Proposal Kegiatan Survey Pemetaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Wakatobi Tahun 2017

dokumen-dokumen yang mirip
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. banyak pengetahuan yang dimiliki oleh stakeholder dari sebuah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM

Profil UMKM Sepatu dan Sandal di Kecamatan Medan Denaiˏ Kota Medan

Jumlah Penduduk. sebesar 0,33 per tahun. Jumlah Penduduk Kabupaten Wakatobi. Provinsi Sulawesi. dengan laju laju pertumbuhan sebesar 2,30 per tahun

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA 1) Muhammad Nur Afiat 2) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Muhammad Fauzi, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. harapan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di lingkup Indonesia, akan tetapi tidak

WALIKOTA PROBOLINGGO

IMPLEMENTASI PENCATATAN KEUANGAN PADA USAHA MIKRO SALON TAMARA DI SIDOARJO SKRIPSI

PENTINGNYA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

BAB III PENYAJIAN DATA

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pelelawan dengan luas daerah km2, yang terdiri dri 6 RW dan 27 RT,

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB IV GAMBARAN UMUM

BOKS 1. Posisi Daya Saing Kabupaten/Kota Di Sulawesi Tenggara

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit, dimana dana

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

KERANGKA ACUAN KERJA

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 30 TAHUN 2007

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Penelitian

LAPORAN PENELITIAN PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH Oleh: AHMAD YUNANI, SE, M.Si (NIDN )

- 1 - BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 11 2 TAHUN 2014 TENTANG

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu menumbuhkan dan mengembangkan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional yang hendak dicapai negara Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I. Kebijakan tentang otonomi daerah di Indonesia, yang dikukuhkan dengan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kecamatan Ranomeeto terbentuk Pada Tahun

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

PENDAHULUAN. penulisan. Pada latar belakang dibahas mengenai isu-isu yang berhubungan dengan

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Selaku SEKRETARIS TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakatnya. Pembangunan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dokumen Rencana Kerja Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten. tahun yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan

RGS Mitra 1 of 6 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOMBANA,

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penanganan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) bermasalah yang tidak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

X. KESIMPULAN DAN SARAN. identifikasi kemiskinan dan program strategi pemberdayaan masyarakat miskin

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

02-Feb-18 PETA WILAYAH KOTA MAGELANG

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan, pembangunan di

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dan kebutuhan masyarakat Indonesia pada umumnya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, pemerintah daerah harus dapat melakukan optimalisasi sumbersumber. pemasukan yang potensial bagi kas daerah.

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

LEMBAR PENGESAHAN 1. Nama Kegiatan : SURVEY PEMETAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2017 2. Ketua Pelaksana : Sarini Yusuf Abadi, S.Pi., M.Si Pekerjaan/Jabatan Bidang Keahlian : Dosen FPIK Univ. Halu Oleo : Ahli Ilmu Perencanaan Wilayah 3. Peneliti Ahli : 1. Prof. Dr. Dedy Takdir Syaefuddin, S.E., M.S 2. Dr. Nofal Nur, S.E., M.M. 3. Muh. Aris Rauf, S.E., M.Si 4. Sumber Anggaran : APBD Kab. Wakatobi Tahun Anggaran 2017 5. Besarnya Anggaran : Rp. 170.000.000,- (Seratus Tujuh Puluh Juta Rupiah) Kendari, Mei 2017 Ketua Pelaksana, Sarini Yusuf Abadi, S.Pi., M.Si NIP. 19790521 200801 2 010 Halaman 1

Proposal Kegiatan SURVEY PEMETAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) KABUPATEN WAKATOBI 1. Pendahuluan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan sektor usaha yang memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia baik dilihat dari kontribusi terhadap PDB Nasional maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja. Selain itu, UMKM juga merupakan satu-satunya sektor ekonomi yang mampu bertahan dalam menghadapi krisis moneter yang melanda struktur ekonomi Indonesia. Seiring dengan era globalisasi saat ini, maka UMKM dituntut untuk melakukan pembenahan dan perubahan agar dapat meningkatkan daya saingnya. Mengingat pentingnya peran UMKM dalam perekonomian nasional, maupun dalam menyerapan tenaga kerja dan pendistribusian hasil-hasil pembangunan, maka pemerintah melalui Undang-Undang no 5 tahun 1999, memberi batasan terhadap UMKM, yakni usaha yang: - Memiliki kekayaan (aset) bersih 200 juta, tidak termasuk kekayaan bangunan dan tanah. - Hasil penjualan tahunan tidak lebih dari 1 milyar - Milik warga negara Indonesia - Berdiri sendiri, bukan merupakan anak cabang dari perusahaan besar. Berdasarkan uraian tersebut, maka pemerintah maupun masyarakat memiliki peran dan perhatian yang besar dalam mendorong pengembangan UMKM di Indonesia. Beberapa hasil kajian menunjukkan bahwa sebagian besar permasalahan yang dihadapi oleh UMKM adalah antara lain; (a) Faktor Internal, yang meliputi; kurangnya permodalan, kualitas sumberdaya manusia yang terbatas, operasional cost yang cukup tinggi serta lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi Halaman 2

