Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 5/Mei 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VII, Nomor 12/Desember 2013

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 4/April 2014

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

BERITA RESMI STATISTIK

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017


BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,18 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,41 PERSEN


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JUNI 2016 INFLASI 0,22 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN JANUARI 2017 INFLASI 1.23 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA JANUARI 2016 INFLASI 0,28 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,21 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0.48 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PURBALINGGA BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,26 PERSEN

BPS KOTA TEGAL. BULAN FEBRUARI 2014 KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen

Pada bulan Agustus Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariasi. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Agustus te

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JANUARI 2016 INFLASI 0,49 PERSEN

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI KOTA BLORA FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,25 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN NOVEMBER 2016 INFLASI 0,52 PERSEN

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JULI 2016 INFLASI 0,65 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BERITA RESMI STATISTIK


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI


BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK


Pada bulan Maret 2016 Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Maret


BPS KABUPATEN PEMALANG


BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KOTA PEKALONGAN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA MARET 2017 DEFLASI 0,07 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI 2016 INFLASI 1,08 PERSEN


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN MARET 2017 DEFLASI 0,06 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

Pada bulan Perkembangan harga berbagai komoditas bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan terjadi deflasi sebesar

\\

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi Kota Bogor Februari 2017 sebesar 0,34 persen

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

Transkripsi:

MARET 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur : Ir. Dewa Ngakan Cakrabawa, MM Penyunting/Editor: Ir. Sabarella, MSi Penulis Artikel : Ir. Efi Respati, MSi Ir. Wieta B. Komalasari, Msi Sri Wahyuningsih, S.Si Widyawati Megawati Manurung, SP Sehusman, SP Yani Supriyati, SE Sekretaris: Heri Dwi Martono Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kanpus Kementan, Gedung D, Lantai IV, Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan, Jakarta Telp./Fax (021) 780-5305, Email : cakra@deptan.go.id; sabarella@deptan.go.id Website : http://www.deptan.go.id/pusdatin atau http://www.deptan.go.id

KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2014 kembali menerbitkan Buletin Bulanan. Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian Volume VIII Nomor 3/Maret 2014 ini berisi data dan analisis deskriptif indikator ekspor dan impor komoditas pertanian bulan Nopember Desember 2013, Indeks Harga Konsumen (IHK) perkotaan dan inflasi bulan Pebruari 2014, Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Januari - Pebruari 2014. Data ekspor-impor yang dipublikasikan telah disesuaikan dengan klasifikasi kode HS (Harmony System) berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012, dan data NTP mulai bulan Nopember 2013 menggunakan tahun dasar 2012 (2012=100). Data yang disajikan dalam buletin ini bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Besar harapan kami bahwa Buletin ini dapat bermanfaat bagi para pengguna data baik di lingkup maupun pengguna lainnya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan buletin ini di masa mendatang. Jakarta, Maret 2014 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

DAFTAR ISI Halaman BAB I. PENJELASAN UMUM... 1 1.1. Ekspor Impor... 1 1.2. Indeks Harga Konsumen/Inflasi... 1 1.3. Nilai Tukar Petani (NTP)... 3 BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN... 5 2.1. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian... 5 2.2. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Tanaman Pangan... 7 2.3. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Hortikultura... 9 2.4. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Perkebunan... 12 2.5. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Peternakan... 15 BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI... 19 3.1. Perkembangan IHK Gabungan 66 Kota di Indonesia Bulan Pebruari 2014... 19 3.2. Perkembangan IHK Gabungan 66 Kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan Makanan... 20 3.3. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan... 22 BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP)... 25 4.1. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima (IT), Indeks Harga yang Dibayar (IB), dan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional dan Sub Sektor 2008 Pebruari 2014...... 25 4.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani Nasional Bulan Januari Pebruari 2014...... 26 4.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sektor Pertanian Sempit (tanpa sub sektor Perikanan) Bulan Januari Pebruari 2014... 27 4.4. Indeks Harga yang Diterima Petani (IT)... 27 4.5. Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB)... 28 4.6. Nilai Tukar Petani (NTP)... 29 4.7. Perbandingan IT, IB dan NTP Antar Provinsi di Indonesia... 30 4.8. Upah Buruh Tani... 34

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB I. PENJELASAN UMUM Buletin Bulanan edisi Volume VIII Nomor 3, Maret 2014 ini menyajikan keragaan data makro sektor pertanian yang meliputi: 1. Ekspor impor komoditas pertanian bulan Nopember Desember 2013. 2. Indeks harga konsumen (IHK) gabungan 66 Kota di Indonesia dan inflasi bulan Pebruari 2014. 3. Nilai tukar petani nasional dan beberapa provinsi di Indonesia bulan Januari Pebruari 2014. 1.1. Ekspor Impor Data ekspor impor komoditas pertanian adalah data ekspor impor yang berasal dari kode HS 10 digit yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan sudah berstatus angka tetap. Kode HS mengacu pada klasifikasi sesuai Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012. Cakupan kode HS komoditas pertanian merupakan kesepakatan hasil koordinasi dengan instansi terkait lingkup. Penyajian data perkembangan ekspor impor komoditas pertanian ini dititikberatkan pada kelompok komoditas baik segar maupun olahan yang mencerminkan peranan masing-masing sub sektor terhadap sektor pertanian secara keseluruhan. 1.2. Indeks Harga Konsumen/Inflasi Data perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan laju inflasi/deflasi bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Penyajian perkembangan IHK dan laju inflasi lebih dititikberatkan pada kelompok bahan makanan yang mencerminkan peranan komoditas utama sektor pertanian dalam tingkat inflasi secara nasional. Sejak bulan Juni 2008, Indeks Harga Konsumen (IHK) dihitung berdasarkan pola konsumsi hasil Survei Biaya Hidup (SBH) di 66 kota tahun 2007 yang mencakup sekitar 284-441 komoditas. IHK gabungan 66 kota ini merupakan hasil perhitungan dari Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 1

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian gabungan indeks masing-masing kota yang ditimbang dengan banyaknya rumahtangga di kota bersangkutan. IHK dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres yang dikembangkan dan dikelompokkan menjadi 7 kelompok yaitu: Bahan makanan yang terdiri dari padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, daging dan hasil-hasilnya, ikan segar, ikan diawetkan, telur, susu dan hasil-hasilnya, sayursayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, bumbu-bumbuan, lemak dan minyak serta bahan makanan lainnya. Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang terdiri dari makanan jadi, minuman yang tidak beralkohol dan tembakau dan minuman beralkohol. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang terdiri dari biaya tempat tinggal, bahan bakar, penerangan dan air, perlengkapan rumah tangga dan penyelenggaraan rumah tangga. Sandang yang terdiri dari sandang laki-laki, sandang wanita, sandang anak-anak, barang pribadi dan sandang lain. Kesehatan yang terdiri dari jasa kesehatan, obat-obatan, jasa perawatan jasmani, perawatan jasmani dan kosmetika. Pendidikan, rekreasi dan olahraga yang terdiri dari jasa pendidikan, kursuskursus/pelatihan, perlengkapan/peralatan pendidikan, rekreasi dan olahraga. Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang terdiri dari transportasi, komunikasi pengiriman, sarana dan penunjang transportasi dan jasa keuangan. Persentase (%) perubahan IHK (Laju inflasi/deflasi) bulanan diperoleh dari : ln ln 1 x 100 ln 1 Dimana : In = Indeks bulan n; In-1 = Indeks bulan n-1 Persentase (%) perubahan IHK dalam satu tahun dihitung dengan menggunakan metode point to to point. 2 Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 1.3. Nilai Tukar Petani (NTP) Data perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Indeks harga yang dibayar petani (IB) disusun berdasarkan data hasil survei bulanan statistik harga konsumen di pasar pedesaan yang dilaksanakan setiap bulan. Indeks harga yang diterima petani (IT) bersumber dari hasil survei harga di tingkat produsen (farm gate) yang dilaksanakan setiap bulan. IT dan IB tersebut dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres yang dikembangkan. NTP merupakan rasio antara IT dengan IB yang dinyatakan dalam persentase. Data NTP menggunakan tahun dasar 2007=100, dan mulai data Nopember 2013 terjadi penggantian tahun dasar menjadi 2012=100, serta penambahan rincian Tanaman Obat pada Indeks Harga yang Dibayar Petani sub sektor hortikultura. NTP IT IB x100% Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 3

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 4 Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN 2.1. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian Volume ekspor komoditas pertanian pada bulan Desember 2013 dibandingkan dengan bulan Nopember 2013, mengalami penurunan sebesar 24,96% yaitu dari 3,83 juta ton menjadi 2,87 juta ton. Penurunan volume ekspor ini disebabkan karena menurunnya volume ekspor semua sub sektor kecuali sub sektor peternakan yang sedikit mengalami peningkatan. Seiring dengan penurunan volume ekspor, nilai ekspor komoditas pertanian pada bulan Desember 2013 juga mengalami penurunan dari US$ 3,25 milyar menjadi US$ 2,64 milyar atau turun sebesar 18,94%. Volume impor komoditas pertanian Indonesia pada bulan Desember 2013 mengalami penurunan dibandingkan bulan Nopember 2013 sebesar 42,49% yakni dari 2,8 juta ton menjadi 1,61 juta ton. Demikian pula, dari sisi nilai impor turun sebesar 16,44% yakni dari US$ 1,39 milyar menjadi US$ 1,17 milyar. Penurunan nilai impor komoditas pertanian tersebut disebabkan oleh turunnya nilai impor sub sektor sub sektor tanaman pangan. Berdasarkan selisih angka ekspor dan impor, maka pada bulan Desember 2013 neraca perdagangan komoditas pertanian Indonesia mengalami surplus dari sisi volume sebesar 1,27 juta ton, demikian juga dari sisi nilai mengalami surplus sebesar US$ 1,47 milyar. Surplus volume neraca perdagangan komoditas pertanian bulan Desember 2013 menunjukkan peningkatan sebesar 22,48% dibandingkan bulan Nopember 2013. Namun demikian, dari sisi nilai, mengalami penurunan surplus sebesar 20,82%. Penurunan neraca nilai perdagangan sub sektor pertanian ini disebabkan karena nilai ekspor yang mengalami penurunan yang lebih tinggi dibanding penurunan nilai impornya. Perkembangan ekspor - impor komoditas pertanian Indonesia menurut sub sektor periode bulan Nopember Desember 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.1. Volume VIII, Nomor 3 / Maret 2014 5

