BAB I PENDAHULUAN. telah lama dilakukan masyarakat Indonesia (Rahayu, dkk., 2002). Khasiat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 2011). Alfalfa termasuk tanaman kelompok leguminose yang berkhasiat

BAB I PENDAHULUAN. Firman Allah dalam Surat Asy-Syu araa (26):7 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain. Selain itu, kencur juga dapat digunakan sebagai salah satu bumbu

I. PENDAHULUAN. sebutan lain seruni atau bunga emas (Golden Flower) yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. kg, Papua sebanyak 7000 kg dan Yogyakarta sebanyak 2000 kg. Faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dan siklamat semakin meningkat. Hal ini nampak pada industri makanan, meningkatkan gizi makanan, dan memperpanjang umur simpan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1.Hari Munculnya Kalus Sambiloto (Andrographis paniculata Nees)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sandang dan papan. Allah Subhanahu Wa Ta ala berfirman dalam surat Ali-Imran

BAB I PENDAHULUAN. anggrek yang mendominasi pasar adalah anggrek impor, yaitu Dendrobium dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stevia (Stevia rebaudiana) merupakan salah satu jenis tanaman obat di

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) adalah salah satu komoditas utama kacangkacangan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Pembentukan Kalus Pada Media MS Kombinasi ZPT BAP dan 2,4-D.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (HST). Data hari muncul kalus yang telah diperoleh dianalisis dengan analisis

BAB I PENDAHULUAN. Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk. atau Pimpinella alpine Molk.

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keberadaan obat-obatan kimiawi juga semakin meningkat. Kemajuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan di Indonesia merupakan sumber plasma nutfah yang sangat potensial

BAB I PENDAHULUAN. penyakit. Sebagian besar masyarakat Indonesia banyak menggunakan tumbuhan

Gambar 4. A=N0K0; B=N0K1; C=N0K2

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

BAB I PENDAHULUAN. kedelai di Indonesia semakin meningkat seiring kesadaran masyarakat akan peran

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Purwoceng (Pimpinella alpina Molk.) merupakan tumbuhan obat asli

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Murashige-Skoog dengan penambahan zat pengatur tumbuh 2,4-D dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang produknya digunakan sebagai bahan baku industri serta sangat penting

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap Viabilitas Benih Tembakau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L) telah dilaksanakan di

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. kepopulerannya di masyarakat semakin meningkat. Salah satu penyebabnya adalah

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel pertumbuhan yang diamati pada eksplan anggrek Vanda tricolor

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

I. PENDAHULUAN. menggunakan satu eksplan yang ditanam pada medium tertentu dapat

I. PENDAHULUAN. energi utama umat manusia diperoleh dari bahan bakar fosil. Masalahnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. raja pahit, tanaman ini termasuk dalam herba parenial yang tersebar di

I. PENDAHULUAN. di dunia setelah gandum dan jagung. Padi merupakan tanaman pangan yang

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hidup, terkontaminasi dan eksplan Browning. Gejala kontaminasi yang timbul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kombinasi BAP dan IBA terhadap Waktu Munculnya Tunas Akasia (Acacia mangium Willd.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. air besar) lebih dari biasanya atau tiga kali sehari (World Health

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bumi. Karena dengan memahami ciptaan-nya, keimanan kita akan senantiasa

PRODUKTIFITAS DAN KADAR ANDROGRAPHOLID SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) PADA NAUNGAN DAN PENAMBAHAN GIBERELIN B2P2TO2T

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu komoditas buah tropis

SKRIPSI KECEPATAN INDUKSI KALUS DAN KANDUNGAN EUGENOL SIRIH MERAH

BAB I PENDAHULUAN. biji. Setiap bagian tumbuhan akar, batang, daun dan biji memiliki senyawa

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RESPON PERTUMBUHAN MERISTEM KENTANG (Solanum tuberosuml) TERHADAP PENAMBAHAN NAA DAN EKSTRAK JAGUNG MUDA PADA MEDIUM MS

III. TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Umum Kultur Pada Kultivar Jerapah dan Sima

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam tanaman, salah satunya adalah tanaman stevia (Stevia

REGENERASI TANAMAN SENGON (Albizia falcataria) MELALUI MULTIPLIKASI TUNAS AKSILAR DENGAN PENGGUNAAN KOMBINASI ZPT DAN AIR KELAPA SKRIPSI.

