GAMBARAN JUMLAH KARIES GIGI PADA SISWA DI MADRASAH IBTIDAIAH (MI) ROUDLOTUZZAHIDINKLATEN 1 2 3 Aninda Astutik Apriliani, Siti Sulastri, Siti Hidayati ) Aninda_april@yahoo.com, Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl Kyai Mojo No 56, Yogyakarta 2,3 )Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 1 ABSTRACT Dental caries is a dental tissue disease that marked by tissue destruction, starting from the surface of the tooth extends to the pulp. The cause of dental cariesis the presence of bacteriain the oral cavity. The specific bacteria that changed the glucose and carbohydrates in the food into acid through the fermentation process. Dental caries can occur on any person that may arise on a tooth surface and may extend into the deeper part of the tooth. The main problems in the oral cavity children until this time is dental caries disease, so that oral health issues be an important concern in the development of health which one of them caused by the vulnerability children school age of dental health problems. This study aims to determine the description of the number of dental caries in primary school children in Roudlotuzzahidin Klaten. Subjects usedwere 30 students in grade 5. This research uses descriptive quantitative method, then the results are presented in tables and percentages. The results showed the number of dental caries in students in MI Roudlotuzzahidin Klaten quite high, reaching 60%. Number of dental caries is influenced by gender, age, parents' education and occupation of parents. Keywords :Dental caries, Elementary school children ABSTRAK Karies adalah penyakit jaringan yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan meluas ke arah pulpa.penyebab adalah adanya bakteri di dalam rongga mulut. Bakteri spesifik inilah yang mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui proses fermentasi.karies dapat terjadi pada setiap orang yang dapat timbul pada suatu permukaan dan dapat meluas kebagian yang lebih dalam dari. Masalah utama dalam rongga mulut anak sampai saat ini yaitu penyakit, sehingga masalah kesehatan dan mulut menjadi perhatian yang sangat penting dalam pembangunan kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh rentannya kelompok anak usia sekolah dari gangguan kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran jumlah pada s i s w a d i M a d r a s a h I b t i d a i a h ( M I ) Roudlotuzzahidin Klaten.Subyek penelitian yang digunakan adalah 30 siswa kelas 5.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan prosentase. Hasil penelitian menunjukkan j u m l a h k a r i e s g i g i p a d a s i s w a d i M I Roudlotuzzahidin Klaten cukup tinggi yaitu mencapai 60%. dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua. Kata kunci : Karies, Siswa MI PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, pelayanan kesehatan dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan yang 35
JURNAL GIGI DAN MULUT VOL.3, NO. 2, September 2016 dilakukan secara terpadu, terintegrasi, penyakit adalah dengan mengenal faktor berkesinambungan, dan diaksanakan melalui pelayanan kesehatan perseorangan, pelayanan kesehatan masyarakat, dan 1. usaha kesehatan sekolah Gigi merupakan salah satu alat pencernaan mekanis yang terdapat di rongga mulut.gigi memiliki beberapa lapisan, salah satunya adalah lapisan email, yaitu lapisan terluar yang berasal dari jaringan ektoderm yang sarat dengan garam kalsium dan kandungan anorganik lainnya sebesar 96%.Salah satu kerusakan yang paling sering dialami oleh masyarakat di negara-negara berkembang adalah pengeroposan.hasil studi Surkesnas B a l i t b a n g k e s D e p k e s R I t a h u n 2 0 0 2, menyimpulkan bahwa masalah kesehatan dan mulut yang paling dikeluhkan adalah 2 penyakit. Karies atau lubang pada adalah infeksi bakteri yang merusak struktur geligi.demineralisasi dan kerusakan matriks organik yang diakibatkan oleh berasal dari interaksi bakteri yang memproduksi asam pada plak dengan subtrat makanan dalam 3. periode waktu yang lama Penyebab adalah adanya bakteri Streptococcus Mutans dan Lactobacilli. Bakteri spesifik inilah yang mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalu proses fermentasi. Asam terus diproduksi oleh bakteri dan akhirnya merusak struktur sedikit demi sedikit.kemudian plak dan bakteri mulai 4. bekerja 20 menit setelah makan Pencegahan yang dilakukan sejak a w a l d a p a t m e m i n i m a l k a n b i a y a perawatan.salah satu strategi pencegahan 36 resiko penyakit.mengetahui penilaian perilaku tingkat resiko dan membedakan tindakan pencegahan yang diberikan pada setiap tindakan dianggap perlu karena semua anak 5. mempunyai resiko terkena M a d r a s a h I b t i d a i a h a t a u M I Roudlotuzzahidin terletak di Tegalarum Kunden Karanganom Klaten merupakan sekolah setingkat Sekolah Dasar (SD) yang berbasis islami.mi Roudlotuzzahidin terdiri dari kelas 1 hingga kelas 6 dengan jumlah siswa 234 yang meliputi siswa laki-laki berjumlah 115 siswa dan siswa perempuan berjumlah 119 siswa. Hasil studipendahuluan yang dilakukan pada 5 siswa di MI Roudlotuzzahidin Klaten, diperoleh data yaitu 3 siswa memiliki jumlah banyak dan 2 siswa lainnya memiliki jumlah sedikit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran jumlah yang dilihat dari jenis kelamin, usia, pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua pada siswadi MI Roudlotuzzahidin Klaten. Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan bagi para pembaca tentang gambaran jumlah. METODE PENELITIAN Jenis dan desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang didasarkan pada data-data berupa angka- 6 angka. Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 siswadari kelas 5. P e n e l i t i a n d i l a k s a n a k a n d i M I
R o u d l o t u z z a h i d i n, Te g a l a r u m K u n d e n K a r a n g a n o m K l a t e n. Wa k t u p e n e l i t i a n dilaksanakan pada bulan Maret 2016. Aspekaspek yang diteliti yaitu jumlah. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang gambaran jumlah pada siswa di MI Roudlotuzzahidin Klaten Aninda Astu k Apriliani, dkk : Gambaran Karies Gigi Pada Siswa Di Madrasah Ib daiah... Penelitian ini dilakukan dengan cara pemeriksaan secara langsung kepada responden, kemudian data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan prosentase. telah dilakukan pada bulan Maret 2016. Dan didapatkan data sebagai berikut : Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin responden Laki-laki 17 56,7 Perempuan 13 43,3 30 100 Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan kelompok usia Pekerjaan orang tua Petani 9 30 Buruh 9 30 Pedagang 7 23,3 Wiraswasta 5 16,7 30 100 Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan orang tua Pendidikan orang tua SD 12 40 SMP 8 26,7 SMA 10 33,3 30 100 Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan orang tua Usia (th) responden 10 15 50 11 14 46,7 12 1 3,3 30 100 37
JURNAL GIGI DAN MULUT VOL.3, NO. 2, September 2016 Tabel 5. Distribusi frekuensi jumlah responden responden Sedikit ( 2) 12 40 Banyak (> 2) 18 60 30 100 Tabel 6. Tabulasi silangberdasarkan jenis kelamin denganjumlah Jenis Kelamin sedikit Prosent ase banyak Laki-laki 5 16,7 12 40 17 56,7 Perempuan 7 23,3 6 20 13 43,4 12 40 18 60 30 100 Tabel 7. Tabulasi silang berdasarkan kelompok usia dengan jumlah Usia (th) sedikit banyak 10 5 16,7 10 33,3 15 50 11 7 23,3 7 23,3 14 46,7 12 0 0 1 3,3 1 3,3 12 40 18 60 30 100 Tabel 8.Tabulasi silang berdasarkan pendidikan orang tua dengan jumlah Pendidikan orang tua sedikit banyak SD 2 6,7 10 33,3 12 40 SMP 2 6,7 6 20 8 26,7 SMA 8 26,6 2 6,7 10 33,3 12 40 18 60 30 100 38