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.1. Ekspor-impor pertanian Indonesia menurut sub sektor, Nopember Desember 2013 No Sub Sektor Nopember Desember Pertumb. (%) Des thd Nop Kumulatif Jan - Des 1 Tanaman Pangan Volume (Kg) - Ekspor 79,889,947 67,141,675-15.96 349,159,891 - Impor 2,452,474,273 1,185,638,888-51.66 13,200,425,628 - Neraca -2,372,584,326-1,118,497,213-52.86-12,851,265,737 Nilai (US$) - Ekspor 30,175,893 24,986,552-17.20 182,627,009 - Impor 871,436,916 453,933,008-47.91 5,522,961,602 - Neraca -841,261,023-428,946,456-49.01-5,340,334,593 2 Hortikultura Volume (Kg) - Ekspor 33,771,273 32,560,484-3.59 357,445,140 - Impor 102,864,834 137,852,171 34.01 1,545,665,908 - Neraca -69,093,561-105,291,687 52.39-1,188,220,768 Nilai (US$) - Ekspor 39,551,216 38,109,029-3.65 422,953,661 - Impor 111,344,772 142,141,201 27.66 1,532,215,389 - Neraca -71,793,556-104,032,172 44.90-1,109,261,728 3 Perkebunan Volume (Kg) - Ekspor 3,698,998,937 2,757,130,986-25.46 32,538,919,108 - Impor 125,313,211 145,317,932 15.96 1,492,843,010 - Neraca 3,573,685,726 2,611,813,054-26.92 31,046,076,098 Nilai (US$) - Ekspor 3,127,287,500 2,515,372,075-19.57 29,476,103,638 - Impor 125,046,169 219,652,298 75.66 2,658,889,093 - Neraca 3,002,241,331 2,295,719,777-23.53 26,817,214,545 4 Peternakan Volume (Kg) - Ekspor 16,245,807 16,506,227 1.60 196,300,265 - Impor 114,960,032 138,975,383 20.89 1,244,993,929 - Neraca -98,714,225-122,469,156 24.06-1,048,693,664 Nilai (US$) - Ekspor 57,849,274 59,790,999 3.36 568,243,712 - Impor 286,650,753 349,446,251 21.91 3,019,311,454 - Neraca -228,801,479-289,655,252 26.60-2,451,067,742 PERTANIAN Volume (Kg) - Ekspor 3,828,905,964 2,873,339,372-24.96 33,441,824,404 - Impor 2,795,612,350 1,607,784,374-42.49 17,483,928,475 - Neraca 1,033,293,614 1,265,554,998 22.48 15,957,895,929 Nilai (US$) - Ekspor 3,254,863,883 2,638,258,655-18.94 30,649,928,020 - Impor 1,394,478,610 1,165,172,758-16.44 12,733,377,538 - Neraca 1,860,385,273 1,473,085,897-20.82 17,916,550,482 Sumber: BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 6 Volume VIII, Nomor 3 / Maret 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 2.2. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan Volume ekspor sub sektor tanaman pangan pada bulan Desember 2013 mencapai 67,14 ribu ton atau turun 15,96% dibandingkan bulan Nopember 2013. Demikian pula nilai ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 17,20%, yakni dari US$ 30,18 juta menjadi US$ 24,99 juta. Komoditas ekspor utama sub sektor tanaman pangan sekaligus penyumbang ekspor terbesar sub sektor ini pada bulan Desember 2013 adalah ubi kayu segar yang mencapai US$ 10,17 juta. Komoditas berikutnya yang menyumbang nilai ekspor tanaman pangan cukup besar adalah ubi kayu olahan yang mencapai US$ 5,4 juta, gandum/meslin olahan sebesar US$ 3,75 juta, dan kacang hijau sebesar US$ 1,69 juta. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan Nopember Desember 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan, Nopember Desember 2013 Pertumbuhan (%) Nopember Desember No Komoditas Des thd Nop Kumulatif Jan - Des Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Beras 1,381,030 137,718 287,210 98,112-79.20-28.76 2,585,718 1,191,376 2 Beras olahan 71,098 23,930 118,350 46,941 66.46 96.16 351,708 186,139 3 Gandum, Meslin 10,463 34,617 1,291 3,673-87.66-89.39 31,279 130,546 4 Gandum, Meslin olahan 11,508,614 5,399,722 8,012,341 3,748,870-30.38-30.57 94,983,616 49,498,798 5 Jagung 581,483 690,080 477,129 419,516-17.95-39.21 8,806,449 11,024,743 6 Jagung olahan 25,297 6,149 323,200 143,399 1,177.62 2,232.07 11,685,516 5,191,154 7 Kacang tanah 556,347 1,014,510 364,085 539,943-34.56-46.78 2,364,474 3,536,883 8 Kacang tanah olahan 339,616 1,062,545 323,561 998,488-4.73-6.03 4,049,939 10,914,571 9 Kedele 30,620 3,268 181,460 18,499 492.62 466.06 1,030,376 459,450 10 Kedele olahan 730,400 1,106,565 490,409 721,114-32.86-34.83 10,102,921 14,453,318 11 Kacang Hijau 4,047,247 3,672,609 1,485,902 1,693,385-63.29-53.89 17,418,682 16,789,554 12 Ubi jalar 860,840 693,452 929,958 818,644 8.03 18.05 9,796,844 8,410,419 13 Ubi kayu 48,716,192 11,399,291 41,730,126 10,165,097-14.34-10.83 127,024,731 32,111,406 14 Ubi kayu olahan 11,028,100 4,915,837 12,392,400 5,398,038 12.37 9.81 58,654,351 27,388,143 15 Tanaman Pangan Lainnya 2,600 15,600 24,253 172,833 832.81 1,007.90 273,287 1,340,509 Total 79,889,947 30,175,893 67,141,675 24,986,552-15.96-17.20 349,159,891 182,627,009 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Perkembangan nilai impor komoditas sub sektor tanaman pangan pada bulan Desember 2013 mengalami penurunan sebesar 47,91% dibandingkan bulan Nopember 2013, yakni dari US$ 871,44 juta menjadi US$ 453,93 juta. Demikian pula dari sisi volume impor komoditas tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 51,66% yakni dari 2,45 juta ton, menjadi 1,19 juta ton. Pada bulan Desember 2013, komoditas utama impor sub sektor ini adalah gandum/meslin segar yang mencapai US$ 174,21 juta, kedele segar sebesar US$ 97,1 juta, jagung segar sebesar US$ 96,58 juta, kacang tanah segar sebesar Volume VIII, Nomor 3 / Maret 2014 7

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian US$ 42,65 juta, dan gandum/meslin olahan sebesar US$ 14,05 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan Nopember Desember 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Impor komoditas sub sektor tanaman pangan, Nopember Desember 2013 Pertumbuhan (%) Nopember Desember No Komoditas Des thd Nop Kumulatif Jan - Des Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Beras 33,126,091 17,839,868 39,791,202 19,598,574 20.12 9.86 472,664,654 246,002,090 2 Beras olahan 0 0 0 0 - - 10,169 35,937 3 Gandum, Meslin 576,985,438 192,088,607 523,188,759 174,208,979-9.32-9.31 6,767,095,021 2,456,557,875 4 Gandum, Meslin olahan 37,736,634 19,313,608 25,517,530 14,046,837-32.38-27.27 296,390,387 195,549,667 5 Jagung 460,397,118 122,568,369 383,758,349 96,579,682-16.65-21.20 3,191,343,946 919,159,267 6 Jagung olahan 4,562,941 2,178,663 5,228,834 2,583,784 14.59 18.59 64,092,675 33,284,411 7 Kacang tanah 15,652,182 18,215,426 36,772,894 42,653,668 134.94 134.16 282,423,308 332,256,397 8 Kacang tanah olahan 46,110 127,082 73,754 177,121 59.95 39.38 1,415,440 3,844,735 9 Kedele 231,588,153 142,510,009 162,785,805 97,098,228-29.71-31.87 1,785,384,513 1,101,562,522 10 Kedele olahan 2,487,475 2,748,394 2,089,089 2,361,567-16.02-14.07 24,698,436 29,538,088 11 Kacang Hijau 1,390,980 1,159,472 1,699,344 1,351,011 22.17 16.52 92,639,576 86,715,490 12 Ubi jalar 0 0 0 0 - - 21,085 31,877 13 Ubi kayu 0 0 0 0 - - 100,798 38,380 14 Ubi kayu olahan 2,194,500 1,075,239 4,579,253 2,205,208 108.67 105.09 220,088,175 107,237,001 15 Tanaman Pangan Lainnya 1,086,306,651 351,612,179 154,075 1,068,349-99.99-99.70 2,057,445 11,147,865 Total 2,452,474,273 871,436,916 1,185,638,888 453,933,008-51.66-47.91 13,200,425,628 5,522,961,602 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Berdasarkan realisasi ekspor dan impor tersebut, maka neraca perdagangan sub sektor tanaman pangan pada bulan Desember 2013 menunjukkan posisi defisit sebesar US$ 428,95 juta dan mengalami penurunan defisit sebesar 49,01% dibandingkan bulan Nopember 2013. Pada bulan Desember 2013, defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada komoditas gandum/meslin segar yang mencapai US$ 174,21 juta, disusul kemudian oleh kedele segar sebesar US$ 97,08 juta, jagung segar sebesar US$ 96,16 juta, kacang tanah segar sebesar US$ 42,11 juta, beras segar sebesar US$ 19,5 juta, gandum/meslin olahan sebesar US$ 10,3 juta. Komoditas tanaman pangan yang mempunyai surplus neraca perdagangan terbesar adalah ubi kayu baik wujud segar maupun olahan masingmasing mencapai US$ 10,17 juta dan US$ 3,19 juta. Neraca perdagangan komoditas sub sektor tanaman pangan periode bulan Nopember - Desember 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.4. 8 Volume VIII, Nomor 3 / Maret 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 2.4. Neraca perdagangan komoditas sub sektor tanaman pangan, Nopember Desember 2013 Pertumbuhan (%) Nopember Desember No Komoditas Des thd Nop Kumulatif Jan - Des Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Beras -31,745,061-17,702,150-39,503,992-19,500,462 24.44 10.16-470,078,936-244,810,714 2 Beras olahan 71,098 23,930 118,350 46,941 66.46 96.16 341,539 150,202 3 Gandum, Meslin -576,974,975-192,053,990-523,187,468-174,205,306-9.32-9.29-6,767,063,742-2,456,427,329 4 Gandum, Meslin olahan -26,228,020-13,913,886-17,505,189-10,297,967-33.26-25.99-201,406,771-146,050,869 5 Jagung -459,815,635-121,878,289-383,281,220-96,160,166-16.64-21.10-3,182,537,497-908,134,524 6 Jagung olahan -4,537,644-2,172,514-4,905,634-2,440,385 8.11 12.33-52,407,159-28,093,257 7 Kacang tanah -15,095,835-17,200,916-36,408,809-42,113,725 141.18 144.83-280,058,834-328,719,514 8 Kacang tanah olahan 293,506 935,463 249,807 821,367-14.89-12.20 2,634,499 7,069,836 9 Kedele -231,557,533-142,506,741-162,604,345-97,079,729-29.78-31.88-1,784,354,137-1,101,103,072 10 Kedele olahan -1,757,075-1,641,829-1,598,680-1,640,453-9.01-0.08-14,595,515-15,084,770 11 Kacang Hijau 2,656,267 2,513,137-213,442 342,374-108.04-86.38-75,220,894-69,925,936 11 Ubi jalar 860,840 693,452 929,958 818,644 8.03 18.05 9,775,759 8,378,542 12 Ubi kayu 48,716,192 11,399,291 41,730,126 10,165,097-14.34-10.83 126,923,933 32,073,026 13 Ubi kayu olahan 8,833,600 3,840,598 7,813,147 3,192,830-11.55-16.87-161,433,824-79,848,858 14 Tanaman Pangan Lainnya -1,086,304,051-351,596,579-129,822-895,516-99.99-99.75-1,784,158-9,807,356 Total -2,372,584,326-841,261,023-1,118,497,213-428,946,456-52.86-49.01-12,851,265,737-5,340,334,593 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 2.3. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Hortikultura Total nilai ekspor sub sektor hortikultura pada bulan Desember 2013 adalah US$ 38,11 juta atau mengalami penurunan sebesar 3,65% dibandingkan bulan Nopember 2013. Demikian pula, dari sisi volume ekspor mengalami penurunan sebesar 3,59%, yaitu dari 33,77 ribu ton menjadi 32,56 ribu ton. Komoditas sub sektor hortikultura yang mempunyai nilai ekspor terbesar pada bulan Desember 2013 adalah nenas sebesar US$ 15,68 juta, tanaman hidup lainnya sebesar US$ 1,95 juta, manggis sebesar US$ 1,38 juta, serta anggur sebesar US$ 1,37 juta. Perkembangan ekspor komoditas hortikultura periode bulan Nopember Desember 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.5. Volume VIII, Nomor 3 / Maret 2014 9