Pembuatan Larutan Stok, Media Kultur Dan Sterilisasi Alat Kultur Jaringan Tumbuhan. Nikman Azmin

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa penelitian menyatakan bahwa malaria merupakan salah satu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengatnatan terhadap parameter saat muncul tunas setelah dianalisis. Saat muncul tunas (hari)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman panili termasuk famili Orchidaceae, yang terdiri dari 700 genus

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Masalah mengenai tebu yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang

GAHARU. Dr. Joko Prayitno MSc. Balai Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT menciptakan langit, bumi beserta semua isinya adalah

PENDAHULUAN. stroberi modern (komersial) dengan nama ilmiah Frageria x ananasa var

TEKNOLOGI PERBANYAKAN BIBIT PISANG ABAKA DENGAN KULTUR JARINGAN DR IR WENNY TILAAR,MS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl.

TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Eksplan

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi. Sebagai buah segar,

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Anggrek merupakan tanaman hias, termasuk famili Orchidaceae dan

PENGARUH NAA DAN BAP TERHADAP INISIASI TUNAS MENGKUDU (Morinda citrifolia) SECARA IN VITRO ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983)

I. PENDAHULUAN. lalapan karena memiliki cita rasa yang khas. Daun muda pohpohan memiliki

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

PENGARUH KONSENTRASI NAA DAN KINETIN TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS PISANG (Musa paradisiaca L. cv. Raja Bulu ) SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al Qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

RESPON REGENERASI EKSPLAN KALUS KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) TERHADAP PEMBERIAN NAA SECARA IN VITRO

SKRIPSI. Oleh : RATRIANA RINDA FITRISWARI NPM :

BAB I PENDAHULUAN. tanaman obat di dunia, ± dari 3000 sampai 4000 jenis tumbuhan obat yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanfaatan tanaman sebagai bahan obat, terutama obat tradisional telah lama dilakukan masyarakat Indonesia (Rahayu, dkk., 2002). Khasiat tanaman sebagai bahan obat ini dikarenakan dalam tumbuhan mengandung senyawa kimia aktif yang bermanfaat untuk obat. Menurut Gandi, et al., (2012) sekitar 100.000 komponen molekul yang dinamakan metabolit sekunder telah diisolasi. Produk-produk tersebut digunakan sebagai bahan obat, dan untuk tujuan lain. Firman Allah dalam surat Asy-syuaraa 2(6) 7 sebagai berikut : öνs9uρr&(# ρttƒ n<î)çúö F{$#ö/x.$oΨ Gu;/Ρr&$pκÏù ÏΒÈe ä.8l ρy AΟƒÍx. Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik? (Q.S. Asy-syuaraa 26:7) Ayat di atas menunjukkan bahwa sesungguhnya Allah S.W.T. memberi peringatan melalui ciptaan-nya yakni salah satunya menumbuhkan bermacam-macam tumbuhan yang baik. Antara lain tanaman sambiloto yang memiliki berbagai manfaat. Menurut tafsir Ibnu Katsir (2007), Allah Ta ala mengingatkan kebesaran kekuasaan-nya dan keagungan kemampuan-nya. Dialah Yang Mahaperkasa, Mahaagung lagi Mahakuasa yang telah 1

2 menciptakan bumi dan menumbuhkan di dalamnya tumbuh-tumbuhan yang baik berupa tanam-tanaman, buah-buahan dan hewan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda, yaitu tanda atas kekuasaan Mahapencipta. Al-Quran juga menjadi petunjuk bagi orang-orang yang berakal yang mau menggunakan akal pikirannya untuk mempelajari segala sesuatu yang telah Allah S.W.T ciptakan termasuk tumbuh-tumbuhan yang beranekaragam dengan berbagai manfaatnya. Seperti yang difirmankan Allah SWT dalam surat Ali-Imran/ 3: 191: t Ï%!$#tβρãä.õ tƒ!$#$vϑ ušï%#yšθã è%uρ4 n?tãuρöνîγî/θãζã_tβρã 6xtGtƒuρ ÎûÈ,ù=yzÏN uθ uκ 9$#ÇÚö F{$#uρ$uΖ /u $tβ Mø)n=yz#x yδwξïü t/y7oψ ysö6ß $oψé)sùz>#x tãí $ Ζ9$# Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka (Ali-Imran/ 3: 191). Ayat diatas memberikan arahan kepada manusia untuk berfikir dan tidak lupa bersyukur atas kenikmatan ciptaan Allah yang ada di sekitar kita. Salah satu ciptaan Allah yang berada di sekitar kita adalah tanaman sambiloto (Agrographis paniculata Nees). Allah yang menciptakan diri kita dan menciptakan segala sesuatu di sekitar kita. Menurut Muhammad (2007) menyatakan bahwa, Allah, Sang Pencipta telah memberikan petunjuk ketentuan-ketentuan-nya yang harus diimani, sehingga manusia dapat memahaminya dan mencari petunjuk melalui tadabbur (observasi, penelitian)

