BAB IV ANALISIS TERHADAP KEBIJAKAN DAKWAH DEWAN PENGURUS PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA (DPD PITI) TERHADAP KOMUNITAS ETNIS TIONGHOA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS TERHADAP KEBIJAKAN DAKWAH DEWAN PENGURUS PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA (DPD PITI) TERHADAP KOMUNITAS ETNIS TIONGHOA"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS TERHADAP KEBIJAKAN DAKWAH DEWAN PENGURUS PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA (DPD PITI) TERHADAP KOMUNITAS ETNIS TIONGHOA 4.1. Eksistensi DPD PITI di Semarang Untuk menganalisis eksistensi DPD PITI Semarang dapat dilihat dari beberapa aspek yang dapat membangun keeksistensian lembaga tersebut. Diantaranya aspek yang pertama adalah pada tingkat objek dakwah, dimana objek dakwah ini yang menjadi bidang garapan secara umum yaitu masyarakat etnis Tionghoa yang berada di Semarang. Sejauh ini objek dakwah DPD PITI sebagian besar mereka (etnis Tionghoa) yang telah masuk Islam. Diantara objek dakwah ini merupakan mereka yang telah terikat dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan keagamaan maupun yang belum. Dalam kehidupannya masyarakat Tionghoa dan keturunannya, memiliki dinamika hidup yang komplek, mereka pada umumnya mereka merupakan orang-orang terdidik dan tingkat kehidupannya berada pada tingkat menengah ke atas serta memiliki tingkat kesibukannya tinggi sehingga menyita banyak waktu, tenaga, harta dan perhatiannya terhadap agama. Pada kondisi seperti inilah sangat perlu adanya usaha atau pelaksanaan dakwah guna menjelaskan tentang ajaran agama Islam secara rasional, santun dan humanis agar dapat diterima oleh mereka. Hal ini sesuai dengan al-qur an dan as-sunnah yang memuat ajaran untuk menuntun

2 52 kepada setiap muslim untuk berdakwah, baik dalam arti sempit maupun luas. Dalam pengertian yang luas dakwah bukan hanya tuntunan agama semata, tetapi juga tuntunan kemanusiaan dan kebenaran universal. Dalam pengertian yang luas, dakwah bukan cuma berkaitan dengan persoalan menambah jumlah pemeluk Islam, akan tetapi yang paling utama adalah bagaimana dakwah dapat berpihak pada nilai-nilai kebenaran dan kemanusiaan. (Sulthon Muhammad, 2003: 35). Karena selama ini Islam dimata mereka (etnis Tionghoa) merupakan sebuah agama yang keras yang jauh dari nilai-nilai kasih sayang. Serta banyaknya kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan dalam segala bidang serta kekerasan yang selama ini terjadi membuat Islam dimata mereka agama yang tidak penuh kedamaian, kesejahteraan bagai pemeluknya dan umat lain. Anggapan yang salah oleh mereka terhadap nilai-nilai ajaran Islam seperti itu membuat mereka enggan untuk mengenal Islam dan masuk Islam karena mereka takut kalau nantinya mereka masuk Islam akan membuat mereka terjebak dalam situasi yang seperti itu. Anggapan yang salah itu maka harus adanya penjelasan bahwa Islam merupakan agama rahmatan lil alamin, agama yang sangat menganjurkan pemeluknya untuk menjaga kedamaian, memelihara kesejahteraan dan agama yang mengharuskan untuk saling menyayangi baik terhadap sesama umat muslim maupun non muslim serta agama yang mengharuskan umatnya untuk mencari dan memiliki ilmu yang tinggi serta mencari harta sebanyak-

3 53 banyaknya asalkan dengan jalan yang halal agar dapat menjalankan ibadah secara benar dan tenang. Selain untuk menjelaskan tentang agama Islam seperti yang telah diuraikan diatas. Dakwah terhadap etnis Tionghoa dan keturunannya juga bertujuan untuk membimbing mereka dalam melakukan dan mengamalkan ajaran Islam secara benar yang berdasarkan al-qur an dan as-sunnah, karena kebanyakan dari mereka adalah merupakan orang-orang mualaf yang masih sangat membutuhkan adanya perhatian, bimbingan, pembelajaran mengenai ajaran agama Islam serta dalam menjalankannya. Serta untuk memberi perlindungan dan pembelaan baik dalam lingkungan keluarganya maupun lingkungan masyarakat dari rasa dikucilkan maupun dianggap aneh karena mereka masuk Islam, sehingga mereka dapat menjalankan ajaran Islam dengan baik dan tenang serta dapat berbaur dan menyatu dalam lingkungan masayarakat agar mereka tidak dianggap lagi sebagai mahkluk yang aneh dan eksklusif. Dalam hal memahami agama Islam, muslim Tionghoa dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu: 1. muslim Tionghoa yang memiliki kesadaran untuk mempelajari dan menjalankan ajaran agama dengan mendatangi tokoh-tokoh agama (ulama).

4 54 2. mualim Tionghoa masih menunggu peran aktif dari para pelaku dakwah (ulama) untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam mempelajari dan menjalankan ajaran agama Islam. Terhadap objek dakwah tersebut DPD PITI mengklasifikasikan berdasarkan pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap Islam. Bagi mereka yang telah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup baik maka DPD PITI memberikan materi dakwah dengan uraian-uraian mendalam dan logis. Bagi mereka yang masih awam dan masih baru menjadi mualaf maka DPD PITI memberikan materi dasar keislaman yang mampu dijangkau oleh mereka secara logis dan santun. Dalam kontek ini DPD PITI memiliki tugas yang mulia yaitu mensyi arkan ajaran Islam kepada etnis Tionghoa sebagai pedoman hidup agar tidak melenceng dari norma-norma ajaran agama Islam. Mengingat memberikan pemahaman, bimbingan tentang nilai-nilai ajaran Islam serta pendampingan dan pembelaan kepada mad u (muslim Tionghoa) menjadi tugas utama. Hal ini sesuai apa yang terkandung dalam QS Ali Imran. 104 Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.(depag RI, 2000: 79). Serta apa yang menjadi kebijakan dan program DPD PITI dalam melakukan dakwah di masyarakat muslim Tionghoa. Kesesuaian tersebut dapat dilihat dari kebijakan dan program dengan realisasi yang dijalankan

