BKS padat maka DL cepat. Aturan 4 : Jika BKD tidak padat dan BKS padat maka DL lama. Setiap aturan dievaluasi menggunakan FIS Tsukamoto, sehingga diperoleh α predikat dari setiap aturan-aturan. Sebagai contoh, akan ditentukan α predikat dan output fuzzy (z) untuk aturan 1. Jika BKD tidak padat yaitu 2 kendaraan dan BKS tidak padat yaitu 3 kendaraan maka DL cepat. Karena BKD= 2, digunakan persamaan (4.1) sehingga diperoleh µ T P (2) = 1. Karena BKS= 3, digunakan persamaan (4.2) sehingga diperoleh µ T P (3) = 0.5. Oleh karena itu, α 1 = min(µ T P (2), µ T P (3)) = 0.5. Karena durasi lampu cepat, digunakan persamaan (4.3) sehingga diperoleh z 1. 15 z 1 10 = 0.5 z 1 = 10. Aturan 1 hingga aturan 4 adalah aturan yang signifikan. Oleh karena itu, dengan cara yang sama, untuk aturan 2, 3, dan 4 diperoleh α 2 = 0.5, α 3 = 0.5, dan α 4 = 0.5 serta z 2 = 10, z 3 = 10, dan z 4 = 10. Setelah diperoleh α k dan z k, tahap selanjutnya adalah defuzzifikasi menggunakan metode rata-rata terbobot. 12 k=1 Z = α kz k 12 k=1 α k = (α 1z 1 ) + (α 2 z 2 ) + (α 3 z 3 ) + (α 4 z 4 ) α 1 + α 2 + α 3 + α 4 (0.5 10) + (0.5 10) + (0.5 10) + (0.5 10) = 0.5 + 0.5 + 0.5 + 0.5 = 10. Jadi durasi lampu hijau jalur I adalah 10 detik. 5. Perbandingan Sistem Pengaturan Otomatis dengan FLTLC Sistem pengaturan yang digunakan commit pada to user perempatan Mandan Kabupaten Sukoharjo adalah sistem pengaturan otomatis. Durasi dari lampu hijaunya yaitu 20 detik, sedangkan durasi untuk lampu merahnya yaitu 25 detik. Kemudian 6 2016

sistem pengaturan ini akan dibandingkan dengan output dari FLTLC. Selanjutnya akan ditulis input untuk FLTLC pada Tabel 2. Tabel 2. Input untuk FLTLC dalam satuan kendaraan Jalur I Jalur II Jalur III Jalur IV Hijau Merah Hijau Merah Hijau Merah Hijau Merah 23.63 - - 2 - - - - - - 3 - - 0 - - - - - - 1 - - 2.5-0.5 - - - - 2.75-3.74 - - 2 - - - - - - 2.25 - - 0.75 - - - - - - 1.25 - - 0-0.75 - - - - 1.75-4.29 - - 0.75 - - - - - - 1 - - 0.75 - - Tabel 2 baris pertama menunjukkan bahwa lalu lintas jalur I mendapat giliran lampu hijau dan jalur II mendapat giliran lampu merah. Tabel 3. Output dari FLTLC dalam satuan detik Jalur I Jalur II Jalur III Jalur IV 10 - - - - 10 - - - - 7, 5 - - - - 10 10 - - - - 10 - - - - 7, 5 - - - - 10 10 - - - - 10 - commit to user - Banyaknya kendaraan jalur I adalah 23, 63 kendaraan dan banyaknya kendaraan jalur II adalah 2 kendaraan. Selanjutnya diperoleh durasi lampu hijau dengan cara yang sama pada Bagian 4. Durasi lampu hijau untuk masing-masing jalur dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 baris pertama menunjukkan bahwa jalur I mendapat giliran lampu hijau dengan durasi lampu hijau adalah 10 detik. Melalui hasil penjumlahan 7 2016

durasi lampu hijau pada Tabel 3, didapat hasil 95 detik sedangkan sistem kontrol otomatis memerlukan waktu 10 20 detik = 200 detik. 6. Kesimpulan FLTLC memberikan durasi lampu hijau yang lebih sedikit daripada sistem pengaturan lalu lintas otomatis. Dapat dikatakan bahwa FLTLC lebih efisien daripada sistem pengaturan lalu lintas otomatis. FLTLC mampu bekerja sesuai dengan kondisi lalu lintas. Oleh karena itu FLTLC dapat menjadi solusi baru untuk pengaturan lalu lintas. Pustaka [1] Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum. Standar Geometri dan Jalan Perkotaan, RSNI T-14-2004. [2] Irawanto, B., dan D. Kurniawan, Penerapan Sistem Inferensi Metode Min-Max dalam Logika Fuzzy untuk Pengaturan Traffic Light, Jurnal Sains dan Matematika Vol. 18 (2010), 27-36. [3] Kareem, E. I. A., and A. Jantan, An Intelligent Traffic Light Monitor System using an Adaptive Associative Memory, International Journal of Information Processing and Management Vol. 2 (2011), 23-39. [4] Mehan, S., Introduction of Traffic Light Controller with Fuzzy Control System, International Journal of Electronics and Communication Technology Vol. 2 (2011), 119-122. [5] Mehta, S., K. Soundararajan, U. Eranna, and Bharathi, S.H., Intelligent System for Automated Traffic Signal Control Using Fuzzy Mamdani Model, International Journal of Emerging Trends and Technology in Computer Sciece Vol. 2 (2013), 126-129. [6] Zimmermann, R., Fuzzy Sets Theory and Its Aplication, 2 nd ed, Kluwer Academic Publisher, Massachusetts, 1991. commit to user 8 2016