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.5. Ekspor komoditas sub sektor hortikultura, Nopember - Desember 2013 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) A. SAYURAN 1 Kentang 1) 498,760 463,134 721,443 460,460 44.65-0.58 6,089,073 4,277,568 2 Bawang bombay 1) 96,012 78,802 145,658 112,416 51.71 42.66 1,541,642 1,502,260 3 Bawang merah 1) 817,179 420,232 82,600 35,215-89.89-91.62 4,982,019 2,985,483 4 Bawang putih 1) 161,306 301,995 210,069 267,293 30.23-11.49 1,841,568 3,342,941 5 Tomat 1) 289,492 339,603 172,014 220,330-40.58-35.12 2,755,191 3,235,397 6 Bunga kol dan brokoli segar - - - - - - 31,639 17,097 7 Kubis segar 3,473,025 661,662 2,237,526 424,917-35.57-35.78 53,671,750 12,704,328 8 Terung 130,043 168,702 144,571 164,973 11.17-2.21 1,425,362 1,565,228 9 Kacang kapri 1) 4,200 2,940 250 42-94.05-98.57 95,858 81,820 10 Jamur dan cendawan 669,063 1,260,223 484,196 1,046,513-27.63-16.96 6,258,513 12,984,642 11 Cabe 1) 1,002,440 2,094,370 469,960 829,802-53.12-60.38 11,009,345 23,532,805 B BUAH-BUAHAN 13 Pisang segar 1,314,186 628,682 2,131,500 1,028,630 62.19 63.62 5,680,364 2,973,647 14 Nenas 1) 16,551,705 14,970,356 17,396,324 15,682,495 5.10 4.76 174,096,118 157,443,765 15 Mangga 398,259 517,183 189,142 229,118-52.51-55.70 1,089,375 1,412,772 17 Manggis 681,060 298,565 1,812,783 1,384,639 166.17 363.76 7,647,493 5,734,094 18 Jeruk 1) 30,163 26,031 38,950 46,440 29.13 78.40 1,561,126 1,145,601 19 Anggur 1) 64,857 1,207,899 56,700 1,371,853-12.58 13.57 595,589 14,144,472 20 Apel 1) 1,664 1,818 3,848 3,212 131.25 76.68 80,707 77,749 21 Pir 1) 0 0 0 0 - - 71,919 83,431 22 Lengkeng 1) 621 322 0 0 - - 52,763 13,735 C TANAMAN HIAS 24 Anggrek 4,071 49,419 3,616 34,856-11.18-29.47 58,656 630,421 25 Krisan 5,924 62,535 4,515 71,459-23.78 14.27 57,049 772,117 26 Tanaman hidup lainnya 221,772 1,014,099 509,061 1,952,188 129.54 92.50 3,985,697 14,901,553 D TANAMAN BIOFARMAKA 27 Jahe 2,666,591 1,772,045 1,214,986 667,422-54.44-62.34 22,471,685 14,909,488 28 Turmeric (Curcuma) 481,078 405,846 69,000 105,650-85.66-73.97 1,946,541 2,100,919 E HORTIKULTURA LAINNYA 4,207,802 12,804,753 4,461,772 11,969,106 6.04-6.53 48,348,098 140,380,328 Total 33,771,273 39,551,216 32,560,484 38,109,029-3.59-3.65 357,445,140 422,953,661 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1 ) wujud segar dan olahan Nopember Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Desember Pertumbuhan (%) Des thd Nop Kumulatif Jan - Des Nilai impor komoditas sub sektor hortikultura pada bulan Desember 2013 mengalami kenaikan sebesar 27,66% dibandingkan bulan Nopember 2013, yakni dari US$ 111,34 juta menjadi US$ 142,14 juta. Demikian pula, dari sisi volume mengalami kenaikan sebesar 34,01%, yaitu dari 102,86 ribu ton menjadi 137,85 ribu ton. Realisasi nilai impor yang cukup besar pada bulan Desember 2013 adalah bawang putih (US$ 28,62 juta), jeruk (US$ 19,93 juta), apel (US$ 16,27 juta) dan bawang merah (US$ 15,03 juta). Perkembangan impor komoditas sub sektor hortikultura bulan Nopember Desember 2013 disajikan pada Tabel 2.6. 10 Volume VIII, Nomor 3 / Maret 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 2.6. Impor komoditas sub sektor hortikultura, Nopember - Desember 2013 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) A. SAYURAN 1 Kentang 1) 9,836,591 9,081,807 18,079,741 13,646,489 83.80 50.26 107,900,419 93,531,733 2 Bawang bombay 1) 949,880 1,229,509 1,207,747 1,029,144 27.15-16.30 37,721,646 28,852,945 3 Bawang merah 1) 3,259,645 2,557,396 14,833,780 15,029,707 355.07 487.70 96,139,449 54,008,702 4 Bawang putih 1) 19,782,782 17,808,231 36,259,108 28,624,767 83.29 60.74 446,577,247 376,772,579 5 Tomat 1) 1,200,247 1,314,617 1,340,000 1,359,591 11.64 3.42 12,613,726 12,662,260 6 Bunga kol dan brokoli segar 64,613 109,114 117,436 167,232 81.75 53.26 568,697 858,103 7 Kubis segar 62,298 108,285 291,663 243,942 368.17 125.28 952,372 1,060,178 8 Terung 0 0 0 0 - - 0 0 9 Kacang kapri 1) 1,131,828 570,974 2,341,285 1,026,258 106.86 79.74 22,712,941 11,209,937 10 Jamur dan cendawan 307,396 550,225 346,946 592,297 12.87 7.65 4,227,302 6,524,754 11 Cabe 1) 2,469,170 2,864,378 3,178,835 3,732,047 28.74 30.29 23,144,971 27,525,616 B BUAH-BUAHAN 13 Pisang segar 39,973 21,401 39,804 22,383-0.42 4.59 336,799 265,669 14 Nenas 1) 12,609 19,366 576 700-95.43-96.39 259,664 329,827 15 Mangga 8,100 22,275 - - - - 119,080 348,322 17 Manggis 0 0 0 0 - - 0 0 18 Jeruk 1) 9,807,917 11,577,483 15,457,098 19,934,341 57.60 72.18 111,751,908 142,628,743 19 Anggur 1) 4,195,619 12,759,391 4,027,887 12,489,112-4.00-2.12 41,569,180 111,795,992 20 Apel 1) 11,762,712 16,524,259 11,263,274 16,270,099-4.25-1.54 131,664,599 179,118,885 21 Pir 1) 10,465,256 9,004,493 4,483,126 3,993,169-57.16-55.65 127,999,931 109,262,327 22 Lengkeng 1) 3,060,791 3,670,488 4,846,057 5,866,174 58.33 59.82 56,475,708 67,152,234 C TANAMAN HIAS 24 Anggrek 0 0 2,121 20,000 - - 5,018 56,127 25 Krisan 480 9,618 0 0 - - 2,976 56,534 26 Tanaman hidup lainnya 497,194 350,762 571,542 608,926 14.95 73.60 8,210,713 7,835,070 D TANAMAN BIOFARMAKA 27 Jahe 124,900 108,043 276,592 234,336 121.45 116.89 6,307,746 5,927,010 28 Turmeric (Curcuma) 1,845 9,699 - - - - 249,491 475,280 E HORTIKULTURA LAINNYA 23,822,988 21,072,958 18,887,553 17,250,487-20.72-18.14 308,154,325 293,956,562 Total 102,864,834 111,344,772 137,852,171 142,141,201 34.01 27.66 1,545,665,908 1,532,215,389 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1 ) wujud segar dan olahan Nopember Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Desember Pertumbuhan (%) Des thd Nop Kumulatif Jan - Des Pada bulan Desember 2013, neraca perdagangan sub sektor hortikultura mengalami defisit US$ 104,03 juta dan mengalami kenaikan defisit sebesar 44,90% dibandingkan bulan Nopember 2013. Komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan yang cukup besar yakni bawang putih (US$ 28,36 juta), jeruk (US$ 19,89 juta), apel (US$ 16,27 juta), bawang merah (US$ 14,99 juta), dan kentang (US$ 13,19 juta). Komoditas hortikultura yang mengalami surplus terbesar adalah nenas (US$ 15,68 juta) dan manggis (US$ 1,38 juta). Perkembangan neraca perdagangan komoditas sub sektor hortikultura bulan Nopember Desember 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.7. Volume VIII, Nomor 3 / Maret 2014 11