3 dan tafakkur (berpikir) terhadap segala ciptaan Allah di sekitar kita, sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Observasi mengenai sambiloto juga telah dilakukan sebagai tanaman obat. Peningkatan penggunaan bahan alam sebagai obat menyebabkan kebutuhan bahan untuk obat yang berasal dari tumbuhan semakin bertambah dari waktu ke waktu (Sitorus, dkk., 2011). Menurut data APFORGEN (Asia Pasific Forest Genetic Resources Programme) (2010), perdagangan tumbuhan obat telah merambah hingga mancanegara. Pada tahun 2005, total impor rempah dan herbal sebesar 358,2 ribu ton dan terus meningkat 4% sejak tahun 2001. Andrographis paniculata Ness. atau lebih dikenal dengan sambiloto merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki banyak manfaat.andrographis paniculata Ness., yang dikenal dengan Raja Pahit termasuk dalam family Acanthaceae. Daun tanaman ini telah digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati hepatitis, bronkitis, batuk, demam, tuberkolosis, disentri, racun ular dan diare (Dandin dan Hossakate, 2012). Senyawa kimia aktif yang terkandung adalah berasal dari golongan diterpen lakton, flavonoid dan polifenol. Senyawa kimia aktif tersebut adalah andrograpanin, andropanosi, andrographolit, dan neoandrograpolit (Martin, 2004). Senyawa kimia aktif yang paling dominan adalah angrograpolit yang termasuk dalam golongan diterpen lakton (Dandin dan Hosakatte, 2012). Senyawa-senyawa kimia aktif yang terkandung dalam tanaman sambiloto juga

4 memiliki khasiat untuk antikanker, meningkatkan imunitas, antivirus, antijamur, antioxidant dan anti-hiv (Gandi, et al., 2012). Andrograpolit pada tanaman normal yang diperbanyak secara konvensional hanya terdiri dari 2-3% (Sharmila, et al., 2013). Perbanyakan tanaman ini secara konvensional dinilai sangat lambat terutama perbanyakan melalui biji (Martin, 2004).Ketersediaan tanaman ini terbatas serta sulit untuk menghasilkan tanaman dalam jumlah yang banyak (Dandin dan Hosakatte, 2004).Manfaat tanaman sambiloto yang penting dan ketersediannya yang terbatas memerlukan solusi untuk mengatasinya. Teknik in vitro merupakan salah satu solusi dalam masalah ini. Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan secara in vitro menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas. Totipotensi sel menjadi dasar kultur jaringan ini adalah, yaitu bahwa setiap sel organ tanaman mampu tumbuh menjadi tanaman yang sempurna bila ditempatkan di lingkungan yang sesuai (Yuliarti, 2010).Teknik ini memiliki keuntungan untuk produksi metabolit sekunder maupun regenarasi tanaman. Kultur in vitro dapat digunakan juga sebagai sarana penghasil metabolit sekunder, dimana senyawa ini terdapat pada kalus (Wardani, dkk., 2004). Teknik ini mempunyai keuntungan dalam produksi metabolit dibandingkan dengan tanaman utuh karena kecepatan pertumbuhan sel dan biosintesis dalam kultur yang diinisiasi dari eksplan sangat tinggi dan dalam periode yang sangat singkat (Sutini dkk., 2008). Sedangkan regenerasi

