Break Even Point Estimation Using Fuzzy Cluster(FCM)

dokumen-dokumen yang mirip
Break Even Point Estimation Using Fuzzy Cluster(FCM)

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN

MENENTUKAN NILAI AKHIR KULIAH DENGAN FUZZY C-MEANS

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS

CLUSTERING LULUSAN MAHASISWA MATEMATIKA FMIPA UNTAN PONTIANAK MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS

Data Mining dengan Algoritma Fuzzy C-Means Clustering Dalam Kasus Penjualan di PT Sepatu Bata

ANALISIS KINERJA ALGORITMA CLUSTERING FUZZY TSUKAMOTO DENGAN FUZZY C-MEANS

Pemilihan Minat Topik Tugas Akhir Menggunakan Metode Fuzzy C-Means

KLASIFIKASI USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) SEKTOR INDUSTRI DENGAN METODE FUZZY C-MEANS CLUSTERING WILAYAH KOTA CILEGON

KLUSTERING BERBASIS PROTOTIPE DENGAN METODE FUZZY C-MEANS

Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop)

Melihat Pengaruh Cuaca Terhadap Penyakit Demam Berdarah Di Banjarbaru menggunakan Fuzzy C-Means

IMPLEMENTASI PENGENALAN POLA UNTUK MENGEVALUASI HASIL PEMBELAJARAN DENGAN METODE FUZZY C-MEANS

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Vol. 1 No. 2 Desember 2015, Samarinda, Indonesia ISBN :

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

DATA MINING CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK PENGELOMPOKAN JADWAL KEBERANGKATAN DI TRAVEL PT. XYZ TASIKMALAYA

PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010

BAB V PENUTUP. Menggunakan Metode Fuzzy C-Means Clustering, dapat diambil kesimpulan

Jurnal Pseudocode, Volume V Nomor 1, Februari 2018, ISSN

PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA

CLUSTERING KINERJA AKADEMIS MAHASISWA MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini.

PENERAPAN FUZZY C-MEANS DALAM PEMILIHAN PEMINATAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

Ahmad Mauliyadi M, Hizir Sofyan, dan Muhammad Subianto. Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala

Penerapan Algoritma Fuzzy Clustering Untuk Penentuan Jurusan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK Negeri 1 Rambah )

BAB III PERANCANGAN SISTEM. pengetahuannya melalui buku-buku yang ada. Pihak perpustakaan harus. sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang disediakan.

IMPLEMENTASI FUZZY C-MEANS UNTUK CLUSTERING DATA PENDUDUK MISKIN DENGAN PENYAJIAN REALTIME BERBASIS WEB MOBILE

CLUSTERING GENDER BERDASARKAN NILAI MAKSIMUM MINIMUN AMPLITUDO SUARA BERBASIS FUZZY C-MEANS (FCM)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGKLASIFIKASIAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO YANG MENGIKUTI MATA KULIAH RANGKAIAN LISTRIK DENGAN METODE FUZZY CLUSTERING. M.

PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER)

ABSTRACT. Key Words : analysis cost-volume-profit, break even point, profit target, operating leverage

Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA)

PENGKLASTERAN LAHAN SAWAH DI INDONESIA SEBAGAI EVALUASI KETERSEDIAAN PRODUKSI PANGAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS

Penerapan Fuzzy C-Means untuk Deteksi Dini Kemampuan Penalaran Matematis

BAB 2 PENELITIAN TERKAIT DAN LANDASAN TEORI

PENGKLASIFIKASIAN LULUSAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO BERDASARKAN NILAI IPK DENGAN METODE FUZZY CLUSTERING. M. Rodhi Faiz

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM)

Enigma Journal of Infotmatic (ENJOI 2016) ISSN :

Analisis Sebaran Puskesmas Untuk Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dengan Metode Fuzzy C-Means

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI ALGORITMA FUZZY C-MEANS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKKAN LULUSAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan situasi perekonomian yang dinamis membuat persaingan antar usaha

KLASIFIKASI SISWA KELAS UNGGULAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMODELAN PENGELOMPOKKAN PRESTASI DOSEN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS

ABSTRAK. Kata-kata kunci: harga jual, harga pokok produk, job order costing method, full costing, variable costing. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha semakin pesat. Pesatnya perkembangan

PENENTUAN TINGKAT KEMISKINAN DENGAN METODE FUZZY C- MEANS DI KABUPATEN BONE BOLANGO

Aziz Ahmadi dan Sri Hartati, Penerapan Fuzzy C-Means dalam Sistem Pendukung Keputusan...