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.7. Neraca perdagangan komoditas sub sektor hortikultura, Nopember - Desember 2013 No Komoditas Nopember Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) A. SAYURAN 1 Kentang 1) -9,337,831-8,618,673-17,358,298-13,186,029 85.89 52.99-101,811,346-89,254,165 2 Bawang bombay 1) -853,868-1,150,707-1,062,089-916,728 24.39-20.33-36,180,004-27,350,685 3 Bawang merah 1) -2,442,466-2,137,164-14,751,180-14,994,492 503.95 601.61-91,157,430-51,023,219 4 Bawang putih 1) -19,621,476-17,506,236-36,049,039-28,357,474 83.72 61.98-444,735,679-373,429,638 5 Tomat 1) -910,755-975,014-1,167,986-1,139,261 28.24 16.85-9,858,535-9,426,863 6 Bunga kol dan brokoli segar -64,613-109,114-117,436-167,232 81.75 53.26-537,058-841,006 7 Kubis segar 3,410,727 553,377 1,945,863 180,975-42.95-67.30 52,719,378 11,644,150 8 Lobak Cina 1) 130,043 168,702 144,571 164,973 11.17-2.21 1,425,362 1,565,228 9 Kacang kapri 1) -1,127,628-568,034-2,341,035-1,026,216 107.61 80.66-22,617,083-11,128,117 10 Jamur dan cendawan 361,667 709,998 137,250 454,216-62.05-36.03 2,031,211 6,459,888 11 Cabe 1) -1,466,730-770,008-2,708,875-2,902,245 84.69 277-12,135,626-3,992,811 B BUAH-BUAHAN 13 Pisang segar 1,274,213 607,281 2,091,696 1,006,247 64 66 5,343,565 2,707,978 14 Nenas 1) 16,539,096 14,950,990 17,395,748 15,681,795 5.18 4.89 173,836,454 157,113,938 15 Mangga 390,159 494,908 189,142 229,118-52 -54 970,295 1,064,450 17 Manggis 681,060 298,565 1,812,783 1,384,639 166 364 7,647,493 5,734,094 18 Jeruk 1) -9,777,754-11,551,452-15,418,148-19,887,901 57.69 72.17-110,190,782-141,483,142 19 Anggur 1) -4,130,762-11,551,492-3,971,187-11,117,259-3.86-3.76-40,973,591-97,651,520 20 Apel 1) -11,761,048-16,522,441-11,259,426-16,266,887-4.27-1.55-131,583,892-179,041,136 21 Pir 1) -10,465,256-9,004,493-4,483,126-3,993,169-57.16-55.65-127,928,012-109,178,896 22 Lengkeng 1) -3,060,170-3,670,166-4,846,057-5,866,174 58.36 59.83-56,422,945-67,138,499 C TANAMAN HIAS 24 Anggrek 4,071 49,419 1,495 14,856-63.28-69.94 53,638 574,294 25 Krisan 5,444 52,917 4,515 71,459-17.06 35.04 54,073 715,583 26 Tanaman hidup lainnya -275,422 663,337-62,481 1,343,262-77.31 103-4,225,016 7,066,483 D TANAMAN BIOFARMAKA 27 Jahe 2,541,691 1,664,002 938,394 433,086-63.08-73.97 16,163,939 8,982,478 28 Turmeric (Curcuma) 479,233 396,147 69,000 105,650-85.60-73 1,697,050 1,625,639 E HORTIKULTURA LAINNYA -19,615,186-8,268,205-14,425,781-5,281,381-26.46-36.12-259,806,227-153,576,234 Total -69,093,561-71,793,556-105,291,687-104,032,172 52.39 44.90-1,188,220,768-1,109,261,728 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1 ) wujud segar dan olahan Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Desember Pertumbuhan (%) Des thd Nop Kumulatif Jan - Des 2.4. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Perkebunan Selama bulan Nopember - Desember 2013, volume ekspor komoditas perkebunan mengalami penurunan sebesar 25,46% yaitu dari 3,70 juta ton menjadi 2,76 juta ton. Demikian juga dari sisi nilainya mengalami penurunan sebesar 19,57% yakni dari US$ 3,13 milyar menjadi US$ 2,52 milyar. Pada bulan Desember 2013, komoditas yang mempunyai realisasi ekspor terbesar yakni minyak sawit mencapai US$ 1,56 milyar, disusul kemudian oleh komoditas karet sebesar US$ 519,51 juta. Komoditas andalan ekspor sub sektor perkebunan lainnya adalah Kakao sebesar US$ 114,05 juta, kelapa sebesar US$ 100,75 juta, kopi sebesar US$ 65,94 juta, dan lada sebesar US$ 31,89 juta. Perkembangan ekspor 12 Volume VIII, Nomor 3 / Maret 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan sub sektor perkebunan bulan Nopember - Desembes 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.8. Tabel 2.8. Ekspor komoditas sub sektor perkebunan, Nopember - Desember 2013 No Komoditas Nopember Desember Pertumbuhan Kumulatif Jan - Des Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Kelapa 151,583,120 93,060,689 136,351,745 100,749,818-10.05 8.26 1,295,442,025 762,412,509 2 Karet 227,336,446 532,153,623 225,121,316 519,515,676-0.97-2.37 2,701,994,801 6,906,952,384 3 Minyak sawit 3,033,526,094 2,141,203,760 2,150,919,862 1,563,926,000-29.10-26.96 25,795,382,735 17,677,357,534 4 Kopi 35,964,056 72,865,294 31,779,427 65,941,521-11.64-9.50 534,025,073 1,174,044,469 5 Teh 5,598,125 11,727,750 6,201,018 12,877,975 10.77 9.81 70,841,526 157,500,669 6 Lada 4,958,731 39,009,701 4,111,318 31,886,039-17.09-18.26 47,907,859 346,975,553 7 Tembakau 3,489,778 19,123,752 3,157,611 16,000,884-9.52-16.33 41,764,938 199,589,221 8 Kakao 41,412,874 125,574,931 38,232,443 114,050,073-7.68-9.18 414,087,186 1,151,480,680 9 Kapas 2,971,110 3,712,259 2,230,702 2,785,976-24.92-24.95 30,636,534 45,616,438 10 Cassiavera (kayu manis) 4,200,418 6,558,470 4,410,543 7,071,193 5.00 7.82 52,506,675 72,957,510 11 Kemiri 48,275,773 3,331,131 6,183,471 402,517-87.19-87.92 177,999,843 13,900,969 12 Gula tebu 88,927,197 10,585,995 108,456,841 12,213,238 21.96 15.37 538,260,319 67,586,636 13 Pinang 21,296,402 16,482,277 16,791,708 13,886,988-21.15-15.75 220,106,601 165,848,363 14 Jambu mete 13,799,216 19,554,151 10,351,617 14,852,910-24.98-24.04 52,262,729 90,794,902 15 Minyak atsiri 350,778 7,881,655 266,190 9,859,292-24.11 25.09 2,980,098 78,792,589 16 Gambir 1,200,925 2,441,144 1,326,190 2,944,778 10.43 20.63 15,671,106 34,847,421 17 Lainnya 14,107,894 22,020,918 11,238,984 26,407,197-20.34 19.92 547,049,060 529,445,791 Total 3,698,998,937 3,127,287,500 2,757,130,986 2,515,372,075-25.46-19.57 32,538,919,108 29,476,103,638 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Indonesia masih melakukan impor beberapa komoditas perkebunan, walaupun dalam proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan realisasi ekspornya. Impor komoditas perkebunan bulan Nopember - Desember 2013 mengalami peningkatan dari sisi volume sebesar 15,96%, dan dari sisi nilai turun sebesar 2,38%. Pada bulan Desember 2013, volume impor komoditas perkebunan mencapai 145,32 ribu ton atau setara dengan US$ 219,65 juta, dimana yang dominan diimpor oleh Indonesia adalah kapas, tembakau, kakao, minyak sawit dan gula tebu. Realisasi impor kapas pada bulan Desember 2013 mencapai 48,19 ribu ton atau setara dengan US$ 98,40 juta, disusul kemudian oleh tembakau sebesar 9,40 ribu ton atau setara dengan US$ 55,66 juta, gula tebu sebesar 68,25 ribu ton atau setara dengan US$ 32,00 juta, kakao sebesar 3,59 ribu ton atau setara US$ 12,87 juta dan minyak sawit sebesar 7,47 ribu ton atau setara US$ 5,99 juta. Perkembangan impor sub sektor perkebunan bulan Nopember - Desember 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.9. Volume VIII, Nomor 3 / Maret 2014 13

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.9. Impor komoditas sub sektor perkebunan, Nopember - Desember 2013 No Komoditas Nopember Desember Pertumbuhan (%) Kumulatif Jan - Des Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Kelapa 344,827 210,394 186,181 86,099-46.01-59.08 4,747,707 3,460,104 2 Karet 2,045,403 3,988,877 2,120,408 4,085,712 3.67 2.43 24,527,401 52,044,893 3 Minyak sawit 15,447,722 12,612,409 7,466,811 5,988,283-51.66-52.52 73,816,327 57,704,127 4 Kopi 343,405 1,102,635 621,347 1,471,743 80.94 33.48 15,800,296 38,838,385 5 Teh 1,468,500 1,895,846 1,037,972 1,580,242-29.32-16.65 20,579,909 29,342,996 6 Lada 49,644 349,630 45,748 353,807-7.85 1.19 416,750 3,782,547 7 Tembakau 9,988,154 57,366,872 9,403,277 55,659,369-5.86-2.98 121,218,229 627,301,457 8 Kakao 6,335,090 19,453,738 3,592,764 12,868,343-43.29-33.85 63,156,855 204,640,691 9 Kapas 52,536,766 109,473,090 48,189,961 98,401,176-8.27-10.11 673,821,464 1,348,839,822 10 Cassiavera (kayu manis) 5,000 12,500 66,923 203,951 1238.46 1531.61 1,021,524 3,021,044 11 Kemiri 90,191 26,936 40,102 27,874-55.54 3.48 476,811 1,785,382 12 Gula tebu 31,714,014 9,168,655 68,254,471 31,998,401 115.22 249.00 434,070,727 181,287,862 13 Pinang 10 159 0 0 - - 48,017 38,776 14 Jambu mete 231,561 583,713 228,998 609,158-1.11 4.36 3,754,651 13,849,783 15 Minyak atsiri 254,136 4,177,637 157,678 2,444,861-37.96-41.48 2,276,463 36,777,402 16 Gambir 0 0 0 0 - - 1,006 1,006 17 Lainnya 4,458,788 4,591,735 3,905,291 3,873,279-12.41-15.65 53,108,873 56,172,816 Total 125,313,211 225,014,826 145,317,932 219,652,298 15.96-2.38 1,492,843,010 2,658,889,093 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Komoditas perkebunan merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia, karena dari waktu ke waktu neraca perdagangan komoditas perkebunan hampir selalu mengalami surplus. Surplus neraca perdagangan pada bulan Desember 2013 sebesar US$ 2,90 milyar, mengalami peningkatan baik dari sisi nilai sebesar 33,12% dan volume sebesar 39,39% dibanding bulan Nopember 2013. Selama periode bulan Desember 2013, surplus neraca perdagangan yang terbesar adalah komoditas minyak sawit mencapai US$ 2,13 milyar, disusul oleh komoditas karet sebesar US$ 528,16 juta, kakao sebesar US$ 106,12 juta, kelapa sebesar US$ 92,85 juta, kopi sebesar US$ 71,76 dan lada sebesar US$ 38,66 juta. Sementara, komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan pada bulan Desember 2013 adalah kapas yang mencapai US$ 105,76 juta dan tembakau sebesar US$ 38,24 juta. Neraca perdagangan sub sektor perkebunan bulan Nopember - Desember 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.10. 14 Volume VIII, Nomor 3 / Maret 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 2.10. Neraca perdagangan komoditas sub sektor perkebunan, Nopember - Desember 2013 No Komoditas Nopember Desember Pertumbuhan Kumulatif Jan - Des Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Kelapa 95,167,535 59,358,172 151,238,293 92,850,295 58.92 56.42 1,154,528,754 658,288,686 2 Karet 246,910,042 580,769,037 225,291,043 528,164,746-8.76-9.06 2,454,466,492 6,339,477,527 3 Minyak sawit 2,031,917,499 1,336,301,267 3,018,078,372 2,128,591,351 48.53 59.29 23,578,113,357 16,061,715,690 4 Kopi 59,295,196 115,813,910 35,620,651 71,762,659-39.93-38.04 487,066,697 1,070,736,306 5 Teh 4,370,851 10,430,529 4,129,625 9,831,904-5.52-5.74 45,098,571 116,859,940 6 Lada 6,178,673 45,954,967 4,909,087 38,660,071-20.55-15.87 43,425,539 311,660,774 7 Tembakau -8,458,125-49,914,825-6,498,376-38,243,120-23.17-23.38-73,207,625-388,053,751 8 Kakao 33,668,084 100,388,220 35,077,784 106,121,193 4.19 5.71 316,290,652 845,658,259 9 Kapas -55,102,131-116,955,815-49,565,656-105,760,831-10.05-9.57-597,225,671-1,207,608,184 10 Cassiavera (kayu manis) 5,062,298 6,839,135 4,195,418 6,545,970-17.12-4.29 47,141,531 63,069,224 11 Kemiri 30,831,396 2,104,665 48,185,582 3,304,195 56 56.99 171,379,663 11,740,944 12 Gula tebu -26,646,396-27,267,551 57,213,183 1,417,340-314.71-105.20 63,987,222-93,916,063 13 Pinang 19,752,395 13,559,487 21,296,392 16,482,118 7.82 21.55 203,266,876 151,922,599 14 Jambu mete 7,738,549 10,711,856 13,567,655 18,970,438 75.33 77.10 38,385,459 62,701,367 15 Minyak atsiri 15,625 1,869,503 96,642 3,704,018 518.51 98.13 595,123 34,600,756 16 Gambir 1,419,141 3,021,680 1,200,925 2,441,144-15.38-19.21 14,343,910 31,899,071 17 Lainnya 111,684,735 87,161,654 9,649,106 17,429,183-91.36-80.00 486,606,494 450,741,623 Total 2,563,805,367 2,180,145,891 3,573,685,726 2,902,272,674 39.39 33.12 28,434,263,044 24,521,494,768 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 2.5. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Peternakan Nilai ekspor sub sektor peternakan pada bulan Desember 2013 dibandingkan dengan bulan Nopember 2013 mengalami peningkatan sebesar 3,36% yakni dari US$ 57,85 juta menjadi US$ 59,79 juta. Begitu juga, dari sisi volume ekspor naik dari 16,25 ribu ton menjadi 16,51 ribu ton atau naik 1,60%. Komoditas ekspor utama sub sektor peternakan pada bulan Desember 2013 adalah komoditas babi hidup yang mencapai US$ 6,81 juta, disusul kemudian oleh susu dan kepala susu sebesar US$ 5,93 juta, kulit dan jangat sebesar US$ 4,58 juta, lemak sebesar US$ 2,91 juta. Perkembangan ekspor komoditas sub sektor peternakan bulan Nopember - Desember 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.11. Volume VIII, Nomor 3 / Maret 2014 15

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.11. Ekspor komoditas sub sektor peternakan, Nopember - Desember 2013 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Sapi hidup 0 0 0 0 - - 0 0 2 Kerbau hidup 0 0 0 0 - - 0 0 3 Babi hidup 3,209,289 6,688,113 3,294,291 6,807,705 2.65 1.79 36,675,407 67,933,450 4 Kambing Hidup 0 0 0 0 - - 1,800 5,665 5 Primata hidup 0 0 121 48,000 - - 793 73,000 6 Kelinci hidup 284 618 0 0 - - 179,165 152,587 7 Binatang melata hidup 33,929 242,750 8,986 34,885-73.52-85.63 362,314 2,459,791 8 Burung hidup 0 0 440 10,000 - - 1,193 204,510 9 Daging dan jeroan lembu 351 720 39 1,062-88.89 47.50 3,242 7,217 10 Daging biri-biri atau kambing 0 0 0 0 - - 263 419 11 Daging ayam 75 458 0 0 - - 535 2,210 12 Daging bebek 0 0 0 0 - - 0 0 13 Daging binatang melata 113,576 143,918 25,980 23,180-77.13-83.89 927,347 1,153,506 14 Daging kodok 435,499 2,597,187 98,484 536,617-77.39-79.34 3,417,459 19,948,253 15 Susu dan kepala susu 2,779,376 5,111,016 1,632,048 5,929,246-41.28 16.01 35,265,735 71,520,081 16 Yogurt 97,827 96,381 105,296 93,343 7.63-3.15 1,028,728 974,769 17 Mentega 1,136,858 1,393,339 1,137,001 1,342,125 0.01-3.68 13,486,710 16,804,058 18 Keju dan dadih susu 99,884 300,207 142,353 395,479 42.52 31.74 848,747 3,256,617 19 Telur unggas 0 0 0 0 - - 400 3,076 20 Madu alam 7,071 13,657 10,507 8,539 48.59-37.48 206,988 2,348,238 21 Bulu babi 0 0 0 0 - - 0 0 22 Bulu unggas 114,337 281,668 0 0 - - 1,688,754 3,614,712 23 Lemak 6,926,441 5,746,941 3,347,056 2,910,442-51.68-49.36 77,155,154 64,757,136 24 Makanan olahan lain 513,624 569,165 46,900 64,799-90.87-88.62 8,874,552 8,114,554 25 Obat hewan 70,191 1,202,720 23,996 288,234-65.81-76.03 518,675 11,977,507 26 Kulit dan jangat 643,563 12,426,537 303,691 4,579,812-52.81-63.14 7,286,534 125,216,156 27 Wol 1,144 157,395 0 0 - - 946,924 1,269,265 28 Lainnya 62,488 20,876,484 6,329,038 36,717,531 10028.4 75.88 7,422,846 166,446,935 Total 16,245,807 57,849,274 16,506,227 59,790,999 1.60 3.36 196,300,265 568,243,712 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Nopember Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Desember Pertumbuhan (%) Des thd Nop Kumulatif Jan - Des Perkembangan nilai impor sub sektor peternakan bulan Desember 2013 dibandingkan bulan Nopember 2013 mengalami peningkatan sebesar 21,91%, demikian juga dari sisi volume meningkat sebesar 20,89%. Pada bulan Desember 2013, realisasi impor komoditas peternakan mencapai 138,98 ribu ton atau setara US$ 349,45 juta. Nilai impor terbesar terjadi pada komoditas susu dan kepala susu yang mencapai US$ 97,47 juta, diikuti oleh sapi hidup sebesar US$ 70,15 juta, daging dan jeroan lembu sebesar US$ 53,77 juta, makanan olahan lain sebesar US$ 44,95 juta, kulit dan jangat sebesar US$ 34,54 juta, serta mentega sebesar US$ 25,25 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor peternakan bulan Nopember - Desember 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.12. 16 Volume VIII, Nomor 3 / Maret 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 2.12. Impor komoditas sub sektor peternakan, Nopember - Desember 2013 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Sapi hidup 9,000,283 23,040,688 26,109,663 70,151,402 190.10 204.47 130,021,422 338,399,338 2 Kerbau hidup 0 0 0 0 - - 503,264 3,030,289 3 Babi hidup 0 0 0 0 - - 0 0 4 Kambing hidup 0 0 0 0 - - 2,500 54,979 5 Primata hidup 0 0 0 0 - - 0 0 6 Kelinci hidup 24,000 70,476 0 0 - - 24,147 76,882 7 Binatang melata hidup 0 0 0 0 - - 2,379 45,119 8 Burung hidup 2,202 17,147 2,684 20,010 21.89 16.70 22,276 391,286 9 Daging dan jeroan lembu 9,780,664 37,553,478 13,556,403 53,770,743 38.60 43.18 57,437,103 250,412,772 10 Daging biri-biri atau kambing 179,882 1,141,683 201,817 1,170,070 12.19 2.49 1,361,837 8,934,515 11 Daging ayam 47,258 123,695 108,439 343,309 129.46 177.54 463,319 1,579,432 12 Daging bebek 124,688 554,767 130,139 364,270 4.37-34.34 844,765 2,626,466 13 Daging binatang melata 0 0 0 0 - - 0 0 14 Daging kodok 0 0 4,000 6,472 - - 4,000 6,472 15 Susu dan kepala susu 18,880,899 88,614,628 20,870,405 97,473,863 10.54 10.00 221,247,263 904,983,445 16 Yogurt 0 0 0 0 - - 46,284 136,520 17 Mentega 11,987,526 32,983,010 8,982,408 25,249,227-25.07-23.45 137,842,907 356,235,401 18 Keju dan dadih susu 1,558,293 7,515,151 1,794,319 8,852,150 15.15 17.79 21,421,677 97,437,090 19 Telur unggas 120,110 641,077 249,841 1,374,908 108.01 114.47 1,737,687 9,667,963 20 Madu alam 61,107 262,431 236,031 787,474 286.26 200.07 2,177,424 8,333,688 21 Bulu babi 121,644 854,960 144,383 1,293,367 18.69 51.28 1,311,625 10,268,832 22 Bulu unggas 220,730 763,503 12,860 1,142,110-94.17 49.59 4,482,355 44,440,478 23 Lemak 373,796 628,201 397,894 721,864 6.45 14.91 4,255,083 8,802,500 24 Makanan olahan lain 56,581,398 43,869,317 60,425,777 44,953,109 6.79 2.47 596,046,227 481,710,724 25 Obat hewan 88,469 4,445,642 110,463 4,264,689 24.86-4.07 1,369,521 54,177,708 26 Kulit dan jangat 5,030,905 40,886,774 4,581,125 34,536,776-8.94-15.53 52,540,763 406,135,716 27 Wol 111,713 1,561,700 111,986 1,075,583 0.24-31.13 1,404,602 16,733,961 28 Lainnya 664,465 1,122,425 944,746 1,894,855 42.18 68.82 8,423,499 14,689,878 Total 114,960,032 286,650,753 138,975,383 349,446,251 20.89 21.91 1,244,993,929 3,019,311,454 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Nopember Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Desember Pertumbuhan (%) Des thd Nop Kumulatif Jan - Des Neraca perdagangan sub sektor peternakan pada periode bulan Nopember - Desember 2013 mengalami peningkatan defisit dari sisi nilai sebesar 26,60%, dan dari sisi volume naik sebesar 24,06%. Pada bulan Desember 2013, defisit neraca perdagangan komoditas peternakan mencapai US$ 289,66 ribu. Defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada komoditas susu dan kepala susu yang mencapai US$ 91,54 juta, disusul sapi hidup sebesar US$ 70,15 juta, daging dan jeroan lembu sebesar US$ 53,77 ribu, makanan olahan lain sebesar US$ 44,89 juta, kulit dan jangat sebesar US$ 29,96 juta, serta mentega sebesar US$ 23,91 juta. Sementara, surplus neraca perdagangan tiga terbesar di bulan Desember 2013 dialami komoditas babi hidup sebesar US$ 6,81 juta, lemak sebesar US$ 2,19 juta, dan daging kodok sebesar US$ 530,15 ribu. Neraca perdagangan sub sektor peternakan bulan Nopember - Desember 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.13. Volume VIII, Nomor 3 / Maret 2014 17

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.13. Neraca perdagangan komoditas sub sektor peternakan, Nopember - Desember 2013 No Komoditas Nopember Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Sapi hidup -9,000,283-23,040,688-26,109,663-70,151,402 190.10 204.47-130,021,422-338,399,338 2 Kerbau hidup 0 0 0 0 - - -503,264-3,030,289 3 Babi hidup 3,209,289 6,688,113 3,294,291 6,807,705 2.65 1.79 36,675,407 67,933,450 4 Kambing hidup 0 0 0 0 - - -700-49,314 5 Primata hidup 0 0 121 48,000 - - 793 73,000 6 Kelinci hidup -23,716-69,858 0 0 - - 155,018 75,705 7 Binatang melata hidup 33,929 242,750 8,986 34,885-73.52-85.63 359,935 2,414,672 8 Burung hidup -2,202-17,147-2,244-10,010 1.91-41.62-21,083-186,776 9 Daging dan jeroan lembu -9,780,313-37,552,758-13,556,364-53,769,681 38.61 43.18-57,433,861-250,405,555 10 Daging biri-biri atau kambing -179,882-1,141,683-201,817-1,170,070 12.19 2.49-1,361,574-8,934,096 11 Daging ayam -47,183-123,237-108,439-343,309 129.83 178.58-462,784-1,577,222 12 Daging bebek -124,688-554,767-130,139-364,270 4.37-34.34-844,765-2,626,466 13 Daging binatang melata 113,576 143,918 25,980 23,180-77.13-83.89 927,347 1,153,506 14 Daging kodok 435,499 2,597,187 94,484 530,145-78.30-79.59 3,413,459 19,941,781 15 Susu dan kepala susu -16,101,523-83,503,612-19,238,357-91,544,617 19.48 9.63-185,981,528-833,463,364 16 Yogurt 97,827 96,381 105,296 93,343 7.63-3.15 982,444 838,249 17 Mentega -10,850,668-31,589,671-7,845,407-23,907,102-27.70-24.32-124,356,197-339,431,343 18 Keju dan dadih susu -1,458,409-7,214,944-1,651,966-8,456,671 13.27 17.21-20,572,930-94,180,473 19 Telur unggas -120,110-641,077-249,841-1,374,908 108.01 114.47-1,737,287-9,664,887 20 Madu alam -54,036-248,774-225,524-778,935 317.36 213.11-1,970,436-5,985,450 21 Bulu babi -121,644-854,960-144,383-1,293,367 18.69 51.28-1,311,625-10,268,832 22 Bulu unggas -106,393-481,835-12,860-1,142,110-87.91 137.03-2,793,601-40,825,766 23 Lemak 6,552,645 5,118,740 2,949,162 2,188,578-54.99-57.24 72,900,071 55,954,636 24 Makanan olahan lain -56,067,774-43,300,152-60,378,877-44,888,310 7.69 3.67-587,171,675-473,596,170 25 Obat hewan -18,278-3,242,922-86,467-3,976,455 373.07 22.62-850,846-42,200,201 26 Kulit dan jangat -4,387,342-28,460,237-4,277,434-29,956,964-2.51 5.26-45,254,229-280,919,560 27 Wol -110,569-1,404,305-111,986-1,075,583 1.28-23.41-457,678-15,464,696 28 Lainnya -601,977 19,754,059 5,384,292 34,822,676-994.43 76.28-1,000,653 151,757,057 Total -98,714,225-228,801,479-122,469,156-289,655,252 24.06 26.60-1,048,693,664-2,451,067,742 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Desember Pertumbuhan (%) Des thd Nop Kumulatif Jan - Des 18 Volume VIII, Nomor 3 / Maret 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI Buletin Bulanan 3.1. Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia Bulan Februari 2014 Perkembangan IHK umum gabungan 82 kota pada bulan Februari 2014 secara umum menunjukkan inflasi sebesar 0,26% atau mengalami kenaikan Indeks harga Konsumen (IHK) dari 110,99% pada bulan Januari 2014 menjadi 111,28% pada bulan Februari 2014. Kelompok penyusun IHK umum gabungan 82 kota terdiri dari 7 kelompok, yaitu: (1) bahan makanan; (2) makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; (3) perumahan, air, listrik dan bahan bakar; (4) sandang; (5) kesehatan; (6) pendidikan, rekreasi dan olahraga; serta (7) transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Semua kelompok bahan makanan pada bulan Februari 2014 mengalami kenaikan harga atau Inflasi yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks seluruh kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,36%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,43%, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,17%, kelompok sandang sebesar 0,57%, kelompok kesehatan sebesar 0,28%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,17% dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,15%. Dari 7 kelompok penyusun IHK pada bulan Februari 2014 yang mengalami kenaikan harga atau inflasi tertinggi adalah kelompok sandang sebesar 0,57% dan terendah adalah kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0.15%. Untuk periode tahun ini (Desember 2013 Februari 2014) lebih dikenal dengan istilah tingkat laju inflasi tahun kalender, tingkat laju inflasi tahun kalender (Desember 2013-Februari 2014) secara umum sebesar 1,33%. Pada bulan Februari 2014 laju inflasi tahun kalender 2014 pada semua kelompok IHK mengalami kenaikan harga atau terjadi inflasi yaitu kelompok bahan makanan sebesar 3,13%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 1,16%, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 1,18%, kelompok sandang sebesar 1,12%, kelompok kesehatan sebesar 1,01%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,45% dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,35%. Perkembangan IHK gabungan 82 kota di Indonesia pada bulan Februari 2014 (2012=100) secara rinci disajikan pada Tabel 3.1. Volume VIII, Nomor 03/ Maret 2014 19

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 3.1. Indeks Harga Konsumen (IHK) Gabungan 82 kota di Indonesia, Februari 2014 (2012=100) No. Kelompok/ Sub Kelompok JANUARI IHK 2014 FEBRUARI U M U M 110.99 111.28 0.26 1.33 I BAHAN MAKANAN 117.81 118.23 0.36 3.13 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 108.30 109.94 1.51 2.86 Daging dan Hasil-hasilnya 115.38 114.62-0.66 2.30 Ikan Segar 118.56 122.20 3.07 6.80 Ikan Diawetkan 115.39 117.60 1.92 4.94 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 112.94 114.23 1.14 4.82 Sayur-sayuran 127.26 130.81 2.79 9.57 Kacang - kacangan 122.00 122.49 0.40 0.94 Buah - buahan 127.45 128.27 0.64 2.76 Bumbu - bumbuan 146.83 136.51-7.03-5.45 Lemak dan Minyak 103.53 104.30 0.74 1.70 Bahan Makanan Lainnya 108.10 108.52 0.39 1.39 II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 110.71 111.19 0.43 1.16 Makanan Jadi 111.45 111.87 0.38 1.14 Minuman yang Tidak Beralkohol 106.68 107.02 0.32 0.79 Tembakau dan Minuman Beralkohol 112.44 113.19 0.67 1.48 III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 108.72 108.90 0.17 1.18 Biaya Tempat Tinggal 107.29 107.71 0.39 0.79 Bahan Bakar, Penerangan dan Air 114.87 114.06-0.71 2.50 Perlengkapan Rumahtangga 105.30 106.12 0.78 1.25 Penyelenggaraan Rumahtangga 107.00 107.28 0.26 0.49 IV SANDANG 103.88 104.47 0.57 1.12 Sandang Laki-laki 105.17 105.45 0.27 0.51 Sandang Wanita 104.32 104.55 0.22 0.74 Sandang Anak-anak 103.83 104.11 0.27 0.60 Barang Pribadi dan Sandang Lain 101.86 103.00 1.12 2.13 V KESEHATAN 105.76 106.06 0.28 1.01 Jasa Kesehatan 104.61 104.83 0.21 0.99 Obat-obatan 104.99 105.59 0.57 1.53 Jasa Perawatan Jasmani 109.35 109.59 0.22 1.15 Perawatan Jasmani dan Kosmetika 106.28 106.55 0.25 0.72 VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 105.98 106.16 0.17 0.45 Pendidikan 107.46 107.47 0.01 0.09 Kursus-kursus / Pelatihan 104.81 105.20 0.37 0.76 Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 103.07 103.70 0.61 0.90 Rekreasi 104.65 104.95 0.29 0.94 Olahraga 103.31 103.56 0.24 0.43 VII TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 113.72 113.89 0.15 0.35 Transpor 122.20 122.48 0.23 0.50 Komunikasi Dan Pengiriman 99.60 99.59-0.01-0.01 Sarana dan Penunjang Transpor 105.10 105.48 0.36 0.78 Jasa Keuangan 101.41 101.41 0.00 0.00 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1) Persentasi perubahan IHK Februari 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentasi perubahan IHK Februari 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013 Inflasi Bulan Februari 2014 1) Laju Inflasi Tahun Kalender 2014 2) 3.2. Perkembangan IHK Gabungan 82 kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan Makanan Perkembangan harga untuk kelompok bahan makanan pada bulan Februari 2014 mengalami inflasi sebesar 0,36% atau terjadi kenaikan indeks harga dari 117,81 20 Volume VIII, Nomor 03/Maret 2013

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan pada Januari 2014 menjadi 118,23 pada Februari 2014. Sub kelompok penyusun inflasi bahan makanan terdiri dari: (1) padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya; (2) daging dan hasil-hasilnya; (3) ikan segar; (4) ikan diawetkan; (5) telur, susu dan hasilhasilnya; (6) sayur-sayuran; (7) kacang-kacangan; (8) buah-buahan; (9) bumbubumbuan; (10) lemak dan minyak; serta (11) bahan makanan lainnya. Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan ada 9 subkelompok yang mengalami kenaikan harga atau inflasi yaitu subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 1,51%, subkelompok ikan segar sebesar 3,07%, subkelompok ikan diawetkan sebesar 1,92%, subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 1,14%, subkelompok sayur-sayuran sebesar 2,79%, subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,40%, subkelompok buah-buahan sebesar 0,64%, subkelompok lemak dan minyak sebesar 0,74% dan subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,39%. Sedangkan ada 2 subkelompok yang mengalami penurunan harga atau deflasi yaitu subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 0,66% dan subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 7,03%. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok ikan segar 3,07% dan inflasi terendah adalah subkelompok bahan makanan lain 0,39%. Inflasi kelompok bahan makanan untuk periode (Desember 2013 Februari 2014) dikenal dengan istilah tingkat laju inflasi tahun kalender. Laju inflasi tahun kalender (Desember 2013-Februari 2014) kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 3,13%. Hampir semua subkelompok bahan makanan mengalami inflasi yaitu subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 2,86%, subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 2,30%, sub kelompok ikan segar sebesar 6.,0%, subkelompok ikan di awetkan sebesar 4,94%, subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 4,82%, sub kelompok sayur-sayuran sebesar 9,57%, subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,94%, subkelompok buah-buahan sebesar 2,76%, subkelompok lemak dan minyak sebesar 1,70% dan subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 1,39%. Sedangkan subkelompok bumbu-bumbuan mengalami penurunan harga atau deflasi sebesar 5,45%. Dari 11 subkelompok bahan makanan yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok sayur-sayuran sebesar 9,57% dan inflasi terendah pada subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,94%. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan Februari 2014 adalah beras, ikan segar, cabai rawit, bayam, ikan diawetkan, kacang panjang, kangkung, terong panjang, wortel, anggur, melon dan minyak goreng. Sedangkan Volume VIII, Nomor 03/ Maret 2014 21

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian komoditas yang mengalami penurunan harga adalah bawang merah, cabai merah, daging ayam ras, tomat sayur dan tomat buah. Perkembangan IHK dan tingkat inflasi sub kelompok bahan makanan bulan Februari 2014( 2012=100) secara rinci disajikan pada Tabel 3.1. 3.3. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan Secara umum, kelompok bahan makanan memberikan andil/sumbangan inflasi sebesar 0,0419%, kelompok Ikan segar sebesar 0,0542%, kelompok ikan di awetkan sebesar 0,0106%, kelompok susu, telur & hasil-hasilnya sebesar 0,0232%, kelompok sayur-sayuran sebesar 0,0561%, kelompok kacang-kacangan sebesar 0,0033%, kelompok buah-buahan sebesar 0,0102%, kelompok lemak dan minyak sebesar 0,0080% dan kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,004%. Sedangkan kelompok yang memberikan andil negatif atau menahan inflasi yaitu kelompok daging-dagingan & hasil-hasilnya sebesar 0,0171% dan kelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,1672%. Komoditi yang memberikan andil inflasi tertinggi adalah subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0,0602% dan sub kelompok yang memberikan andil inflasi terendah adalah bahan makanan lainnya sebesar 0,0004%. Andil komoditi subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya pada bulan Februari 2014 disusun oleh 5 (lima) komoditi yaitu: (1) beras, (2) ketela pohon, (3) mie kering instan, (4) tepung beras, (5) tepung terigu. Sub kelompok padipadian, umbi-umbian dan hasilnya memberikan andil positip terhadap inflasi sebesar 0,0602% yang disumbang dari andil komoditas beras sebesar 0,0516%, komoditas ketela pohon sebesar 0,0004%, komoditas mie kering instan sebesar 0,0082% dan komoditas tepung beras sebesar 0,0001%, sedangkan komoditas tepung terigu memberikan andil negatif sebesar 0,0001%. Andil sub kelompok terhadap inflasi kelompok bahan makanan dan inflasi umum bulan Februari 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 3.2. 22 Volume VIII, Nomor 03/Maret 2013

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 3.2. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan, Februari 2014 No. Kelompok / Sub Kelompok Andil (%) UMUM 0.2600 1 BAHAN MAKANAN 0.0419 PADI-2AN, UMBI-2AN & HASILNYA 0.0602-101001 BERAS 0.0516-101007 KETELA POHON 0.0004-101011 MIE KERING INSTANT 0.0082-101018 TEPUNG BERAS 0.0001-101022 TEPUNG TERIGU -0.0001 2 DAGING-DAGINGAN & HASIL-HASILNYA -0.0171 3 IKAN SEGAR 0.0542 4 IKAN DIAWETKAN 0.0106 5 SUSU, TELUR & HASIL-HASILNYA 0.0232 6 SAYUR-SAYURAN 0.0561 7 KACANG-KACANGAN 0.0033 8 BUAH-BUAHAN 0.0102 9 BUMBU-BUMBUAN -0.1672 10 LEMAK & MINYAK 0.0080 11 BAHAN MAKANAN LAINNYA 0.0004 Sumber : BPS Volume VIII, Nomor 03/ Maret 2014 23

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 24 Volume VIII, Nomor 03/Maret 2013

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP) 4.1. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima (IT), Indeks Harga yang Dibayar (IB) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional dan Sub Sektor 2008 Pebruari 2014 Perkembangan IT Nasional bulanan sejak tahun 2008 hingga bulan Pebruari 2014 (tahun dasar=2012) menunjukkan pola terus mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 5,48%. Peningkatan nilai IT ini dikarenakan adanya peningkatan indeks harga jual komoditas. Demikian pula, nilai IB dari tahun 2008 hingga Pebruari 2014 juga terus mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 4,47% yang disebabkan meningkatnya indeks harga barang konsumsi rumah tangga maupun indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal. Peningkatan IB yang lebih besar daripada peningkatan IT menyebabkan NTP bulanan dari tahun 2008 hingga Pebruari 2014 peningkatan sebesar 0,97% (Gambar 4.1.). juga mengalami 120.00 110.00 100.00 90.00 80.00 70.00 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jan Peb IT IB NTP 2014 Gambar 4.1. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, 2008 Pebruari 2014 Perkembangan NTP Nasional (tahun dasar=2012) menurut sub sektor dari tahun 2008 hingga Pebruari 2014 menunjukkan pola berfluktuasi dan cenderung meningkat, untuk NTP sub sektor tanaman pangan naik sebesar 1,08%, sub sektor hortikultura naik sebesar 1,52%, sub sektor peternakan naik sebesar 0,85% dan sub sektor perikanan naik sebesar 0,97%, kecuali sub sektor tanaman perkebunan rakyat menurun sebesar 0,32 (Gambar 4.2.). Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 25

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 106.00 104.00 102.00 100.00 98.00 96.00 94.00 92.00 90.00 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jan Peb 2014 Tan Pangan Horti Bun Rakyat Nak Kan Gambar 4.2. Perkembangan NTP Nasional Menurut Sub Sektor, 2008 Pebruari 2014 4.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional, Januari Pebruari 2014 Perkembangan nilai tukar petani (NTP) Indonesia berdasarkan tahun dasar 2012 (2012=100), pada bulan Pebruari 2014 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 0,16% yaitu dari 101,95 menjadi 101,79. Penurunan tersebut dikarenakan peningkatan indeks harga yang diterima petani lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan indeks harga yang dibayar petani. Indeks harga yang diterima petani (IT) secara nasional meningkat sebesar 0,22% yaitu dari 111,57 naik menjadi 111,82. Sedangkan indeks yang dibayar petani (IB) mengalami peningkatan dari 109,44 menjadi 109,86 atau naik sebesar 0,38%. Perkembangan IT, IB dan NTP bulan Januari - Pebruari 2014 tersaji pada Gambar 4.3. 115.00 110.00 105.00 100.00 IT IB NTP Januari'14 111.57 109.44 101.95 Pebruari'14 111.82 109.86 101.79 Januari'14 Pebruari'14 Gambar 4.3. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, Januari - Pebruari 2014 26 Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 4.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sektor Pertanian Sempit (tanpa sub sektor Perikanan), Bulan Januari - Pebruari 2014 Perkembangan nilai tukar petani (NTP) Indonesia untuk sektor pertanian sempit (tanpa sub sektor perikanan) berdasarkan tahun dasar 2012 (2012=100), pada bulan Pebruari 2014 bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 0,17% yaitu dari 101,91 menjadi 101,74. Penurunan tersebut dikarenakan peningkatan indeks harga yang diterima petani lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan indeks harga yang dibayar petani. Indeks harga yang diterima petani (IT) meningkat sebesar 0,21% yaitu dari 111,54 naik menjadi 111,78, sementara indeks harga yang dibayar petani (IB) mengalami peningkatan sebesar 0,38% yaitu dari 109,45 menjadi 109,86. Perkembangan IT, IB dan NTP bulan Januari - Pebruari 2014 sektor pertanian sempit tersaji pada Gambar 4.4. 115.00 110.00 105.00 100.00 IT IB NTP Januari'14 111.54 109.45 101.91 Pebruari'14 111.78 109.86 101.74 Januari'14 Pebruari'14 Gambar 4.4. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional Sektor Pertanian Sempit, Januari Pebruari 2014 4.4. Indeks Harga yang Diterima Petani (IT) Indeks harga yang diterima petani (IT) sub sektor tanaman pangan mengalami peningkatan dari 110,32 menjadi 110,69 atau naik sebesar 0,34% pada bulan Pebruari 2014 dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan IT sub sektor tanaman pangan dipengaruhi oleh naiknya indeks harga padi sebesar 0,32% dan indeks harga palawija naik Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 27

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sebesar 0,33%. IT nasional sub sektor hortikultura jika dibandingkan dengan periode sebelumnya mengalami peningkatan yaitu dari 111,87 menjadi 112,11 atau naik sebesar 0,21%. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh naiknya indeks harga sayur-sayuran sebesar 0,36%, indeks harga buah-buahan sebesar 0,28% dan indeks harga tanaman obat sebesar 0,25. Begitu juga IT tanaman perkebunan rakyat mengalami peningkatan yaitu dari 111,06 menjadi 111,12 atau naik sebesar 0,06%. Pada periode yang sama, IT sub sektor peternakan juga mengalami peningkatan dari 113,51 menjadi 113,72 atau naik sebesar 0,19% yang dipengaruhi dengan meningkatnya indeks harga ternak besar sebesar 0,21%, indeks harga ternak kecil meningkat sebesar 0,25%, indeks harga unggas naik sebesar 0,14% dan indeks harga hasil ternak naik sebesar 0,26%. IT sub sektor perikanan mengalami peningkatan yaitu dari 111,77 menjadi 112,35 atau naik sebesar 0,52%, yang dipengaruhi oleh naiknya indeks harga hasil penangkapan sebesar 0,60% dan indeks harga budidaya naik sebesar 0,47%. Perkembangan indeks penyusun IT bulan Januari Pebruari 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 4.1. 4.5. Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB) Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, maka indeks harga yang dibayar petani (IB) sub sektor tanaman pangan pada bulan Pebruari 2014 mengalami peningkatan dari 110,45 menjadi 110,96 atau naik sebesar 0,46%, peningkatan IB sub sektor tanaman pangan dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,47% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,41%. IB sub sektor hortikultura juga mengalami peningkatan dari 109,92 menjadi 110,38 atau naik sebesar 0,42%, sebagai akibat naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,50% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,23%. Demikian pula IB sub sektor tanaman perkebunan rakyat mengalami peningkatan yaitu dari 109,84 menjadi 110,19 atau naik sebesar 0,32%, yang dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,36% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,27%. 28 Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan IB sub sektor peternakan juga mengalami peningkatan dari 107,33 menjadi 107,65 atau naik sebesar 0,30%, yang dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,48% dan indeks biaya produksi penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,14%. Demikian pula IB sub sektor perikanan mengalami peningkatan yaitu dari 109,05 menjadi 109,46 atau naik sebesar 0,38% yang dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,44% dan indeks biaya produksi penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,26%. Perkembangan indeks penyusun IB bulan Januari - Pebruari 2014 secara rinci tersaji pada Tabel 4.1. 4.6. Nilai Tukar Petani (NTP) Kenaikan IB yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan IT, pada bulan Pebruari 2014 pada semua sub sektor, menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami penurunan, kecuali NTP sub sektor perikanan mengalami peningkatan sebesar 0,14% yaitu dari 102,50 menjadi 102,64. NTP sub sektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 0,12% yaitu dari 99,88 menjadi 99,76, NTP sub sektor hortikultura turun sebesar 0,22% dari 101,78 menjadi 101,56, NTP sub sektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,26% dari 101,11 menjadi 100,84 dan NTP sub sektor peternakan turun sebesar 0,11% dari 105,76 menjadi 105,64. Perkembangan nilai tukar petani (NTP) per sub sektor bulan Januari - Pebruari 2014 secara rinci tersaji pada Tabel 4.1. di bawah ini. Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 29