pasar; (b) Faktor Eksternal, yang meliputi; iklim usaha yang belum sepenuhnya kondusif, terbatasnya sarana dan prasarana usaha, implikasi otonomi daerah, implikasi perdagangan bebas, sifat produk dengan lifetime yang pendek, dan terbatasnya akses pasar Berbagai pendekatan yang telah dilakukan guna mengatasi segala permasalahan yang dihadapi UMKM, namun belum sepenuhnya berhasil. Hal ini disebabkan oleh karena sering terjadi pelaksanaan program pengembangan yang belum tepat sasaran, diantaranya adalah pelaksanaan program atau kegiatan yang tidak berbasis pada ekonomi dan kompetensi lokal. Padahal kita ketahui bahwa sebagian besar UMKM yang berkembang di Indonesia adalah usaha yang berbasis yang kompetensi lokal. Meskipun terbukti mempunyai peran yang besar, tetapi pengembangan dan pemberdayaan UMKM masih dihadapkan pada berbagai permasalahan tersebut diatas. Untuk itu, sebagai upaya dalam mengembangkan dan meningkatkan daya saing UMKM, maka perlu dirumuskan suatu strategi pengembangan UMKM yang tepat sasaran. Namun, sebelum dilakukan perumusan strategi pengembangan UMKM tersebut, maka sebagai langkah awal dipandang perlu untuk dilakukan survey pemetaan UMKM dalam baik dalam lingkup regional, kota/kabupaten sehingga kondisi terkini UMKM dapat diketahui secara lebih jelas. Kabupaten Wakatobi yang merupakan salah satu daerah kabupaten yang potensi sumberdaya alam yang cukup banyak di Provinsi Sulawesi Tenggara, juga menghadapi permasalahan dalam hal pengembangan UMKM. Secara umum, Kabupaten Wakatobi memiliki luas wilayah 823 km2 yang berdasarkan administratif Kabupaten Wakatobi terdiri dari 8 wilayah Halaman 3

kecamatan, 75 desa dan 25 kelurahan. Wilayah kecamatan terluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² (29,40%) yang sekaligus merupakan wilayah ibokota Kabupaten, sedangkan kecamatan yang wilayahnya paling kecil adalah kecamatan Kaledupa, yaitu seluas 45,50 km² (5,53%). Dari sisi kependudukan, jumlah penduduk di Kabupaten Wakatobi pada tahun 2015 sebesar 94.985 jiwa. Terjadi kenaikan jumlah penduduk sebesar 0,21 % dari tahun 2014. Dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki 45.612 jiwa dan perempuan sebanyak 49.373 jiwa, dengan Rasio Jenis Kelamin sebesar 92,4. Dalam hal pengembangan usaha mikro kecil dan menengah, pemerintah Kabupaten Wakatobi secara umum telah menerapkan beberapa kebijakan dan program dalam rangka mengembangkan serta mengatasi permasalahan yang dihadapi UMKM di Kabupaten Wakatobi. Akan tetapi, kebijakan dan program pengembangan dimaksud belum memberikan hasil yang memuaskan. Salah satu penyebabnya adalah belum adanya informasi mengenai konsentrasi dan kondisi terkini UMKM yang berada di Kabupaten Wakatobi. Hal ini yang menyebabkan sering terjadinya kebijakan dan program pengembangan UMKM di Kabupaten Wakatobi yang belum tepat sasaran. Berdasarkan kondisi tersebut, guna menghasilkan kebijakan dan programprogram pengembangan UMKM yang tepat sasaran, maka Pemerintah Kabupaten Wakatobi memandang penting untuk melakukan Survey Pemetaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Wakatobi. Hasil dari kegiatan ini selanjutnya akan menjadi acuan bagi Pemerintah Kabupaten Wakatobi dalam merumuskan dan menetapkan strategi pengembangan UMKM di Kabupaten Wakatobi kedepan. 2. Tujuan Kegiatan Adapun yang menjadi tujuan dari kegiatan Survey Pemetaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ini adalah; menyusun pemetaan usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM) di Kabupaten Wakatobi. Halaman 4