Prosiding Matematika ISSN:

Penentuan Lokasi Fasilitas Gudang Menggunakan Fuzzy C Means ( FCM )

ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) UNTUK PENENTUAN NILAI CENTER RADIAL BASIS FUNCTION (RBF) PADA KLASIFIKASI DATA PENYAKIT KARIES GIGI

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN VARIETAS KELAPA SAWIT DENGAN METODE FUZZY C-MEANS

PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMAAN BEASISWA PADA SDN PANDANWANGI 02 MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS CLUSTERING

Penerapan Fuzzy C-Means (FCM) Dalam Masalah Penentuan Lokasi Fasilitas

SIMULASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE KLUSTERING ALGORITMA FUZZY c-means

IMPLEMENTASI FUZZY C-MEANS DALAM MENGANALISA KEMISKINAN DESA

IMPLEMENTASI FUZZY C-MEANS UNTUK CLUSTERING PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS : KECAMATAN BANTUL) Abstrak

Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System

APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

Perbandingan K-Means dan Fuzzy C-Means untuk Pengelompokan Data User Knowledge Modeling

Perbandingan Metode Single Linkage dan Fuzzy C Means Untuk Pengelompokkan Trafik Internet

FUZZY C-MEANS UNTUK CLUSTERING DATA (STUDI KASUS : DATA PERFORMANCE MENGAJAR DOSEN)

BAB II LANDASAN TEORI

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani dalam Perencanaan Produksi Roti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Graphical User Interface untuk Pengendalian Suhu pada Stirred Tank Heater Berbasis Microsoft Visual Basic 6.0

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik

Sistem Pemilihan Perumahan dengan Metode Kombinasi Fuzzy C-Means Clustering dan Simple Additive Weighting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. studi yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu bisa dilihat

PERENCANAAN LABA MENGGUNAKAN ANALISIS BIAYA- VOLUME-LABA PADA UKM SLAMET SEMARANG TAHUN 2014

ANALISIS KOMPARASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN WEIGHTED PRODUCT DALAM PENENTUAN PENERIMA BEASISWA

ANALISIS KELOMPOK DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS DAN GUSTAFSON KESSEL CLUSTERING PADA INDEKS LQ45

Analisis Sistem Estimasi Produksi Menggunakan Metode Fuzzy Berbasis Web

Klasifikasi Risiko Bahaya Kehamilan dengan Metode Fuzzy C-Means

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian negara kita dewasa ini semakin pesat. Proses

(M.6) FUZZY C-MEANS CLUSTERING DENGAN ANALISIS ROBUST

PENGELOMPOKKAN ANGKA PARTISIPASI PENDIDIKAN WAJIB BELAJAR SE-INDONESIA MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Identifikasi Kematangan Mentimun Berdasarkan Tekstur Kulit Buah dengan Fuzzy C-Mean

PENERAPAN INFERENSI FUZZY UNTUK KENDALI SUHU RUANGAN PADA PENDINGIN RUANGAN (AC)

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ANFIS

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

Sequential Search (Linear Search)

Pemanfaatan Algoritma FCM Dalam Pengelompokan Kinerja Akademik Mahasiswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Pada penelitian Rismawan dan Kusumadewi (2008) mengelompokkan

ANALISIS BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN LABA CV. ARTHA SARI JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan Penelitian

Transkripsi:

Break Even Point Estimation Using Fuzzy Cluster(FCM) Stefant Cristian, Kartina Diah Kusuma W, S.T., Dadang Syarif SS, S.Si, M.Sc. Politeknik Caltex Riau Jl. Umban Sari No. 1, Phone: 0761-53939, Fax: 0761-554224 e-mail: pcr@pcr.ac.id Abstrak Break even point (BEP) merupakan suatu istilah dalam akuntansi yang menggambarkan jumlah pendapatan sebanding dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Nilai BEP menunjukkan banyak jumlah penjualan yang harus dipertahankan oleh perusahaan untuk menutupi biaya tetap yang telah dikeluarkan. Semakin rendah harga jual maka semakin tinggi BEP, semakin tinggi harga jual maka semakin rendah BEP. Aplikasi estimasi BEP menggunakan Fuzzy C-Means, salah satu jenis dari fuzzy cluster, menerima input berupa biaya variabel, biaya tetap, dan banyak produksi untuk kemudian diolah dengan mencari pasangan harga jual dan break even point yang sesuai. Output dari aplikasi adalah berbagai nilai BEP beserta harga jual yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu BEP untuk harga jual rendah, sedang dan tinggi. Sehingga pengusaha dapat dengan mudah menentukan harga jual, menargetkan jumlah minimum penjualan produk dan menyusun strategi penjualan. Kata kunci: break even point(bep), fuzzy cluster, Fuzzy C-Means, harga jual. Abstract Break even point (BEP) is an accounting term that describes the total revenue equals to total costs. BEP values shows amount of sales that must be maintained to cover the fixed cost. The lower the price, the higher the BEP. The higher the price, the lower the BEP. BEP Estimation Application used Fuzzy C-means, one of the fuzzy cluster algorithm, takes variable cost, fixed cost, and total unit production as input then processed to find the suitable price and the break even point. The ouput are various kinds of price with it s BEP that be devided into three groups: low, middle, and high selling price. Using this application the businessman can easily determine the selling price for their product, sets the target of the minimum number of sales of product that should be maintained, and arranging the sale strategies. Keywords: break even point(bep), fuzzy cluster, fuzzy c-means, selling price. 1. Introduction Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah memperoleh keuntungan dari produk yang dihasilkan. Untuk memperoleh keuntungan dari penjualan produk yang dihasilkan, perlu diketahui titik impas atau break even point (BEP). BEP merupakan banyak produk yang harus terjual untuk menutupi total pengeluaran oleh perusahaan dalam menghasilkan produk. BEP dipengaruhi oleh biaya tetap, biaya variabel dan harga jual. Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan secara rutin, tidak tergantung pada jumlah produk yang diproduksi. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memproduksi produk. Harga jual adalah harga yang ditentukan oleh perusahaan untuk menjual hasil produksi. Penentuan harga jual untuk unit produksi tidak mudah, karena tidak ada kepastian akan memperoleh keuntungan apabila harga jual ditetapkan secara sembarangan. Apabila harga jual lebih rendah dibandingkan dengan biaya produksi maka perusahaaan akan mengalami kerugian, menurut hukum permintaan, apabila harga jual meningkat, maka permintaan akan menurun, apabila harga jual menurun maka permintaan akan meningkat. Harga jual dapat ditentukan berdasarkan BEP yang diperoleh. Pada umumnya nilai BEP dicari dengan menentukan harga jual terlebih dahulu, dan proses pengestimasian dilakukan dengan memperkirakan harga jual, biaya variabel, 25

biaya tetap atau banyak unit yang terjual dibawah atau diatas biaya yang pada umumnya dikeluarkan oleh industri, seperti yang dilakukan oleh Alan Miller dan Cole Ehmke. Penghitungan dengan memperkirakan biaya-biaya dan mencari nilai BEP secara manual tidak efektif, karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghitung nilai BEP dari setiap jenis biaya yang diperkirakan. Penentuan Break even point menggunakan algoritma genetika yang dilakukan oleh Dini Nurmasari dan Herry Ribut Yuliantoro, menghasilkan output berupa biaya tetap, biaya variabel dan harga jual berdasarkan nilai BEP yang diinputkan, hal ini kurang efisien karena untuk memperoleh BEP yang sesuai dengan yang diinputkan, pengusaha harus menyesuaikan biaya tetap, biaya variabel dan harga jual sama dengan output. Oleh karena itu, dibangun sebuah aplikasi estimasi BEP menggunakan fuzzy cluster untuk mempermudah proses estimasi BEP. 2. Research Method Aplikasi estimasi break even point menerima input berupa biaya tetap, biaya variabel, banyak produksi, dan banyak variasi harga jual. Harga jual akan dihitung berdasarkan BEP yang ditentukan secara random oleh aplikasi dengan jarak 1 sampai banyak produksi yang diinputkan. Banyak variasi harga jual yang akan dicluster ditentukan oleh pengguna. Berikut merupakan perancangan aplikasi estimasi Break Even Point yang telah dibangun Mulai Biaya Tetap (FC) Barang Produksi (Bp) Biaya Variabel per unit (Bv) Break Even Point (BEP) Harga Jual per unit (Hj) Banyak Variasi Harga Jual(V) Looping = 1 Input FC, Bv, Bp, V Looping < V ya Generate nilai BEP Hj = (Bv * BEP + FC) / BEP tidak Simpan nilai Hj dan BEP Fuzzy C-means BEP dan Hj tiap cluster Selesai Gambar 2.1 Flowchart Main Program 2.1 Break Even Point 26

