BAB 5 PENUTUP. Utopia.com..., Raditya Margi Saputro, FIB UI, Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
MENEMPATKAN SKENARIO MASA DEPAN ANEUK DAN PEMUDA ATJEH TAHUN 2018 DALAM RUANG PUBLIK ACEH

BAB 5 PENUTUP. mendeliberasikan ide-ide mengenai perlindungan terhadap hak publik adalah ruang

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT

KONSEPTUALISASI RUANG PUBLIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Unit tematik terbagi atas status updates, comment, photos, dan like. Di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara kita Indonesia sejak dua tahun belakangan ini banyak dihembusi oleh

Komunikasi Antar Pribadi Pada Pasangan Romantis Pasca Perselingkuhan

BAB I PENDAHULUAN. plural. Pluralitas masyarakat tampak dalam bentuk keberagaman suku, etnik,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asep Saeful Ulum, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Frankfurt. Para tokoh Mazhab Frankfurt generasi pertama terjebak dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan sebuah hal penting dalam sebuah kehidupan,

2015 PENGGUNAAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengalihasandian. Keberlangsungan ini pada akhirnya akan membentuk suatu pola

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

BAB 5 Penutup. dalam ciri-ciri yang termanifes seperti warna kulit, identitas keagamaan

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA

Gerakan Sosial. -fitri dwi lestari-

BAB IV ANALISIS DATA. bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini. pengamatan lapangan yang sudah direduksi dan di buat kategori-kategorinya

Kantor maya mengatasi kendala fisik dari tempat kerja sehingga menghasilkan beberapa keuntungan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

METODOLOGI. Hutan untuk Masa Depan Pengelolaan Hutan Adat di Tengah Arus Perubahan Dunia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi salah satu ruang penting penunjang terjadinya interaksi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bagian ini akan diungkap simpulan hasil penelitian yang terdiri dari

BAB II TINJAUAN TEORETIS

PANDUAN DEBAT BAHASA INDONESIA. Disusun Oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A

BAB I PENDAHULUAN. dimana ponsel dapat terhubung dengan internet sehingga kita dapat mengakses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di

CRITICAL THEORIES Bagian III

BAB V. Penutup. tengah-tengah masyarakat. Interaksi sosial hanya dapat terjadi bila antara dua

RUBRIK SMS WARGA SEBAGAI RUANG INTERAKSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Informasi yang disajikan oleh media massa dimanfaatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim dan menjelajahi interenet,

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

PEREMPUAN DALAM BIROKRASI Hambatan Kepemimpinan Perempuan dalam Birokrasi Pemerintah Provinsi DIY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS

PENDIDIKAN DAN PEMBEBASAN DALAM PANDANGAN PAULO FREIRE

Muhammad Jusuf Kalla: Investor Yang Progresif

"Ojo Dumeh" Peningkatan Kapasitas Perangkat Desa. Ivanovich Agusta

BAB 1 PENDAHULUAN. hal komunikasi telah mengalami berbagai perubahan. Hal ini dapat terlihat dari

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah bagian dari jenjang atau hierarki kebutuhan hidup dari Abraham Maslow, yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sangat pesat khususnya di bidang informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Proses interaksi salah satunya dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

PB 1. Visi Undang-undang Desa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

BAB VI KOMUNITAS DIBO-DIBO SEBAGAI JARINGAN YANG HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana ilmu pengetahuan bidang lain, sastra sebagai ilmu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Internet menjadi salah satu teknologi informasi yang fenomenal belakangan

BAB 8 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEILMUAN

Modul intervensi merupakan tindak lanjut dari hasil assesment. Modul intervensi seyogyanya tailor made, rasional dan mampu laksana

PANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA. Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

I. PENDAHULUAN. berada di tangan rakyat. Dalam sistem demokrasi, hak-hak asasi manusia

Pengantar Penerbit. iii

BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

Sosialisme Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial di lingkungan sekolah. Dalam melaksanakan fungsi interaksi sosial, remaja

BAB II TINJAUN PUSTAKA. socialnya (action theory), yaitu mengenai tindakan yang dilakukan seseorang

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan. Setelah dilakukan pengolahan data dari data terdahulu serta analisis yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALSIS

Bab 4 PENUTUP. Semenjak berakhirnya kekuasaan Orde Baru (negara) akibat desakan arus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jürgen Habermas dalam bukunya Faktizitat und Geltung mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. berprestasi di bidangnya. Dalam kerangka inilah pendidikan diperlukan dan

A. Simpulan Peran public relations dalam organisasi semakin signifikan dalam kurun beberapa tahun terakhir. Divisi public relations yang mulanya hanya

Lampiran 1 Kuesioner Keahlian Ketua PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era global dewasa ini terutama dalam bidang teknologi informasi menjadikan internet tidak

Transkripsi:

BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Bila ditarik garis besarnya maka di dalam skripsi ini saya telah mencoba memaparkan sebuah teori tentang kemungkinan baru di dalam memunculkan sebuah ranah publik melalui hubungan komunikasi dengan perantara internet. Teori ini didasari oleh elaborasi pikiran Jürgen Habermas mengenai ranah publik (public sphere) yang mengandaikan sebuah ruang dimana individu-individu berkumpul bersama untuk berdiskusi secara massal mengenai permasalahan publik. Pembahasan dimulai dengan pembelajaran dasar mengenai konsep masyarakat, internet, dan disiplin ilmu sosial informatika sebagai tiga konsep yang akan menjadi pilar pembahasan utama di dalam perumusan teori ini. kita menelusuri definisi masyarakat, kondisi yang membentuk masyarakat, dan bentuk-bentuk masyarakat. Kemudian, uraian saya lanjutkan dengan membahas mengenai kemajuan di dalam teknologi komunikasi dengan menitikberatkan kepada internet. Akan diperlihatkan pula bagaimana kedua hal tersebut, masyarakat dan internet, saling terkait melalui sudut pandang sosial informatika. Setelah beres dengan konsep ini, barulah kita masuk kepada pembahasan mengenai pendapat Habermas mengenai keadaan sosial. Permasalahan masyarakat erat kaitannya dengan posisi kekuasaan, atas dasar inilah, sebelum mengarah kepada Habermas, pembahasan kemudian dilanjutkan dengan ilustrasi sejarah mengenai perkembangan distribusi kekuasaan di dalam masyarakat. Sebagaimana telah saya paparkan, pendapat-pendapat dari pemikir lain terhadap kondisi yang ada juga disanding sebagai perbandingan dan bahan pemikiran.

Setelah itu, baru kita memasuki pemikiran Jürgen Habermas dalam bahasannya mengenai sosial secara luasnya, lebih spesifik lagi adalah mengenai komunikasi di dalam masyarakat. Dalam menyelami teori sosial Habermas ini saya telah merujuk pada dua bukunya sebagai bacaan sumber, yakni The Structural Transformation of the Public Sphere dan Theory of Communicative Action. Buku pertama memberikan kita sebuah konsep yang menjadi salah satu dari topik utama dalam teori ini di samping internet yaitu mengenai ranah publik. Di sini Habermas melakukan argumentasi historis dengan memberikan gambaran mengenai bagaimana sebuah ranah publik borjuis terbentuk di abad ke- 18 dan membawa perubahan dimana tadinya kekuasaan pada masa tersebut cenderung berada pada tangan raja dan otoritas agama. Pada buku kedua, Habermas memberikan rumusan mengenai bagaimana membangun sebuah masyarakat yang demokratis dengan berdasar kepada komunikasi diskursif yang rasional. Sebuah masyarakat akan terbebas dari monopoli kekuasaan apabila individu di dalamnya dapat membangun sebuah ranah publik yang memungkinkan mereka untuk melakukan komunikasi untuk membentuk opini publik sendiri dan bukannya dibentuk oleh penguasa. Masyarakat yang demokratis akan membuka pintu yang lebar bagi kemungkinan untuk intropeksi diri dan terus menerus merefleksikan diri dan keadaannya sendiri. Sayangnya keadaan masyarakat abad ke-18 yang diidealkan oleh Habermas menurutnya kini telah terkikis oleh kepentingan-kepentingan pribadi. Kekuasaan kembali jatuh ke tangan-tangan privat melalui korporasi dan kapitalisme. Ranah publik yang ada kemudian merosot akibat dari kekuatan media yang justru menyetir opini massa. Untuk itulah saya kemudian merumuskan sebuah teori yang menggunakan media internet sebagai sarana pembangun ranah publik baru. Agar dapat mengerti rumusan teori ini maka secara singkat saya membahasnya melalui tiga tahapan. Pertama, kita perlu definisi yang lebih jauh mengenai ranah publik. Secara singkat bisa dikatakan bahwa ranah publik adalah ruang dimana orang-orang saling berinteraksi. Tentunya pengertian tersebut tidak berhenti sebatas itu saja, ruang yang dimaksud di sini bersifat abstrak dalam arti bukan sebuah materi

melainkan sebuah konsep. Dalam ruang ini, tiap-tiap individu memiliki kebebasan untuk berdiskusi mengluarkan opininya terhadap suatu hal yang berhubungan dengan masyarakat banyak. Melalui tindakan tersebut diharapkan setiap hal yang berlangsung di dalam masyarakat pada akhirnya telah melalui refleksi kritis dan bukan semata-mata hasil tanaman penguasa yang tidak bisa diganggu gugat. Untuk mengerti pentingnya keadaan seperti ini, maka kita harus merujuk kepada teori kritis dari Max Horkeimer yang menyebutkan bahwa agar emansipasi masyarakat dapat terjaga maka dibutuhkan perubahan terhadap masyrakat yang di dominasi oleh suatu pihak tertentu. Jadi, demi menjaga demokrasi dan emansipasi di dalam masyarakat, maka ranah publik ini menjadi salah satu jalan keluarnya. Pada tahap kedua, kita melihat bagaimana keadaan masyarakat yang ada sekarang masih jauh dari kondisi yang diharapkan di atas. Ketika pada masa lalu di mana raja ataupun otoritas agama menjadi pihak publik yang dominan, opini masyarakat dibentuk oleh mereka, dan konsekuensinya adalah identitas mereka pun kemudian dibentuk melalui cara yang sama. Sejak kemunculan media massa, kekuasaan akhirnya mengalami perpindahan dari pihak yang dominan ke tangan privat. Hingga sementara waktu, hal tersebut masih mendukung terpeliharanya ranah publik dengan memberikan akses yang bebas bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi. Namun, lambat laun informasi tersebut berubah menjadi alat dominasi lainnya dengan munculnya kapitalisme. Permasalahan dari kapitalisme ini ditangkap oleh Karl Marx, yang teorinya terus mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan waktu. Media massa yang ada sekarang tumbuh menjadi sarana komunikasi bagi korporasi untuk menggapai pasar mereka, membentuk mereka menjadi seperti yang mereka inginkan, tidak jauh berbeda dengan dominasi kekuasaan di masa lalu. Dengan memonopoli media massa yang ada orang dapat mengarahkan kecenderungan masyarakat ke arah yang mereka inginkan, hal ini dimungkinkan dengan terbatasnya aksesibilitas media massa di dalam memungkinkan komunikasi dua arah dan keterbukaan bagi masyarakat untuk menggunakan media massa tersebut untuk mengungkapkan opini mereka. Oleh karena itu, siapapun yang menguasai media massa, ia pun dapat menguasai makna yang terkandung di dalamnya.

Akhirnya, kita melihat peranan internet di dalam membuka kembali ruang publik dengan segala keterbukaannya bagi masyarakat. Dari segi aksesibilitasnya internet memberikan sebuah kemudahan yang relatif bagi masyarakat. Tingkat penggunaan komputer sudah sangat tinggi dalam masyarakat sehingga tidak terlalu sulit untuk berinteraksi melalui internet. Di dalamnya, meski tidak sempurna, internet memberikan porsi yang luas bagi masyarakat untuk masingmasing mengutarakan opini mereka dan berdiskusi satu sama lain meski penggunaan internet tidak terbatas pada itu. Sebagai sebuah media komunikasi, internet saat ini berada pada garis depan pertukaran informasi antar manusia. Memang, internet tidak bisa menjadi sarana yang sempurna untuk mewadahi ranah publik yang ideal, namun, saat ini internet adalah media terbaik yang kita miliki dikatakan terbaik adalah karena fitur-fiur yang terkandung di dalam internet paling mendekati dengan syarat-syarat yang diajukan oleh Habermas mengenai pembentukan sebuah ranah publik, dan internet juga tidak sempurna karena masalah yang akan kita lihat di bagian berikut. 5.2 Kritik Dan Saran Di dalam segala kemegahannya, internet bukan sebuah media komunikasi yang sempurna, dan teori Habermas juga bukan sebuah jalan keluar yang absolut bagi permasalahan sosial. Berbagai penolakan atas teori ini didasari dengan kekurangan-kekurangan yang ada baik itu pada internet maupun kelemahankelemahan yang terkandung di dalam teori Habermas. Internet sebagai pihak yang lebih muda mendapatkan banyak sorotan. Dari segi interaksinya, orang-orang mempermasalahkan bagaimana internet telah menghilangkan keintiman dalam hubungan interpersonal. Sebagai manusia yang sosial, dikatakan bahwa kita dibentuk dengan kebutuhan untuk berinteraksi secara langsung, dan tidak bisa dengan mudah meninggalkan kebiasaan tatap muka tersebut. Kekurangan dari intimasi terbuang dari interaksi melalui internet ini dikenal sebagai teori cues filtered out. Dalam teori tersebut dikatakan bahwa gerakan ekspresi manusia yang selama ini menjadi ukuran bagi kita di dalam berkomunikasi tidak ada di dalam komunikasi secara maya. Kita tidak dapat

melihat apakah lawan bicara kita itu senang atau jemu terhadap percakapan kita karena bentuk tatap muka telah terdegradasi di dalam komunikasi internet. Memang, sangat sulit untuk menyaingi kelebihan yang ditawarkan oleh komunikasi secara tatap muka, bahkan internet pun belum bisa. Namun, permasalahannya bukan terletak pada kualitas dari komunikasi tersebut. Penduduk bumi sekarang sudah berjumlah 7 milyar jiwa dan terus bertambah. Komunikasi tatap muka adalah hampir mustahil untuk mengakomodasi jumlah tersebut, belum lagi memperhitungkan hambatan geografis. Media massa yang lain, dibandingkan dengan internet, belum bisa menawarkan kebebasan, interaktivitas, dan jangkauan yang setara. Jadi, kita bukan membicarakan internet sebagai sebuah fenomena komunikasi baru yang dapat menggulingkan komunikasi tatap muka. Karena, untuk dapat membuka jalinan komunikasi antar manusia, maka kita harus terlebih dahulu memiliki sistem yang dapat menjangkau setiap orang dimana saja di dunia. Terus berkembangnya teknologi internet membuat perubahan besar dari persepsi awal kita dari yang tadinya menganggap komunikasi lewat internet adalah sebuah metode yang kaku dimana kita terkukung oleh komunikasi dengan bentuk tulisan semata yang membatasi ekrpresi perasaan kita, kini berubah menjadi sebuah media komunikasi yang tingkat ekspresifnya tinggi. Kini orang-orang dapat melakukan chatting satu sama lain dengan menggunakan emoticons dan smileys untuk mengekspresikan perasaan mereka, dan pada perkembangannya internet mampu menampilkan gambar sang pengguna melalui webcam. Hal ini tentu saja merubah banyak mengenai faktor emosi dan ekspresi di dalam berhubungan jarak jauh melalui internet. Masalah selanjutnya adalah kebebasan dalam internet yang terkadang dinilai terlalu bebas. Memang benar bahwa di dalam internet, orang dapat bertindak hampir apa saja. Hal ini kemudian memicu kekhawatiran bahwa orangorang akan bertindak seenaknya saja, dan di dalam ketiadaan pihak otoritas maka dunia maya akan jatuh kepada anarkisme yang pada akhirnya akan merusak dirinya sendiri. Selebihnya, kebebasan yang terlampau bebas ini pada akhirnya membuat orang meragukan keabsahan dari internet itu sendiri, mengenai siapa yang bisa mempertanggung jawabkan isi yang ada di dalamnya, yang mana mengarahkan kita pada problem selanjutnya di dalam internet, yakni identitas.