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 4.1. Perkembangan IT, IB dan NTP per Sub Sektor, Januari - Pebruari 2014 (2012=100) Rincian Januari Pebruari Pertumbuhan (%) Tanaman Pangan A Indeks Harga yang Diterima Petani 110.32 110.69 0.34 - Padi 109.47 109.82 0.32 - Palawija 112.11 112.48 0.33 B Indeks Harga yang Dibayar Petani 110.45 110.96 0.46 - Konsumsi Rumah Tangga 111.38 111.91 0.47 - BPPBM 107.47 107.91 0.41 C Nilai Tukar Petani 99.88 99.76-0.12 Hortikultura A Indeks Harga yang Diterima Petani 111.87 112.11 0.21 - Sayur-sayuran 109.93 110.32 0.36 - Buah-buahan 113.18 113.50 0.28 - Tanaman Obat 109.54 109.81 0.25 B Indeks Harga yang Dibayar Petani 109.92 110.38 0.42 - Konsumsi Rumah Tangga 111.17 111.72 0.50 - BPPBM 106.09 106.34 0.23 C Nilai Tukar Petani 101.78 101.56-0.22 Tanaman Perkebunan Rakyat A Indeks Harga yang Diterima Petani 111.06 111.12 0.06 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 111.06 111.12 0.06 B Indeks Harga yang Dibayar Petani 109.84 110.19 0.32 - Konsumsi Rumah Tangga 111.09 111.48 0.36 - BPPBM 105.79 106.08 0.27 C Nilai Tukar Petani 101.11 100.84-0.26 Peternakan A Indeks Harga yang Diterima Petani 113.51 113.72 0.19 - Ternak Besar 114.94 115.19 0.21 - Ternak Kecil 111.63 111.91 0.25 - Unggas 111.41 111.56 0.14 - Hasil Ternak 109.83 110.11 0.26 B Indeks Harga yang Dibayar Petani 107.33 107.65 0.30 - Konsumsi Rumah Tangga 111.26 111.79 0.48 - BPPBM 103.79 103.93 0.14 C Nilai Tukar Petani 105.76 105.64-0.11 Perikanan A Indeks Harga yang Diterima Petani 111.77 112.35 0.52 - Penangkapan 113.02 113.70 0.60 - Budidaya 110.85 111.38 0.47 B Indeks Harga yang Dibayar Petani 109.05 109.46 0.38 - Konsumsi Rumah Tangga 111.06 111.55 0.44 - BPPBM 105.71 105.99 0.26 C Nilai Tukar Petani 102.50 102.64 0.14 Sumber : BPS 4.7. Perbandingan IT, IB dan NTP Antar Provinsi Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, indeks yang diterima petani (IT) pada bulan Pebruari 2014 mengalami peningkatan di 23 (dua puluh tiga) provinsi di Indonesia. Peningkatan IT terbesar terjadi di Provinsi Maluku Utara sebesar 1,11% dari 109,45 menjadi 110,67, sedangkan peningkatan terkecil terjadi di Kalimantan Barat 30 Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan sebesar 0,02% dari 105,27 menjadi 105,29. Sebaliknya penurunan IT terjadi di 9 (sembilan) provinsi, dengan penurunan terbesar terjadi di Provinsi Bangka Belitung sebesar 1,46% dan penurunan terkecil terjadi di Provinsi DKI sebesar 0,04. Sementara IT provinsi Bengkulu tidak mengalami perubahan. Perkembangan IT per provinsi di Indonesia bulan Januari - Pebruari 2014 tersaji pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Perkembangan IT per Provinsi di Indonesia, Januari-Pebruari 2014 (2012=100) No Provinsi Januari Pebruari Pertumbuhan (%) 1 Maluku Utara 109.45 110.67 1.11 2 Kalimantan Timur 107.96 109.07 1.03 3 Jawa Barat 114.31 115.40 0.96 4 Sulawesi Tengah 110.12 111.15 0.94 5 Banten 114.13 115.08 0.83 6 Maluku 110.21 111.11 0.82 7 Gorontalo 110.22 111.01 0.72 8 Sulawesi Utara 108.36 109.12 0.70 9 Sulawesi Tenggara 108.51 109.05 0.50 10 Sulawesi Selatan 113.62 114.14 0.46 11 Jambi 109.04 109.49 0.41 12 Nusa Tenggara Barat 108.45 108.86 0.38 13 Sulawesi Barat 109.79 110.16 0.34 14 Nusa Tenggara Timur 107.10 107.43 0.31 15 Bali 112.55 112.89 0.30 16 Lampung 111.55 111.87 0.29 17 Jawa Timur 115.16 115.46 0.26 18 Nanggroe Aceh D. 106.45 106.72 0.25 19 Papua Barat 109.58 109.83 0.23 20 Papua 104.46 104.68 0.20 21 Sumatera Utara 110.46 110.66 0.19 22 Kalimantan Selatan 107.39 107.47 0.07 23 Kalimantan Barat 105.27 105.29 0.02 24 Bengkulu 107.95 107.95 0.00 25 DKI 110.03 109.99-0.04 26 Sumatera Selatan 110.41 110.21-0.18 27 Jawa Tengah 111.20 110.91-0.27 28 Yogyakarta 113.42 113.06-0.31 29 Riau 107.50 107.15-0.33 30 Kalimantan Tengah 111.89 111.51-0.34 31 Sumatera Barat 110.77 110.19-0.53 32 Kepulauan Riau 108.66 108.08-0.53 33 Bangka Belitung 110.66 109.04-1.46 Sumber: BPS, diolah Pusdatin Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya maka terjadi peningkatan indeks yang dibayar petani (IB) pada bulan Pebruari 2014 di 27 (dua puluh tujuh) provinsi. Peningkatan IB terbesar terjadi di Provinsi Jawa Barat dari 110,08 menjadi 110,80 atau naik sebesar 0,66%, sedangkan peningkatan terkecil terjadi di Provinsi Jambi sebesar Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 31

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 0,07% dari 111,31 menjadi 111,39. Sementara penurunan IB terjadi di 6 (enam) provinsi, dengan penurunan terbesar terjadi di Provinsi DKI sebesar 0,19% dan penurunan terkecil terjadi di Provinsi Sumatera Utara dan Bengkulu sebesar 0,02. Perkembangan IB per provinsi di Indonesia bulan Januari - Pebruari 2014 secara rinci tersaji pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Perkembangan IB per Provinsi di Indonesia, Januari-Pebruari 2014 (2012=100) No Provinsi Januari Pebruari Pertumbuhan (%) 1 Jawa Barat 110.08 110.80 0.66 2 Banten 108.69 109.32 0.58 3 Maluku 110.29 110.90 0.56 4 Bangka Belitung 109.13 109.70 0.52 5 Jawa Tengah 109.64 110.21 0.52 6 Kepulauan Riau 106.64 107.15 0.48 7 Yogyakarta 109.65 110.17 0.48 8 Nusa Tenggara Barat 108.73 109.22 0.46 9 Kalimantan Barat 108.95 109.45 0.46 10 Nusa Tenggara Timur 109.38 109.87 0.45 11 Jawa Timur 109.84 110.31 0.43 12 Sulawesi Selatan 108.23 108.69 0.42 13 Bali 108.62 109.02 0.36 14 Sulawesi Barat 107.52 107.86 0.31 15 Lampung 109.04 109.37 0.30 16 Sumatera Selatan 109.01 109.33 0.29 17 Papua 106.79 107.10 0.29 18 Papua Barat 110.15 110.44 0.26 19 Gorontalo 110.15 110.43 0.26 20 Maluku Utara 108.45 108.69 0.22 21 Riau 110.08 110.30 0.20 22 Kalimantan Timur 109.34 109.56 0.20 23 Kalimantan Selatan 106.33 106.52 0.18 24 Sulawesi Tenggara 108.09 108.26 0.16 25 Sulawesi Tengah 108.64 108.81 0.15 26 Kalimantan Tengah 108.65 108.80 0.14 27 Jambi 111.31 111.39 0.07 28 Sumatera Utara 110.65 110.62-0.02 29 Bengkulu 110.95 110.92-0.02 30 Sumatera Barat 109.51 109.45-0.06 31 Sulawesi Utara 110.13 110.01-0.11 32 Nanggroe Aceh D. 108.45 108.33-0.11 33 DKI 109.33 109.12-0.19 Sumber: BPS, diolah Pusdatin Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, terjadi peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Pebruari 2014 di 16 (enam belas) provinsi. Peningkatan terbesar terjadi di Provinsi Maluku Utara sebesar 0,89% dan peningkatan terkecil terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 0,02%. Sedangkan penurunan NTP terjadi di 17 (tujuh belas) provinsi 32 Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan dengan penurunan terbesar terjadi di Provinsi Bangka Belitung sebesar 1,97% dan penurunan terkecil terjadi di Provinsi Lampung sebesar 0,01%. Pada bulan Pebruari 2014, terdapat 12 (dua belas) provinsi yang mempunyai NTP dibawah 100 (tahun dasar 2012) yaitu Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Nanggroe Aceh D., Jambi, Bengkulu, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat, Papua, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Riau dan Bangka Belitung. Sementara NTP tertinggi pada bulan Pebruari 2014 terjadi di Banten yang mencapai 105,27, disusul Sulawesi Selatan sebesar 105,02. Perkembangan NTP per provinsi di Indonesia periode bulan Januari - Pebruari 2014 secara rinci tersaji pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Perkembangan NTP per Provinsi di Indonesia, Januari - Pebruari 2014 (2012=100) No Provinsi Januari Pebruari Pertumbuhan (%) 1 Maluku Utara 100.93 101.82 0.89 2 Kalimantan Timur 98.73 99.55 0.82 3 Sulawesi Utara 98.39 99.19 0.81 4 Sulawesi Tengah 101.36 102.15 0.78 5 Gorontalo 100.06 100.52 0.45 6 Nanggroe Aceh D. 98.15 98.51 0.37 7 Sulawesi Tenggara 100.39 100.73 0.34 8 Jambi 97.96 98.29 0.34 9 Jawa Barat 103.84 104.15 0.30 10 Maluku 99.92 100.19 0.26 11 Banten 105.00 105.27 0.25 12 Sumatera Utara 99.83 100.04 0.21 13 DKI 100.64 100.80 0.16 14 Sulawesi Selatan 104.98 105.02 0.04 15 Sulawesi Barat 102.12 102.14 0.02 16 Bengkulu 97.30 97.32 0.02 17 Lampung 102.30 102.29-0.01 18 Papua Barat 99.48 99.45-0.04 19 Bali 103.61 103.55-0.06 20 Nusa Tenggara Barat 99.75 99.67-0.08 21 Papua 97.82 97.73-0.09 22 Kalimantan Selatan 101.00 100.89-0.11 23 Nusa Tenggara Timur 97.92 97.78-0.15 24 Jawa Timur 104.84 104.67-0.17 25 Kalimantan Barat 96.62 96.21-0.43 26 Sumatera Barat 101.15 100.68-0.47 27 Sumatera Selatan 101.29 100.81-0.47 28 Kalimantan Tengah 102.98 102.49-0.48 29 Riau 97.65 97.14-0.53 30 Jawa Tengah 101.42 100.63-0.78 31 Yogyakarta 103.44 102.63-0.79 32 Kepulauan Riau 101.90 100.87-1.01 33 Bangka Belitung 101.40 99.40-1.97 Sumber: BPS, diolah Pusdatin Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 33

Jan Peb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des Jan Peb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des Jan Peb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des Jan Peb Mar April Mei Juni Juli Agts Sept Okt Nop Des Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 4.8. Upah Buruh Tani Perkembangan upah buruh tani di Indonesia dapat dilihat dari upah nominal harian dan upah riil harian buruh tani. Rata-rata upah nominal harian buruh tani di Indonesia pada bulan Januari tahun 2010 sebesar Rp. 37.426,- per hari dan terus mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp. 43.562,- per hari pada bulan Desember 2013 atau meningkat rata-rata sebesar 0,32%. Namun demikian, setelah dikoreksi dengan faktor inflasi, sejatinya, upah riil harian buruh tani di Indonesia pada Januari tahun 2010 hingga Desember 2013 mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 0,17% (upah nominal dan riil buruh tani di Indonesia menggunakan tahun dasar 2007 (2007=100). Perkembangan upah nominal harian dan upah riil harian buruh tani di Indonesia tahun 2010 2013 tersaji pada Gambar 4.5. (Rp/hari) 45,000 42,500 40,000 37,500 35,000 32,500 30,000 27,500 25,000 2010 2011 2012 2013 Upah nominal buruh tani Upah riil buruh tani Gambar 4.5. Perkembangan Upah Nominal dan Upah Riil Buruh Tani di Indonesia, 2010 2013 Tahun Dasar 2007 (2007=100) Pada bulan Pebruari 2014, upah nominal harian buruh tani naik sebesar 0,42% dibandingkan upah buruh tani bulan sebelumnya yaitu dari Rp. 43.808 menjadi Rp. 43.992 dan secara riil mengalami penurunan sebesar 0,03% dibanding Januari 2014 yaitu dari Rp. 39.383 menjadi Rp. 39.372, seperti terlihat pada Tabel 4.5 dibawah ini. 34 Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 4.5. Upah Nominal dan Riil Buruh Tani Nasional Per hari, (2012=100) No Jenis Upah Januari Pebruari (Rupiah) Pertumbuhan (%) 1 Upah Nominal 43,808 43,992 0.42 2 Upah Riil *) 39,383 39,372-0.03 Keterangan : *) Upah riil = upah nominal/indeks konsumsi rumah tangga pedesaan (2012=100) Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 35