BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan pada tanggal 4 April 1974. Nama lain dari museum ini adalah Museum Fatahillah. Sesuai dengan nama resminya, museum ini adalah museum yang didirikan untuk merekam perjalanan sejarah Kota Jakarta semenjak zaman Batavia. Bangunan museum ini terhitung merupakan bangunan kuno bergaya arsitektur kolonial abad ke-17 yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan tua yang mempesona. Museum Sejarah Jakarta dalam sejarahnya merupakan salah satu gedung peninggalan VOC. Gedung ini berfungsi sebagai Gedung Balaikota (Staadhuis) pertama di kota Batavia yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1627 M. Namun setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1970, gedung ini kemudian dipugar dan pada tanggal 4 April 1974 diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakarta. Selain berfungsi sebagai Balaikota, gedung ini dahulu juga digunakan sebagai tempat oleh Dewan Kotapraja (College van Schepen) untuk menangani masalah hukum yang terjadi di masyarakat. Seorang terdakwa yang akan diadili biasanya ditempatkan dalam penjara bawah tanah. Dalam penjara bawah tanah ini, para terdakwa diperlakukan secara tidak manusiawi. Tangan para terdakwa dirantai dan tubuhnya direndam dalam air sebatas dada yang penuh dengan lintah. Bagi para terdakwa yang telah dinyatakan bersalah dan dianggap telah melakukan kejahatan atau memberontak terhadap pemerintah Belanda akan dikenai hukuman yang sangat berat. Salah satu hukumannya adalah hukuman gantung di depan 1
2 Balaikota. Pada saat proses eksekusi dijalankan, masyarakat sekitar dikumpulkan untuk menyaksikan pertunjukan tersebut dengan cara membunyikan lonceng yang hingga kini masih tetap terpasang di atas bangunan tersebut. Proses eksekusi merupakan simbol peringatan agar masyarakat tidak berusaha melawan atau menentang pemerintah Belanda. Peninggalan benda-benda untuk melakukan eksekusi itu masih tersimpan secara rapi di museum ini, di antaranya sebuah pisau panjang yang dahulu sering digunakan untuk memenggal kepala orang yang dijatuhi hukuman. 1 Museum Sejarah Jakarta digabung dengan Museum Prasasti pada bulan Agustus tahun 2003 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur No. 134 Tahun 2002. Museum Sejarah Jakarta terletak di Jl. Taman Fatahillah No.1 Jakarta Barat. Bangunan Museum Sejarah Jakarta sesuai dengan prasastinya dibangun pada tangal 25 Januari 1707 oleh Gubernur Jenderal Joan Van Hoorn dan diresmikan pada tanggal 10 Juli tahun 1710, masa pemerintahan Gubernur Jenderal Abraham Van Riebeck. 2 Museum ini memiliki luas lebih dari 1.300 meter persegi. Pekarangan dengan susunan konblok, dan sebuah kolam dihiasi beberapa pohon tua. Pada masa kemerdekaan museum ini berubah menjadi Museum Djakarta Lama di bawah naungan LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) dan selanjutnya pada tahun 1968 Museum Djakarta Lama' diserahkan kepada PEMDA DKI 1 Museum Sejarah Jakarta 2 A. Heuken, 2000, tempat-tempat bersejarah
3 Jakarta. Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Ali Sadikin, kemudian meresmikan gedung ini menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974. 3 Untuk meningkatkan kinerja dan penampilannya, Museum Sejarah Jakarta sejak tahun 1999 bertekad menjadikan museum ini bukan sekedar tempat untuk merawat, memamerkan benda yang berasal dari periode Batavia, tetapi juga harus bisa menjadi tempat bagi semua orang baik bangsa Indonesia maupun asing, anak-anak, orang dewasa bahkan bagi penyandang cacat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat dinikmati sebagai tempat rekreasi. Untuk itu Museum Sejarah Jakarta berusaha menyediakan informasi mengenai perjalanan panjang sejarah kota Jakarta, sejak masa prasejarah hingga masa kini dalam bentuk yang lebih rekreatif. Selain itu, melalui tata pamernya Museum Sejarah Jakarta berusaha menggambarkan Jakarta Sebagai Pusat Pertemuan Budaya dari berbagai kelompok suku baik dari dalam maupun dari luar Indonesia dan sejarah kota Jakarta seutuhnya. Museum Sejarah Jakarta juga selalu berusaha menyelenggarakan kegiatan yang rekreatif sehingga dapat merangasang pengunjung untuk tertarik kepada Jakarta dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan budaya. Seperti kita lihat Ruang Tata Pamer di Museum Sejarah Jakarta dirancang agar menarik pengunjung, memamerkan karya agar lebih menarik, dapat memberikan informasi kepada pengunjung dan mereka bisa belajar tentang adanya suatu benda-benda bersejarah pada peninggalan belanda. Dari segi warnanya menggunakan warna-warna yang tidak terlalu mencolok. Begitu kita 3 Museum Sejarah Jakarta
