BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya Tuhan yaitu Allah SWT bukan kepada selain-nya. Dakwah Islam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

MEWUJUDKAN ISLAM BERKEMAJUAN YANG BERCORAK RAHMATAN LIL ALAMIN. Oleh: Dahnil Anzar Simanjuntak, SE., ME. (Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah)

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

ANGGARAN DASAR PEMUDA MUAHMMMADIYAH BAB I NAMA, IDENTITAS, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG. Pasal 1. Nama, Identitas dan Tempat Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan

BAB IV ANALISIS SIARAN MIMBAR AGAMA ISLAM TVRI STASIUN PUSAT JAKARTA. A. Analisis Materi Siaran Mimbar Agama Islam TVRI Stasiun Pusat

BISYRON MUHTAR NBM SEKRETARIS PWM JATENG

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan laporan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV terlebih di

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar & Kepribadian Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Qur an sendiri menganjurkan supaya manusia memperdalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain untuk memberikan informasi dan bahkan dapat merubah sikap,

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

UPAYA SISTEMATISASI DAKWAH DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH / AISYIYAH

BAB I PENDAHULUAN. diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. sedang bentuk kata kerja atau fi ilnya adalah da a yad u yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

BAB I PENDAHULUAN. R. Soetarno, Psikologi Sosial, (Kanisius: Yogyakarta), 1993, hlm. 16.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

LAMPIRAN TENTANG PEMBENTUKAN FORUM REMAJA MASJID DESA KEMIRI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM REMAJA MASJID DESA KEMIRI PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

A. Latar Belakang Masalah

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGAKTUALISASIKAN KEGIATAN DAKWAH DI GAMPONG BUKIT SEULEMAK KECAMATAN BIREM BAYEUN. Skripsi. Diajukan Oleh : ANITA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan serius, maraknya kasus-kasus yang dilakukan

DAKWAH AMAR MA RUF NAHYI MUNKAR DAN JIHAD. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

Anggaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga (AD/ART) Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Husna. Wetar Copper Project

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan.

BAB IV. asusila di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya. kegiatan maupun praktik asusila, baik yang dilakukan di jalan-jalan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

KETETAPAN MUKTAMAR MASJID VNI 3 Nomor 4/Muktamar/2003 tentang Anggaran Dasar Masjid ANGGARAN DASAR SEMENTARA (ADS)

ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

SITI MEGAWATI NIM:

Anggaran Dasar Muhammadiyah

Anggaran Dasar Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebuah masyarakat adalah aqidah, khususnya aqidah Islam. Maka tugas

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) DEWAN KEMAKMURAN MASJID (DKM) AL HIJRAH

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

PEDOMAN HIDUP ISLAMI (PHI) WARGA MUHAMMADIYAH. Drs. H. Gunarto Muchsin

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berlandaskan Islam. Gerakan Muhammadiyah sebagai organisasi

Tauhid Yang Pertama dan Utama

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

I. PENDAHULUAN. Allah Swt menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul-Nya yang wajib diketahui dan

bentuk hubungan tertentu (bersosialisasi) dengan dunia sekitarnya dan memiliki jenjang struktural yang jelas, memiliki tujuan dan prinsip-prinsip

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH MENGENAI KONSOLIDASI ORGANISASI DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. diutuslah para Nabi dan Rasul. Semua Rasul tersebut diajarkan melalui wahyu-nya

BAB I PENDAHULUAN. Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 59 Ibid, hlm. 60

BAB I PENDAHULUAN. Islam bersumber pada Al-Qur an dan As-Sunah. Maksud dan tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. lanjut. Rekapitulasi data hasil penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 rekapitulasi Data Hasil Penelitian Pengujian Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. dan hasil dari proses pendidikan berupa manusia yang berkualitas. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. tepatnya tanggal 18 November 1912 (Berita Resmi Muhammadiyah) didirikan oleh KH Ahmad

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

REVITALISASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG TENTANG BLOG SEBAGAI MEDIA DAKWAH

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN KADER (PRESEPSI ORGANISASI OTONOM MUHAMMADIYAH)

KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RANCANGAN KONTRAK PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

Liberalisme Hakikatnya Mengajak Orang Tak Beragama

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

BAB IV ELABORASI TEMA

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT. melalui Rasul-Nya. dalam Al Quran maupun dalam Al Hadits yang diantaranya berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pendakwah atau da i kepada khalayak atau mad u. Dakwah yang. diperhatikan oleh para penggerak adalah strategi dakwah.

