Bab I PENDAHULUAN. perjalanan, rumah makan, dan lain sebagainya. Pariwisata secara etimologi berasal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. memadai bagi para wisatawan. Pertumbuhan pembangunan Hotel hotel baru di. fasilitas bisnis yang ditawarkan oleh hotel.

beragam budaya yang masih melekat sehingga dapat mencuri perhatian kehidupan. Banyak hamparan pemandangan indah dan adat istiadat yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata dapat memberikan keuntungan cepat di suatu daerah jika

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

BAB I PENDAHULUAN. penunjang tersebut memiliki fungsi dan tujuan masing-masing, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu bisnis yang tumbuh sangat cepat, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita teliti, terlebih di era globalisasi terutama dalam bidang

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuju kearah penguasaan pasar secara luas, Baik itu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendukung utama yang menunjang dalam bisnis di bidang pariwisata. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta masih menjadi daerah wisata yang menarik. yang disediakan bagi wisatawan untuk memperoleh pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman, pelayanan-pelayanan penunjang lainnya tempat rekreasi,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Dampak yang terjadi akibat hal ini pun dapat dilihat dari semakin

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya adalah sebanyak jiwa (Kotabaru Dalam Angka 2014).

Bab I PENDAHULUAN. untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa. pengunjung lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bali sudah sangat terkenal dengan pariwisata oleh karena itu, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pariwisata semakin pesat, United Nations World Tourism Organization

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan beberapa tahun terakhir. Hal ini bisa dilihat berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja telah menjadi permasalahan serius. Salah satu upaya pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar didunia. Memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017

BAB I PENDAHULUAN. Sapikerep yaitu Gunung Bromo yang merupakan gunung terkenal di Jawa. Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang.

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN. sandang. Dalam menaikan industri pariwisata Indonesia, menteri pariwisata Arief

STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Average Length of Stay (Day) Per Visit. Growth (%)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

ANALISIS DAMPAK PARIWISATA TERHADAP TIMBULAN SAMPAH DI PULAU TIDUNG

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dibangun biro-biro jasa, hotel-hotel atau penginapan-penginapan,

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

BAB I Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. juga berlangsung pesat. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak awal tahun sembilan puluhan, banyak perusahaan yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

TINJAUAN KAW ASAN GILl TRAW ANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti,

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

Transkripsi:

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata senantiasa melibatkan suatu gejala yang sangat kompleks seperti objek wisata, akomodasi, souvenir shop, pramuwisata, angkutan wisata, biro perjalanan, rumah makan, dan lain sebagainya. Pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali - kali, berputar putar atau berkeliling. Sedangkan wisata berarti bepergian. Secara garis besar, maka kita dapat menagartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ketempat yang lain. Industri pariwisata adalah kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and services) yang dibutuhkan wisatawan selama dalam perjalanan dari negara asal ke negara tujuan wisata. Perilaku wisatawan, juga merupakan gejala yang terkait yang tidak dapat dipisahkan menurut Susanty (2009). Industri ini menawarkan jasa seperti penginapan, budaya, petualangan, dan pengalaman baru. Maka dari itu pariwisata dapat mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan penjualan. Salah satu industri pariwisata di lingkup Jawa barat yang dari dulu sudah banyak dikunjungi dan dikenal masayarakat adalah Pangandaran. Pantai Pangandaran adalah objek wisata di kabupaten Ciamis yang merupakan primadona 1 Universitas Kristen Maranatha

pantai di Jawa Barat. Lokasi pantai ini terletak di Desa Pananjung dengan jarak 92 km dari Kota Ciamis ke arah selatan. Dari arah Bandung berjarak sekitar 212 KM dengan melewati jalur Bandung Ciamis Banjar dan Pangandaran, Studi Invertasi Pariwisata daerah (2010:1). Pantai Pangandaran merupakan bagian dari laut Jawa selatan dengan luas kawasan utama mencapai 337 hektar. Pantai ini memiliki latar belakang Cagar Alam Pananjung yang kaya akan Flora dan Fauna. Pantai ini mempunyai pemandangan yang indah dengan area yang sangat luas, memiliki pasir halus dan air yang bersih. Karakteristik pantai lain yang paling menonjol adalah kawasan pantai yang landai dengan air yang jernih serta jarak antara pasang dan surut relatif lama, sehingga memungkinkan para pengunjung untuk berenang dengan aman. Pantai ini juga memberikan kesempatan kepada para pengunjungnya untuk melihat terbit dan terbenamnya matahari dari satu tempat yang sama. Pantai ini merupakan salah satu objek wisata yang sudah terkenal sejak jaman Belanda. Bahkan di zaman Jepang, pantai ini pernah dijadikan tempat pendaratan tentara Jepang. Penggunaan pantai oleh tentara jepang ini masih meninggalkan gua Jepang yang dulu dijadikan tempat-tempat pemukiman atau persembunyian tentara Jepang yang berniat menyerang tentara Belanda, menurut Studi Invertasi Pariwisata Daerah (2010:2-3). Dalam hal ini Pantai Pangandaran bisa memasarkan atau mempromosikan keindahan alamnya pada masyarakat yang masih belum mengetahui. Pada dasarnya pemasaran pariwisata adalah usaha yang dilakukan untuk menarik wisatawan lebih banyak datang, lebih lama tinggal dan lebih banyak membelanjakan uangnya di suatu destinasi wisata. Kegiatan-kegiatan seperti itulah yang dirumuskan oleh ahli ekonomi sebagai pemasaran,susanty (2009:24). Dengan adanya event wisata dan keindahan 2 Universitas Kristen Maranatha