5 55 yaitu selalu melibatkan mereka dalam segala kegiatan keagamaan serta memberikan andil dalam menyelesaikan persoalan. Aspek yang kedua adalah dari sisi subjek dakwah (pelaku) dakwah, sejauh ini DPD PITI miliki da i yang mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat muslim Tionghoa dalam memberikan bimbingan dan pengetahuan tentang ajaran Islam sesuai al-qur an dan as-sunnah. Walaupun da i yang ada masih sedikit, baik da i itu dari kalangan muslim Tionghoa maupun dari muslim pribumi namun hal ini tidak menjadi persoalan karena mereka memiliki semangat yang tinggi untuk memberikan bimbingan, pemahaman dan pengetahuan dalam mempelajari dan menjalankan ajaran agama Islam. Aspek ketiga adalah secara struktural organisasi ini dibentuk oleh PITI pusat yang memiliki mata rantai dari pusat sampai daerah-daerah, sedangkan dalam tingkat cabang sejauh ini belum terbentuk. Dalam hal ini DPD PITI merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam menjalankan keputusan dan kebijakan amanat Dewan Pimpinan Pusat di Daerah, melakukan kebijakan dan melaksanakan program-program PITI di Daerah serta memberikan petunjuk, bimbingan dan pengawasan kepada segenap anggota dalam pelaksanaan kebijakan dan program-program PITI di tingkat Daerah. (Dokumen AD ART DPD PITI). Keberadaan DPD PITI Semarang juga didukung oleh sistem yang ada di dalam lingkungan organisasi PITI, yaitu Pengurus Pusat dan Wilayah

6 56 selalu memonitoring aktivitas yang dijalankan. Jadi secara struktural dapat dikatakan eksis. Keberadaan DPD PITI Semarang sebagai sebuah organisasi pada hakekatnya memiliki kesamaan dengan organisasi-organisasi yang sejenis. Sebagai lembaga Islam, memiliki beberapa fungsi yaitu: a. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat (muslim) bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi berbagi masalah yang timbul dan berkembang dalam masyarakat, terutama yang menyangkut pemenuhan kebutuhan mereka. b. Memberikan pegangan kepada masyarakat bersangkutan dalam melakukan pengendalian sosial menurut sistem tertentu yaitu sistem pengawasan tingkah laku para anggotanya dan menjaga keutuhan masyarakat. (Ali Muhammad Daud, 1999: 2-3). Jika dilihat dari beberapa fungsi yang melekat pada Organisasi tersebut diatas, jelas bahwa kalau seseorang hendak mempelajari dan memahami masyarakat tertentu, ia harus memperhatikan dengan seksama lembaga atau organisasi yang terdapat dalam masyarakat yang bersangkutan. Dalam hal ini DPD PITI memiliki nilai yang lebih dalam bidang dakwah dari pada organisasi yang lain yaitu secara spesifik bergerak dalam bidang dakwah dalam lingkungan komunitas muslim Tionghoa dan mengelola persoalan-persoalan dakwah. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa DPD PITI Semarang keberadaannya sangat eksis dan strategis mengingat kebutuhan

7 57 akan dakwah terhadap muslim etnis Tionghoa di kota Semarang sangat dibutuhkan. Dakwah akan mudah dilaksanakan dan diterima oleh komunitas muslim etnis Tionghoa bila yang melakukan itu juga oleh orang-orang Tionghoa itu sendiri Konsep Kebijakan dakwah DPD PITI Semarang Dalam kegiatan dakwah jika mengingat akan hasil yang maksimal dan mengarah pada sasaran yang tepat sesuai dengan tujuan akhir dakwah, maka harus ditunjang dengan adanya kebijakan yang jelas dan tepat. Kebijakan dakwah DPD PITI Semarang dalam pembuatannya secara garis besar dapat dikategorikan ke dalam tiga langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahap perencanaan dimulai dari konsolidasi pengurus dengan mengkoordinir, mengendalikan, merumuskan dan menyebarkan tenaga mubalig serta mempersiapkan materi dakwah dan metode. Pada tahap pelaksanaan, yaitu berdakwah dengan memperhatikan kondisi objek dakwah, artinya tahap penerapan materi, metode dan media tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi sosial budaya masyarakat etnis Tionghoa Semarang sehingga kebijakan yang dibuat dapat diterapakan dan dilaksanakan. Sedang tahap yang ketiga adalah evaluasi, yaitu dengan menilai subjektif apakah kebijakan dakwah dan pelaksanaan yang dilakukan mencapai target sasaran dan tujuan atau malah tidak tercapai. Setiap usaha apapun akan dapat berjalan secara efektif dan efisien, bilamana sebelumnya sudah dipersiapkan dan direncanakan dengan matang.

8 58 Demikian pula usaha dakwah DPD PITI Semarang yang mencakup segi-segi yang luas akan dapat berlangsung dengan efektif dan efisien apabila sebelumnya terlebih dahulu dilakukan pengidentifikasian, perencanaan dan persiapan tindakan-tindakan yang matang. Dengan adanya perencanaan, maka dapatlah dipersiapkan terlebih dahulu tenaga-tenaga pelaksana yang diperlukan, alat-alat perlengkapan dan fasilitas lainnya. Rencana tersebut seyogyanya jangan bersifat kaku melainkan fleksibel. Pimpinan dapat mengadakan perbaikan, perubahanperubahan dan penyesuaian seperlunya terhadap sesuatu rencana, apabila kejadian-kejadian pada masa yang akan datang tidak sesuai dengan apa yang diperkirakan sebelumnya. Pada tahap pelaksanaan kebijakan dakwah harus mengacu pada halhal yang telah dirumuskan. Dan dalam pelaksanaan bimbingan dan penyampaian pesan dakwah harus disinkronkan dengan permasalahanpermasalahan dan kebutuhan objek dakwah. Melihat objek dakwah DPD PITI adalah orang-orang mualaf maka materi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan mereka, dimana kebanyakan diantara merek belum banyak tahu tentang ajaran Islam. Pada intinya jangan memberikan materi yang memberatkan kepada mereka melainkan memberikan atau mengajarkan halhal yang ringan agar mereka merasa nyaman dalam mengerjakan dan mengamalkan ajaran Islam. Dengan hal ini pelaku dakwah harus mempunyai kemampuan yang tinggi baik dalam melihat situasi, kesempatan, metode dan materi yang harus diberikan serta dapat

9 59 memberikan pemahaman yang jelas dan logis terhadap materi yang disampaikan. Sedangkan tahap evaluasi. Evaluasi dilakukan guna untuk mengukur apakah kebijakan yang diterapkan dalam kegiatan dakwah sudah pas dan sesuai dengan hasil yang diharapkan atau belum, jika sudah berhasil apa yang selam ini dilakukan perlu dipertahankan bahkan dikembangkan. Jika belum berhasil maka langkah selanjutnya menganalisis apa yang menjadikan ketidak keberhasilan itu, dengan memperhatikan faktor penghambat, pendukung dan segala faktor baik dari dalam maupun luar dalam pelaksanaan kebijakan dakwah itu. Dalam mengembangkan dakwah Islam di etnis Tionghoa muslim, sebagai kelengkapan unsur dakwah dalam penerapan kebijakan dakwah yang dilaksanakan oleh DPD PITI, penulis deskripsikan sebagai berikut: 1. Metode dakwah DPD PITI Semarang Metode merupakan komponen dasar dalam berdakwah, dimana metode merupakan cara atau cara bekerja. (Shiddiq Syamsuri, 1981: 13). Sebagai mana yang penulis jelaskan pada bab Tiga bahwa secara garis besar metode dakwah DPD PITI Semarang diantaranya adalah: metode hikmah, metode bil-lisan, metode diskusi dan metode bil-hal. Dalam hal ini DPD PITI tidak mengklasifikasikan beberapa metode tersebut ke dalam golongan objek dakwah misalkan, metode hikmah untuk digunakan pada golongan pemikir atau intelektual metode bil-lisan

10 60 untuk golongan awam dan seterusnya, melainkan menggabungkan dari beberapa metode yang ada. Hal ini dilakukan mengingat yang menjadi objek dakwah adalah orang-orang mualaf yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, serta harus dengan memberikan penjelasan secara santun, logis dan pelajaran yang baik. Metode diatas merupakan metode al-qur an. Hal ini mengacu pada Q.S an-nahl: 125 yang artinya: Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapatkan petunjuk. (Departemen Agama, 1989: 241). Bila melihat dari segi cara penyampaiannya dakwah yang dilakukan DPD PITI Semarang. Maka dakwah yang dilakukan mencoba untuk memadukan metode dakwah secara tradisional dan modern. Cara tradisional termasuk didalamnya adalah sistem ceramah umum (pengajian). Dalam metode ini seperti yang telah kita ketahui bahwa da i aktif berbicara dengan mendominasi situasi, dan mad u hanya pasif, mendengarkan apa yang disampaikan oleh da i. cara modern yang dilakukan adalah dengan mengadakan diskusi, seminar dan sejenisnya. Dalam hal ini semuanya terlibat aktif didalamnya yaitu adanya tanya jawab. Metode ini lebih efektif untuk digunakan dibanding dengan metode ceramah mengingat objek yang dihadapi adalah mereka yang baru mengenal Islam.

11 61 Dari segi jumlah audien, sasaran dakwah DPD PITI Semarang termasuk dalam kategori dakwah perorang dan kelompok. Dakwah perorangan adalah dakwah yang dilakukan oleh terhadap orang perorang secara langsung. Dalam hal ini melakukan bimbingan, pendampingan, melakukan privat keagamaan dan silaturahmi. Sedangkan dakwah kelompok, yaitu dakwah yang dilakukan terhadap kelompok tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya. (Muhaimin Slamet, 1994:83). Dalam hal ini DPD PITI melakukan dakwah dengan kelompok pengajian dan tabligh akbar. Jadi secara keseluruhan metode dakwah yang diterapkan oleh DPD PITI pada dasarnya sudah cukup baik, Namun hendaknya metodemetode yang digunakan perlu ditingkatkan, dalam melakukan dakwah hendaknya dikoordinir dengan lebih baik dan rapi mengingat objek dakwahnya merupakan orang-orang mualaf yang sangat butuh adanya bimbingan, tuntunan dan pendampingan dalam belajar dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan baik, serta untuk membantu menghadapi dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan karena masuk Islam baik itu yang timbul dari dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat karena sampai saat ini masih adanya anggapan bila orang Tionghoa masuk Islam dianggap aneh. 2. Media Dakwah DPD PITI DPD PITI Semarang dalam berdakwah menggunakan media massa baik elektronik maupun media cetak. Media elektronik seperti

12 62 TV, Radio, Tape dan sebagainya, sedangkan media cetak seperti koran, majalah dan buletin dakwah. Selain itu juga melalui organisasiorganisasi yang ada dimasyarakat dan lingkungan keluarga semua itu yang dijadikan sebagai media dakwah. Media dakwah yang diterapkan oleh DPD PITI tersebut relevan dengan bentuk-bentuk penyampaian dakwah yang ditawarkan oleh Hamzah Ya kub yaitu media lisan, tulisan, lukisan audio visual dan akhlak (keteladanan). ( Ya kub Hamzah, 1981: 47-48). Sedangkan Asmuni Syukir membagi media antara lain: lembaga-lembaga pendidikan formal, lingkungan keluarga, organisasi-organisasi Islam, hari-hari besar Islam, media massa dan seni budaya.(syukir Asmuni, 1983: 173). Menurut penulis pada dasarnya DPD PITI telah menyadari akan pentingnya media massa dalam melakukan dakwah, karena informasi menjadi tulang punggung kehidupan artinya informasi sudah menjadi kebutuhan hidup masyarakat setiap hari baik kebutuhan ekonomi, politik maupun pesan-pesan agama. Oleh karena itu penggunaan media dalam dakwah sangat relevan. Begitu pentingnya media dakwah mengingat hakekat dakwah adalah mempengaruhi dan mengajak manusia untuk mengikuti (menjalankan) idiologi (pengajak)-nya. Sedangkan pengajak da i sudah barang tentu memiliki tujuan yang akan dicapai. Maka dalam proses dakwah tersebut agar dapat tercapai tujuan yang efektif dan efisien, para pelaku dakwah harus mengorganisir komponen-komponen

13 63 (unsur) dakwah secara baik dan tepat, salah satu komponennya adalah media dakwah. Dalam penggunaan media dakwah melalui media elektronik maupun cetak oleh DPD PITI kurang maksimal. Kekurangan tersebut dapat dilihat dari ketidak keseriusan dan pemaksimalan untuk menggunakan media elektronik dan media cetak. Dalam hal ini penulis melihat penggunaan media tersebut sifatnya menyesuaikan dan menunggu kesempatan dan waktu yang ada. Seperti jika ada permintaan dakwah di Radio atau Televisi, kemudian dalam penerbitan buletin atau majalah juga menunggu kalau ada permintaan. apalagi sejauh ini DPD PITI belum bisa membuat dan menerbitkan namun menunggu kalau ada yang mengajak dari pihak lain, sehingga untuk penggunaan media massa kurang maksimal. Kemudian media dakwah melalui organisasi-organisasi dan media tatap muka, media ini merupakan langkah tepat digunakan oleh DPD PITI mengingat masyarakat Tionghoa khususnya dan masayarakat pada umumnya banyak berdiri organisasi-organisasi baik yang berbasis Islam maupun yang non Islam. Dengan adanya kerjasama yang baik antar organisasi maka akan adanya timbul gagasan untuk melakukan kegiatan, dengan demikian pesan-pesan dakwah dapat disampaikan dalam kegiatan bersama tersebut dan juga untuk mengarahkan agar kegiatan yang akan dilaksanakan sedikit banyak menyinggung ukhuwah Islamiyah. Dalam hal penggunaan dakwah melalui organisasi-organisasi

14 64 DPD PITI telah melaksanakan kerjasama dengan Ceng ho organiser dalam acara perayaan Ceng Ho dalam bentuk kebudayaan Islam seperti khosidah, lomba beduk serta melakukan baktisosil dalam rangka membantu gempa bumi di Yogyakarta dan Klaten bekerjasama PT (Perkumpulan Tahlil) dan PKRKS (Pengajian Keliling Remaja Kauman Semarang). Media lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan unit terkecil di masyarakat oleh karenanya sangat efektif bila dijadikan media dakwah, selain itu keluarga mempunyai ikatan yang kuat. Bila ikatan keluarga bernada Islam, maka akidah dan amaliyahnya akan semakin kuat serta dakwah dalam keluarga akan selalu berjalan dengan baik bahkan dapat mempengaruhi terhadap keluarga yang lain. Ketika keluarga tentram dan riliguisitasnya tinggi maka bisa dikatakan masyarakatpun akan baik dan tentram. DPD PITI dalam menggunakan media keluarga sebagai media dakwah ini melalui seperti privat keagamaan, bimbingan, pengajian dan silaturrahiim kepada ulama. 3. Materi Dakwah DPD PITI Semarang Ditengah masyarakat Tionghoa DPD PITI menggunakan materi sebagai berikut, yaitu tentang akidah (keyakinan), akhlak (sikap atau tingkah laku) dan syari ah dalam bidang ini DPD PITI memberikan pendekatan yang berkisar pada arkanul Islam, yaitu shalat, zakat puasa dan haji serta ajaran Islam yang linnya..

15 65 Semua materi yang ditetapkan oleh DPD PITI pada hakekatnya bersumberkan dari al-qur an dan as-sunnah. Al-Qur an merupakan sumber utama yang menjadi sumber pokok yang harus disampaikan melalui dakwah dengan bahasa yang dimengerti dan dipahami oleh mad u. al-qur an merupakan suatu pedoman hidup yang harus ditaati dan dipatuhi oleh umat Islam dalam menuju keselamatan dunia dan akhirat. al-qur an sebagai pedoman hidup didalamnya telah terkandung secara lengkap petunjuk, pedoman, hukum, sejarah, pergaulan, akhlak, politik, ilmu pengetahuan, teknologi dan sebagainya. Sedangkan sumber yang kedua setelah al-qur an adalah as- Sunnah, yaitu segala sesuatu yang menyangkut segala perbuatan nabi Muhammad baik dalam ucapan tingkah laku atau dalam sikapnya. As- Sunnah sebagai pedoman hidup setelah al-qur an Allah menjelaskan antara lain dalam surat al-anfal ayat 13 yang artinya (ketentuan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya dan barang siapa yang menentang Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya Allah amat keras siksanya.(departemen Agama, 189: 262). DPD PITI dalam kontek ini materi dakwahnya sudah mendasarkan pada kedua sumber tersebut. Materi akidah merupakan nilai-nilai dasar agama yang fundamental, karena materi ini menyangkut keyakinan seseorang. Aqidah inilah yang merupakan inti dari ajaran Islam, kemudian akhlak dan syari ah sebagai bingkai dari akidah.

16 66 Syari ah yang merupakan peraturan-peraturan atau sistem-sistem yang ditentukan oleh Allah SWT untuk umat manusia, baik terperinci maupun pokok-pokok meliputi beberapa bagian yaitu masalah ibadah, mu amalat (perdata) maupun hukum-hukum yang lain. Sedangkan akhlak mencakup beberapa aspek baik akhlak kepada Allah baik akhlak kepada manusia. Menurut hemat penulis rumusan materi dakwah DPD PITI masih bersifat tekstual dan kontekstual, tinggal bagaimana DPD PITI mengemas materi tersebut sehingga mampu diterima dan dimengerti oleh mad u. dari sini dapat dilihat bahwa DPD PITI telah berusaha menyampaikan pesan dakwah (materi) yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan objek dakwah yaitu orang-orang muslim Tionghoa mengingat dakwah kepada kaum mualaf harus bersifat logis dan disertai dengan argumen-argumen yang masuk akal sehingga mereka mau dan mampu menerimanya. Dengan demikian dapat dilihat bahwa sejauh ini kebijakan dakwah DPD PITI perihal materi dakwah masih relevan jika diterapkan pada masyarakat muslim etnis Tionghoa semarang, hanya saja materi dakwah tersebut perlu disampaikan secara jelas dan rasional mengingat sasaran dakwah yang dihadapi merupakan orang-orang mualaf yang benar-benar butuh adanya bimbingan dan penjelasan yang jelas dan rasional tentang ajaran Islam.

17 67 4. Evaluasi kegiatan dakwah DPD PITI Evaluasi kegiatan dakwah ini merupakan rangkaian dari kebijakan dakwah DPD PITI yang terakhir evaluasi dalam pengertian ini merupakan penelitian terhadap apa yang telah dilakukan, apa yang sedang dilakukan dan persiapan perencanaan untuk tindakan yang akan dilakukan oleh DPD PITI Semarang. Evaluasi harus terus diadakan untuk menilai apakah materi yang sudah disampaikan telah cocok dan baik, apakah metode dan medianya sudah tepat serta acara penyajiannya apakah telah mengena dan juga untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari semua komponen dalam pelaksanaan kegiatan itu. Tanpa adanya evaluasi sebuah kegiatan tidak akan bisa diketahui sejauh mana tingkat keberhasilannya apakah sudah sesuai dengan yang di harapkan atau belum. Hasil dari evaluasi akan digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya. Menurut hemat penulis sejauh ini DPD PITI Semarang belum dapat secara maksimal dalam melakukan evaluasi terhadap kegiatan dakwah yang telah dilaksanakan sehingga belum dapat mengetahui seberapa tingkat keberhasilannya serta kelemahan dan kelebihannya Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan kebijakan dakwah DPD PITI Hampir setiap organisasi memiliki kekurangan dan kelebihan dalam menjalankan tugas dan fungsinya, demikian juga dengan DPD

18 68 PITI Semarang sebagai organisasi keagamaan yang secara langsung bersinggungan dengan masyarakat memiliki faktor penghambat dan pendukung Faktor Penghambat A. Faktor Penghambat dari dalam Organisasi DPD PITI 1. Kurangnya Konsolidasi dan komunikasi bagi para pengurus dan anggotanya, mengakibatkan DPD PITI kesulitan dalam melaksanakan kegiatan dan seringkali ditemuinya tumpang tindih kegiatan. 2. Lemahnya kualitas manajemen pengorganisasian pengurus DPD PITI yang mengakibatkan administrasi dan dokumentasi kurang tertata rapi serta mengakibatkan miskinnya kreatifitas. 3. Kurang maksimalnya jaringan luar yang berimbas pada kurang maksimalnya kegiatan di dalam. 4. Kurang pendanaan sehingga berakibat kurangnya terealisasinya kegiatan yang telah direncanakan. 5. Tingkat kesibukan pengurus yang tinggi mengakibatkan sulitnya untuk melakukan konsolidasi.

19 69 B. Faktor Penghambat dari Luar DPD PITI 1. Perbedaan faham dengan masyarakat terutama organisasi lain, sehingga berimplikasi kegiatan yang kurang lepas, artinya bersifat dengan penuh kehati-hatian. 2. Dalam hal skill atau ketrampilan dalam menyampaikan dakwah lebih banyak dengan secara individu. 3. Kurangnya adanya dukungan dari berbagai pihak terhadap keberadaan DPD PITI Semarang.(Wawancara dengan Gautma setiadi mantan ketua DPD PITI, 3 Juli 2006) Faktor Pendukung a. Masih adanya loyalitas pengurus yang memiliki dedikasi yang tinggi akan tugas dan fungsinya sebagai pengurus dan pengemban amanat. b. Adanya dukungan yang besar oleh para masyarakat muslim Tionghoa dan simpatisan PITI. Mengetahui dan mengidentifikasi hal tersebut sangat lah penting karena dapat menjadikan pijakan langkah organisasi kedepan agar lebih baik dan lancar. Kelancaran suatu kegiatan ditentukan oleh faktor tenaga, biaya, fasilitas dan alat perlengkapan yang dibutuhkan. Suatu usaha akan berjalan lancar bilamana disamping didukung oleh tenagatenaga yang cakap juga tersedia cukup biaya, fasilitas dan alat-alat perlengkapan yang diperlukan.