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang matang, baik yang menyangkut materinya, tenaga pelaksananya, ataupun

BAB IV ANALISIS TERHADAP KEBIJAKAN DAKWAH DEWAN PENGURUS PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA (DPD PITI) TERHADAP KOMUNITAS ETNIS TIONGHOA

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Islam merupakan agama yang mengajak manusia untuk menyembah satu-satunya Tuhan yaitu Allah SWT bukan kepada selain-nya. Dakwah Islam yang dilakukan oleh nabi Muhammad SAW menjadi pijakan dalam aktifitas dakwah umat manusia hingga sekarang bahkan hingga yang akan datang. Hakikat dakwah mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, menuntun kepada kebenaran hakiki (Islam), dan menjalankan perintah serta menjauhi larangan Islam sehingga menjadi manusia yang mulia. Sehingga bukan hanya sekedar kegiatan mengumpulkan masa atau pengikut sebanyak-banyaknya, akan tetapi yang terpenting adalah menuntun manusia kepada kebenaran hakiki (Islam) atau menyadarkan mad u tentang tauhid dan perilaku, baik secara vertikal hubungannya dengan Allah maupun secara horizontal hubungannya dengan manusia atau lingkungan sekitar. Dalam al-qur an telah jelas diuraikan bahwa dakwah merupakan kewajiban bagi umat Islam. Hal ini ditegaskan dalam Firman Allah surat Ali- Imron ayat 104 yang artinya :

2 Artinya: dan hendaklah diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan dan mengajak kepada yang ma ruf dan mencegah dari yang munkar dan mereka itulah orang-orang yang beruntung 1. Kewajiban ini tercermin dalam konsep amar ma ruf nahi munkar yang mengandung makna yaitu prinsip perjuangan menegakkan kebenaran dalam Islam dan menyelamatkan mereka dan lingkungannya dari kerusakan (munkar) 2. Dalam perjalanannya, dakwah haruslah berlandaskan kepada apa yang telah ditentukan oleh Allah dalam Al-Qur an dan Rasul-Nya. Akan tetapi, bukan murni secara tekstual (saklek) dengan apa yang telah ada dalam Al-Qur an maupun as-sunnah melainkan juga dengan kontekstual menyesuaikan diri dengan mad u dan perkembangan jaman dalam melakukan aktifitas dakwahnya. Oleh karena itu, para da i dituntut harus bersikap profesional dan bijaksana dalam melakukan aktivitas dakwahnya, mampu memilah dan memilih serta menyesuaikan metode yang digunakan terhadap mad u dimana dakwah tersebut dilakukan. Dalam surat An-Nahl : 125 yang artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya 1 Departemen Agama RI, Al Qur'an dan Terjemahnya. (Bandung : CV Penerbit J-ART, 2005), hlm.64 2 Dr. H. Awaludin Pimay, L.C., M.Ag., Paradigma Dakwah Humanis (RaSAIL Ranah Ilmu-ilmu Sosial Agama dan Interdisipliner, 2005 ), hlm. 1

3 Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-nya dan Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk 3 Aktivitas dakwah tidak hanya terbatas sebuah paradigma bahwa dakwah hanya dilakukan melalui masjid-masjid, ceramah-ceramah, dan membahas masalah halal dan haram saja. Akan tetapi, dakwah bisa dilakukan dimana saja asal tidak bertentangan dengan norma dan etika yang berlaku baik dalam kehidupan sosial maupun agama. Karena objek dakwah sedemikan heterogen, maka dakwah harus menyesuaikan diri terhadap bakat dan kemampuan yang dimiliki serta bisa menempatkan diri pada situasi dan kondisi tertentu sehingga nilai-nilai keislaman dapat tersampaikan. Begitu juga dengan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (yang selanjutnya disingkat IPM) hadir sebagai agen dakwah yang basis garapnya adalah pelajar. IPM berkeyakinan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, tempat dimintai pertolongan. Tiada tuhan selain Dia, agama Islam adalah agama Allah yang dibawa sejak nabi Adam hingga nabi Muhammad SAW dan diajarkan kepada masing-masing umatnya untuk mendapatkan hidup bahagia di dunia dan akhirat. Dengan semangat itulah IPM berkeyakinan mampu menjadi sebuah organisasi yang memiliki tujuan amar ma ruf nahi munkar. IPM merupakan Organisasi Otonom Muhammadiyah yang melakukan gerakan dakwah amar ma ruf nahi munkar dikalangan pelajar, dengan beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur an dan as-sunnah. yang dapat 3 Departemen Agama RI, op. cit. Juz 14, hlm. 282