Pangandaran, hal ini akan mampu menarik wisatawan untuk mengunjungi Pangandaran dan menghabiskan waktu untuk bermalam di Pangandaran. Karena Pangandaran adalah salah satu kota wisata yang banyak dikunjungi, maka salah satu penunjang agar para wisatawan bisa menikmati keindahan alamnya lebih lama adalah dengan menawarkan jasa perhotelan. Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut makan dan minum (Dimyanti, 1993:31) disadur oleh (Sudiarta,2009). Menurut SK. Menparpostel No. KM 37/PW 340/ MPPT-86 hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan, dan minuman serta lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial. Keberadaan suatu hotel sebenarnya tidak hanya dilihat dalam keterkaitannya dengan sektor pariwisata semata-mata, lebih dari pada itu eksistensi hotel lebih luas dari sekedar menjadi tempat menginap wisatawan. Saat ini hotel juga menjadi tempat diadakannya berbagai pertemuan berskala besar seperti seminar, lokakarya, diskusi panel dan sebagainya, dan lain-lain. Itu berarti ada hubungan erat antara promosi yang bertujuan memperkenalkan keunggulan-keunggulan hotel dan tingkat hunian kamar yang pada akhirnya berpengaruh pada tingkat pendapatan hotel dan kontribusinya bagi keuangan daerah. Berikut adalah data mengenai tingkat hunian kamar pada hotel berbintang pada setiap provinsi di Indonesia: 3 Universitas Kristen Maranatha

Tabel 1.1 Tingkat Penghunian Kamar pada Hotel Bintang di Empat Belas Provinsi, Tahun 2009 Provinsi 2009 Januari Ferbuari Maret April Mei Juni Sumatera Utara 39.94 36.55 39.65 34.03 31.77 43.81 Sumatera Barat 41.59 42.24 41.61 44.26 45.55 55.49 DKI Jakarta 49.44 50.80 53.76 49.73 52.83 56.07 Jawa Barat 44.88 42.49 43.59 40.80 37.16 51.33 Jawa Tengah 35.82 38.51 37.18 36.42 34.31 40.91 DI Yogyakarta 47.09 42.36 46.77 45.33 49.64 58.00 Jawa Timur 36.53 40.80 44.62 44.03 50.96 53.48 Bali 53.37 50.99 57.72 58.95 60.26 62.77 Sulawesi Utara 43.05 48.50 46.13 43.12 51.66 46.91 Sulawesi Selatan 32.40 37.12 37.53 37.47 39.89 44.69 Kalimantan Timur 42.90 42.17 43.00 37.08 39.94 45.27 Riau 45.98 36.91 43.13 39.01 39.95 46.08 Nusa Tenggara Barat 38.66 31.65 35.36 37.82 35.72 44.81 Kepulauan Riau 39.82 37.46 39.76 35.57 39.22 41.34 Total 45.10 44.54 47.27 45.70 47.81 52.65 Sumber Source : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat : BPS-Statistics of jawa Barat 4 Universitas Kristen Maranatha

Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa tahun 2009 rata-rata tingkat okupansi pada setiap bulannya mengalami penurunan namun tidak cukup drastis dan peningkatan yang berlanjut tinggi pada bulan-bulan seterusnya. Pada bulan januari yang dikatakan tingkat okupansi seluruh 14 provinsi adalah 45.10%, mengalami sedikit penurunan 0,56% di bulan Febuari menjadi 44,54%, juga bertambah 2,73 % pada bulan Maret menjadi 47,27%. Di bulan april tingkat okupansi menurun sebesar 1,57% menjadi 45,70%. 47,81% terjadi pada bulan Mei, yaitu mengalami kenaikan okupansi dari bulan April sebesar 2,11%. Kenaikan terus terjadi hingga bulan Juni sebesar 4,84% yaitu menjadi 52,65%. 5 Universitas Kristen Maranatha

