BAB 1 PENDAHULUAN. Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA KEMENTRIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan institusi permanen yang melayani kebutuhan publik melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI. perjalanan panjang sejarah Jambi yang telah meninggalkan banyak benda yang mempunyai nilai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jogi Morrison, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI MUSEUM SEJARAH JAKARTA

MUSEUM ARSITEKTUR JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. PLANETARIUM SEMARANG Bentara Alam Gumilang / L2B LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. bermakna kultural bagi masyarakatnya. Sayang sekali sebagian sudah hilang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Museum dalam..., Faika Rahima Zoraida, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. sejarah, seni dan ilmu; tempat menyimpan barang kuno. Kata museum sendiri berasala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Widayati Prihatiningsih, 2015

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Noprianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta juga mempunyai seni dan budaya didalamnya. Orang Betawi yang

BAB I Pengembangan Museum Kereta Api di Ambarawa Penekanan pada fasilitas museum yang Variatif dan atraktif

BAB VI PENUTUP. 1. Revitalisasi Museum Sonobudoyo. revitalisasi Museum Sonobudoyo dapat ditarik kesimpulan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

Menilik Sisi Lain Ibukota di Kota Tua Fatahillah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

HASIL SIDANG KOMISI 8 REMBUK NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penetapan pembelajaran tematik terpadu di SD tidak terlepas dari

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG CAGAR BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Gambar 1.1.Bangunan di kota Bandung yang bergaya Art Deco (sumber : dokumentasi pribadi)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merawat, meneliti, dan memamerkan benda-benda yang bermakna penting bagi

PERANAN DAN FUNGSI Bahasa Indonesia. Karina Jayanti

BAB 1 PENDAHULUAN. mempromosikan museum-museum tersebut sebagai tujuan wisata bagi wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi pariwisata yang dimiliki Indonesia. Pariwisata alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah industri multisektoral, yang di dalamnya terdapat suatu

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PUBLIKASI BUKU SEJARAH YANG TERSIMPAN DALAM MUSEUM FATAHILLAH

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini

BAB 1 PENDAHULUAN. pulau Jawa. Surat-surat atau paket-paket Pos hanya diletakkan di Stadsherberg

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Kasus Proyek

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 ( balai pustaka Kamus Bahasa Indonesia 1988 ) 2 Ibid 3 Ibid

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG PELESTARIAN CAGAR BUDAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah wilayah atau daerah mempunyai banyak Bangunan serta Benda Cagar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan

I.1 LATAR BELAKANG I.1.1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ketentuan dalam pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Museum Sri Baduga merupakan Museum umum yang di dalamnya terdapat koleksi peninggalan sejarah ilmu, seni, dan budaya yang ada di

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan pada tanggal 4 April 1974. Nama lain dari museum ini adalah Museum Fatahillah. Sesuai dengan nama resminya, museum ini adalah museum yang didirikan untuk merekam perjalanan sejarah Kota Jakarta semenjak zaman Batavia. Bangunan museum ini terhitung merupakan bangunan kuno bergaya arsitektur kolonial abad ke-17 yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan tua yang mempesona. Museum Sejarah Jakarta dalam sejarahnya merupakan salah satu gedung peninggalan VOC. Gedung ini berfungsi sebagai Gedung Balaikota (Staadhuis) pertama di kota Batavia yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1627 M. Namun setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1970, gedung ini kemudian dipugar dan pada tanggal 4 April 1974 diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakarta. Selain berfungsi sebagai Balaikota, gedung ini dahulu juga digunakan sebagai tempat oleh Dewan Kotapraja (College van Schepen) untuk menangani masalah hukum yang terjadi di masyarakat. Seorang terdakwa yang akan diadili biasanya ditempatkan dalam penjara bawah tanah. Dalam penjara bawah tanah ini, para terdakwa diperlakukan secara tidak manusiawi. Tangan para terdakwa dirantai dan tubuhnya direndam dalam air sebatas dada yang penuh dengan lintah. Bagi para terdakwa yang telah dinyatakan bersalah dan dianggap telah melakukan kejahatan atau memberontak terhadap pemerintah Belanda akan dikenai hukuman yang sangat berat. Salah satu hukumannya adalah hukuman gantung di depan 1

2 Balaikota. Pada saat proses eksekusi dijalankan, masyarakat sekitar dikumpulkan untuk menyaksikan pertunjukan tersebut dengan cara membunyikan lonceng yang hingga kini masih tetap terpasang di atas bangunan tersebut. Proses eksekusi merupakan simbol peringatan agar masyarakat tidak berusaha melawan atau menentang pemerintah Belanda. Peninggalan benda-benda untuk melakukan eksekusi itu masih tersimpan secara rapi di museum ini, di antaranya sebuah pisau panjang yang dahulu sering digunakan untuk memenggal kepala orang yang dijatuhi hukuman. 1 Museum Sejarah Jakarta digabung dengan Museum Prasasti pada bulan Agustus tahun 2003 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur No. 134 Tahun 2002. Museum Sejarah Jakarta terletak di Jl. Taman Fatahillah No.1 Jakarta Barat. Bangunan Museum Sejarah Jakarta sesuai dengan prasastinya dibangun pada tangal 25 Januari 1707 oleh Gubernur Jenderal Joan Van Hoorn dan diresmikan pada tanggal 10 Juli tahun 1710, masa pemerintahan Gubernur Jenderal Abraham Van Riebeck. 2 Museum ini memiliki luas lebih dari 1.300 meter persegi. Pekarangan dengan susunan konblok, dan sebuah kolam dihiasi beberapa pohon tua. Pada masa kemerdekaan museum ini berubah menjadi Museum Djakarta Lama di bawah naungan LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) dan selanjutnya pada tahun 1968 Museum Djakarta Lama' diserahkan kepada PEMDA DKI 1 Museum Sejarah Jakarta 2 A. Heuken, 2000, tempat-tempat bersejarah

3 Jakarta. Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Ali Sadikin, kemudian meresmikan gedung ini menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974. 3 Untuk meningkatkan kinerja dan penampilannya, Museum Sejarah Jakarta sejak tahun 1999 bertekad menjadikan museum ini bukan sekedar tempat untuk merawat, memamerkan benda yang berasal dari periode Batavia, tetapi juga harus bisa menjadi tempat bagi semua orang baik bangsa Indonesia maupun asing, anak-anak, orang dewasa bahkan bagi penyandang cacat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat dinikmati sebagai tempat rekreasi. Untuk itu Museum Sejarah Jakarta berusaha menyediakan informasi mengenai perjalanan panjang sejarah kota Jakarta, sejak masa prasejarah hingga masa kini dalam bentuk yang lebih rekreatif. Selain itu, melalui tata pamernya Museum Sejarah Jakarta berusaha menggambarkan Jakarta Sebagai Pusat Pertemuan Budaya dari berbagai kelompok suku baik dari dalam maupun dari luar Indonesia dan sejarah kota Jakarta seutuhnya. Museum Sejarah Jakarta juga selalu berusaha menyelenggarakan kegiatan yang rekreatif sehingga dapat merangasang pengunjung untuk tertarik kepada Jakarta dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan budaya. Seperti kita lihat Ruang Tata Pamer di Museum Sejarah Jakarta dirancang agar menarik pengunjung, memamerkan karya agar lebih menarik, dapat memberikan informasi kepada pengunjung dan mereka bisa belajar tentang adanya suatu benda-benda bersejarah pada peninggalan belanda. Dari segi warnanya menggunakan warna-warna yang tidak terlalu mencolok. Begitu kita 3 Museum Sejarah Jakarta

4 masuk kita bisa merasakan Ruang Tata Pamer yang tersusun sangat baik dan modern, pencahayaan yang tidak terlalu menyilaukan mata, sirkulasi udaranya cukup baik dan tidak membuat pengap ruangan. Inilah yang membuat pengunjung merasa tertarik dan tidak merasa bosan untuk melihat Ruang Tata Pamer Di Museum Sejarah Jakarta. 4 Museum merupakan sarana untuk mengembangkan budaya dan peradaban manusia. Dengan kata lain, museum tidak hanya bergerak di sektor budaya, melainkan dapat bergerak di sektor ekonomi, politik, sosial, dll. Di samping itu, museum merupakan wahana yang memiliki peranan strategis terhadap penguatan identitas masyarakat termasuk masyarakat sekitarnya. Para ahli kebudayaan meletakkan museum sebagai bagian dari pranata sosial dan sebagai wahana untuk memberikan gambaran dan mendidik perkembangan alam dan budaya manusia kepada komunitas dan publik. Tiga pilar utama permuseuman di Indonesia yaitu: 1) mencerdaskan kehidupan bangsa; 2) kepribadian bangsa; 3) ketahanan nasional dan wawasan nusantara. Ketiga pilar ini merupakan landasan kegiatan operasional museum yang dibutuhkan di era globalisasi ini. Pada saat masyarakat mulai kehilangan orientasi akar budaya atau jati dirinya, maka museum dapat mempengaruhi dan memberi inspirasi tentang hal-hal penting yang harus diketahui dari masa lalu untuk menuju ke masa depan. Oleh karena itu untuk menempatkan museum pada posisi sebenarnya yang strategis, diperlukan gerakan bersama penguatan pemahaman, apresiasi dan kepedulian akan identitas dan perkembangan budaya bangsa yang 4 Museum Sejarah Jakarta

5 harus terbangun pada tataran semua komponen masyarakat bangsa Indonesia baik dalam skala lokal, regional maupun nasional. Gerakan bersama tersebut dinamakan Gerakan Nasional Cinta Museum. Gerakan Nasional Cinta Museum adalah upaya penggalangan kebersamaan antar pemangku kepentingan dan pemilik kepentingan dalam rangka pencapaian fungsionalisasi museum guna memperkuat apresiasi masyarakat terhadap nilai kesejarahan dan budaya bangsa. Gerakan ini bertujuan untuk membenahi peran dan posisi museum yang difokuskan pada aspek internal maupun eksternal. Aspek internal lebih kepada revitalisasi fungsi museum dalam rangka penguatan pencitraan melalui pendekatan konsep manajemen yang terkait dengan fisik dan non fisik. Aspek eksternal lebih kepada konsep kemasan program yaitu menggunakan bentuk sosialisasi dan kampanye pada masyarakat sebagai bagian dari stakeholder. Salah satu programnya adalah Tahun Kunjung Museum 2010 yang dicanangkan pada tanggal 30 Desember 2009 oleh Bapak Ir. Jero Wacik, SE selaku Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. 5 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana strategi rancangan ruang pamer di Museum Sejarah Jakarta dalam penataan ruang pamer dalam rangka memenuhi estetika ruang? 5 Cinta museum http://cinta-museum.blogspot.com/2010/02/museum-sejarah-jakarta.html

6 1.3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui strategi rancangan ruang pamer di Museum Sejarah Jakarta dalam penataan ruang pamer dalam rangka memenuhi estetika ruang. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Secara Akademis Penelitian ini diharapkan menambah khasanah kajian komuniksai visual dan menjadi bahan kajian peneitian berikutnya. b. Secara Praktis Penelitian ini akan menghasilkan bahwa kita sebagai bangsa indonesia sangat bangga dengan adanya benda-benda bersejarah pada masa penjajah. Dan benda prasasti yang lainnya.