20 70 Sebagai faktor penghambat DPD PITI disini memiliki ialah faktor dari dalam organisasi dan luar organisasi. Faktor dari dalam kurang adanya konsolidasi, lemahnya manajemen dan pendanaan kekurangan tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi terhadap penerapan dan pelaksanaan sebuah kebijakan. Sehingga apa yang telah direncanakan dan ditetapkan tidak bisa dijalankan sebagai mana mestinya. Sedang faktor dari luar adanya perbedaan faham dengan masyarakat terutama organisasi lain, sehingga berimplikasi kegiatan yang kurang lepas, artinya bersifat dengan penuh kehati-hatian, dalam hal skill atau ketrampilan dalam menyampaikan dakwah lebih banyak dengan secara individu, kurang adanya dukungan dari berbagai pihak terhadap keberadaan DPD PITI Semarang. Sehingga hal ini menjadikan tugas berat DPD PITI dalam rangka memberikan dakwah dikalangan etnis Tionghoa ditengah perbedaan. Namun hal terpenting DPD PITI memiliki potensi pendorong dalam menjalankan kebijakan yang diterapkan yaitu masih adanya loyalitas pengurus terhadap organisasinya, adanya dukungan yang besar oleh para masyarakat muslim Tionghoa dan simpatisan PITI. Sehingga meskipun banyaknya faktor penghambat baik dari dalam maupun luar DPD PITI masih dapat mempertahankan keberadaannya karena disebabkan akan kebutuhan dakwah terhadap muslim Tionghoa dalam rangka memberikan bimbingan, pendampingan guna untuk mengetahui dan mengamalkan ajaran Islam serta untuk memberi pembelaan dan

21 71 perlindungan terhadap mereka baik dari dalam lingkungan keluarganya maupun lingkungan masyarakat berkenaan dengan perpindahan keyakinannya Faktor Pendukung c. Masih adanya loyalitas pengurus yang memiliki dedikasi yang tinggi akan tugas dan fungsinya sebagai pengurus dan pengemban amanat. d. Adanya dukungan yang besar oleh para masyarakat muslim Tionghoa dan simpatisan PITI.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah berasal dari bahasa Arab yaitu Madrasah yang artinya tempat untuk belajar atau sistem pendidikan klasikal yang didalamnya berlangsung proses belajar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI DAN METODE DAKWAH KH MUSLIHUDDIN ASNAWI DALAM PEMBINAAN AKHLAK DI DESA SIDOREJO KEC.SEDAN KAB. REMBANG.

BAB IV ANALISIS STRATEGI DAN METODE DAKWAH KH MUSLIHUDDIN ASNAWI DALAM PEMBINAAN AKHLAK DI DESA SIDOREJO KEC.SEDAN KAB. REMBANG. 70 BAB IV ANALISIS STRATEGI DAN METODE DAKWAH KH MUSLIHUDDIN ASNAWI DALAM PEMBINAAN AKHLAK DI DESA SIDOREJO KEC.SEDAN KAB. REMBANG. 4.1 Analisis Strategi Dakwah KH. Muslihuddin Asnawi. Pada dasarnya kondisi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY Metode merupakan suatu hal penting yang harus ada di dalam suatu pelaksanaan kegiatan untuk memberikan kemudahan dan keserasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong umatnya untuk berbuat kebaikan dan mengajak orang lain agar menjadi insan yang baik. Implikasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih, manusia telah mampu menembus batas-batas geografis, kejadian

BAB I PENDAHULUAN. canggih, manusia telah mampu menembus batas-batas geografis, kejadian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin canggih, manusia telah mampu menembus batas-batas geografis, kejadian disitu tempat bisa dengan mudah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan bagian penting dalam mempertahankan keberlangsungan hidup agama Islam, tidak mungkin Islam dapat bertahan di tengah masyarakat bila tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pendakwah atau da i kepada khalayak atau mad u. Dakwah yang. diperhatikan oleh para penggerak adalah strategi dakwah.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pendakwah atau da i kepada khalayak atau mad u. Dakwah yang. diperhatikan oleh para penggerak adalah strategi dakwah. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan proses penyampaian ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Qur an dan Sunnah secara berkesinambungan. Dakwah seringkali diartikan sebagai proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat dalam semua segi kehidupan secara menyeluruh sehingga. terwujud khairul ummah ( Enjang AS dan Aliyudin, 2007 : 3 ).

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat dalam semua segi kehidupan secara menyeluruh sehingga. terwujud khairul ummah ( Enjang AS dan Aliyudin, 2007 : 3 ). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah ialah mengajak manusia kepada jalan Allah secara menyeluruh, baik dengan lisan, tulisan maupun dengan perbuatan sebagai upaya muslim untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya, gerak dan tangis yang pertama saat dia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya Tuhan yaitu Allah SWT bukan kepada selain-nya. Dakwah Islam

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya Tuhan yaitu Allah SWT bukan kepada selain-nya. Dakwah Islam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Islam merupakan agama yang mengajak manusia untuk menyembah satu-satunya Tuhan yaitu Allah SWT bukan kepada selain-nya. Dakwah Islam yang dilakukan oleh nabi

Lebih terperinci

BAB I. komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass. communication (media komunikasi massa).

BAB I. komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass. communication (media komunikasi massa). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terdapat banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli. Komunikasi massa adalah komunikasi yang terdiri dari media cetak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan kegiatan yang sangat penting dalam Islam, karena berkembang tidaknya ajaran agama Islam dalam kehidupan masyarakat, merupakan efek dari berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti jalan lurus yang telah digariskan oleh Allah SWT sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti jalan lurus yang telah digariskan oleh Allah SWT sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dakwah merupakan aktivitas untuk mengajak manusia agar berbuat kebaikan, memberi petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT. melalui Rasul-Nya. dalam Al Quran maupun dalam Al Hadits yang diantaranya berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT. melalui Rasul-Nya. dalam Al Quran maupun dalam Al Hadits yang diantaranya berbunyi: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT. melalui Rasul-Nya yang terakhir, Nabi Muhammad SAW. Adalah ditujukan untuk seluruh umat manusia, dan juga merupakan rahmat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah,

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah, merakyat dan bisa dibawa atau didengarkan di mana mana. Radio memiliki kekuatan terbesar

Lebih terperinci

PERANAN MENTORING AL ISLAM DALAM PENDISIPLINAN SHOLAT MAHASISWI UMS SKRIPSI

PERANAN MENTORING AL ISLAM DALAM PENDISIPLINAN SHOLAT MAHASISWI UMS SKRIPSI PERANAN MENTORING AL ISLAM DALAM PENDISIPLINAN SHOLAT MAHASISWI UMS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S1 Fakultas Psikologi Disusun oleh: Ugulia Meri Susilowati F 100

Lebih terperinci

Anggaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga (AD/ART) Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Husna. Wetar Copper Project

Anggaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga (AD/ART) Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Husna. Wetar Copper Project Anggaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga (AD/ART) Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Husna Muqadimah Segala Puji hanyalah milik Allah SWT, Shalawat dan Salam senentiasa kita haturkan kepada Rasulullah Muhammad

Lebih terperinci

BAB I. mengandung nilai-nilai rahmatan lil alamin, artinya ajarannya bersifat universal,

BAB I. mengandung nilai-nilai rahmatan lil alamin, artinya ajarannya bersifat universal, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam, merupakan satu-satunya ajaran agama yang hakekatnya adalah untuk keselamatan umat manusia. Hal ini dibuktikan dalam konteks ajarannya yang mengandung

Lebih terperinci

DAKWAH MULTIMEDIA PENDAHULUAN

DAKWAH MULTIMEDIA PENDAHULUAN DAKWAH MULTIMEDIA PENDAHULUAN Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses, dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Di zaman kemajuan sekarang ini dakwah tidaklah cukup disampaikan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SIARAN MIMBAR AGAMA ISLAM TVRI STASIUN PUSAT JAKARTA. A. Analisis Materi Siaran Mimbar Agama Islam TVRI Stasiun Pusat

BAB IV ANALISIS SIARAN MIMBAR AGAMA ISLAM TVRI STASIUN PUSAT JAKARTA. A. Analisis Materi Siaran Mimbar Agama Islam TVRI Stasiun Pusat BAB IV ANALISIS SIARAN MIMBAR AGAMA ISLAM TVRI STASIUN PUSAT JAKARTA A. Analisis Materi Siaran Mimbar Agama Islam TVRI Stasiun Pusat Jakarta Dakwah merupakan suatu kegiatan untuk melaksanakan transformasi

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA Pimpinan Syi ah Tokoh Masayarakat (mayoritas NU)

PEDOMAN WAWANCARA Pimpinan Syi ah Tokoh Masayarakat (mayoritas NU) PEDOMAN WAWANCARA Pimpinan Syi ah 1. Bagaimana konsep dakwah minoritas Syĩ ah di Desa Margolinduk Bonang Demak? 2. Apa tujuan dakwah dakwah minoritas Syĩ ah di Desa Margolinduk Bonang Demak? 3. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an dan sunnah Rasulullah saw. merupakan sumber tuntunan hidup bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka menuju kehidupan kekal

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Kesalehan Sosial Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KESALEHAN SOSIAL Kesalehan sosial adalah suatu perilaku

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG TENTANG BLOG SEBAGAI MEDIA DAKWAH

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG TENTANG BLOG SEBAGAI MEDIA DAKWAH BAB IV ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG TENTANG BLOG SEBAGAI MEDIA DAKWAH Kehidupan manusia modern ditandai dengan adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin A. Pendahuluan TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM --------------------------------------------------------------------- Oleh : Fahrudin Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan-nya

Lebih terperinci

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena

BAB I PENDAHULUAN. berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan hal terpenting dalam ajaran agama, karena dengan berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena pentingnya dakwah bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang meyakini dan mengamalkan, begitu juga dengan agama Islam. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang meyakini dan mengamalkan, begitu juga dengan agama Islam. Sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu ajaran ataupun doktrin tidak akan berkembang jika tidak ada yang meyakini dan mengamalkan, begitu juga dengan agama Islam. Sebagai suatu ajaran, agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul sebagai hidayah dan rahmat Allah bagi umat manusia sepanjang masa, yang menjamin kesejahteraan hidup material

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ! "#" $ "%&

BAB I PENDAHULUAN ! # $ %& BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah adalah suatu usaha untuk mengajak, menyeru dan mempengaruhi manusia agar selalu berpegang pada ajaran Allah guna memperoleh kebahagiaan hidup didunia

Lebih terperinci

MAKALAH UNSUR UNSUR DAKWAH DAN HUBUNGAN ILMU DAKWAH DENGAN PSIKOLOGI. Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ilmu dakwah

MAKALAH UNSUR UNSUR DAKWAH DAN HUBUNGAN ILMU DAKWAH DENGAN PSIKOLOGI. Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ilmu dakwah MAKALAH UNSUR UNSUR DAKWAH DAN HUBUNGAN ILMU DAKWAH DENGAN PSIKOLOGI Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : ilmu dakwah Dosen Pengampu : Ahmad Zaini, Lc.M.Si Disususn Oleh : Riyaningsih

Lebih terperinci

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan Oleh Tarmidzi Taher Tema Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan di Indonesia yang diberikan kepada saya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL 71 BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL Sekolah merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena berkembang tidaknya ajaran agama Islam dalam kehidupan. melalui media dakwah, baik ke dalam maupun ke luar lingkungan umat

BAB I PENDAHULUAN. karena berkembang tidaknya ajaran agama Islam dalam kehidupan. melalui media dakwah, baik ke dalam maupun ke luar lingkungan umat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan bagian yang sangat penting di dalam Islam, karena berkembang tidaknya ajaran agama Islam dalam kehidupan masyarakat merupakan aktifitas dari

Lebih terperinci

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM BAHAN DISKUSI KELAS MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM Oleh Kelompok 1 Muhammad Arifin (201410070311086); Arista Mutiara Risa (201410070311087) M. Prayogi Anggoro (201410070311089); Paksindra Agustina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media komunikasi modern dewasa ini telah. Hal ini di mungkinkaan karena adanya berbagai media (Channel) yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media komunikasi modern dewasa ini telah. Hal ini di mungkinkaan karena adanya berbagai media (Channel) yang dapat 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan media komunikasi modern dewasa ini telah memungkinkan orang di seluruh dunia ini untuk dapat saling berkomunikasi. Hal ini di mungkinkaan karena adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. amr ma ruf nahi munkar, dakwah berarti menyampaikan ajaran-ajaran

BAB I PENDAHULUAN. amr ma ruf nahi munkar, dakwah berarti menyampaikan ajaran-ajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Dakwah merupakan kegiatan mengajak atau menyeru seseorang, kelompok atau kaum untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan keburukan sesuai dengan ajaran Islam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perintah shalat lima waktu untuk pertama kalinya diterima dan diwajibkan kepada umat Islam, tepatnya pada 27 Rajab Tahun kedua sebelum hijrah. Yang mana pada saat itu

Lebih terperinci

BAB II PEMIKIRAN DAKWAH DAN KONSEP ISLAM ANTI KEKERASAN

BAB II PEMIKIRAN DAKWAH DAN KONSEP ISLAM ANTI KEKERASAN BAB II PEMIKIRAN DAKWAH DAN KONSEP ISLAM ANTI KEKERASAN 2.1 Pengertian Pemikiran Dakwah 2.1.1 Pemikiran Pemikiran berasal dari kata pikir yang mendapat sisipan dan akhiran -an. Kata kerja berpikir bersentral

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. globalisasi ini. Informasi merupakan hasil dari pengolahan, manipulasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. globalisasi ini. Informasi merupakan hasil dari pengolahan, manipulasi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak bisa dipungkiri informasi adalah suatu hal yang sangat penting di era globalisasi ini. Informasi merupakan hasil dari pengolahan, manipulasi dan pengorganisasian

Lebih terperinci

TUGAS. Bagaimana seharusnya pendidikan tentang lingkungan hidup ditanamkan? Dapatkah pendidikan lingkungan hidup menggunakan jalur dakwah? jelaskan!

TUGAS. Bagaimana seharusnya pendidikan tentang lingkungan hidup ditanamkan? Dapatkah pendidikan lingkungan hidup menggunakan jalur dakwah? jelaskan! TUGAS Bagaimana seharusnya pendidikan tentang lingkungan hidup ditanamkan? Dapatkah pendidikan lingkungan hidup menggunakan jalur dakwah? jelaskan! PENDIDIKAN & DAKWAH LINGKUNGAN HIDUP Agus Nugroho Setiawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh agama Islam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah memiliki kedudukan yang tinggi dan mempunyai peranan yang sangat penting menurut pandangan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, karena Islam sangat memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. sedang bentuk kata kerja atau fi ilnya adalah da a yad u yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. sedang bentuk kata kerja atau fi ilnya adalah da a yad u yang berarti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia. Islam sebagai agama sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. imaniah yang manipestasikan dalam bentuk seruan, ajakan, panggilan, undangan doa. dan merekalah orang-orang yang beruntung

BAB 1 PENDAHULUAN. imaniah yang manipestasikan dalam bentuk seruan, ajakan, panggilan, undangan doa. dan merekalah orang-orang yang beruntung BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan suatu bentuk proses penyampaian ajaran Islam, juga suatu kegiatan dari seseorang, kelompok, segolongan umat Islam sebagai aktualisasi imaniah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH FORUM KOMUNIKASI REMAJA ROMANSA. melakukan analisis terhadap metode dakwah yang dilakukan oleh ROMANSA di

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH FORUM KOMUNIKASI REMAJA ROMANSA. melakukan analisis terhadap metode dakwah yang dilakukan oleh ROMANSA di BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH FORUM KOMUNIKASI REMAJA ROMANSA Setelah penulis jabarkan mengenai landasan teori dalam bab dau dan obyek serta hasil penelitian dalam bab tiga. Dalam bagian ini penulis akan

Lebih terperinci

BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH

BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH 68 BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH A. Model Komunikasi Dakwah yang Digunakan Da i dalam Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan terbesar sebagai media imajinasi. 1. dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan terbesar sebagai media imajinasi. 1. dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio merupakan media auditif (hanya bisa di dengar). Cukup berada di rumah, di jalan atau dimana saja kita bisa mendengarkan radio, sebagai contoh misalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan lain sebagainya yang dilakukan secara sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah suasana kehidupan sekarang ini, manusia mengalami kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah suasana kehidupan sekarang ini, manusia mengalami kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah suasana kehidupan sekarang ini, manusia mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sesama manusia, yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sesama manusia, yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang sempurna dan menyeluruh tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah, tapi juga mengatur hubungan dengan sesama manusia, yang

Lebih terperinci

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER Modul ke: MENGENAL ISLAM Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas ILMU KOMPUTER H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Sumbangan Islam

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah ilmu seni mengunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di peperangan,

Lebih terperinci

SITI MEGAWATI NIM:

SITI MEGAWATI NIM: PROFIL TOKOH AGAMA ISLAM SEBAGAI TAULADAN BAGI MASYARAKAT MENURUT PANDANGAN MASYARAKAT GAMPONG BLANG SKRIPSI Diajukan Oleh SITI MEGAWATI NIM: 211001355 Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antara dua pihak dan upaya mempengaruhi pihak lain. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antara dua pihak dan upaya mempengaruhi pihak lain. Pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Khitabah adalah ajakan atau panggilan yang kesemuanya menunjukan adanya komunikasi antara dua pihak dan upaya mempengaruhi pihak lain. Pada dasarnya khitabah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan laporan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV terlebih di

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan laporan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV terlebih di BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Data Berdasarkan laporan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV terlebih di atas dapat diketahui dengan jelas gambaran tentang program dan peran MUI Kabupaten HSS dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta didik. Diasumsikan

Lebih terperinci

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut maulid Nabi Muhammad Saw pada bulan Rabiul Awal. Muslim Sunni merayakan hari kelahiran Rasulullah pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia sebagai rahmatan lil alamin.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu yang penting dalam Islam, segala usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu yang penting dalam Islam, segala usaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah merupakan suatu yang penting dalam Islam, segala usaha untuk mengislamkan umat Islam dan umat lain yang bersentuhan langsung dengan kehidupan dan tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup umat beragama. Tetapi berlaku bagi seluruh pemeluknya, dakwah berarti

BAB I PENDAHULUAN. hidup umat beragama. Tetapi berlaku bagi seluruh pemeluknya, dakwah berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan bagian penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup umat beragama. Tetapi berlaku bagi seluruh pemeluknya, dakwah berarti menyeru, mengajak

Lebih terperinci

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah Kewajiban berdakwah Dalil Kewajiban Dakwah Sahabat, pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang matang, baik yang menyangkut materinya, tenaga pelaksananya, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang matang, baik yang menyangkut materinya, tenaga pelaksananya, ataupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang sudah bukan waktunya lagi, dakwah dilakukan asal jalan, tanpa sebuah perencanaan yang matang, baik yang menyangkut materinya, tenaga pelaksananya, ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat melalui cara-cara yang damai. Selama ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat melalui cara-cara yang damai. Selama ini banyak 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dakwah, dengan dakwah agama Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat melalui cara-cara yang damai. Selama ini banyak orang mengganggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebut dengan Agama, yaitu Islam, Hindu, Kristen Protestan, Katholik, Buddha dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebut dengan Agama, yaitu Islam, Hindu, Kristen Protestan, Katholik, Buddha dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia mempercayai 6 keyakinan terhadap Tuhan atau yang disebut dengan Agama, yaitu Islam, Hindu, Kristen Protestan, Katholik, Buddha dan Kong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Media massa merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda terhadap setiap individu.

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka sekaligus pengantar menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. 1 Untuk itulah

BAB I PENDAHULUAN. mereka sekaligus pengantar menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. 1 Untuk itulah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan agama rahmatan lil alamin artinya agama yang membawa kedamaian dan ketentraman di muka bumi.maka Islam harus ditampilkan dengan semenarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting dalam Islam. Dengan dakwah, Islam dapat tersebar dan diterima oleh manusia. Sebaliknya, tanpa dakwah Islam akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengetahuan dan sikap yang benar. Berawal dari hadirnya Baginda

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengetahuan dan sikap yang benar. Berawal dari hadirnya Baginda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah adalah kewajiban setiap muslim yang harus dilakukan secara berkesinambungan, yang bertujuan akhir untuk mengubah perilaku manusia berdasarkan pengetahuan

Lebih terperinci

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

PERSATUAN DAN KERUKUNAN PERSATUAN DAN KERUKUNAN PENGERTIAN PERSATUAN DAN KESATUAN A. PERSATUAN Dari segi bahasa persatuan berarti gabungan, ikatan atau kumpulan. Sedangkan menurut istilah persatuan adalah kumpulan individu manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umat Islam. Dakwah di tengah masyarakat intelektual dalam arti tingkat SDM

BAB I PENDAHULUAN. umat Islam. Dakwah di tengah masyarakat intelektual dalam arti tingkat SDM BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dakwah seyogyanya melihat apa yang menjadi kebutuhan dan kondisi umat Islam. Dakwah di tengah masyarakat intelektual dalam arti tingkat SDM nya cukup tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama dakwah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama dakwah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama dakwah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. memiliki prinsip rahmatan lil alamin. Agama yang mengatur kehidupan manusia secara keseluruhan, detail

Lebih terperinci

BAB IV MANAJEMEN DAKWAH DAN PEMBINAAN MUALLAF. A. Implementasi Fungsi Perencanan, Pengorganisasian, Penggerakan dan

BAB IV MANAJEMEN DAKWAH DAN PEMBINAAN MUALLAF. A. Implementasi Fungsi Perencanan, Pengorganisasian, Penggerakan dan 59 BAB IV MANAJEMEN DAKWAH DAN PEMBINAAN MUALLAF A. Implementasi Fungsi Perencanan, Pengorganisasian, Penggerakan dan Pengawasan Pembinaan Muallaf Organisasi dakwah yang ideal ialah organisasi yang memunyai

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C Lampiran 3 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C 01. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

GUBERNUR SULAWESI TENGAH GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN SELEKSI TILAWATIL QUR AN (STQ) KE-XXI TINGKAT PROPINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2011 DI KOTA PALU SENIN, 14 MARET 2011 ASSALAMU

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA MASYARAKAT ISLAM INDONESIA DI TORONTO DAN SEKITARNYA (MIIT) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA TORONTO 2007 Revisi 1-2010 Mukadimah "Saya ridla: Ber-Tuhan kepada ALLAH, ber-agama kepada ISLAM dan

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 KURIKULUM 2013 NO. KOMPETENSI DASAR KEMAMPUAN YANG DIUJI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 216 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kiprah A. Hassan dalam upaya mencerdaskan umat Islam dapat dilihat dari karya-karyanya yang menambah khazanah ilmu pengetahuan. Usahanya mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP STRATEGI DAKWAH MUSLIMAT NU, FATIMIYAH, DAN AISYIYAH DALAM MENGEMBANGKAN UKHUWAH ISLAMIYAH DI DESA BANGSRI KECAMATAN BANGSRI

BAB IV ANALISIS TERHADAP STRATEGI DAKWAH MUSLIMAT NU, FATIMIYAH, DAN AISYIYAH DALAM MENGEMBANGKAN UKHUWAH ISLAMIYAH DI DESA BANGSRI KECAMATAN BANGSRI BAB IV ANALISIS TERHADAP STRATEGI DAKWAH MUSLIMAT NU, FATIMIYAH, DAN AISYIYAH DALAM MENGEMBANGKAN UKHUWAH ISLAMIYAH DI DESA BANGSRI KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA Strategi merupakan suatu keniscayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. Radio sebagai sarana komunikasi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,

Lebih terperinci

MODUL 1 KONTRAK PERKULIAHAN RUANG LINGKUP MATA KULIAH AGAMA ISLAM

MODUL 1 KONTRAK PERKULIAHAN RUANG LINGKUP MATA KULIAH AGAMA ISLAM MODUL 1 KONTRAK PERKULIAHAN RUANG LINGKUP MATA KULIAH AGAMA ISLAM DISKRIPSI MATA KULIAH ENJELASKAN TENTANG GAMBARAN PROSES PEMBELAJARAN YANG AKAN ISAMPAIKAN DALAM 1 SEMESTER. KOMPETENSI EMAHAMI GAMBARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ma ruf dan mencegah dari yang mungkar merekalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. ma ruf dan mencegah dari yang mungkar merekalah orang-orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah adalah menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma ruf dan mencegah dari yang mungkar merekalah orang-orang yang beruntung. Dalam melaksanakan tugas

Lebih terperinci

MEWUJUDKAN ISLAM BERKEMAJUAN YANG BERCORAK RAHMATAN LIL ALAMIN. Oleh: Dahnil Anzar Simanjuntak, SE., ME. (Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah)

MEWUJUDKAN ISLAM BERKEMAJUAN YANG BERCORAK RAHMATAN LIL ALAMIN. Oleh: Dahnil Anzar Simanjuntak, SE., ME. (Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah) MEWUJUDKAN ISLAM BERKEMAJUAN YANG BERCORAK RAHMATAN LIL ALAMIN Oleh: Dahnil Anzar Simanjuntak, SE., ME. (Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah) disampaikan pada agenda kegiatan Baitul Arqom Pengurus ORMAWA

Lebih terperinci

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

AKHLAK PRIBADI ISLAMI AKHLAK PRIBADI ISLAMI Modul ke: 06Fakultas MATA KULIAH AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. Program Studi Salah satu kunci sukses di dunia dan akhirat karena faktor

Lebih terperinci

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu.

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. 8 Darul Arqam Sejak tahun 1992, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia telah membahas dan membicarakan secara mendalam tentang masalah Darul Arqam dan mendiskusikannya secara seksama, khususnya ajaran yang

Lebih terperinci

ISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL

ISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN FUNGSIONAL BERCIRIKAN ISLAMI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

:

: : .. .. !!!... : :.. Tingkatkan ketaqwaan kepada Allah Menjauhi apa yang dilarang oleh Allah Amalkan apa yang diperintahkan Allah Kesedaran hukum bagi umat Islam sangat perlu supaya terhindar dosa Riba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43 BAB I PENDAHULUAN Setiap penelitian akan di latar belakangi dengan adanya permasalahan yang Akan dikaji. Dalam penelitian ini ada permasalahan yang dikaji yaitu tentang Efektivitas Tokoh Agama dalam Membentuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan BAB IV ANALISIS A... P ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur Dimaksud dengan persepsi disini adalah tanggapan atau pendapat ulama pemimpin majelis taklim

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KEAGAMAAN JAMAAH DI MASJID JAMI DARUS SYUKUR NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KEAGAMAAN JAMAAH DI MASJID JAMI DARUS SYUKUR NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KEAGAMAAN JAMAAH DI MASJID JAMI DARUS SYUKUR NGALIYAN SEMARANG A. Analisis Penerapan Fungsi Manajemen Dakwah di Masjid Jami

Lebih terperinci