BAB I PENDAHULUAN. didapatkan melalui iuran wajib dari warga negaranya yang disebut pajak.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. 1. Bagian-bagian dalam proses perhitungan pajak penghasilan PPh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Semakin tinggi pemasukan pajak

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan pemerintahan diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. beberapa sektor pajak masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. semakin menurun, sehingga pendapatan perkapita masyarakat juga semakin kecil. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

Judul : Tata Cara Pengajuan Tax Amnesty Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Nama : Gusti Ayu Dwi Antari NIM : ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

ABSTRAK. Kata Kunci : Tata Cara Perhitungan, Pemotongan, dan Pelaporan PPh Pasal 21 atas Gaji Karyawan Tetap dengan Penghasilan Bulanan

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan selalu mengharapkan bantuan dari luar negeri tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Bisa dikatakan, hampir semua sektor-sektor yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita sadari semua bahwa pembangunan ekonomi tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya dengan nama

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan Negara. Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut perlu memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. telah disempurnakan terakhir dengan UU No. 28 Tahun 2007 pasal 1 ayat 1, pajak

BAB II LANDASAN TEORI. serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara. langsung, untuk memeliahara negara secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai keinginan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu perikatan yang timbul karena adanya undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung. berhubungan dengan teori teori keahlian yang diterima di bangku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

Judul : Evaluasi Kewajiban Perpajakan Pasal 21 PT ABC Studi Kasus di Kantor Sopindo Consulting Nama : Juniar Tigva Boru NIM : ABSTRAK

PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN. Mangasi Sinurat, SE, M.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan tujuan utama untuk

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA SEMARANG TENGAH SATU

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penghitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) pasal 21 PT. Lucky Indah

PERHITUNGAN PPH 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA JAKARTA KOJA. : Rezha Riski Ria NPM : Program Studi : DIII Manajemen Keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak memegang peranan utama dalam keberlangsungan negara. Postur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dimana pendapatan terbesar

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang. Pembayar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang nomor 16 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Negara untuk membiayai pembangunan, sebaliknya semakin kecil. penerimaan pajak yang diperoleh maka semakin kecil juga kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang sampai dengan saat ini sedang giat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Politik Universitas Sumatera Utara. Karena sifatnya untuk memberikan dan belajar keahlian

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. lalai terhadap pajak dan tidak menjalani kewajibannya sebagai wajib pajak.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan suatu bangsa. Pendapatan dari penerimaan pajak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di negara Indonesia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang berada dalam masa pembangunan, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan negara. Karena pajak mempunyai kontribusi yang tinggi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. besar dan potensial untuk sumber penerimaan pajak. Oleh sebab itu penerimaan dari

BAB I PENDAHULUAN. (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

Tinjauan Atas Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada PT. Indonesia Power UBP Saguling

ABSTRAK Kata Kunci :

BAB I PENDAHULUAN. (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik. untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peraturan ini bertujuan untuk mensejahterakan wajib pajak dan. pembangunan nasional. Pengertian pajak menurut pasal 1 Undang-undang

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara Republik Indonesia antara lain berasal dari pajak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran wajib rakyat kepada kas negara.adapun beberapa

PEMERIKSAAN PAJAK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2009 ATAS PPH PASAL 21 CV FAZAR UTAMA DI SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) yang mampu berperan sebagai tenaga yang terampil, kritis dan siap untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan sumber daya

Dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21 pegawai tidak tetap adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari dana publik yang harus dikelola

Judul : Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada Pegawai Tetap dengan Menerapkan Metode Gross-Up sebagai Upaya Perencanaan Pajak.

Judul : Tata Cara Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 atas Pegawai Tetap pada CV. X Nama : Ida Ayu Mirah Sunari NIM :

ABSTRAK. Kata Kunci : pengenaan, pemotongan pajak penghasilan pasal 23

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. atau definisi pajak yang berbeda-beda, namun demikian berbagai definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki beberapa fungsi yang sangat penting. Fungsi-fungsi tersebut antara lain

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran Negara baik pengeluaran rutin maupun pembangunan, perpajakan yang baik guna menghimpun dana dari masyarakat.

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 PADA KARYAWAN PT. BPR PRIMAESA SEJAHTERA MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang telah memberikan tenaganya untuk melangsungkan kehidupan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang salah satu pendapatannya didapatkan melalui iuran wajib dari warga negaranya yang disebut pajak. Menurut undang-undang Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) No. 28 Tahun 2007 adalah: Kontribusi Wajib Pajak kepada Negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat. Kesimpulan dari pengertian pajak menurut undang-undang tersebut adalah pajak merupakan jenis iuran yang bersifat memaksa. Pajak menjadi salah satu pendapatan yang penting bagi Negara karena pajak dipergunakan untuk pelaksanaan dan pembangunan nasional. Pajak juga merupakan iuran wajib yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran serta kesejahteraan masyarakat. Pajak merupakan jenis penerimaan Negara yang penting serta diperuntukkan guna membiayai pengeluaran rutin yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk pembangunan nasional. Pajak merupakan penerimaan Negara yang banyak jenisnya. Jenis pajak yang beragam tersebut salah satu diantaranya banyak menyumbang kas bagi Negara. Jenis pajak yang merupakan salah satu penerimaan terbesar pemerintah adalah pajak penghasilan. 1