5 tanaman melalui teknik in vitro memiliki keuntungan karena dapat menghasilkan tanaman baru dengan jumlah yang lebih banyak serta bebas dari penyakit (Ibrahim, dkk., 2010). Selain kultur organ dalam kultur jaringan juga dikenal dengan kultur kalus atau callus culture yang merupakan kultur sekumpulan sel yang tidak terorganisir, hanya sel-sel parenkim yang berasal dari berbagai bahan awal (Dwi, dkk., 2012). Penelitian ini menggunakan kultur kalus dengan eksplan daun sambiloto dimana kalus ini dapat digunakan untuk produksi senyawa kimia khusus maupun untuk perbanyakan. Pertumbuhan dan morfogenesis tanaman secara in vitro dikendalikan oleh keseimbangan dan interaksi dari zat pengatur tumbuh yang berada dalam eksplan (endogen) dengan zat pengatur tumbuh yang diserap dari media tumbuh (eksogen). Bentuk keseimbangan yang terjadi akan menentukan arah dan bentuk pertumbuhan, seperti: membentuk kalus, shootlet (tunas), rootlet (akar), atau planlet (tumbuhan lengkap). Zat pengatur tumbuh yang sering ditambahkan pada media kultur in vitro adalah ZPT golongan auksin dan sitokinin (Azriati, dkk., 2010). Zat pengatur tumbuh yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa auksin sintetis yakni 2,4-D dan fitohormon yang berasal dari air kelapa. 2,4-D merupakan auksin yang sering digunakan secara tunggal untuk menginduksi terbentuknya kalus dari berbagai jaringan tanaman. Zat pengatur tumbuh ini juga efektif untuk inisiasi kalus (Syahid, dan Natalini, 2007). Penambahan 2,4-D dalam media akan merangsang pembelahan dan

6 pembesaran sel pada eksplan sehingga dapat memacu pembentukan dan pertumbuhan kalus (Rahayu, dkk., 2003). Dibanding dengan golongan auksin lainnya, 2,4-D memiliki sifat lebih stabil karena tidak mudah terurai oleh enzim-enzim yang dikeluarkan oleh sel tanaman ataupun oleh pemanasan saat sterilisasi (Indah dan Dini, 2013). Salah satu bahan organik yang dapat ditambahkan ke dalam media kultur adalah air kelapa. Air kelapa merupakan endosperm atau cadangan makanan cair sumber energi, selain mengandung zat pengatur tumbuh. Air kelapa yang baik untuk kultur jaringan adalah air kelapa muda yang daging buahnya berwarna putih, belum keras tetapi masih dapat diambil dengan sendok (Surachman, 2011). Air kelapa merupakan air alami steril mengandung kadar K dan Cl tinggi. Selain itu, air kelapa mengandung sukrosa, fruktosa, dan glukosa (Kristina dan Sitti, 2012).Penggunaan air kelapa dalam penelitian ini digunakan sebagai hormon alami yang diharapkan mampu untuk menginduksi kalus daun sambiloto. Keuntungan menggunakan bahan organik tersebut untuk media adalah karena harganya yang murah dan mengandung zat-zat kimia yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh (Sari, dkk., 2011). Air kelapa mengandung ZPT alami yang termasuk dalam golongan sitokinin yakni 1,3 diphenilurea, zeatin, zeatin glukosida, dan zeatin ribosidadan harganya yang murah (Kristina dan Sitti, 2012). Beberapa penelitian mengenai air kelapa untuk menginduksi kalus telah dilakukan. Penelitian Ariati, dkk., (2012) menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil dalam pembentukan kalus dari setiap medium perlakuan juga

7 dipengaruhi adanya air kelapa dalam medium. Medium yang ditumbuhkan dengan air kelapa (medium MS + 2 ppm 2,4-D + 15%, medium MS + 2 ppm 2,4-D + 0,2 ppm BAP + 15% Air Kelapa) akan menghasilkan kalus kakao yang sangat cepat yakni 6 hari sedangkan medium tanpa air kelapa (medium MS + 2 ppm 2,4-D dan medium MS + 2 ppm 2,4-D +0,2 ppm BAP) akan menghasilkan kalus yang sangat lama yakni 23 hari. Penelitian Naing (2011), menunjukkan pembentukan persentase kalus terbaik dihasilkan pada media MS yang diberi 2 mg/l BA yang ditambah 5% air kelapa, persentase kaluscoelogyne cristata yang terbentuk adalah 40%. Mohammad dan Mueen (2010) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kombinasi 2,4-D 2 mg/l ditambah 10% air kelapa menghasilkan kalus Cyamopsis tetragonolubustterbaik sebesar 70% Beberapa penelitian untuk induksi kalus Andrographis paniculata (sambiloto) telah dilakukan yakni penelitian Sharmila (2013), media MS dengan penambahan 2,4-D 0,5 mg/l menghasilkan berat kalus tertinggi yakni 40mg. Respon kalus terbaik pada penelitian Gandi (2012), ialah pada media MS dengan 2,4-D 2 mg/l dikombinasi dengan 0,4 mg/l BAP dengan respon +++. Kalus terbaik pada penelitian Martin (2004) adalah kalus yang diinduksi pada media MS dengan penambahan 2,4-D 4,52 µm dikombinasi dengan 2,22 BA µm neghasilkan berat kering kalus daun sambiloto sebesar 1735 mg. Kombinasi antara 2,4-D dengan air kelapa digunakan agar diperoleh kalus yang baik yakni kalus yang betektur kompak dengan warna hijau bening hingga hijau kekuningan, dimana 2,4-D merupakan auksin sintetis dan air

