BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atau lingkungan sekitar (Hexa, 2008). Dewasa ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pelaporan keuangan tahunan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemangku kepentingan (stakeholders). Praktik pengungkapan CSR

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya berfokus pada tujuan komersil saja, melainkan juga harus

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit.

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melaporkan hasil dari kinerjanya adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi saat ini sangat pesat, hal ini menyebabkan pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. (mandatory disclosure) dan pengungkapan yang sifatnya sukarela (voluntary

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, termasuk aktivitas tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan.

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan dari perusahaan besar merupakan isu-isu yang semakin menjadi

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di bumi. Seperti yang kita ketahui bahwa perusahaan dianggap sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. social disclosure, corporate social responsibility, social accounting (Mathews,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit

OLEH : B

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung. lingkungan di sekitarnya. Dampak positif yang mungkin timbul adalah

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah perkembangan akuntansi, yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responbility (CSR) sebagai

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang

17 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan dimana merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial berkaitan dengan perkembangan bisnis di era global. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. untuk fokus pada pengembangan hubungan sosialnya kepada stakeholders

BAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu menghasilkan laba. Dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), tanggung

A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditur, dan pemerintah. Pengungkapan laporan keuangan dapat

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus (good corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yaitu mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan. pemilik perusahaan atau para pemilik saham (stockholders).

BAB I PENDAHULUAN. budaya (Novianty, 2011). Padahal di sisi lain perusahaan juga membawa

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan oleh akuntansi selama ini hanya berpihak pada shareholder.

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sejak awal tahun 1970an yang secara umum dikenal dengan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemenuhan secara etika tidak hanya profit yang menjadi tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility),

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan arus informasi di era globalisasi saat ini menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam meningkatkan pertumbuhan usahanya, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai

BAB I PENDAHULUAN. termasuk aktivitas tangggung jawab sosial perusahaan dengan cepat. 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan entitas ekonomi yang dalam menjalankan kegiatan usahanya didukung oleh berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut antara lain pemegang saham, tenaga kerja, pemerintah, kreditor, dan masyarakat atau lingkungan sekitar (Hexa, 2008). Dewasa ini perkembangan dunia usaha semakin pesat, semakin banyak dan semakin sulit persoalan yang dihadapi oleh perusahaan. Salah satu persoalan yang dihadapi oleh perusahaan yaitu perusahaan dituntut untuk memperhatikan baik secara langsung maupun tidak langsung tentang dampak sosial dan lingkungan melalui laporan keuangan yang disajikan secara berkala (Kartika, 2010). Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen untuk mempertanggung jawabkan kinerja ekonomi perusahaan kepada kreditur, investor, dan pemerintah. Tujuan umum dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi yang tepat. Agar hal tersebut dapat dicapai maka diperlukan suatu pengungkapan yang jelas mengenai data akuntansi dan informasi lain yang relevan (Ghozali dan Chariri, 2007 : 377). 1

2 Dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi semacam evolusi dalam praktik pelaporan keuangan yaitu semakin banyak informasi yang diungkapkan melalui pengungkapan sukarela dalam pelaporan keuangan. Salah satu aspek yang selalu diungkapkan secara sukarela dalam pelaporan keuangan yaitu informasi mengenai aspek sosial dan lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan (Ghozali dan Chariri, 2007 : 399). Gray et. al, (1987) dalam Sembiring, 2005 mengemukakan bahwa tumbuhnya kesadaran publik akan peran perusahaan di tengah masyarakat memunculkan berbagai kritik. Hal ini dikarenakan kegiatan operasi perusahaan menciptakan masalah sosial, polusi, sumber daya, limbah, mutu produk, tingkat safety produk, serta hak dan status tenaga kerja. Tekanan dari berbagai pihak memaksa perusahaan untuk menerima tanggung jawab atas dampak aktivitas bisnisnya terhadap masyarakat. Perusahaan dihimbau untuk bertanggung jawab terhadap pihak yang lebih luas tidak hanya kepada kelompok pemegang saham dan kreditur. Perusahaan dituntut untuk memberikan informasi mengenai tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel dan tata kelola perusahaan yang semakin bagus semakin memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya (Anggraini, 2006).

3 Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan isu global yang mendapat perhatian luas dari berbagai pihak. Dengan munculnya Global Compact, Global Reporting Inisiatives (GRI), dan ISO 26000 tentang CSR menunjukkan bahwa CSR merupakan isu global yang harus diperhatikan dengan serius (Lako, 2011). Jika semua perusahaan mempraktikkan CSR secara etis dan berkelanjutan, dapat dipastikan bahwa perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang langgeng ( sustainable profits ). Pada akhirnya keuntungan yang langgeng tersebut dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan seperti peningkatan nilai fundamental dan nilai pasar perusahaan, nilai pemegang saham, nilai pajak yang disetorkan ke negara, dan nilai stakeholders secara berkelanjutan. Kompas (4/8/2007) dalam (Lako, 2011 : 24) mengemukakan ada 10 manfaat CSR yang dapat diraih perusahaan, yaitu (1) mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan, (2) mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial, (3) mereduksi resiko bisnis perusahaan, (4) melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha, (5) membuka peluang pasar yang lebih luas, (6) mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah, (7) memperbaiki hubungan dengan stakeholders, (8) memperbaiki hubungan dengan regulator, (9) meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan, (10) membuka peluang mendapatkan penghargaan. Sayangnya di Indonesia sendiri masih banyak perusahaan yang tidak peduli dengan pengungkapan CSR karena berbagai sebab.

4 Pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) tidak hanya pada perusahaan manufaktur tetapi juga terhadap perusahaan yang lain seperti lembaga keuangan bank, asuransi, dan jasa. Lembaga keuangan atau perbankan memiliki beberapa fungsi dan peran antara lain : 1) melancarkan pertukaran produk (barang dan jasa) dengan menggunakan uang dan instrumen kredit, 2) menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan ke masyarakat dalam bentuk pinjaman, atau dengan kata lain perbankan menghimpun dari pihak yang kelebihan dana dan menyalurkan ke pihak yang kekurangan dana, 3) memberikan pengetahuan dan informasi, 4) memberikan jaminan hukum dan moral mengenai keamanan dana masyarakat yang dipercayakan kepada lembaga keuangan atau perbankan, 5) menciptakan dan memberikan likuiditas (Subagyo dkk, 1998 : 4). Walaupun perusahaan perbankan secara langsung tidak berhubungan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar, diharapkan perusahaan perbankan tidak hanya melaksanakan tugas utama perbankan tetapi juga memiliki tanggung jawab atau kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar. Thompson dan Cowton (2004) dalam Yuniarti, 2008 menyatakan bahwa bank dapat dilihat sebagai fasilisator dari aktivitas industri yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Sesuai Undang-Undang Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2004, sebagai bank sentral BI diwajibkan untuk dapat mencapai dan memelihara

5 kestabilan nilai tukar rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka terdapat tiga pilar utama yang menjadi tugas BI yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasai bank. Selain dituntut untuk melaksanakan tugas-tugas utamanya tersebut, BI juga diminta untuk memiliki kepedulian terhadap lingkungan (komunitas) sebagai bentuk corporate social responsibility-nya.(www.bi.go.id) 2007. Melalui program CSR, BI berusaha untuk membina relationship serta menunjukkan kepedulian terhadap komunitasnya dengan tujuan (1) meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat ekonomi menengah dan kecil, (2) membantu program pemerintah dalam menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas serta mampu berkompetisi dengan SDM asing dan (3) meningkatkan dan memelihara ekosistem melalui kerjasama dengan segenap masyarakat. Atas dasar tersebut, maka BI merefleksikan program CSR dengan slogan : BI COMMUNICATE - ecosystem, small MediUm enterprise, and education for people (www.bi.go.id) 2007. Penelitian mengenai teori legitimasi menemukan bahwa keanggotaan (afiliation) industri dihubungkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR), di mana industri yang memiliki visibilitas publik tinggi (bank) akan mengungkapkan informasi tanggung jawab sosialnya lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mempunyai visibilitas tinggi (Patten 1991, 2002; Adams et al., 1998;

6 Tsang, 1998; Clarke dan Gibson-Sweet, 1999; Campbell et al., 2003; Patten dan Crampton, 2004), dalam Yuniarti, 2008. Masyarakat membutuhkan informasi sejauh mana perusahaan telah melaksanakan aktivitas sosialnya sehingga hak masyarakat untuk dapat hidup aman, tentram, kesejahteraan karyawan, dan keamanan mengkonsumsi makanan dapat terpenuhi. Oleh karena itu dalam perkembangannya akuntansi konvensional sekarang ini telah banyak dikritik karena tidak dapat mengakomodir kepentingan masyarakat secara luas, sehingga muncul konsep akuntansi baru yang disebut sebagai Social Responsibility Accounting (SRA) atau Akuntansi Pertanggung Jawaban Sosial (Anggraini, 2006). Standar akuntansi keuangan di Indonesia belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan, akibatnya yang terjadi di dalam praktik perusahaan mengungkapkannya hanya dengan sukarela. Perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat yang diperoleh ketika perusahaan memutuskan untuk mengungkapkan informasi sosial. Apabila manfaat yang akan diperoleh dengan pengungkapan informasi tersebut lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan mengungkapan maka perusahaan dengan sukarela akan mengungkapkan informasi tersebut (Anggraini, 2006).

7 Selain itu dengan ditetapkannya Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), maka CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan yang sebelumnya merupakan suatu hal yang bersifat sukarela akan berubah menjadi suatu hal yang wajib untuk dilaksanakan oleh perusahaan. (Rawi dan Muchlish, 2010). Menurut Rustiarini (2010) menyatakan bahwa saat ini tanggung jawab perusahaan tidak hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan saja (single bottom line) tetapi perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines yaitu tanggung jawab perusahaan pada aspek sosial, lingkungan, dan keuangan sehingga setiap perusahaan diwajibkan mengungkapkan informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR). CSR harus diungkapkan sesuai dengan yang terdapat pada laporan keuangan agar bisa dipertanggung jawabkan di depan masyarakat. Menurut Veronica (2009), adapun dampak sosial yang ditimbulkan oleh masing-masing perusahaan tidak selalu sama, mengingat banyak faktor yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya sekalipun perusahaan tersebut berada dalam satu jenis usaha yang sama. Faktor-faktor yang membedakan perusahaan disebut juga dengan karakteristik perusahaan, diantaranya adalah size (ukuran perusahaan), tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas, tingkat leverage, kendala sosial yang dimiliki, umur perusahaan, profil perusahaan, struktur dewan komisaris, negara pemilik suatu perusahaan, negara tempat didirikannya perusahaan, dan lain-lain. Semakin kuat karakteristik yang dimiliki suatu

8 perusahaan tersebut dalam menghasilkan dampak sosial bagi publik tentunya akan semakin kuat pula pemenuhan tanggung jawab sosialnya kepada publik. Berbagai penelitian yang terkait dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) telah banyak dilakukan, tetapi hasil dari penelitian tersebut beranekaragam, belum ada kesamaan hasil. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa faktor yang berpengaruh dan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR). Berkaitan dengan leverage dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), Sembiring (2005) mengemukakan bahwa penelitian yang dilakukan Belkaoui dan Kripik (1989), serta Comer dan Magnan (1999) menemukan hubungan yang negatif antara leverage dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), sedangkan Robert (1992) menemukan hasil yang positif antara kedua variabel tersebut. Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (20c05) dan Anggraini (2006). Ketidaksamaan hasil terjadi antara profitabilitas dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sembiring (2005) dan Anggraini (2006) menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Apriweni (2009) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

9 Hubungan ukuran dewan komisaris dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) juga menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian yang dilakukan Waryanto (2010) bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Sembiring (2005) dan Nurkhin (2010) menunjukkan ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Penelitian yang dilakukan Sembiring (2005), Novita dan Djakman (2008),Waryanto (2010), Cah ya (2010), dan Nurkhin (2010) berhasil menemukan hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Namun hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan Anggraini (2006), tidak menemukan hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh Nurkhin (2010). Ada beberapa perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian Nurkhin (2010) yaitu : 1. Periode penelitian yang digunakan Nurkhin (2010) yaitu tahun 2007, sedangkan dalam penelitian ini yaitu tahun 2010. 2. Penelitian Nurkhin (2010) menggunakan Return On Equity (ROE) dalam mengukur profitabilitas, sedangkan dalam penelitian ini,

10 profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA) atau laba setelah pajak dibagi total aktiva. 3. Dalam penelitian ini ditambah dua variabel independen yaitu leverage dan kepemilikan manajerial. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Adapun judul dari penelitian ini yaitu : FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN CSR PADA PERUSAHAAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Apakah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan CSR? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR? 3. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan CSR? 4. Apakah ukuran perusahaan (size) berpengaruh terhadap pengungkapan CSR? 5. Apakah kepemilikan manajemen berpengaruh terhadap pengungkapan CSR?

11 C. Tujuan Penelitian Sesuai masalah yang dihadapi, tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh leverage terhadap pengungkapan CSR. 2. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan CSR. 3. Untuk menganalisis pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR. 4. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan (size) terhadap pengungkapan CSR. 5. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan CSR. D. Manfaat Penelitian Diharapkan dari hasil penelitian ini memberikan manfaat yaitu sebagai berikut : 1 Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan sumbangan pemikiran dan referensi bagi penelitian yang akan datang. 2 Manfaat Praktis a. Bagi Manajemen Perbankan

12 Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam mengambil keputusan dan kebijakan pengungkapan corporate social responsibility (CSR). b. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi investor dalam mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan investasi atau penanaman modal. c. Bagi Pemerintah Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan pemerintah dalam menyusun standar kuntansi, apakah pengungkapan CSR dapat dikategorikan sebagai pengungkapan sukareka (voluntary disclouser) atau dirubah menjadi pengungkapan yang sifatnya wajib (mandatory disclouser). d. Bagi Masyarakat Umum Diharapkan dapat memberikan stimulus dan sebagai pengawasan atau pengontrol atas perilaku perusahaan untuk meningkatkan hak-hak yang harus diperoleh masyarakat serta sebagai dasar penilaian kontribusi bank kepada masyarakat dan lingkungan. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang penelitian dengan jelas dan sistematis sebagai berikut

13 BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat uraian mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian, beberapa penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, populasi, sampel dan metode pengambilan sampel, data dan sumber data, definisi operasional variabel dan pengukurannya serta metode analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi gambaran umum penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang simpulan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, keterbatasan penelitian serta saran bagi peneliti selanjutnya.