Tabel 1.2 Tingkat Penghunian Kamar pada Hotel Bintang di Tujuh Belas Provinsi, Tahun 2010 Provinsi 2010 Januari Febuari Maret April Mei Sumatera Utara 37.07 35.87 39.83 38.44 38.66 Sumatera Barat 41.08 44.85 44.44 46.39 55.14 DKI Jakarta 52.55 47.22 53.55 57.89 59.32 Jawa Barat 48.40 46.62 49.47 48.39 49.03 Jawa Tengah 39.45 38.47 40.06 40.19 39.48 DI Yogyakarta 47.28 45.19 51.80 55.00 57.21 Jawa Timur 43.72 51.11 47.73 48.99 47.97 Bali 53.21 56.91 59.30 59.19 60.39 Sulawesi Utara 34.59 47.35 44.76 44.77 49.81 Sulawesi Selatan 36.05 41.71 43.00 42.94 42.45 Kalimantan Timur 45.26 52.51 49.71 43.91 40.41 Riau 37.55 40.60 40.08 34.32 47.74 NTB 37.18 37.61 45.35 42.62 47.88 Kepulauan Riau 34.03 38.97 39.23 33.95 39.18 Lampung 48.79 47.21 53.39 48.37 52.95 Jambi 47.81 45.56 52.54 53.93 46.78 Sulawesi Tengah 57.50 64.27 62.52 59.60 64.02 Total 46.16 47.15 50.04 49.77 51.22 Sumber Source : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat : BPS-Statistics of jawa Barat Tingkat hunian kamar pada tahun 2010 di 17 provinsi pada setiap bulannya mengalami sedikit penurunan dan kenaikan. Pada bulan januari yang dikatakan tingkat okupansi seluruh 17 provinsi adalah 46,16%, mengalami kenaikan 1,01% di 6 Universitas Kristen Maranatha

bulan Febuari menjadi 47,15%, dengan demikian bertambah lagi sebesar 2,89% pada bulan Maret menjadi 50,04%, lalu mengalami penurunan tingkau okupansi kembali di bulan April sebesar 0,27% menjadi 49,77%. Kenaikan sebesar 1,45% terjadi pada bulan Mei menjadi 51,22%. Tabel 1.3 Statistik Hotel Di Kawasan Pantai Pangandaran Keterangan Bintang Non-Bintang Jumlah 5 214 Kamar 350 3026 Tempat Tidur 700 5515 Rata-rata kunjungan per WNI : 1 WNI : 4 hari WNA : 19 WNA : 750 Tingkat Okupansi (%) 2,86 13,67 Sumber: BPSK Ciamis, diolah Untuk lokasi penginapan, pengunjung dapat menyesuaikan dengan berbagai pilihan. Kebanyakan penginapan seperti hotel mewah menawarkan pemandangan pantai sebagai daya tarik. Biaya penginapan di Pangandaran cukup terjangkau. Berbagai jenis penginapan cukup mudah didapat. Harganya pun cukup bervariasi. Untuk ukuran losmen dan hotel kecil, pengunjung masih bisa mendapatkan kamar dengan harga Rp50.000 sampai Rp100.000. Bagi kelas kamar menengah, pengunjung cukup membayar Rp100.000 sampai Rp250.000. Sedangkan untuk hotel berbintang, tariff yang dikenakan mencapai lebih dari Rp500.000,-. Laut Biru Resort Hotel Pangandaran merupakan penginapan hotel bintang 3 yang terletak di jantung daerah wisata kota Pangandaran yang mulai berdiri sejak 7 Universitas Kristen Maranatha

2006. Lokasi tempat yang tepat untuk berenang, berjemur, dan kegiatan wisata pantai lainya yang hanya berjarak 5 meter dari bibir Pantai Pangandaran. Dengan peluang lokasi diatas yang sudah sangat dekat dengan akses wisata pantai, peluang ini tentu tidak dibiarkan begitu saja oleh Hotel Laut Biru untuk menarik minat pembeli dalam penyewaan kamar, salah satunya adalah dengan promosi penjualan (sales promotion) sebagai suatu alat untuk merangsang pembeli untuk mempercepat pembelian/transaksi menurut Foster (2008:68). Dengan promosi penjualan (sales promotion) yang berfungsi untuk mengajak pelanggan agar membeli sekarang bisa menjadi alat untuk menambah tingkat hunian hotel, contohnya pada hotel yang akan diteliti oleh peneliti. Telkomsel, BCA, dan acara-acara pada Trans 7 sering menggunakan Hotel Laut Biru untuk membuat acara. Juga dengan penetapan harga yang berbeda-beda pada hari-hari tertentu seperti low season, weekend, high season, pemberian kupon breakfast pada setiap kamar, promosi dari internet atau website. Sales promotion dapat dilakukan dalam bentuk seperti: sale (harga diskon), demonstrasi, harga premi, kupon, atau voucher games, undian dan kontes, frequent shopper programs, fashion show, kue ulang tahun, atau kartu ucapan. Banyak sekali cara kreatif yang bisa dilakukan dengan program promosi penjualan menurut Foster (2008:68-69). Berikut ini adalah tabel Statistik tingkat okupansi Hotel Laut Biru Pangandaran pada tahun 2008: 8 Universitas Kristen Maranatha

Tabel 1.4 Statistik Tingkat Okupansi Hotel Laut Biru Pangandaran tahun 2008-2010 (total 50 kamar) Bulan Presentase 2008 Presentase 2009 Presentase 2010 Januari 7.3 7.9 7.5 February 7.6 6.2 6.8 Maret 5.8 6.1 6.0 April 7.4 7.2 7.5 Mei 8.5 8.4 7.9 Juni 8.7 9.6 7.2 Juli 8.4 10.4 7.7 Agustus 8.6 9.8 9.3 September 7.1 11.2 10.6 Oktober 8.7 7.1 7.8 November 20.2 15.7 16.1 Desember 16.1 20.5 19.2 Sumber: Data Hotel Laut Biru Pangandaran Diatas telah disajikan tabel tingkat okupansi Hotel Laut Biru Pangandaran dari tahun 2008-2010. Bisa terlihat dari tabel diatas bahwa setiap bulannya dari tahun 2008 sampai 2010 tingkat okupansi Hotel Laut Biru mengalami kenaikan atau penurunan yang stabil bahkan kenaikan atau penurunan yang cukup melesat. Tingkat okupansi yang stabil terlihat pada rentang bulan Januari sampai Febuari, dengan Bulan Maret sebagai bulan dengan tingkat okupansi paling rendah, kemudian tingkat okupansi yang stabil berlanjut dari bulan April hingga bulan Oktober dengan bulan November dan Desember sebagai bulan-bulan dengan tingkat okupansi yang paling tinggi. Bulan-bulan dengan tingkat okupansi yang stabil sebagaimana yang disebutkan diatas dikarenakan pada bulan-bulan tersebut tidak begitu banyak terdapat 9 Universitas Kristen Maranatha

hari-hari libur nasional atau hari libur panjang yang menyebabkan pengunjung tidak begitu banyak berlibur, mereka yang menginap biasanya adalah orang-orang yang mengadakan acara dari perusahaannya lalu memborong kamar di Hotel Laut Biru atau hari libur kenaikan kelas. Sedangkan tingkat okupansi yang cukup melesat terlihat pada rentang November-Desember kebalikannya yaitu bulan dengan tingkat okupansi terendah yakni bulan maret disebabkan oleh bulan Maret merupakan bulan pertengahan antar masa liburan Natal dengan liburan sekolah sehingga tingkat okupansi pada bulan ini jadi menurun. Sedangkan konsumen dalam memilih keputusan pembelian pada hotel, konsumen akan mencari informasi dan membuat perbandingan dari apa yang telah ditawarkan dari promosi penjualan masing-masing hotel. Maka jasa hotel ini, berlomba-lomba untuk menawarkan fasilitas-fasilitas dan promosi-promosi kepada konsumen agar tertarik untuk membeli. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana promosi penjualan yang dilakukan oleh Hotel Laut Biru Pangandaran dan seberapa besar pengaruhnya terhadap keputusan pembelian. Maka dari itu berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan memilih judul: PENGARUH PROMOSI PENJUALAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN UNTUK MENGINAP PADA HOTEL LAUT BIRU 10 Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi masalah Dari judul penelitian tersebut, maka penyusun akan mencoba untuk merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan promosi penjualan yang dilaksanakan oleh Hotel Laut Biru? 2. Bagaimana tanggapan responden mengenai sistem promosi penjualan di Hotel Laut Biru? 3. Seberapa besar pengaruh promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen untuk menginap? 1.3 Tujuan dan Maksud Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan promosi penjualan yang dilaksanakan oleh Hotel Laut Biru. 2. Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai promosi penjualan di Hotel Laut Biru. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen untuk menginap Maksud penelitian ini adalah: Agar perusahaan bisa mengetahui program promosi penjualan apa yang paling efektif dan efisien yang dapat diterapkan pada Hotel Laut Biru. 11 Universitas Kristen Maranatha

1.4 Kegunaan Penelitian Manfaat bagi akademisi Dapat menambah pengetahuan dari teori-teori yang didapatkan dengan praktik sesungguhnya pada perusahaan dan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa untuk menambah wawasan mengenai promosi penjualan. Manfaat bagi praktisi bisnis Dapat memberikan pandangan sejauh mana promosi penjualan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 1.5 Lokasi Penelitian Penulis memilih untuk mengadakan penelitian dengan cara membagikan kuesioner di Hotel Laut Biru Pangandaran. 12 Universitas Kristen Maranatha