4 masuk kita bisa merasakan Ruang Tata Pamer yang tersusun sangat baik dan modern, pencahayaan yang tidak terlalu menyilaukan mata, sirkulasi udaranya cukup baik dan tidak membuat pengap ruangan. Inilah yang membuat pengunjung merasa tertarik dan tidak merasa bosan untuk melihat Ruang Tata Pamer Di Museum Sejarah Jakarta. 4 Museum merupakan sarana untuk mengembangkan budaya dan peradaban manusia. Dengan kata lain, museum tidak hanya bergerak di sektor budaya, melainkan dapat bergerak di sektor ekonomi, politik, sosial, dll. Di samping itu, museum merupakan wahana yang memiliki peranan strategis terhadap penguatan identitas masyarakat termasuk masyarakat sekitarnya. Para ahli kebudayaan meletakkan museum sebagai bagian dari pranata sosial dan sebagai wahana untuk memberikan gambaran dan mendidik perkembangan alam dan budaya manusia kepada komunitas dan publik. Tiga pilar utama permuseuman di Indonesia yaitu: 1) mencerdaskan kehidupan bangsa; 2) kepribadian bangsa; 3) ketahanan nasional dan wawasan nusantara. Ketiga pilar ini merupakan landasan kegiatan operasional museum yang dibutuhkan di era globalisasi ini. Pada saat masyarakat mulai kehilangan orientasi akar budaya atau jati dirinya, maka museum dapat mempengaruhi dan memberi inspirasi tentang hal-hal penting yang harus diketahui dari masa lalu untuk menuju ke masa depan. Oleh karena itu untuk menempatkan museum pada posisi sebenarnya yang strategis, diperlukan gerakan bersama penguatan pemahaman, apresiasi dan kepedulian akan identitas dan perkembangan budaya bangsa yang 4 Museum Sejarah Jakarta
5 harus terbangun pada tataran semua komponen masyarakat bangsa Indonesia baik dalam skala lokal, regional maupun nasional. Gerakan bersama tersebut dinamakan Gerakan Nasional Cinta Museum. Gerakan Nasional Cinta Museum adalah upaya penggalangan kebersamaan antar pemangku kepentingan dan pemilik kepentingan dalam rangka pencapaian fungsionalisasi museum guna memperkuat apresiasi masyarakat terhadap nilai kesejarahan dan budaya bangsa. Gerakan ini bertujuan untuk membenahi peran dan posisi museum yang difokuskan pada aspek internal maupun eksternal. Aspek internal lebih kepada revitalisasi fungsi museum dalam rangka penguatan pencitraan melalui pendekatan konsep manajemen yang terkait dengan fisik dan non fisik. Aspek eksternal lebih kepada konsep kemasan program yaitu menggunakan bentuk sosialisasi dan kampanye pada masyarakat sebagai bagian dari stakeholder. Salah satu programnya adalah Tahun Kunjung Museum 2010 yang dicanangkan pada tanggal 30 Desember 2009 oleh Bapak Ir. Jero Wacik, SE selaku Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. 5 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana strategi rancangan ruang pamer di Museum Sejarah Jakarta dalam penataan ruang pamer dalam rangka memenuhi estetika ruang? 5 Cinta museum http://cinta-museum.blogspot.com/2010/02/museum-sejarah-jakarta.html
6 1.3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui strategi rancangan ruang pamer di Museum Sejarah Jakarta dalam penataan ruang pamer dalam rangka memenuhi estetika ruang. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Secara Akademis Penelitian ini diharapkan menambah khasanah kajian komuniksai visual dan menjadi bahan kajian peneitian berikutnya. b. Secara Praktis Penelitian ini akan menghasilkan bahwa kita sebagai bangsa indonesia sangat bangga dengan adanya benda-benda bersejarah pada masa penjajah. Dan benda prasasti yang lainnya.