BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini memiliki fokus pada kanker payudara usia muda pada wanita

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ;

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

GAMBARAN FAKTOR PENCETUS : PENGGUNAAN KONTRASEPSI, RIWAYAT MENYUSUI, RIWAYAT MENARCHE, RIWAYAT KELUARGA TERKAIT KEJADIAN KANKER PAYUDARA

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KANKER PAYUDARA DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2014 ABSTRAK

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN KONTRASEPSI ORAL DAN KANKER PAYUDARA : STUDI KASUS KONTROL DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA (Studi Kasus Pada Pasien Kanker di RSUD dr. Soekardjo Tasikmlaya Tahun 2016) ABSTRAK

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker masih menjadi masalah besar dalam dunia. kesehatan. Di Indonesia tumor/kanker memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. payudara, dan kanker ovarium (Maysaroh, 2013). Salah satu kanker yang

ABSTRAK FAKTOR-FAKTORYANG BERHUBUNGANDENGAN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM LABUANG BAJI. Sunarti Abdullah

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

HUBUNGAN USIA WANITA SAAT COITARCHE DAN LAMA PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR.

PENGARUH PARITAS DAN RIWAYAT PENGGUNAAN KB HORMONAL TERHADAP KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RSU DADI KELUARGA PURWOKERTO

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah

BAB I PENDAHULUAN. neoplasmagana yang berasal parenchyma. Kankerpayudara adalah penyakit

Mencegah dan Mengobati Kanker Payudara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4. HASIL. Universitas Indonesia

Hubungan Faktor Risiko Lama Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Kejadian Kanker Payudara

BAB I PENDAHULUAN. dan progesteron dalam ovarium. Menopause alami ditegakkan secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. viabel. Jika seorang wanita hamil kembar, kehamilannya tetap dihitung satu kali

HUBUNGAN RIWAYAT MENYUSUI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Listyawati

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RSU DADI KELUARGA PURWOKERTO

ANALISIS FAKTOR RISIKO TERJADINYA KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

BAB I. PENDAHULUAN. Meningioma merupakan tumor otak primer yang berasal jaringan. meninges dan merupakan salah satu tumor primer yang cukup sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau konsumen, dan seharusnya dapat dicegah (Cohen, dkk., 1991).

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

Analisis Faktor Risiko Reproduksi yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Payudara pada Wanita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KARAKTERISTIK, STATUS GIZI DAN PRAKTIK MENYUSUI DENGAN POLA MENSTRUASI AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA DOMBO KECAMATAN SAYUNG DEMAK ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

HUBUNGAN UMUR AWAL MENOPAUSE DAN STATUS PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering. terjadi di dunia dan kejadiannya bertambah terutama pada

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal.

RISIKO RIWAYAT KELUARGA DAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP KANKER PAYUDARA DI RSD dr. SOEBANDI JEMBER. Nelyta Oktavianisya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)

USIA MENARKHE SEBAGAI FAKTOR RISIKO RESEPTOR HORMON POSITIF PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI SURAKARTA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT PERTAMINA CILACAP

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah salah satu keganasan terbanyak dan memiliki angka

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama masa usia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker payudara merupakan kanker dengan angka. kejadian tertinggi pada wanita, sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

HASIL Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

Hubungan antara Pemakaian KB Hormonal dengan Kejadian Kanker Payudara di Poli Onkologi Satu Atap RSUD Dr. Soetomo, Februari April 2015

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2009).

PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DAN RIWAYAT KELUARGA TERHADAP KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian dengan analisis bivariat menggunakan Chi square test untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program keluarga berencana (KB) merupakan bagian yang terpadu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

36 BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini memiliki fokus pada kanker payudara usia muda pada wanita dengan paritas nulipara dengan beberapa faktor risiko lain. Hal ini di teliti karena belum adanya penelitian yang meneliti tentang paritas sebagai faktor risiko terjadinya kanker payudara usia muda. Ditetapkan paritas sebagai faktor risiko utama dan riwayat keluarga, riwayat menyusui, usia menarkhe, usia saat melahirkan anak pertama, dan kontrasepsi oral sebagai confounding factors. Secara umum perbedaan yang cukup jelas antara kelompok kasus dan kelompok kontrol terlihat pada paritas dan kontrasepsi oral. 1. Paritas Pengujian statistik dengan Chi Square test pada variabel paritas menghasilkan p sebesar 0,005. Maka secara bivariat paritas dinyatakan berhubungan signifikan dengan terjadinya kanker payudara usia muda. OR sebesar 3,69 memberikan gambaran bahwa penderta kanker payudara dengan paritas nulipara memiliki risiko terjadi kanker payudara di usia muda 3,69 kali lebih besar dibandingkan penderita kanker payudara dengan paritas multipara. Hal ini sesuai dengan teori Kumar et al (2007), yang mengemukakan bahwa wanita dengan paritas nulipara akan lebih cepat terjadi kanker payudara daripada wanita dengan paritas multipara. Ada pula penelitian lain yang memperkuat teori yang dikemukakan oleh Kumar et al (2007),

37 yaitu wanita yang memiliki paritas multipara mengasilkan hormon progesterone yang lebih banyak dibandingkan wanita yang memiliki paritas nulipara. Hormon inilah yang dapat menekan produksi hormon estrogen yang merupakan pemicu terjadinya kanker payudara (Surbakti, 2012). Sehingga pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa paritas nulipara adalah faktor risiko dari terjadinya kanker payudara usia muda. 2. Riwayat Keluarga Pengujian statistik dengan Chi Square test pada variabel riwayat keluarga menghasilkan p sebesar 0,072. Oleh karena p > 0,05 maka secara bivariat riwayat keluarga dinyatakan tidak berhubungan signifikan dengan terjadinya kanker payudara usia muda. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Grace (2007), terdapat peningkatan risiko menderita kanker payudara pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1 (Breast Cancer 1) dan BRCA 2 (Breast Cancer 2), yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara. Pada penelitian lain menyebutkan bahwa apabila seorang wanita memiliki ibu dan kakak perempuan dengan kanker payudara meningkatkan risiko seorang perempuan untuk terkena kanker payudara menjadi enam kali lipat (Azamris, 2009).

38 Pada penelitian ini tidak signifikan, mungkin karena pada populasi subjek terdapat faktor-faktor risiko lain yang mempengaruhi untuk terjadinya kanker payudara usia muda selain riwayat keluarga. 3. Riwayat menyusui Pengujian statistik dengan Chi Square test pada variabel riwayat menyusui menghasilkan p sebesar 0,065. Oleh karena p > 0,05 maka secara bivariat riwayat menyusui dinyatakan tidak berhubungan signifikan dengan terjadinya kanker payudara usia muda. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Masaaki (2012) terjadinya pamultiparan estrogen dapat disebabkan oleh wanita tersebut memutuskan untuk berhenti menyusui sebelum lebih dari 1 tahun. Menyatakan bahwa hormon estrogen dapat merangsang pertumbuhan duktus dalam kelenjar payudara. Keterpajanan lebih lama dari hormon estrogen dapat menimbulkan perubahan sel duktus dari kelenjar payudara. Perubahan tersebut berupa proliferasi yang abnormal sehingga akhirnya dapat menjadi kanker (Luwiah, 2007). Didukung pula dengan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa penurunan hormon estrogen dalam darah selama menyusui akan mengurangi pengaruh hormon tersebut terhadap proses ploriferasi jaringan termasuk jaringan payudara yang memicu terjadinya kanker payudara. Pemberian ASI lebih dari 1 tahun pada bayi dapat menurunkan risiko terserang kanker payudara. Sedangkan hasil analisis pengaruh pemberian