BEP adalah titik dimana perusahaan belum memperoleh keuntungan tetapi juga tidak dalam kondisi rugi, maka BEP dapat diformulasikan secara sederhana sebagai berikut : Hj BEP unit Bv BEP unit FC = 0 2.2 Fuzzy C-Means Metode fuzzy c-means pertama kali dikenalkan oleh Jim Bezdek pada tahun 1981 (Kusumadewi, 2004). Fuzzy c-means adalah salah satu teknik pengklusteran data yang mana keberadaan tiap titik data dalam suatu cluster ditentukan oleh derajat keanggotaan. Kelebihan algoritma fuzzy c-means adalah jumlah cluster dapat ditentukan sendiri sesuai kegunaan dan tiap cluster dapat diberi label. Algoritma dari fuzzy c-means adalah sebagai berikut : 1. Input data yang akan di-cluster X, berupa matrix berukuran n x m (n = jumlah sampel data, m = atribut setiap data). Xij data sampel ke-i (i=1,2,,n), atribut ke-j (j=1,2,,m) 2. Tentukan jumlah cluster (c), pangkat (w), maksimum iterasi (MaxIter), error terkecil yang diharapkan (ξ), fungsi objektif awal (Po = 0), dan iterasi awal (t=1). 3. Bangkitkan bilangan random μ ik, i=1,2,,n; k=1,2,,c sebagai elemen matriks partisi awal U (derajat keanggotaan). Hitung jumlah derajat keanggotaan tiap data c Dengan i=1,2,,n; hitung: Q i = k=1 μ ik μ ik = μ ik Q i 4. Hitung pusat cluster ke-k:vkj, dengan k=1,2,,c; dan j=1,2,,m. V kj = n i=1 ((μ ik) w X ij ) n i=1(μ ik ) w 5. Hitung fungsi objektif pada iterasi ke-t, Pt: n c m P t = ([ (X ij V kj ) 2 i=1 k=1 6. Hitung perubahan matriks partisi: [ (X ij V kj ) 2 1 m w 1 j=1 ] μ ik = m [ (X ij V kj ) 2 1 c w 1 k=1 j=1 ] 7. Cek kondisi berhenti: a. Jika: ( Pt Pt -1 < ξ) atau (t > MaxIter) maka berhenti; b. Jika tidak: t = t+1, ulangi langkah ke-4. Keterangan : j=1 ] (μ ik ) w ) (2.1) (2.2) (2.3) (2.4) (2.5) Q i μ ik V kj P t = Jumlah derajat keanggotaan data ke i = Derajat keanggotaan data ke i pada cluster k = Pusat cluster ke k untuk atribut ke-j = Fungsi objektif pada iterasi ke-t Percobaan algoritma dilakukan dengan memberikan input pada aplikasi, output yang diperoleh berupa BEP dan harga jual yang telah dikelompokkan menggunakan fuzzy c- means. Pengecekkan algoritma dilakukan dengan pembandingan output dari aplikasi dengan output yang diperoleh melalui penghitungan manual. 3. Results and Analysis Input yang digunakan Biaya tetap (Fc) = 3000000 27

Banyak unit produksi (Bp) = 200 Banyak variasi harga jual (V) = 10 Biaya variabel (Bv) = 10000 Berikut nilai BEP yang diperoleh dari aplikasi secara random berdasarkan banyak unit produksi. Bep = 142 Bep = 108 Hj = 10000 142 + 3000000 142 = 31126.7606 10000 108 + 3000000 Hj = = 37777.7778 108 Menggunakan penghitungan yang sama, maka diperoleh daftar harga jual dan BEP seperti Tabel 2.1 berikut Tabel 4.2 Daftar BEP dan Harga Jual No BEP Harga Jual 1. 142 31126.76 2. 108 37777.77 3. 117 35641.02 4. 59 60847.45 5. 61 59180.32 6. 156 29230.76 7. 4 760000.00 8. 153 29607.84 9. 164 28292.28 10. 143 30979.02 Berikut proses pengelompokkan data yang diperoleh menggunakan algoritma fuzzy c- means: Jumlah cluster = c = 3 Pangkat = w = 2 Maksimum iterasi = Maxiter = 100 Error terkecil yang diharapkan = e = 10-5 Fungsi objektif awal = P0 = 0 Iterasi awal = t = 1 Misalkan matriks partisi awal U yang terbentuk secara random adalah: U = 0.0343 0.3131 0.6525 0.3718 0.1757 0.4524 0.4642 0.0299 0.5058 0.2198 0.3169 0.4632 0.0480 0.5315 0.4204 0.1900 0.3969 0.4129 0.1921 0.2034 0.6043 0.3436 0.2454 0.4108 0.4969 0.1237 0.3792 [ 0.5575 0.1387 0.3037] Pada iterasi pertama dengan menggunakan persamaan 2.1; V kj = n i=1 ((μ ik) w X ij ) n i=1(μ ik ) w dihitung 3 pusat cluster, Vkj dengan k = 1,2,3 dan j = 1,2 sebagai berikut: 131.7527 56512.1551 V = [ 98.8818 81778.1570 ] 102.1533 156936.9741 28