2 Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan seseorang untuk memenuhi kehidupan ekonomisnya selama satu periode, yakni selama satu tahun, sepanjang kemampuan tersebut berupa uang atau yang dapat diukur dengan uang, sama dengan jumlah konsumsi selama setahun (Muda, 2005: 32). Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima wajib pajak yang terkait dengan upah, honorarium dan gaji dalam satu tahun pajak. Pajak penghasilan adalah pajak yang tebesar menyumbang pendapatan Negara karena hampir diterapkan pada semua bidang penghasilan wajib pajak. Wajib pajak merupakan salah satu bagian terpenting dari pajak penghasilan. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu. Wajib Pajak dikatakan patuh apabila dapat memenuhi dan melaksanakan kewajiban perpajakan. Kepatuhan wajib Pajak tersebut berupa: tepat waktu membayar pajak dan membayar sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan diharuskan untuk mengikuti perkembangan Undang-Undang perpajakan yang berlaku. Upaya telah banyak dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendapatan sektor pajak mulai dari perbaikan, penyesuaian dan perubahan undang-undang yang mengatur tentang pajak. Pemerintah sampai sekarang telah melakukan beberapa kali upaya perubahan dan perbaikan undangundang pajak. Undang-undang yang telah diubah oleh pemerintah sebagai dasar aturan pemungutan pajak penghasilan terutama PPh 21 antara lain

3 dengan adanya undang-undang Nomor 7 tahun 1983 menjadi Undang-undang Nomor 10 tahun 1994, kemudian Undang Undang No.17 Tahun 2000 dan perubahan terakhir menjadi Undang Undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang diberlakukan sampai sekarang. Sistem pemungutan pajak juga merupakan hal yang tidak terlepas dari perhatian pemerintah. Indonesia merupakan Negara yang pemerintahannya menganut tiga sistem dalam pemungutan pajak. Sistem pemungutan with holding system menjadi salah satu sistem yang banyak dianut oleh wajib pajak. With holding system adalah sistem pemungutan pajak dimana pemerintah sebagai pemungut pajak memberikan wewenang kepada badan atau pihak ketiga untuk menjalankan kewajiban wajib pajak yang termasuk dalam tanggunganya kepada pemerintah mulai dari perhitungan, pembayaran dan pelaporan yang harus dibayarkan kepada kantor pelayanan pajak terdekat sebagai perantara dalam pelaksanaan pajak. Pemerintah sebagai penerima iuran pajak yang utama hanya bertugas untuk membina dan mengawasi jalannya pelaksanaan pajak yang ada di lapangan. Prosedur pengolahan pajak tidak akan terlepas dari adanya wajib pajak yang salah satu kewajibannya adalah memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang digunakan sebagai identitas wajib pajak sebagai sarana wajib pajak dalam menjalankan administrasi perpajakan untuk melaksanakan hak serta kewajiban perpajakannya. Wajib pajak sebagai pelaksana prosedur pajak harus memiliki NPWP terutama wajib pajak yang sudah dikenakan kewajiban pajak penghasilan PPh pasal 21. Fungsi NPWP bagi Wajib pajak merupakan hal

4 yang penting sehingga tidak jarang pula terdapat sanksi yang diberikan oleh pemerintah berkenaan tidak adanya NPWP. NPWP sebagai tanda indentitas wajib pajak tentu harus ada perbedaan pembebanan pembayaran pajak antara wajib pajak yang memiliki NPWP maupun yang tidak memiliki NPWP. Praktik di lapangan masih menunjukan banyak badan sebagai salah satu yang menjalankan kewajiban dalam pembayaran pajak yang melakukan kesalahan perhitungan pajak yang berkenan dengan tarif yang dibebankan kepada karyawan yang memiliki NPWP dan tidak memiliki NPWP. Badan tersebut melakukan perhitungan yang sama antara wajib pajak yang memiliki NPWP dan tidak memiliki NPWP. Dasar pernyataan yang menunjukan adanya perbedaan perhitungan antara wajib pajak yang memiliki NPWP dan tidak memiliki NPWP tertuang dalam peraturan perundang-undangan pajak yaitu berdasarkan PER-31 tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pemotongan, Penyetoran PPh Pasal 21 Pasal 20: 1. Bagi penerima penghasilan yang PPh pasal 21 yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif lebih tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang memiliki NPWP 2. Jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) adalah sebesar 120% (seratus dua puluh persen) dari jumlah PPh Pasal 21 yang seharusnya dipotong dalam hal yang bersangkutan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak. Peraturan perundang-undangan tersebut jelas menyatakan bahwa perhitungan pajak PPh 21 karyawan yang memiliki NPWP dan tidak memiliki NPWP harus dilakukan secara berbeda. Perhitungan pajak di rumah sakit umum Muhammadiyah Bantul memiliki kekeliruan dalam penerapan

5 tarif pajak penghasilan yang berdampak pada adanya kesalahan perhitungan pajak karyawan yang memiliki NPWP dan tidak memiliki NPWP yang telah menerima honorarium yang melebihi PTKP. Rumah sakit melakukan pembebanan tarif yang sama antara karyawan yang memiliki NPWP dengan karyawan yang tidak memiliki NPWP. Permasalahan yang timbul dari masalah ini adalah jika dibiarkan maka dikhawatirkan akan terjadi kesalahan pada perhitungan PPh 21 karyawan yang berdampak pada laporan keuangan yang salah dan pelaporan pajak yang keliru. Alasan inilah yang mendorong penulis untuk mengambil judul ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN YANG TIDAK MEMILIKI NPWP DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL B. Rumusan masalah Rumusan masalah berdasarkan permasalahan yang ditemukan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana prosedur perhitungan dan pemotongan pajak (PPh) pasal 21 yang ditanggung karyawan yang tidak memiliki NPWP dan telah memperoleh honorarium melebihi PTKP sesuai dengan Undang-Undang No.36 tahun 2008? 2. Apakah tarif pajak yang diberlakukan untuk wajib pajak yang tidak memiliki NPWP dan telah melebihi PTKP sudah sesuai dengan undangundang No. 36 tahun 2008?

6 C. Batasan masalah Batasan masalah dalam penulisan penelitian ini adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan terutama pada pajak PPh pasal 21 karyawan yang tidak memiliki NPWP dan telah melebihi PTKP di rumah sakit PKU Muhammadiyah Bantul. D. Tujuan penelitian Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Mengetahui prosedur perhitungan dan pemotongan PPh pasal 21 karyawan tetap yang tidak memiliki NPWP dan telah mendapatkan honorarium yang melebihi PTKP telah sesuai dengan ketentuan undangundang No.36 Tahun 2008. 2. Mengetahui apakah tarif yang diberlakukan untuk prosedur pemotongan pajak PPh 21 karyawan yang tidak memiliki NPWP dan telah melebihi PTKP pada PKU Muhammadiyah Bantul telah sesuai dengan ketentuan undang-undang No.36 Tahun 2008. E. Manfaat Penelitian Manfaat dengan dilakukannya penelitian ini, penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini dapat berguna : 1. Bagi penulis sendiri, diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu akuntansi khususnya perpajakan.

7 2. Bagi institusi sebagai bahan masukan yang mungkin bermanfaat dalam hal penghitungan pajak penghasilan (PPh) 21 secara tepat dan dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan penghitungan. 3. Bagi institusi pendidikan, bermanfaat sebagai bahan masukan bagi institusi pendididikan dalam bidang ilmu terkait dan dapat menjadi pedoman bagi mahasiswa untuk penelitian lebih lanjut. F. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan : 1. Jenis data penelitian Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah: a. Data kualitatif Data yang diperoleh dari rumah sakit pada saat melakukan praktik kerja lapangan dalam bentuk informasi lisan maupun tulisan. b. Data kuantitatif Data dalam bentuk angka-angka seperti besarnya penghasilan, iuran yang ditanggung karyawan, serta data lainnya yang berhubungn dengan masalah pajak penghasilan PPh 21 kayawan. 2. Sumber data penelitian a. Data Primer Data yang diperoleh melalui observasi langsung terkait dengan data perhitungan pajak pegawai di bagian akuntansi untuk mendapat datadata relevan.

8 b. Data Skunder Data-data yang diperoleh dari dokumen-dokumen rumah sakit, dan literature yang terkait dengan masalah yang dibahas. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Dokumentasi adalah pengumpulan data-data yang berhubungan dengan penelitian. b. Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan tentang keadaan atau fenomena yang dijumpai. c. Penelitian keperpustakaan ( library research) 4. Analisis Data Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yaitu metode penelitian yang bertujuan mengambarkan keadaan yang sebenarnya sesuai dengan fakta-fakta yang ditemukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Melakukan proses pengumpulan data pajak penghasilan PPh 21 karyawan PKU Muhammadiyah Bantul pada bulan Februari 2016. b. Melakukan proses klasifikasi data karyawan yang memiliki NPWP dan tidak memiliki NPWP dan telah melebihi PTKP serta data perhitungan pajaknya. c. Melakukan proses analisis data perhitungan pajak PPh 21 karyawan yang tidak memiliki NPWP dan melebihi PTKP kemudian disesuaikan dengan undang-undang Nomor 36 tahun 2008 dan

9 peraturan direktur jenderal pajak yang terkait dengan perhitungan PPh 21 wajib pajak yang tidak memiliki NPWP. d. Menginterprestasikan data yang telah diperoleh dan dianalisis untuk membuat pemecahan masalah terkait dengan Pajak Penghasilan Pasal 21. e. Memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian.