SJFF Super Junior Fan Fiction Magazine 1 st Edition
Super Junior Fan Fiction Magazine By Super Junior Fan Fiction Copyright 2012 SJFF Page Desain Sampul: Layout & Editting: Putri Kurnia Nurmala (facebook.com/putri.nurmala) Penerbit SJFF Publisher www.facebook.com/superjuniorfanfiction15 www.twitter.com/sjffpage Diterbitkan melalui: nulisbuku.com 2
Salam Redaksi Annyeonghaseyo SJFFiders! TARAAA! Yak, dengan bangga kami para SJFFinance mempersembahkan sebuah majalah dengan kekuatan bulan akan menghibur anda semuanya. Dan inilah jeng jeng Edisi perdana S J F F Magazine Good! Akhirnya kumpulan FF atau fanfiction yang kita tunggu-tunggu telah terbit saudara-saudara! Nah, magazine ini kami buat sebagai bentuk dari apresiasi kami kepada para Author, dan juga para Readers setia SJFF SJFFiders dan pastinya karena 2 nd Anniversary SJFF. Lho, Suju ngga? Jangan salah, ini majalah juga kami buat karena kecintaan kami terhadap Super Junior. Oke, tanpa banyak kata-kata lagi, kami segenap pengurus SJFF berterima kasih atas dukungan kalian semua selama ini, hingga kami mencapai 2 nd Anniversary. Dan juga bisa menerbitkan sebuah majalah yang akan cetar membahana ini. Akhir kata, selamat menikmati persembahan dari kami, dan terus dukung kami untuk selanjutnya. Khamsahamnida^^ SJFFinance @SJFF_INA Sjff.page@yahoo.com 3
Content Salam Redaksi 3 Not K But D 5 Our Love Story 33 Its Wrong Married 45 I Miss You...Really Need You 71 Strange Marriage of A Vampire 90 Ever Lasting Love 109 Mo Hitotsu No Sugar and Spice 127 Friend for My Whole Life 151 SJFF-Pedia 171 4
Not K, But D Chapter 1 Sansky 5
Cast: Lee Dong Hae, Han Minji, Kim Kibum Genre: Romance OST: Lies by Big Bang Sinopsis: Cerita ini hanya memberitahu apa yang mungkin dapat diubah oleh waktu, kebersamaa, ketetapan hati dan cinta. 6
Minji POV Sesaat setelah aku membuka mata, rasa sakit dikepalaku langsung menyergap. Aku menyerngit memasukkan kepala kebawah bantal putihku tersayang. Walau sedikit pusing, tapi aku tetap merasa ini pagi yang indah. Atau mungkin ini hanya perasaanku saja. Aku bisa mendengar jarum jam bergerak dan matahari belum terlalu menerangi kamarku. Mungkin aku bisa mendapat tambahan mendengar suara burung berkicau saat pagi, kalau saja aku tidak tinggal di Seoul. Kelembutan selimut bulu yang kujepit diantara paha dan kakiku memancing untuk menggeliat nyaman seperti anak kucing. Ini hangat sekali. Rasanya seperti memeluk ummm memeluk aku menundukkan kepala malas, ingin tahu benda apa yang sedang kudekap di depan dada. Ini... AAAAAAAAAA... Benda yang kudekap didada, yang awalnya mirip kepala boneka pinguin berkepala hitam, seperti berubah jadi kepala manusia berambut hitam yang sedikit diwarnai. Yang kuteriaki melompat terkejut lalu ikut-ikutan berteriak histeris. AAAAAAAAAAAAAA...Ini... Ini dimana? 7
Aku berhenti berteriak lalu mulai memusatkan perhatian dimana sebenarnya aku sekarang, Ini apartemenku kan? Jadi aku kenapa disini? Kau mau mati hah? Kenapa tanya aku? Minji-a, mana ku tahu kenapa aku ada disini. Tapi, kemana baju mu? Aku bisa merasakan wajahku berkerut jelek saat melihat ke tubuhku sendiri secepat yang aku bisa. Berharap sampai hampir mati agar Donghae hanya bercanda untuk menggodaku. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!! menutup telinganya. Dia Bajuku kemana, hah? Aku menatap ketubuhku yang setengah polos lalu diam bodoh tidak tahu harus bicara atau berteriak atau menghilang dari bumi ini atau pilihan terakhir mengubur hidup-hidup manusia yang sekarang juga sedang ikut-ikutan bengong menatapku dengan mulut terbuka kecil. Aku menutup tubuhku dengan tangan lalu Donghae bangkit berdiri seperti tersengat listrik dan melemparkan bantal besar padaku. Tubuhku tidak otomatis tertutup, tapi yah lumayan. 8
Ya! Ya! Semalam sebenarnya apa yang terjadi? Dia membungkuk memunguti bajunya di dekat kaki tempat tidur. Aku tidak tahu. Tidak terjadi apa- apakan? Itu pasti. Memang tidak ada apa-apa. Dia melempar lagi kemejanya untuk kupakai lalu berusaha untuk memakai celana jinsnya sendiri. Kami berdua masuk kedalam suasana hening. Kepalaku berusaha keras mengingat apa yang terjadi semalam tapi sepertinya sedikitpun tidak berhasil. Kupikir aku seharusnya terkejut, menangis atau histeris, mengingat semalamam aku tidur tanpa pakaian dengan seorang pria yang selama aku mengenalnya dia adalah pria normal, tapi yang sekarang ada dikepalaku adalah dimana aku meletakkan bajuku semalam. Aku tidak tahu apa yang sedang berputar dikepalanya. Dia berdiri selama aku berpikir dan sesekali melihat ke jam dinding. Ruangan terasa panas karena AC tidak berguna punyaku yang rusak beberapa hari lalu, tapi tetap aku menarik semua selimut untukku sendiri. Dia duduk perlahan dan takut-takut di pinggir tempat tidur, mungkin dia berpikir aku tiba-tiba akan melompat dan menerkam wajahnya. Aku tahu dia berusaha menjaga jarak diantara kami berdua. Dia duduk hanya dibagian paling pinggir, 9
sehingga kupikir kalau aku bergerak sedikit saja, dia akan jatuh terduduk kelantai. Kurasa semuanya hanya salah paham. Kita mungkin hanya tidur bersama. Kau yakin? Mmm... Kau merasa ada yang aneh pada tubuhmu tidak? Maksudku pada bagian-bagian tertentu seperti... Wajahku memanas. Apa-apaan dia malah menyuruhku memikirkan hal-hal seperti itu sekarang. Tapi aku tetap mengikuti apa yang dikatakannya. Aku menunduk memperhatikan tubuhku sendiri tanpa melepaskan tanganku untuk menahan selimut. Apa ada yang... mmm... misalnya, sakit? Aku menggeleng pelan. Tidak ada yang sakit pada tubuhku. Dia mendekat sedikit. Kau yakin? Aku mengangguk sekali. Pelan. Kau tahu, aku tidak pernah melakukan ini sebelumnya, jadi aku tidak tahu persisnya apa yang dirasakan orang yang baru melakukan... mmm... melakukan... 10