4 melakukan dakwah dengan masif di kalangan pelajar. 4 Dengan konsep tranformatif dan aktualitatif, dakwah IPM dapat dilakukan baik di kalangan intern organisasi tersebut maupun pada pelajar secara umum dengan menyesuaikan fungsi dan perannya. Pelaksanaan dakwah IPM dapat berjalan secara maksimal seandainya dikerjakan secara kolektif dan berkelanjutan. Pernyataan penulis tersebut didasarkan pada latar belakang organisasi IPM yang merupakan bagian atau organisasi otonom dari Muhammadiyah yang tercantum dalam Muatan kepribadian IPM nomor 2.d yang berbunyi IPM merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yaitu sebuah organisasi yang diberi keleluasaan dalam mengelola rumah tangganya sendiri tanpa campur tangan dan intervensi. 5 Disamping itu, Ikatan Pelajar Muhammadiyah memiliki landasan utama dalam perjuangannya yang termaktub dalam surat Ali-Imran ayat 110 yang artinya : kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah... 6 Pernyataan IPM sebagai organisasi yang menjunjung tinggi norma agama dan peran sosial telah ditegaskan dalam Anggaran Dasar Ikatan Pelajar Muhammadiyah Bab III pasal 7 Usaha, poin 1, 3, dan 4 yaitu, menanamkan kesadaran beragama islam, memperteguh iman, menertibkan peribadatan dan mempertinggi akhlak karimah, memperdalam, memajukan dan meningkatkan 4 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Tanfidz Muktamar Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVIII, (PPIPM, 2012), hlm.41 5 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah, op. cit., hlm.23 6 Departemen Agama RI, Juz 4, hlm. 65

5 ilmu pengetahuan, teknologi, sosial dan budaya, dan membimbing, membina, dan menggerakkan anggota guna meningkatkan fungsi dan peran IPM sebagai kader persyarikatan, umat, dan bangsa dalam menunjang pembangunan manusia seutuhnya menuju masyarakat islam yang sebenar-benarnya 7. Dengan usaha-usaha yang dilakukan IPM merupakan wujud aplikasi dari tujuan yang ditetapkan dalam musyawarah tertinggi (muktamar) IPM yang tercantum dalam Bab III pasal 6 Maksud dan Tujuan, yaitu terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya 8. Meskipun pada awalnya, Ikatan Pelajar Muhammadiyah atas dasar kesadaran kolektif internal Muhammadiyah dilahirkan pada tanggal 18 juli 1961 sebagai salah satu organisasi berbasis pelajar, dilatar belakangi dari bentuk respon terhadap penjagaan ideologi pelajar dari ideologi komunis yang berkembang saat itu. Akan tetapi, hal tersebut tidak mengurangi sedikitpun esensi dari nilai-nilai dakwah dalam organisasi tersebut. Disamping itu, kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah mempunyai dua nilai strategis, yaitu; Pertama, IPM sebagai aksentuator gerakan dakwah amar ma ruf nahi munkar dikalangan pelajar (bermuatan pada membangun kekuatan pelajar menghadapi tantangan eksternal). Kedua, IPM sebagai 7 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah, op. cit., hlm. 42-43 8 Ibid.. hlm. 42

6 lembaga kaderisasi Muhammadiyah yang dapat membawakan misi Muhammadiyah dimasa yang akan datang 9. IPM telah berjalan kurang lebih selama 50 tahun. Berbagai gerakangerakan dakwah telah dimunculkan sebagai strategi dalam menghadapi tantangan dari zaman ke zaman, mulai dari gerakan melawan ideologi komunis, gerakan jamaah dakwah jamaah, sampai gerakan komunitas yang menjadi strategi saat ini. Seiring bertambahnya usia IPM tersebut dan semakin banyaknya amal usaha Muhammadiyah dibidang pendidikan, khususnya sekolah Muhammadiyah, penulis ingin mengevaluasi apakah maksud dan tujuan IPM sudah terwujud di kalangan pelajar Muhammadiyah. Sejauh pengamatan penulis, hingga saat ini semakin marak para pelajar yang terjerumus dalam budaya pop (Populer). Budaya yang dibawa oleh kaum kapitalis ini mampu merubah arah kiblat kaum muda khususnya pelajar menjadi manusia hedonis. Bisa kita lihat, semakin banyak para pelajar yang berpakaian seksi sehingga menampakkan auratnya, menandakan bahwa semakin menjauh dari syari at Islam. Dengan embel-embel trand dan gaul, pelajar saat ini seakan acuh terhadap norma-norma agama maupun sosial yang ada, sehingga degradasi moral pelajar sulit untuk dibendung. Selain itu, gaya hidup mewah dan glamor mampu masuk dan menjadi daya tarik tersendiri dalam kehidupan pelajar. Hal itu bisa dilihat berbagai media, banyaknya pelajar yang rela bolos sekolah hanya karena untuk nongkrong atau jalan-jalan ketempat perbelanjaan. Banyak sekali tayangan 9 Ibid.. hlm. 52

7 di televisi yang mencerminkan seolah pelajar modern adalah dia yang berdandan serba mewah, ber make-up, dan berkendara ke sekolah, yang menjadi hal wajib sebagai pelajar masa kini. Hal itu menjadi doktrinasi yang masif sehingga mampu merubah cara pandang dan kepribadian dalam pelajar. Selain itu, seolah memunculkan diskriminasi terhadap mereka pelajar yang kurang mampu menjadi minder dan terisolasi terhadap ketidak mampuannya dalam menempuh pendidikan. Permasalahan yang lain dalam diri pelajar adalah fenomena kekerasan dan pergaulan bebas yang kian marak dan merajalela dimana-mana. Dalam masa pembentukan jati diri yang masih cukup labil diusianya, para pelajar cenderung lebih mudah melakukan tindakan subversif seperti tawuran, penggunaan narkoba, dan free sex yang bisa dijumpai dilingkungannya. Sehingga tidak heran bila banyak pelajar yang membawa senjata tajam atau alat-alat berbahaya didalam tasnya dan juga banyak pelajar yang putus sekolah karena hamil diluar nikah. Selain itu, permasalahan-permasalahan diatas juga dapat dipicu oleh kurang tepatnya dalam memanfaatkan teknologi. Selain kemudahan untuk dapat mengakses ilmu-ilmu yang bermanfaat, media masa juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk memperlihatkan hal-hal yang sekiranya tidak tepat dijadikan konsumsi oleh pelajar. Misalanya; mudahnya mengakses video porno, tayangan-tayangan yang menuju pada tindak kekerasan, dan komunikasi yang seolah tidak terbatas oleh norma dalam jejaring sosial.

8 Fenomena yang tidak kalah menariknya adalah, masih banyak para remaja yang masih dalam usia produktif belajar tidak bisa mengakses pendidikan yang seharusnya dia dapatkan. Ketidakmampuan orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya, menjadi salah satu faktor penting yang menyebabkan mereka harus beralih profesi untuk membantu perekonomian keluarganya. Meski sudah ada program sekolah gratis hingga masa wajib belajar sembilan tahun, masih banyak dijumpai anak-anak jalanan yang masih dalam usia pelajar, pekerja serabutan di desa-desa, pengangguran yang masih banyak pada seusianya. Untuk itu dalam penelitian ini penulis ingin mengungkap bagaimana peranan IPM dalam aktivitas dakwah Islam di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah Kabupaten Wonosobo maupun pelajar secara umum. Penelitian ini penting dilakukan mengingat peranan dan partisipasi aktif organisasi tersebut dalam melakukan aktivitas dakwah diharapkan mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kondisi keberagamaan dikalangan pelajar, khususnya di Kabupaten Wonosobo. Atas dasar latar belakang yang dikemukakan di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut; masuknya budaya pop yang mengikis atau mendegradasi moral pelajar, berubahnya cara pandang dan gaya hidup pelajar yang lebih bersifat konsumtif dan hedonis serta munculnya diskriminasi terhadap pelajar kurang mampu. Selain itu, munculnya fenomena kekarasan dan pergaulan bebas yang semakin marak terjadi, dan pemanfaatan

9 teknologi yang kurang tepat. Serta masih banyak para pelajar yang tidak dapat mengakses pendidikan karena latar belakang ekonomi keluarganya. B. Rumusan Masalah Dari gambaran diatas penulis mencoba mengkaji : 1. Bagaimanakah peran ideal Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah kabupaten Wonosobo dalam dakwah di Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Wonosobo? 2. Bagaimanakah peran nyata Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah kabupaten Wonosobo dalam aktifitas dakwah di kabupaten Wonosobo? 3. Apakah ada ketidaksesuaian antara peran ideal dengan peran nyata dalam kegiatan dakwah Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah?