BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGARI 1 SAYUNG DEMAK

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. antara manusia yang satu dengan yang lainnya. perkembangan yang terjadi pada remaja laki-laki meliputi tumbuhnya rambut,kulit

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. tumpuan harapan yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa Indonesia. Sebagai

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mayang Wulan Sari,2014

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Aspek biopsikososial higiene...irmatri Ariyani, FKM UI, 2009

erotis, sensual, sampai perasaan keibuan dan kemampuan wanita untuk menyusui. Payudara juga dikaitkan dengan kemampuan menarik perhatian pria yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

BAB I PENDAHULUAN. peserta tingkat pendidikan ini berusia 12 hingga 15 tahun. Dimana pada usia

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

B A B I PENDAHULUAN. Republika tabloid (7 November 2013) membahas pada sebuah media cetak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perasaan kurang percaya diri banyak terjadi pada remaja. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PADA PERUBAHAN FISIK PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP N 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya penampakan karakteristik seks sekunder (Wong, 2009: 817).

Atas partisipasi dan kesediaan saudara/i sekalian untuk menjadi responden, peneliti mengucapkan terimakasih.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pendahuluan dalam babi secara garis besar memuat penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan seseorang tentang dirinya sendiri dan yang mempengaruhi hubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas

KESEHATAN REPRODUKSI. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Tubuh manusia mengalami berbagai perubahan dari waktu kewaktu

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diri untuk memulai tahap pematangan kehidupan kelaminnya.saat inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.3

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. dan masa dewasa, berlangsung antara usia 12 sampai 24 tahun (WHO,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

Dalam sebuah siklus kehidupan, masa puber merupakan salah satu masa. yang tidak mudah untuk dilalui oleh individu. Masa puber dianggap sebagai masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN. tetapi ada beberapa permasalahan seperti perkembangan seksual,

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alatalat

BAB I PENDAHULUAN. masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. setelah masa anak-anak dan sebelum dewasa (WHO, 2014). Masa remaja adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah

BAB I PENDAHULUAN. remaja adalah datang haid yang pertama kali atau menarche, biasanya sekitar umur

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dalam mendapatkan menarche atau

BAB I PENDAHULUAN. penduduk muda yaitu umur tahun. Menurut Badan Pusat Statistik DIY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan fisik dan juga kelainan fisik yang sering disebut tunadaksa.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.5

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAB I PENDAHULUAN. biologis, psikologis dan sosial (Rudolph, 2014). Batas usia remaja menurut

I. PENDAHULUAN. dasarnya, manusia berkembang dari masa oral, masa kanak-kanak, masa

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa, di mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas, dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif. Tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologik. Tingkat tercapainya potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkungan biofisikopsikososial. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda memberikan ciri tersendiri pada setiap remaja (Soetjiningsih, 2004). Remaja mulai berfikir mengenai keinginan mereka sendiri, berfikir mengenai ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri dan orang lain membandingkan diri mereka dengan orang lain, serta mau berfikir tentang bagaimana memecahkan masalah dan menguji pemecahan masalah secara sistematis (Monks, 2005). Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah remaja di Indonesia usia 10-24 tahun adalah sebesar 64 juta jiwa, artinya 27,6 % dari total penduduk Indonesia (237,6 jiwa. Jumlah remaja yang ada di provinsi Jawa Tengah mencapai 5.687.846 jiwa (BPS, 2010). Jumlah tersebut merupakan jumlah yang cukup besar sehingga memerlukan perhatian berkaitan dengan tugas perkembangan yang akan dilalui oleh remaja. Masa remaja awal ditandai dengan peningkatan yang cepat dari pertumbuhan dan pematangan fisik. Jadi tidaklah mengherankan apabila sebagian besar energi intelektual dan emosional pada masa remaja awal ini ditargetkan pada penilaian kembali dan restrukturisasi dari jati diri. Selain itu penerimaan kelompok sebaya sangatlah penting. Dapat berjalan bersama dan tidak dipandang beda adalah motif yang mendominasi banyak perilaku sosial remaja awal ini (Sarlito, 2011). Dalam periode remaja, individu mencapai kedewasaan fisik dan seksual, mengembangkan kemampuan penalaran yang lebih baik, dan membuat berbagai keputusan yang akan membentuk karir 1

2 mereka kelak. Perubahan pada masa remaja memiliki implikasi untuk memahami berbagai resiko kesehatan yang biasa dialami para remaja, tingkah laku beresiko yang mereka jalani, dan berbagai kesempatan peningkatan kesehatan yang ada dalam masyarakat (Wong, 2008). Jika dipandang dari aspek psikologis dan sosialnya, masa remaja adalah suatu fenomena fisik yang berhubungan dengan pubertas. Pubertas adalah suatu bagian yang penting dari masa remaja dimana yang lebih ditekankan adalah proses biologis yang pada akhirnya mengarah kepada kemampuan bereproduksi. Pada usia remaja awal (usia SLTP) remaja putri mengalami pubertas yakni perubahan fisik yang terkadang belum mencapai taraf proporsional. Hal ini menyebabkan mereka kurang percaya diri terhadap penampilannya Cara berpakaian, dan berdandan mempunyai faktor besar pada kepercayaan diri mereka. Remaja putri berusaha mengikuti tren atau sesuai dengan mode anak seusia mereka. Perubahan yang terlihat jelas pada anak perempuan saat memasuki pubertas pertama-tama adalah payudara kemudian bagian panggul dan paha akan berisi, diikuti dengan melebarnya bagian tubuh disekitar panggul sebagai jalan kelahiran bayi, setelah itu tumbuh rambut di bagian tubuh tertentu seperti ketiak dan sekitar alat kelamin, pertumbuhan tinggi dan berat badan, pertumbumbuhan tulang dan otot, kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi sehingga mengalami menstruasi (Sarwono, 2005). Perubahan fisik pubertas tersebut dimulai sekitar usia 10 atau 11 tahun pada remaja putri, kira-kira 2 tahun sebelum perubahan pubertas pada remaja laki-laki. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja, sementara itu perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya sehingga mereka sering merisaukan bentuk tubuhnya yang kurang proporsional tersebut. Apabila mereka sudah dipersiapkan dan mendapatkan informasi tentang perubahan tersebut maka mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainnya seperti kurang percaya diri, tetapi

3 bila mereka kurang memperoleh informasi, maka akan merasakan pengalaman yang negatif (Soetjiningsih, 2004). Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang penting pada seseorang. Tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak menimbulkan masalah pada diri seseorang. Kepercayaan diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan bermasyarakat karena dengan kepercayaan diri, seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi dirinya. Kepercayaan diri merupakan sesuatu yang urgen untuk dimiliki setiap individu. Kepercayaan diri diperlukan baik oleh seorang anak maupun orang tua secara individual maupun kelompok (Gufron & Risnawitaa, 2010). Wjayanti (2009) yang meneliti tentang hubungan komunikasi orang tua dan anak dengan rasa percaya diri remaja putri awal menemukan bahwa ciriciri individu yang mempunyai kepercayaan diri adalah memiliki suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga individu yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam setiap tindakan, dapat bebas melakukan hal yang disukai, mampu berinteraksi dengan orang lain, mampu mempunyai dorongan berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Dampak dari seseorang yang memiliki kepercayaan diri adalah rendah diri. Orang yang kurang percaya diri ini akan merasa kecil, tidak berharga, tidak ada artinya, dan tidak berdaya menghadapi tindakan orang lain. Orang seperti ini biasanya takut melakukan kesalahan dan juga takut ditertawakan orang lain. Fenomena kurang percaya diri banyak terjadi pada remaja putri. Ketidakpuasan terhadap perubahan yang terjadi pada fisik atau tubuh remaja lebih banyak terjadi pada remaja putri. Remaja putri cenderung merasa tidak puas bukan hanya dengan tinggi badan dan berat badannya, melainkan juga bentuk tubuhnya yakni pada ukuran lingkar tubuh (dada, pinggang, dan panggul), kulit, dan juga wajah mereka. Gangguan akan perasaan kurang puas terhadap diri remaja putri tersebut akan mempengaruhi kepercayaan diri remaja putri. Studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Sayung Demak dketahui bahwa jumlah siswa pada kelas 7 sebanyak 337 siswa dengan jumlah

4 siswa putri sebanyak 186 siswi. Berdasarkan hasil wawancara awal yang peneliti lakukan terhadap siswa putri kelas VII yaitu terhadap 10 siswa seluruhnya menyatakan adanya permasalahan mengenai percaya diri yang berkaitan dengan perubahan fisik yang terjadi pada mereka menyangkut cara berpakaian dan berdandan. Fenomena yang ada pada siswi SMP Negeri 1 Sayung bahwa siswi mengalami perubahan fisik meliputi haid pertama (menarche), dan perubahan bentuk pada anggota tubuh tertentu seperti pinggul dan dada. Perubahan fisik yang terjadi itu mempengaruhi keadaan psikis mereka yang berdampak kepercayaan diri. Penampilan mereka yang kurang mendukung perubahan fisik pada masa pubertas tersebut menimbulkan rasa kurang percaya diri jika tidak sesuai dengan model trend teman sebaya mereka disekolah, hal ini dirasakan khususnya pada waktu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dimana siswa putri tidak menggunakan pakaian seragam seperti biasanya. Hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan bantuan guru Bimbingan Konseling (BK) juga menemukan bahwa siswa putri yang mengalami krisis kepercayaan diri tersebut memiliki kemampuan komunikasi yang kurang baik yang ditunjukkan dengan nampak adanya keragu-raguan dalam berkomunikasi dan kesulitan dalam berinteraksi. Remaja putri tersebut tidak pernah mendapatkan pemahaman tentang sikap dan pengetahuan dalam menghadapi perubahan fisik yang harus dialaminya pada masa pubertas. Remaja putri mengaku jarang berkomunikasi dengan orang tua tentang hal tersebut karena dianggap tabu. Berdasarkan fenomena tersebut diatas peneliti ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara kepercayaan diri dengan komunikasi interpersonal pada remaja putri di SMP Negeri 1 Sayung Demak. B. Rumusan Masalah Pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh remaja menimbulkan adaynya perubahan baik fisik dan psikis. Perubahan-perubahan yang terjadi jika tidak dipahami dengan benar oleh remaja dapat menimbulkan rasa minder atau kurang percaya diri. Kepercayaan diri yang rendah ini akan

5 berimplikasi dalam kehidupan remaja terutama pada nilai sekolah, kemampuan bersosialisasi serta kemampuan berkomunikasi. Hasil studi pendahuluan menemukan bahwa remaja putri di SMP Negeri 1 Sayung menemukan adanya remaja yang memiliki rasa ketidakpuasan dengan perubahan fisik yang tidak sesuai dengan keinginannya. Perubahan ini kemudian secara psikis mempengaruhi kepercayaan diri remaja yang bersangkutan dan efeknya adalah remaja putri tersebut menjadi pendiam dan lebih senang menyendiri dalam pergaulannya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di depan, maka rumusan masalah penelitian yaitu apakah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan komunikasi interpersonal pada remaja putri di SMP Negeri 1 Sayung Demak? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan komunikasi interpersonal pada remaja putri di SMP Negeri 1 Sayung Demak. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan kepercayaan diri remaja putri di SMP Negeri 1 Sayung Demak b. Mendeskripsikan komunikasi interpersonal remaja putri di SMP Negeri 1 Sayung Demak. c. Menganalisis hubungan antara kepercayaan diri dengan komunikasi interpersonal pada remaja putri di SMP Negeri 1 Sayung Demak. E. Manfaat Penelitian Manfaat diadakannya penelitian ini adalah : 1. Bagi Institusi Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada dunia ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang keperawatan

6 tentang hubungan antara kepercayaan diri dengan komunikasi interpersonal. 2. Bagi Orang tua Memberikan masukan kepada orang tua akan pentingnya intensitas komunikasi antara orang tua dan anak yang merupakan salah satu faktor penting terbentuknya rasa percaya diri remaja putri awal. 3. Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam dunia keperawatan khususnya berkaitan dengan kepercayaan diri remaja putri. F. Bidang Ilmu Penelitian ini berkaitan dengan ilmu keperawatan khususnya keperawatan jiwa G. Originalitas Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Judul Nama Desain Hasil Hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada siswa kelas VII dan VIII di SLTPN 1 Lumbang Pasuruan Hubungan antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan motivasi belajar anak Diah Nuraini (2010) Hodijah (2005) Kuantitatif dengan analisis korelasi Kuantitatif dengan analisis korelasi Hasil analisis data menunjukkan tingkat kepercayaan diri berada pada kategori tinggi ada 33 siswa dengan prosentasi 40% dan kecemasan komunikasi interpersonal siswa berada pada kategori rendah ada 62 siswa dengan prosentase 75%. Berdasarkan hasil korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal Hasil analisis menunjukkan ada korelasi positif yang signifikan yang menyatakan bahwa ada hubungan antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan motivasi belajar anak

7 Hubungan antara kepercayaan diri dengan komunikasi interpersonal pada remaja putri di smp negeri 1 sayung demak Eko Sugianto (2013) Kuantitatif dengan analisis korelasi Penelitia ini berbeda dengan penelitian yang sebelumnya yaitu pada penelitian Nuraini (2010) terletak pada vaariabel terikatnya yaitu kecemasan komunikasi interpersonal. Perbedaan dengan penelitian Hodijah (2005) adalah terletak pada variabel terikat yaitu motivasi belajar.