ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosa Linn)

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DARI DAUN TANAMAN SIRSAK (Annona muricata L)

BAB III METODE PENELITIAN

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander

UJI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BATANG PULAI BASUNG (ALSTONIA SPATULATA BL) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia

TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT UMBI KETELA GENDRUWO

IDENTIFIKASI DAN UJI AKTIVITAS TOKSISITAS EKSTRAK n-heksana DARI KULIT BATANG TUMBUHAN Xylopia malayana Hook. f.et Thomson (ANNONACEAE)

Uji Toksisitas Kulit Akar Melochia umbellata (Houtt) Stapf. var. degrabrata dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS SENYAWA ALKALOID DARI KULIT BATANG TUMBUHAN Polyalthia rumphii (B) Merr. (ANNONACEAE)

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN TANAMAN Cerbera odollam Gaertn. (APOCYNACEAE)

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK n-heksana KULIT BATANG TUMBUHAN Polyalthia pulchra var. angustifolia King (ANNONACEAE)

Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 ISSN

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAGING BUAH TANAMAN Cerbera odollam Gaertn. (APOCYNACEAE)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BIOAKTIVITAS EKSTRAK METANOL DAN FRAKSI N-HEKSANA DAUN SUNGKAI (PERONEMA CANESCENS JACK) TERHADAP LARVA UDANG (ARTEMIA SALINA LEACH)

POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BABm METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRINING AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI BEBERAPA JENIS SPON LAUT ASAL PULAU MANDEH SUMATERA BARAT

UJI BIOAKTIVITAS FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK KLOROFORM Melochia umbellata (Houtt) Stapf Var. Visenia

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS SENYAWA METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK METANOL DARI DAGING BIJI TUMBUHAN Pangium edule REINW (FLACOURTIACEAE)

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

AKTIVITAS TOKSISITAS DAN ANTIBAKTERI METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK ETIL ASETAT DAGING BIJI TUMBUHAN KLUWAK (Pangium edule Reinw)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

UJI TOKSISITAS (Brine Shrimp Lethality Test) EKSTRAK DAN ISOLAT FRAKSI KLOROFORM DARI DAUN KEREHAU (Callicarpa longifolia Lamk.)

UJI FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL TANAMAN KESEMBUKAN (Paederia foetida Linn.) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh: Niluh Putu Febrina Astarini. Prof. Dr. Perry Burhan, M.Sc Dra. Yulfi Zetra, MS Jurusan Kimia-ITS 2010

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

Disampaikan pada Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Pokjanas TOI ke XLIV, di Palembang Maret

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

III. BAHAN DAN METODA

UJI TOKSISITAS UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAN FRAKSI DALAM DAUN CINCAU HITAM (Mesona palustris B.) DAN DAUN CINCAU HIJAU (Cyclea barbata L.

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander

3 Percobaan dan Hasil

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA STEROID FRAKSI KLOROFORM DARI FRAKSINASI EKSTRAK METANOL DAUN KEREHAU (Callicarpa longifolia Lam.

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DARI VARIASI TEH DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP LARVA UDANG (Artemia salina Leach)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

IDENTIFIKASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SPONS Hyrtios erecta TERHADAP LARVA UDANG Artemia salina L.

Bab III Metodologi Penelitian

TOKSISITAS SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora Linn.) SEBAGAI SKRINING AWAL ANTIKANKER SKRIPSI

UJI TOKSISITAS TERHADAP FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK DIKLORMETANA BUAH BUNI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

PINGKAN MARSEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

UJI TOKSISITAS METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK n-heksan DARI DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn) TERHADAP Artemia salina Leach A B S T R A K

UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL : BUAH, BIJI, DAUN MAKUTADEWA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. DENGAN Artt:rnia Salina LEACH DAN IDENTIFlKASI SENY AWA AKTIFNY A DALAM Graci/aria licbmoides ~r SKRIPSI

Sri Mulyani M. Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan BATANG BENALU TANAMAN JERUK (Dendrophtoe pentandra (L.)Miq.)