8 kelapa mengandung hormon sitokinin. Menurut Ariati (2008), menyatakan bahwa air kelapa sering kali digunakan dalam kultur jaringan sebagai pengganti BAP. Menurut Syahid dan Natalini (2007), penggunaan kombinasi antara auksin dengan sitokinin akan meningkatkan proses induksi kalus. Menurut Abidin (1982), senyawa 2,4-D merupakan salah satu jenis auksin yang sangat efektif untuk menginduksi pembentukan kalus, walaupun auksin yang berperan utama tetapi sitokinin sangat dibutuhkan untuk proliferasi kalus sehingga kombinasi auksin dan sitokinin sangat baik untuk memacu pertumbuhan kalus.penggunaan air kelapa dalam penelitian ini diharapkan mampu manunjang pertumbuhan kalus Sambiloto dimana air kelapa mampu menggantikan hormone sitokinin sintetis. Konsentrasi air kelapa dan 2,4-D yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian sebelumnya seperti pada penjelasan diatas. Berdasarkan pemahaman diatas, penelitian dengan judul Respon Eksplan Sambiloto (Andrographis Paniculata Ness) Terhadap Pembentukan Dan Pertumbuhan Kalus Pada Media Ms Dengan Penambahan ZPT 2,4-D Yang Dikombinasikan Dengan Air Kelapa diharapkan mampu menginduksi kalus daun sambiloto. 1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana respon eksplan Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dalam waktu pembentukan kalus terhadap kombinasi 2,4-D dengan air kelapa?

9 2. Bagaimana respon eksplan Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dalam persentase pembentukan kalus terhadap kombinasi 2,4-D dengan air kelapa? 3. Bagaimana respon eksplan Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dalam berat kalus terhadap kombinasi 2,4-D dengan air kelapa? 4. Bagaimana respon eksplan Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dalam morfologi kalus terhadap kombinasi 2,4-D dengan air kelapa? 4.1.Tujuan Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui respon eksplan Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dalam waktu pembentukan kalus terhadap kombinasi 2,4-D dengan air kelapa. 2. Untuk mengetahui respon eksplan Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dalam persentase pembentukan kalus terhadap kombinasi 2,4-D dengan air kelapa. 3. Untuk mengetahui respon eksplan Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dalam berat kalus terhadap kombinasi 2,4-D dengan air kelapa. 4. Untuk mengetahui respon eksplan Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dalam morfologi kalus terhadap kombinasi 2,4-D dengan air kelapa. 4.2.Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan kalus sambiloto pada media MS dengan ZPT 2,4-D yang dikombinasikan dengan air kelapa.

10 4.3. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai dasar informasi mengenai pertumbuhan kalus sambiloto pada media MS yang diberi ZPT 2,4-D kombinasi air kelapa. 4.4. Batasan Masalah 1. Penelitian ini terbatas pada pertumbuhan kalus sambiloto (Andrographis paniculata Nees) berupa hari munculnya kalus, persentase eksplan berkalus, berat kalus dan morfologi kalus. 2. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media MS. 3. Zat pengatur tumbuh yang digunakan adalah 2,4-D dengan konsentrasi 1, 2, dan 3 mg/l. 4. Air kelapa yang digunakan berasal dari kelapa muda, dengan ciri daging buah yang berwarna putih, lunak dan mudah diambil dengan sendok dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30%.. 5. Bagiantanaman sambiloto(agrographis paniculata Nees) yang digunakan sebagai eksplan adalah daun muda. 6. Pengamatan dilakukan selama 28 hari.