3. Hasil Yang Diharapkan Secara rinci, hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah; 1. Tersedianya informasi mengenai jenis dan sebaran UMKM yang berada di Kabupaten Wakatobi. 2. Tersedianya informasi mengenai kondisi rill UMKM di Kabupaten Wakatobi berdasarkan karakteristik dasar usaha. 3. Tersedianya hasil pemetaan UMKM di Kabupaten Wakatobi. 4. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang akan digunakan dalam penyusunan laporan kegiatan ini adalah sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan, yang akan memuat tentang isu pokok program pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (U MKM) di Kabupaten Wakatobi, permasalahan, maksud dan tujuan, sistematika penulisan, dan metode survey yang digunakan. Bab II. Gambaran Umum Kabupaten Wakatobi, berisikan tentang gambaran obyektif Kabupaten Wakatobi, antara lain; kondisi geografis, demografis, sosial, dan ekonomi. Bab. III. Profil UMKM di Kabupaten Wakatobi, memuat tentang gambaran umum dan kondisi obyektif UKM di Kabupaten Wakatobi. Bab IV. Pemetaan UMKM di Kabupaten Wakatobi, memuat tentang hasil pemetaan UKM di Kabupaten Wakatobi berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Bab V. Penutup, memuat tentang simpulan dan rekomendasi. Halaman 5

5. Metode Survey Proposal Kegiatan Adapun metode survey yang akan digunakan dalam kegiatan ini adalah; a. Lokasi Kegiatan Untuk tahun 2017 ini, kegiatan Survey dan Pemetaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Wakatobi difokuskan di 2 (dua) wilayah kecamatan, yakni; (1) Kecamatan Wangi -Wangi, dan (2) Kecamatan Wangi - Wangi Selatan. b. Data Penelitian Data yang akan digunakan dalam studi ini mencakup data primer dan data sekunder, dengan uraian sebagai berikut: a. Data Primer, mencakup data tentang karakteristik dasar dan potensi rill usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Wakatobi. b. Data Sekunder, mencakup data tentang jenis dan potensi ekonomi Kabupaten Wakatobi, serta perkembangan perekonomian pemerintahan dan masyarakat yang ada. c. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam studi ini akan dilakukan dengan menggunakan metode; observasi lapangan, FGD, wawancara mendalam ( depth interview), penggunaan angket (instrument), dan dokumentasi data. d. Pengolahan Data Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data di lapangan akan dilakukan dengan menggunakan tehnik, antara lain; listing data, koding data, tabulasi data, dan analisis data. Halaman 6

e. Metode Analisis Adapun metode analisis yang akan digunakan dalam kegiatan ini adalah analisis deskriptif eksploratif, serta beberapa analisis lainnya yang relevan. f. Indikator yang Diamati Adapun karakteristik dasar UMKM yang selanjutnya menjadi indikatorindikator yang akan dipetakan dalam survey ini adalah sebagai berikut: Bahan Baku Lama Usaha Permodalan Tenaga Kerja dan sumberdaya manusia Saluran Distribusi Legalitas Usaha 6. Kegiatan Kegiatan Survey Pemetaan UMKM di Kabupaten Wakatobi dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Persiapan sosial 2. Pengumpulan data sekunder 3. Analisa awal data sekunder 4. Survey lapangan 5. Pemetaan 6. Workshop Halaman 7

7. Tenaga Ahli dan Tenaga Penunjang a. Peneliti Ahli yang digunakan dalam kegiatan survey ini adalah : No Nama Jabatan Dalam Tim Keahlian 1. Sarini Yusuf Abadi, S.Pi., Ketua Tim Peneliti Ahli Perencanaan M.Si Wilayah 2. Prof. Dr. Dedy Takdir Syaefuddin, S.E., M.S Anggota Tim Peneliti Ahli Ekonomi dan Bisnis 3. Dr. Nofal Nur, S.E., Anggota Tim Peneliti Ahli Manajemen UMKM M.M. 4. M. Aris Rauf, S.E., M.Si Anggota Tim Peneliti Ahli Pemetaan (GIS) b. Tenaga Penunjang Peneliti yang digunakan dalam kegiatan survey ini adalah : No Nama Jabatan Dalam Tim 1. La Hasada, SE., MM Pembantu Peneliti 2. Ahmad Salihin, S.Sos Pembantu Peneliti 3. Muriani, SE Tenaga Kesekretariatan 4. Yessi Gumala, SE Tenaga Kesekretariatan 8. Jangka Waktu Kegiatan Kegiatan Survey dan Pemetaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ini akan diselesaikan dalam jangka waktu selama 3 (tiga) bulan, dari bulan Mei sampai Bulan Juli. 9. Anggaran Anggaran yang dibutuhkan dalam menyelesaikan kegiatan Survey dan Pemetaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ini adalah sebesar Rp. 170.000.000,- (seratus tujuh puluh juta rupiah). Kegiatan ini diharapkan dapat dibiayai oleh APBD Kabupaten Wakatobi Tahun Anggaran 2017 melalui Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Wakatobi. Halaman 8

10. Penutup Proposal Kegiatan Demikian proposal kegiatan ini dibuat dengan harapan dapat terlaksana dengan baik serta dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pembangunan daerah di Kabupaten Wakatobi. Ketua Tim, Sarini Yusuf Abadi, S.Pi., M.Si NIP. 19790521 200801 2 010 Halaman 9