Fungsi objektif pada iterasi pertama P1 dihitung dengan menggunakan persamaan 2.2 : n c m P t = ([ (X ij V kj ) 2 i=1 k=1 j=1 ] (μ ik ) w ) = 1.98391E+11 Langkah selanjutnya adalah perbaikan matriks partisi U berdasarkan persamaan 2.13 : μ ik = 2 [ (X ij V kj ) 2 j=1 ] 1 3 2 [ (X ij V kj ) 2 k=1 j=1 ] 1 Berikut tampilan derajat keanggotaan dalam matriks: U = 0.7741 0.1944 0.0315 0.8292 0.1503 0.0205 0.8102 0.1658 0.0240 0.9570 0.0411 0.0019 0.9855 0.0137 0.0007 0.7603 0.2049 0.0347 0.2909 0.3131 0.3960 0.7630 0.2029 0.0341 0.7538 0.2099 0.0363 [ 0.7730 0.1953 0.0318] Tahap selanjutnya adalah pengecekkan kondisi berhenti, apabila Pt-P0 < e atau iterasi > MaxIter (=100) maka kondisi berhenti. Karena P1 - P0 = 1.98391E+11 0 = 1.98391E+11 >> e (=10-5 ) dan iterasi = 1 < MaxIter (=100), maka iterasi dilanjutkan hingga memenuhi salah satu kondisi untuk berhenti. Proses pengelompokkan akan berhenti pada iterasi ke-12 dengan hasil sebagai berikut: 1. Kelompok pertama (harga jual rendah), berisi data pasangan BEP dan harga jual ke: 1, 2, 3, 6, 8, 9, dan 10 2. Kelompok kedua (harga jual sedang), berisi data pasangan BEP dan harga jual ke: 4 dan 5 3. Kelompok ketiga (harga jual tinggi), berisi data pasangan BEP dan harga jual ke: 7 Pengujian aplikasi dilakukan kepada 20 pengusaha industri rumah tangga yang menghasilkan satu produk, hasil kuesioner diolah menggunakan skala likert. 4. Conclusion Berdasarkan pengujian dan proses analisa pada kuesioner yang menggunakan skala likert, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Algoritma fuzzy c-means dapat diterapkan dalam estimasi Break Even Point. 2. Dengan menggunakan aplikasi ini, pengusaha dapat menentukan harga jual lebih mudah dari penentuan harga jual melalui penghitungan Break Even Point secara manual. 3. Aplikasi yang dibangun memiliki nilai interaksi yang baik. 4. Output yang dihasilkan dari aplikasi yang dibangun sangat akurat. 5. Ouput yang dihasilkan membantu pengusaha menyusun strategi penjualan. References [1] Ehmke, Cole & Miller, Alan. (t.t). Estimating Breakeven Sales for Your Small Business. http://www.ces.purdue.edu/extmedia/ec/ec-725.pdf [2] Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. 29

[3] Nurmalasari, Dini & Yuliantoro, Heri Ribut. (2007). Menentukan Break Even Point Dengan Algoritma Genetika. Proceedings Applied Engineering Seminar 2007. 54 58. [4] Khoiruddin, Ahmad Arwan. (2007). Menentukan Nilai akhir Kuliah dengan Fuzzy C-Means. Seminar Nasional Sistem dan Informatika 2007. 232 238. [5] Kusuma, Sri. (2003). Artificial Inteligence. Yogyakarta: Graha Ilmu. [6] Kusuma, Sri & Purnomo, Hari. (2010). Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Graha Ilmu. 30