Tamarindus indica L. banyak digunakan masyarakat dalam pengobatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOLASI SENYAWA GOLONGAN TRITERPENOID DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK N-HEKSANA BATANG PRANAJIWA

UJI FITOKIMIA, TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ALAMI DAUN TUMBUHAN KELAKAI (Stenochlaena palustris) DENGAN METODE DPPH

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK n-heksana RIMPANG TANAMAN Alpinia malaccensis Roxb. (ZINGIBERACEAE)

DAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version

Uji Toksisitas Ekstrak Biji Dan Klika Kelor (Moringa oleifera Lamk.) Dengan Metode Brine Shrimps Lethality Test

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

HASIL. Kadar Air Daun Anggrek Merpati

UJI BIOAKTIFITAS EKSTRAK LIPID DALAM Zymomonas mobilis DENGAN METODE BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN JATI (Tectona grandis Linn. f.) DENGAN METODA BRINE SHRIMP LETHALITY BIOASSAY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK PADA KULIT BATANG JABON (Anthocephalus cadamba (ROXB.) MIQ

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

Molekul, Vol. 4. No. 2. November, 2009 : 54-61

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

1. Pendahuluan. Mandasari, 5 Eva Nurlaela, 6 Mugia Kurniawan

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Farmasi ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI DARI SPON LAUT Petrosia sp. DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST

PROFIL KIMIA TUMBUHAN PERSEA AMERICANA MILL. INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Molekuler dan Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas

3 Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masih tingginya angka kematian akibat kanker. Lebih detail, jenis kanker serviks

Uji Toksisitas Ekstrak Batang Pinang Yaki (Areca vestiaria) pada Artemia salina Leach.

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

Transkripsi:

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosa Linn) M. Tripiana 1, H.Y. Teruna 2, N. Balatif 2 E-mail : mahyani_tn@yahoo.co.id 1 Mahasiswi Program S1 Kimia FMIPA-UR 2 Dosen Bidang Organik Jurusan Kimia FMIPA-UR Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia ABSTRACT An investigation on the toxicity of srikaya (Annona squamosa ) extract has been done by using the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). The extract was obtained by macerating the leaves of A. squamosa using n-hexane and methanol respectively. The methanol extract was fractionated by vacuum liquid chromatography method (VLC). The results showed that the extracts of n-hexane and methanol more toxic than the fraction 4. Keywords: Annona squamosa, BSLT, Artemia salina Leach PENDAHULUAN Tumbuhan memiliki suatu kemampuan yang hampir tidak terbatas untuk mensintesis metabolit sekunder. Walaupun senyawa-senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, terpenoid/steroid, saponin, dan senyawa fenol dianggap sebagai hasil samping dari metabolit primer, sebagian dari metabolit sekunder ini berfungsi sebagai alat pertahanan tumbuhan terhadap pengaruh lingkungan dan faktor ancaman dari spesies lainnya termasuk manusia (Manitto, 1992). Annona squamosa (srikaya) merupakan salah satu tanaman yang umum terdapat di Indonesia, tanaman ini dapat dikonsumsi buahnya dan dapat digunakan sebagai obat seperti bisul, kejang-kejang, obat cacing dan diare pada bayi serta sebagai larvasida, insektisida, antimikroba dan lain-lain (Sunarjono, 2007). Maka perlu dilakukan uji kualitatif kandungan senyawa, fraksinasi dan isolasi kemudian dilakukan uji toksisitas dengan metode Brine Shrirmp Lethality Test (BSLT) pada tanaman tersebut. Selanjutnya diharapkan dapat menunjang bidang seperti farmakologi dan bidang-bidang lain yang berhubungan. Berdasarkan paparan diatas dilakukan penelitian dengan mengidentifikasi, mengisolasi, dan uji toksisitas pada daun tanaman A. squamosa. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh senyawa yang teridentifikasi berdasarkan struktur serta memiliki aktivitas toksisitas. 1

METODE PENELITIAN Daun tanaman A. squmosa diambil di desa Batu Belah Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Daun tanaman A. squamosa terlebih dahulu dikering anginkan dan dijaga agar tidak terkena sinar matahari secara langsung sampai beratnya konstan, setelah kering dihaluskan hingga diperoleh serbuk kering, ditimbang sampai berat konstan kemudian siap untuk diekstraksi. a. Ekstraksi Sampel daun A. squamosa sebanyak 980,5 gram yang telah kering dan halus dimaserasi dengan pelarut n-heksan selama 2x24 jam pada suhu kamar, lalu diultrasonikasi dan disaring. Proses ektraksi ini dilakukan sebanyak 2 kali dan ekstrak yang didapat diuapkan dari pelarutnya menggunakan rotary evaporator, sehingga didapat ekstrak n-heksan. Perlakuan yang sama residu yang kering diekstrak kembali dengan pelarut metanol sebanyak 2 kali, sampai diperoleh ekstrak metanol. Untuk memisahkan senyawa-senyawa yang ada dalam ekstrak metanol dilakukan fraksinasi dengan menggunakan kromatografi kolom vakum cair (KVC). Kromatografi kolom vakum cair diisi dengan silika gel 60 GF 254 sebanyak 100 gr. Pengisian kolom dilakukan dalam keadaan vakum, agar diperoleh kerapatan kemasan maksimum. Ekstrak metanol yang akan difraksinasi dilakukan preabsorpsi, selanjutnya dimasukkan pada bagian atas kolom. Kolom dielusi (dibantu alat vakum) secara bergradien menggunakan pelarut n-heksan, n-heksan-diklorometan, sampai perbandingan diklorometan-metanol (1:1). Hasil pemisahan diperoleh 11 fraksi yang ditampung dalam erlemeyer yang telah diberi nomor (F1 - F11). Identifikasi senyawa hasil kromatografi vakum cair yaitu fraksi 4 dilakukan dengan Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS) Simadzu QP 2010 dengan panjang kolom 10 meter, ketebalan 0,25 mikrometer dan menggunakan detektor elektron ionization (EI), dengan program temperatur dari 40-240 0 C dengan gas helium sebagai fase gerak, sedangkan untuk tekanan sebesar 49,7 kvpa. Jumlah senyawa yang terdapat pada ekstrak ditunjukkan oleh jumlah puncak (peak) pada kromatogram, sedangkan nama atau jenis senyawa yang ada diinterpretasikan berdasarkan data spektra. Setiap puncak tersebut dengan metode pendekatan pustaka pada data base. b. Uji Toksisitas Uji toksisitas dilakukan berdasarkan metode BSLT (Carballo et al., 2002). Timbang ekstrak n-heksan, metanol, dan fraksi 4 seperlunya untuk memperoleh ekstrak uji dengan konsentrasi 1.000 µg/ml, 100 µg/ml dan10 µg/ml. Masing-masing ekstrak di dalam vial uji dibiarkan menguap kemudian dilarutkan kembali dengan 50 µl DMSO, selanjutnya air laut ditambahkan hampir mencapai batas kalibrasi. Larva udang dimasukkan sebanyak 10 ekor kedalam masing-masing vial yang telah berisi air laut. Air laut ditambahkan lagi beberapa tetes sampai batas kalibrasi, kemudian kematian larva udang diamati setelah 24 jam. Data yang diperoleh dihitung LC 50 dengan metode kurva (Meyer et al, 1982). 2

HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi daun tanaman A. squamosa Linn Proses ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Sebanyak 980,5 gram serbuk kering daun A. squamosa dimaserasi dengan n-heksan sebanyak 2 kali masing-masing selama 48 jam. Hal ini dilakukan untuk membebaskan lemak dan fraksi non-polar yang terdapat pada serbuk sampel. Kemudian dilakukan ultrasonikasi sebelum dilakukan proses penyaringan yang bertujuan untuk menambah kelarutan senyawa dalam pelarut yang digunakan. Maserat yang telah disaring dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator, sehingga diperoleh ekstrak heksan sebanyak 30,8 gram berwarna hijau tua. Dengan perlakuan yang sama, residu yang telah kering diekstrak kembali dengan metanol sehingga diperoleh ekstrak metanol sebanyak 33,4 gram berwarna hijau kehitaman. Serbuk sisa perendaman dengan n-heksana dikeringkan dan kemudian dilakukan perendaman kembali dengan pelarut metanol sebanyak 2 kali pengulangan masingmasing selama 24 jam. Kemudian dilakukan ultrasonikasi dan rotary evaporator, diperoleh ekstrak metanol sehingga diperoleh ekstrak metanol sebanyak 33,4 gram berwarna hijau kehitaman. Pemisahan dengan kromatografi vakum cair menggunakan ekstrak metanol sebanyak 20 gram. Pengelusian dilakukan dengan berbagai eluen yang memiliki kepolaran yang meningkat dari n-heksan 100%, perbandingan n-heksan-diklorometan, sampai perbandingan diklorometan-metanol (1:1). Hasil pemisahan diperoleh 11 fraksi. Pelarut yang ada diuapkan dengan rotary evaporator kemudian dilakukan uji KLT dengan eluen heksan-diklorometan (2:8) untuk mengetahui jumlah komponen masingmasing fraksi. Hasil uji toksisitas Uji pendahuluan aktivitas sitotoksik dengan metoda Brine Shrimps Lethality Test (BSLT) terhadap ekstrak n-heksan, metanol, dan fraksi 4 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai LC 50 uji BSLT ekstrak n-heksana, metanol, dan fraksi 4. No Fraksi LC 50 ppm keteranagan 1 Ekstrak heksan 0,587 Toksik 2 Ekstrak metanol 0,857 Toksik 3 Fraksi 4 >1000 Tidak toksisk Isolasi senyawa metabolit sekunder daun tanaman A. Squamosa dimulai dengan menghaluskan daun hingga menjadi serbuk, ini bertujuan untuk memperbesar luas permukaan sampel agar interaksi antara sampel dan pelarut semakin besar sehingga memperbesar kelarutan senyawa kimia yang ada pada sampel. Perendaman serbuk sampel dengan menggunakan n-heksana dilakukan untuk menarik senyawa yang non polar seperti minyak atau lemak yang terdapat dalam sampel (defatting). Sebelum dilakukan penyaringan dilakukan proses ultrasonikasi selama ± 30 menit, ini bertujuan untuk memperbesar kelarutan senyawa kimia ke dalam pelarut, gelombang ultrasonik yang dikeluarkan alat ini dapat menggetarkan sampel sehingga senyawa kimia yang ada di dalam sampel akan keluar dan larut dalam pelarut yang digunakan. 3

Pemisahan dengan kromatografi vakum cair diperoleh 11 fraksi dan dilakukan uji KLT untuk melihat pola noda pada masing-masing fraksi. Fraksi 4 dilanjutkan dengan analisis Gas Chromatography-Mass spectroscopy (GC-MS) untuk menentukan komponen-komponen senyawa yang terdapat pada Fraksi 4. Hasil pemisahan dengan kromatografi gas. Karakterisasi fraksi 4 (F4) menggunakan metode GC-MS. Analisis dengan alat Gas Chromarography (GC) menunjukkan bahwa minyak atsiri daun tanaman Annona squamosa terdapat 17 puncak dan hasil analisis dengan Mass Spectroscopy (MS) menghasilkan beberapa komponen senyawa kimia minyak atsiri daun tanaman srikaya, diduga komponen kimianya antara lain : 2-pentadecanone-6,10,14-trimethyl; caryophyllene oxide; tridecane-3-methyl; 11,14-octadecadienoic acid, methyl ester; 1- trifluorosilyltridecane; tetradecanoic acid, 1-methylethyl ester; cedreanol; E-2- octadecadecen-1-ol; hexadecanoic acid, methyl ester; n-hexadecanoic acid; 11,14,17- eicosatrienoic acid, methyl ester; 1,2-benzenedicarboxylic acid, mono(2-ethylhexyl) ester. Komponen utama penyusun minyak atsiri dari daun srikaya adalah E-2- octadecadecen-1-ol; hexadecanoic acid, methyl ester; n-hexadecanoic acid; 11,14,17- eicosatrienoic acid, methyl ester; cedreanol, dengan persentase rendemen menurut tinggi puncak beturut-turut adalah 26,66%, 16,35%, 8,66%, 8,13%, 5,94%. Uji toksisitas dilakukan dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Metode ini dipilih karena mudah dilakukan, membutuhkan biaya dan jumlah materi yang sedikit, tekniknya mudah dipahami dan hasilnya dapat dipercaya (Meyer et al, 1982). Sifat toksisitas ekstrak heksan, ekstrak metanol dan fraksi 4 terhadap larva A. salina dapat dilihat dengan metode ini yang dilakukan dalam waktu 24 jam dengan konsentrasi masing-masing 1000, 100, 10 µg/ml. Perbedaan konsentrasi ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat aktivitas masing-masing senyawa terhadap kematian larva A. salina. Pembuatan larutan uji menggunakan pelarut organik metanol karena pelarut ini dapat melarutkan hampir semua senyawa dan mudah menguap. Pelarut tersebut pada akhirnya nanti harus dibiarkan sampai menguap sempurna agar tidak mengganggu pada pengujian toksisitas yang dilakukan. Sebelum ditambahkan air laut terlebih dahulu ditambahkan DMSO (Dimetil Sulfoksida) untuk membantu kelarutan senyawa uji dalam air laut sehingga senyawa dapat terdistribusi secara merata. DMSO yang ditambahkan adalah 50 µl, karena jika lebih dari 50 µl akan dapat menyebabkan kematian pada larva udang, sifatnya yang tidak terlalu toksik ini menjadi alasan dipilihnya DMSO untuk membantu kelarutan senyawa dalam air laut. Hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa DMSO tidak berpengaruh terhadap kematian larva A. salina karena dari masing-masing konsentrasi dibuat larutan kontrol untuk mengetahui apakah pelarut DMSO yang digunakan berpengaruh terhadap kematian larva A. salina Leach. Uji toksisitas yang dilakukan dengan metode BSLT menggunakan larva A. salina terhadap ekstrak metanol, ekstrak heksan dan fraksi 4, menghasilkan suatu data yang kemudian diolah dengan menggunakan metode analisis probit untuk menentukan nilai LC 50. Hasil dari analisis data diperoleh untuk ekstrak n-heksan 0,584 ppm, ekstrak metanol 0,857 ppm dan fraksi 4 (F4) lebih dari 1000 ppm. Hal ini menunjukkan ekstrak total n-heksan dan ekstrak metanol mempunyai sifat toksik terhadap uji kematian larva udang sedangkan fraksi 4 bersifat tidak toksik, karna suatu sampel dianggap toksik terhadap uji kematian larva 4

udang jika konsentrasi maksimum 1000 ppm dengan LC 50 kecil dari 500 ppm (Zetra dkk, 2007). Uji toksisitas senyawa pada fraksi 4 mempunyai nilai LC 50 yaitu besar dari 1000 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa pada fraksi 4 bersifat tidak toksik. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu ekstrak n-heksan dan metanol daun tanaman srikaya (A. squamosa) bersifat toksik terhadap larva udang A. Salina Leach. dengan nilai LC 50 masing-masing sebesar 0,587 dan 0,857 ppm. Ekstrak ini berpotensi untuk diteruskan isolasinya untuk mendapatkan senyawa yang bersifat anti tumor atau anti kanker. Kandungan utama fraksi 4 adalah senyawa golongan sesquiterpen. DAFTAR PUSTAKA Carballo, J., Hernández-Inda, Z., Pérez, P., & García-Grávalos, M. (2002). A Comparison Between Two Brine Shrimp Assays to Detect In Vitro Cytotoxicity In Marine Natural Products. BMC Biotechnology, 2(1), 17. Manitto, P. 1992. Biosintesis Produk Alam. Terjemahan Soensoemardiyah. IKIP Semarang Press. Meyer, BN, Ferrigni, NR, Putnam, JE, Jacobsen, LB, Nichols, D.E., & McLaughlin, JL. (1982). Brine shrimp: a convenient general bioassay for active plant constituents. Planta medica, 45(5), 31. Sunarjono,H.2007.Siksak dan Srikaya.Wisma hijau, Bogor. Zetra. Y dan Prasetya. P. 2007. Isolasi Senyawa α-amirin dari Tumbuhan Beilschmiedia roxburghiana (Medang) dan Uji Bioaktivitasnya. Akta Kimindo. 3: 27-32. 5