PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

dokumen-dokumen yang mirip
PERSEPSI MASYARAKAT DESA PEMEKARAN DALAM PROSES PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN LIRIK KABUPATEN INDRAGIRI HULU ARTIKEL

STUDI TENTANG EKSPLOITASI BATU KARANG DI SEPANJANG PESISIR PANTAI MAILEPPET KECAMATAN SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL

PENGARUH DISIPLIN DAN FASILITAS SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA N 10 SIJUNJUNG

FAKROR PENYEBAB RENDAHNYA HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VIII DI SMP N 31 PADANG

ABSTRAK. Kata Kunci: Persepsi Masyarakat tentang perusahaan air minum daerah (PDAM)

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

STUDI TENTANG KESULITAN BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI I SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN GUNUNG TUJUH KERINCI ARTIKEL ILMIAH

DAMPAK PEMBANGUNAN JALAN BARU TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA SAUREINU KECAMATAN SIPORA SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI JURNAL

hakikatnya adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang berkelanjutan sebagai pengamalan Pancasila;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG OBJEK WISATA KEBUN TEH PERSEROAN TERBATAS PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) VI DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK JURNAL

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH DI NAGARI KOTO BARU KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya

Public Perception In Maintenance Attractions Bung Hatta Forest Park in the Village Indarung Lubuk Kilangan District of the city of Padang

FAKTOR PENOLAKAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT MASYARAKAT DI KECAMATAN SIBERUT TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI JURNAL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PADI SAWAH DI NAGARI TIKU SELATAN KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature

STUDI PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN (PPIP) DI KECAMATAN KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN DADOK TUNGGUL HITAM KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Oleh. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar 2,3

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Konservasi. Macan Tutul Jawa. Strategi dan Rencana Aksi. Tahun PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA GEOGRAFI SMAN 5 PADANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SMP NEGERI 3 MENGGALA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSEPSI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN OBJEK WISATA HOT WATER BOOM DI JORONG PINANG AWAN NAGARI PAUH DUO NAN BATIGO KABUPATEN SOLOK SELATAN ABSTRACT

STUDI KESESUAIAN TATA RUANG PASAR TRADISIONAL SITEBA KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG. Oleh : Dina Sulvianti*Bakaruddin**Erna Juita**

I. PENDAHULUAN. menguntungkan antara tumbuhan dan hewan herbivora umumnya terjadi di hutan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah

2 Eksternal a. Faktor Keluarga 77,62% Tinggi b. Faktor Sekolah 78,45% Tinggi c. Faktor Masyarakat 78,01% Tinggi Rata-rata 78,03% Tinggi

MUARALABUH SERVICES MARKET AREA BEFORE AND AFTER MOVED LOCATIONS IN SUNGAI PAGU SUB DISTRICT SOLOK SOUTH RIVER by:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH MAN SALIDO KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan daerah setempat. Kebijakan pembangunan dalam GBHN dimaksudkan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN III

HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL

UPAYA PEMERINTAH MELESTARIKAN KEBERADAAN SATWA LANGKA YANG DILINDUNGI DARI KEPUNAHAN DI INDONESIA

PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH SD NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS DI SMA N 1 TEMBILAHAN HULU KABUPATEN INDRAGIRI HILIR JURNAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi*

FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI I TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Oleh: Weri Efrina*, Erna Juita**, Farida** Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatra Barat**

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIII MTsN DURIAN TARUNG PADANG. Oleh: Risa Kurnia Fajri 1, Ardi 2,Helendra 2

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PERSEPSI SISWA TENTANG LAYANAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA YANG DIBERIKAN GURU BK SMAN 1 KUBUNG

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN

STUDI TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP MASYARAKAT TANI DI JORONG KAYU MERANTING KECAMATAN LINTAU BUO UTARA

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NILAI EKONOMI PERDAGANGAN SATWA LIAR

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STRATEGI PETANI DALAM PENINGKATAN HASIL PRODUKSI PADI SAWAH DI NAGARI BALIMBING KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR JURNAL

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VII TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 1 DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

KEPADATAN INDIVIDU KLAMPIAU (Hylobates muelleri) DI JALUR INTERPRETASI BUKIT BAKA DALAM KAWASAN TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA KABUPATEN MELAWI

KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 Tentang : Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa

JURNAL ELDA NENGSIH NIM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CARA BELAJAR MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2011 DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT JURNAL

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:

ECONOMICA. Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 ( )

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEGAWAI DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA PADANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERBURUAN BURUNG, IKAN DAN SATWA LIAR LAINNYA

KONDISI MASYARAKAT YANG MENGKONVERSI LAHAN PERTANIAN DI NAGARI SUNGAI NANAM KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

TINJAUAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 2 BAYANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA STRATEGIS

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI KELURAHAN KENANGA KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA SKRIPSI

Fetrianis Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP ABSTRACS

KESIAPAN PESERTA DIDIK DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL DI SMP NEGERI 31 PADANG ARTIKEL

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG Oleh:

Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Index Card Match

PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh:

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROFIL PEMANFAATAN WAKTU UNTUK BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 MUARA BUNGO

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN TUMBUHAN DAN SATWA

Hutan di Indonesia memiliki peran terhadap aspek ekonomi, sosial maupun. (Reksohadiprodjo dan Brodjonegoro 2000).

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

1 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA (Studi Kasus di Kawasan Taman Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai) JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) JULIUS NGAIRE SAKELETUK NIM. 07030149 Pembimbing I Pembimbing II Yeni Erita, M.Pd Erna Juita, S.Pd, M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2013

2 PUBLIC PERCEPTIONS ON THE CONSERVATION OF NATURAL RESOURCES AND ECOSYSTEMS (Case Study In Central Park District Of South Siberut Mentawai Islands) Oleh : Julius Ngaire Sakeletuk *Yeni Erita**Erna Juita** *Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat ** Staf pengajar Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The research was motivated by the illegal loggers, rampant poaching primates endemic National Park of Siberut in Siberut Selatan District, and wildlife trade is done by people who were around the National Park of Siberut in Siberut Selatan District. This study aims to obtain data, information and an overview of public perception on the Conservation of Natural Resources and Ecosystems in Central Park District of South Siberut Siberut Mentawai Islands regency views of: 1) the implementation of the conservation of natural resources and ecosystems, 2) efforts to preserve heritage conservation of natural resources and ecosystems for future generations, and 3) barriers that prevent the implementation of the conservation of natural resources and ecosystems in National Park of Siberut in Siberut Selatan District. This research is a descriptive study. The population in this study were all heads of families residing in the District of South Siberut Mentawai Islands regency. Based on recent data the population of 1500 inhabitants with 800 families (KK). The research sample was taken with a proportional random sampling method with the proportion of 10% that the sample in this study amounted to 80 families. The research found that: 1) the public perception on the Conservation of Natural Resources and Ecosystems in Siberut National Park includes the Mentawai Islands with a good percentage of 79.6%, 2) Public perception of the effort to preserve the heritage of Conservation of Natural Resources and Ecosystems in the Garden Siberut National Metntawai Islands District including well with the percentage of 78.67%, and 3) the public perception of the barriers experienced in the implementation of the Natural Resources Conservation and Ecosystem National Park Siberut Mentawai Islands including well with the percentage of 77.27% Key Word: perception, natural resources, conservation 1

2 PENDAHULUAN Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya mempunyai kedudukan serta peranan sangat penting bagi kehidupan umat manusia yang merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Maka unsur-unsur sumber daya alam hayati dan ekosistemnya pada dasarnya tergantung antara satu dengan yang lainnya, dan saling mempengaruhi sehingga kerusakan dan kepunahan salah satu unsur akan berakibat terganggunya ekosistem. Untuk menjaga agar pemanfaatan sumber daya alam hayati dapat berlangsung dengan sebaik-baiknya, diperlukan langkah konservasi sehingga sumber daya alam hayati dan ekosistemnya selalu terpelihara dan mampu mewujudkan keseimbangan. Konservasi Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya mempunyai fungsi dan manfaat sebagai unsur pembentuk lingkungan hidup yang kehadirannya tidak dapat diganti. Mengingat sifatnya yang tidak dapat diganti dan mempunyai kedudukan serta peranan penting bagi kehidupan manusia. Pada dasarnya prinsip dari konservasi adalah menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis penyangga kehidupan, mengawetkan plasma nuftah flora dan fauna asli serta memanfaatkan sumber daya alam hayati serta lestari bagi kesejahteraan manusia. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, ini merupakan buktinyata dan upaya sungguh-sungguh dari pemerintah Indonesia untuk melestarikan warisan yang berupa sumber daya alam hayati dan ekosistemnya kepada generasi mendatang. Konservasi Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, bersifat nasional dan menyeluruh sebagai dasar hukum untuk mengatur perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya agar dapat menjamin pemanfaatan bagi kesejahteraan masyarakat dan peningkatan mutu kehidupan manusia. Pulau Siberut merupakan salah satu diantara gugusan Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat yang memiliki ekosistem dengan kekayaan keanekaragaman hayati yang tinggi, sehubungan dengan itu maka ditetapkanlah Pulau Siberut Kecamatan Siberut Selatan sebagai Taman Nasional dengan luas 190.500 ha dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 407/Kpts-11/1993, tanggal 10 Agustus 1993 tentang Penunjukan Kawasan Taman Nasional Siberut. Permasalahan yang menonjol di kawasan Taman Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan akhirakhir ini adalah penebang liar, maraknya perburuan liar primata endemik Siberut Kecamatan Siberut Selatan,serta perniagaan satwa liar yang dilindungi. Kesemuanya itu pada umumnya dilakukan oleh masyarakat yang berada di sekitar kawasan Taman Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan. Setelah diadakan analisa masalah dengan mempelajari pengumpulan data dan informasi awal melalui wawancara dengan masyarakat sekitar kawasan dan aparat pemerintah setempat, dapat diduga bahwa gangguan terhadap kawasan tersebut antara lain disebabkan beberapa faktor, yaitu rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya upaya pelaksanaan konservasi sumber daya alam, rendahnya tingkat pendapatan masyarakat dan taraf hidup sebagian besar masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan, penambahan penduduk semakin meningkat, maka tingkat kebutuhan semakin tinggi, masih

3 kurangnya tenaga Polisi Kehutanan serta sarana dan prasarana yang sangat menunjang pelaksanaan pengamanan kawasan tersebut. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian adalah deskriptif yang bertujuan untuk memperlihatkan keadaan sebagaimana adanya sesuai menampakkan yang berdasarkan atas perhitungan rata-rata persentase dan statistik lainnya Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai yang bertempat tinggal dan sering beraktivitas di sekitar Kawasan Taman Nasional Siberut yaitu masyarakat di Desa Madobak, Desa Saliguma dan Desa Matotonan. Berdasarkan data terakhir jumlah penduduknya 1.500 jiwa dengan 800 Kepala Keluarga (KK). Sampel penelitian diambil dengan metode proporsional random sampling dengan proporsi 10% sehingga sampel berjumlah 80 KK. Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis persentase yaitu f P 100 % n Untuk menghitung skor total persepsi masyarakat digunakan rumus: Skor total = (Ax5) + (Bx4) (Cx3) + (Dx2) + Ex1 HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama, persepsi masyarakat tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya di Taman Nasional Siberut termasuk baik dengan persentase 79,9%. Hal ini sesuai dengan Thoha, 2011:141Persepsi masyarakat adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan dan perasaan. Selanjutnya (Slameto 2010:103) yang menyatakan setiap manusia mempunyai cara pandang yang berbeda pada setiap persoalan dengan manusia lain. Manusia hanya memperhatikan reaksi tertentu terhadap aspek hidup yang mempunyai makna tertentu baginya. Setiap individu dalam mengamati atau memandang keadaan tertentu pada dasarnya mempunyai perbedaan yang mengakibatkan reaksi terhadap suatu objek yang sama juga berbeda Kedua, persepsi masyarakat tentang upaya melestarikan warisan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya di Taman Nasional Siberut termasuk baik dengan persentase 78,67%. Setiap manusia harus berani bertanggung jawab apapun yang dilakukannya termasuk berani menanggung resiko. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan Frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.

4 Ketiga, persepsi masyarakat tentang hambatan yang dialami dalam pelaksanaan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya di Taman Nasional Siberut termasuk baik dengan persentase 77,27%. Undang undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sesuai dengan asas pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982. Kata pelestarian berasal dari kata lestari yang artinya langgeng atau tetap dalam keadaan aslinya. Sebenarnya yang dilestarikan bukan lingkungan dalam pengertian asli atau "ansich", tetapi kemampuan lingkungan ; yaitu kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang artinya apabila dalam proses pemanfaatan timbul dampak negatif, maka harus segera diupayakan mengurangi atau meniadakan dampak negatif tersebut. Sehingga keadaan lingkungan menjadi serasi dan seimbang kembali. Dengan demikian setiap perubahan akibat adanya pembangunan selalu disertai dengan upaya mencapai keserasian dan keseimbangan lingkungan pada tingkat yang baru KESIMPULAN DAN SARAN 1. Persepsi masyarakat tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya di Taman Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai termasuk baik dengan persentase 79,9%. 2. Persepsi masyarakat tentang upaya melestarikan warisan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya di Taman Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai termasuk baik dengan persentase 78,67%. 3. Persepsi masyarakat tentang hambatan yang dialami dalam pelaksanaan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya di Taman Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai termasuk baik dengan persentase 77,27%. Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan: 1. Diharapkan kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan pentingnya Taman Nasional bagi kepentingan bersama. 2. Disarankan kepada masyarakat yang ada di sekitar kawasan Taman Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk meningkatkan kepedulian terhadap kelestarian Taman Nasional, terutama sumber daya alam hayati. 3. Diharapkan kepada pemerintah untuk meningkatkan lagi perhatiannya terhadap kelestarian Taman Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. 4. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk melihat persepsi masyarakat terhadap kelestarian Taman Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai dilihat dari indikator lain yang belum diteliti pada penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Aan Subarjo. 2011. Persepsi Masyarakat tentang Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di Kecamatan Sungai Tenang Kabupaten Merangin Propinsi Jambi

5 Erchijaat, Pengelolaan dan Pembangunan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Bagi Kesejahteraan Manusia, Bina Cipta, Jakarta, 1980. Hardjasoemantri, Koesnadi, Perlindungan Hukum Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Pokok Lingkungan Hidup, Jakarta, 1982. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Jakarta, 1990. http://safira-fitriani.blogspot.com (http://alfinnitihardjo.ohlog.com/ Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 407/Kpts-11/1993, tanggal 10 Agustus 1993 tentang Penunjukan Kawasan Taman Nasional Siberut. Suhardi (2004) tentang parsitipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian kawasan TNKS di Kecamatan Muara Siau Kabupaten Merangin Suharsimi. Arkunto. 1989. Prosedur Penelitian.Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo Thoha, Miftah. 2011. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982 tentang Pokok-