Siapa saja bisa menjadi apa saja di sana, dan ketidakstabilan identitas ini membuat orang takut mengenai kemungkinan orang-orang yang memanfaatkan kesempatan ini untuk lepas dari tanggung jawab atas tindakan yang mereka lakukan. Pandangan mengenai internet sebaga sebuah sistem yang tidak memiliki sebuah struktur otoritas yang dominan memang benar. Perbedaan yang paling dominan hanya ada pada status di dalam dunia maya seseorang apakah ia sebagai penyedia, ataukah sebagai pengguna. Dan, perbedaan yang seperti itu pun semakin kesini semakin kabur, karena sistem internet sekarang sudah menerapkan self-management content dimana pengunjung diberikan wewenang untuk berpartisipasi aktif mengelola isi dari sebuah situs. Tapi, ketakutan akan anarkisme yang buruk ternyata tidak terbukti. Hingga kini, secara alamiah ketertiban di dalamnya tercipta dan terjaga dengan baik. Identitas juga sebagai faktor unik di dalam internet memegang peranan penting dalam membuka batas tabu komunikasi masyarakat. Kebebasan yang ada membuat orang-orang mengeluarkan opini mereka atas hal-hal yang di dalam kehidupan sosial biasanya tidak dapat mereka utarakan. Lepas dari internet dan segala kekurangannya, teori Habermas juga tidak lewat dari berbagai kritikan terhadapnya. Salah satu kritik yang menjadi sorotan adalah terhadap masyarakat rasional yang dijunjung tinggi dalam teori Habermas. Teori tersebut mengandaikan sebuah masyarakat yang pada praktiknya dapat membangun diskursus secara rasional. Secara sekilas, orang diluar pemerhati teori Habermas dapat bertanya mengenai kemungkinan sebuah masyarakat yang tidak memiliki tingkat rasionalitas yang diperlukan. Bagaimana jadinya ketika sebuah masyarakat sudah begitu terpaku terhadap pola pikir yang seragam sehingga hampir tidak dimungkinkan lagi untuk adanya permasalahan yang bisa didiskusikan karena semuanya sudah ditelan oleh masyarakat tersebut. Kita bisa melihat berbagai diskusi yang pada akhirnya menemukan kesulitan karena orangorang yang terlibat di dalamnya kurang mampun menunjukkan pemikiran yang rasional. Berpindah dari sistem komunikasi konservatif kepada komunikasi dengan mediasi internet memang tidak memiliki relasi dengan jaminan akan bertambahnya tingkat rasionalitas masyarakat. Namun, yang ditekankan melalui

media internet ini adalah kesempatan yang terbuka untuk berinteraksi dengan pihak lain, yang berada di luar kebiasaan pola pikir mereka. Internet adalah tempat dimana orang-orang dari berbagai kubu dapat saling bertemu dan memberikan pendapat mereka, dan memang cukup sampai situ peranan internet. Kita tidak sedang membicarakan mengenai sebuah cara komunikasi baru yang revolusioner dan dapat membuat orang-orang menjadi semakin rasional, bukan seperti itu, yang kita bicarakan adalah kesempatan yang diberikan oleh internet untuk mempertemukan setiap ide, pemikiran, ideologi, paham, dan keyakinan yang ada, untuk kemudian berdialog, dan membangun ranah publik. 5.3 Masa Depan Internet dan Ranah Publik Teknologi internet mengalami perkembangan setiap saatnya. Dari penemuannya abad lalu, teknologi komunikasi ini telah melakukan sebuah lompatan yang sangat besar dan telah merubah kebudayaan manusia di dunia dalam cara berkomunikasi. Kita telah hidup di masa dimana informasi bergerak dengan kecepatan yang tinggi, dan batasan-batasan geografis yang menghalangi kita telah runtuh secara signifikan, sehingga dunia kini telah berinteraksi bagaikan berada dalam ruang lingkup yang kecil. Dengan segala harapan dan optimisme tersebut, kita akan menyambut masa depan dengan membuka lebar terhadap segala kemungkinan yang bisa terjadi dari perkembangan internet. Dengan melihat bentuk dan penggunaannya kini, kita dapat melihat sedikit bagaimana potensi dan perkembangan yang akan terjadi terhadap internet. Dan, bila perkembangan tersebut mengarah kepada arah yang positif maka kita akan memasuki sebuah era dimana penduduk dunia dapat bertemu dan berkomunikasi. Konsekuensi dari keterhubungan ini sudah tentu adalah bertemunya berbagai pemikiran yang ada, yang akan berbuah menjadi sebuah diskusi. Hasil dari diskusi tersebut bisa saja berakhir baik dengan tercapainya pengertian antar pihak yang terkait, namun bisa juga berakhir dengan saling pihak bertahan dengan keyakinannya masing-masing, dan paling parah berujung pada aksi kekerasan. Apapun hasilnya, secara pribadi saya melihat bahwa akar dari konflik yang paling sering terjadi adalah ketiadaan komunikasi antar pihak yang bertikai sehingga

mereka hanya melihat dari kaca mata mereka semata. Jadi, saya akan sangat mengharapkan sebuah sistem komunikasi yang, paling tidak, bisa mempertemukan pihak-pihak yang ada, dan duduk bersama memperbincangkan segala permasalahan mereka.