39 ASI eksklusif terhadap kanker payudara menunjukkan pengaruh yang signifikan (Surbakti, 2012 ; Indriati, 2009). Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan karena adanya perbedaan pada cut off point, dimana peneliti menggunakan cut off point 2 tahun, dan kemungkinan ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi wanita tersebut terkena kanker payudara usia muda selain riwayat menyusui. 4. Usia menarkhe Pengujian statistik dengan Chi Square test pada variabel usia menarkhe menghasilkan p sebesar 0,443. Oleh karena p > 0,05 maka secara bivariat usia menarkhe dinyatakan tidak berhubungan signifikan dengan terjadinya kanker payudara usia muda. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Surbakti (2012), risiko terjadinya kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi pertama sebelum umur 12 tahun. Umur menstruasi yang lebih awal berhubungan dengan lamanya pamultiparan hormon estrogen dan progesteron pada wanita yang berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara. Risiko bagi wanita yang menarche pada umur kurang dari 12 tahun terkena kanker payudara lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok wanita yang menarkhe pada umur lebih dari 12 tahun ( Senot, 2008). Perbedaan hasil ini dikarenakan pada populasi subjek lebih banyak menstruasi pada usia lebih dari 12 tahun, dan kemungkinan terdapat

40 faktor-faktor risiko lain yang lebih kuat sehingga menyebabkan terjadinya kanker payudara. 5. Usia saat melahirkan anak pertama Pengujian statistik dengan Chi Square test pada variabel usia saat melahirkan anak pertama menghasilkan p sebesar 0,229. Oleh karena p > 0,05 maka secara bivariat usia saat melahirkan anak pertama dinyatakan tidak berhubungan signifikan dengan terjadinya kanker payudara usia muda. Hal ini tidak sesuai dengan teori, usia maternal lanjut saat melahirkan anak pertama meningkatkan risiko mengalami kanker payudara. Wanita yang kehamilan pertama setelah 35 tahun mempunyai risiko lebih besar dibandingkan wanita yang kehamilan pertama sebelum 35 tahun untuk terkena kanker payudara (Briston, 2008). Perbedaan hasil ini disebabkan karena pada populasi banyak yang melahirkan dibawah 35 tahun, dan adanya faktor-faktor risiko lain yang lebih kuat sehingga mempengaruhi subjek untuk terkena kanker payudara pada usia muda. 6. Kontrasepsi oral Pengujian statistik dengan Chi Square test pada variabel kontrasepsi oral menghasilkan p sebesar 0,029. Oleh karena p < 0,05 maka secara bivariat kontrasepsi oral dinyatakan berhubungan signifikan dengan terjadinya kanker payudara usia muda.

41 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, wanita yang menggunakan kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara. Kandungan estrogen dan progesteron pada kontrasepsi oral akan memberikan efek proliferasi berlebih pada kelenjar payudara. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oraluntuk waktu yang lama mempunyai risiko untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral lebih dari 10 tahun untukterkena kanker payudara 3,10 kali lebih tinggi dibandingkan wanita yang menggunakan kontrasepsi oral 10 tahun (Azamris, 2009 ; Indriati, 2009). Jadi pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa pemakaian kontrasepsi oral lebih dari 10 tahun merupakan faktor risiko terjadinya kanker payudara usia muda. Pada hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa paritas berpengaruh signifikan terhadap usia terjadinya kanker payudara usia muda dengan p = 0,016 < 0,05 dan OR sebesar 3,376 yang menunjukkan bahwa wanita dengan nulimultipara memiliki risiko 3,376 kali lebih besar untuk terjadi kanker payudara usia muda. Faktor lain yng berpengaruh pada kanker payudara usia muda adalah kontrasepsi oral. Kontrasepsi mempunyai hubungan signifikan (p=0,009 < 0,05) dan yang paling dominan mempengaruhi terjadinya kanker payudara diantara variabel luar yang diteliti. OR=3,991, OR sebesar 3,991 yang menunjukkan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi

42 memiliki risiko 3,991 lebih besar dibanding wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi untuk terjadi kanker payudara usia muda.