Tabel 9.Tabulasi silang berdasarkan pekerjaan orang tua dengan jumlah Pekerjaan orang tua sedikit Aninda Astu k Apriliani, dkk : Gambaran Karies Gigi Pada Siswa Di Madrasah Ib daiah... banyak Petani 2 6,7 7 23,3 9 30 Buruh 3 10 6 20 9 30 Pedagang 4 13,3 3 10 7 23,3 Wiraswasta 3 10 2 6,7 5 16,7 12 40 18 60 30 100 PEMBAHASAN Hasil penelitian pada tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah pada responden cukup tinggi yaitu mencapai 60%. Hal ini disebabkan karena banyak responden yang masih kurang mengerti cara mencegah dan merawat dengan baik dan benar. Selain itu juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang masih belum banyak memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan dan mulut sejak dini. Hal tersebut menjadi pemicu timbulnya jumlah yang tinggi pada responden. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang menunjukkan bahwa jumlah pada responden di SD N Semarangan V Sidokarto Godean juga cukup tinggi yaitu 7 mencapai 61,1%.Penerapan atau perilaku responden dalam menjaga kebersihan dan mulut sehari-hari dapat mempengaruhi jumlah. Semakin tinggi tingkat kebersihan dan mulut responden maka semakin sedikit jumlah nya. Sebaliknya, jika semakin rendah tingkat kebersihan dan mulut responden maka semakin tinggi jumlah nya. Pada tabel 6 diperoleh hasil yaitu jumlah responden laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah responden perempuan dengan prosentase yaitu 40%. Hal ini disebabkan karena responden lakilaki dan responden perempuan memiliki perbedaan dalam menjaga kebersihan dan mulut. Responden laki-laki cenderung kurang peduli akan kebersihan dan mulut. Sedangkan responden perempuan cenderung lebih telaten dan rajin dalam menjaga kebersihan dan mulut, sehingga jumlah responden laki-laki lebih banyak dibandingkan responden perempuan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah 8. responden perempuan Pada tabel 7 diperoleh hasil yaitu responden yang berusia 10 tahun memiliki jumlah banyak dengan prosentase 33,3%. Hal ini disebabkan karena responden yang berusia 10 tahun daya tangkap untuk memahami pengetahuan tentang menjaga kebersihan dan mulut kurang dibandingkan dengan responden yang usianya lebih besar yaitu usia 11 tahun dan 12 tahun, sehingga - nya banyak yang berlubang terutama pada bagian yang digunakan untuk mengunyah. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa responden yang berusia 10 39
JURNAL GIGI DAN MULUT VOL.3, NO. 2, September 2016 tahun paling banyak terdapat terutama perkembangan responden 9. pada bagian geraham pertama Hasil penelitian ini juga didukung oleh pendapat yang menyatakan bahwa sepanjang hidup dikenal 3 fase usia dilihat dari sudut geligi, diantaranya adalah periode campuran, periode pubertas (remaja) usia antara 14-20 tahun, dan periode usia antara 40 hingga 50 1 0 tahun. Periode campuran biasanya terdapat pada rentang usia 6 hingga 12 tahun. Pada periode ini, sebagian besar geraham pertama paling banyak terkena. Gigi geraham pertama tumbuh pada anak usia 6 tahun. Gigi tetap tersebut tidak menggantikan susu manapun dan letaknya ada dibelakang. Hampir semua orang tua berpikir bahwa tersebut akan berganti, akibatnya pembersihan kurang hingga 50% dan memicu timbulnya. Pada tabel 8, diperoleh hasil yaitu responden yang pendidikan orang tuanya pada tingkat SD memilikijumlah banyak dengan prosentase 33,3%.Selain pengetahuan dari responden, pendidikan orang tua juga memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan dan mulut responden. Tingkat pendidikan orang tua yang rendah menyebabkan kurangnya pengetahuan dan pemahaman orang tua dalam menjaga kebersihan dan mulut responden, sehingga jumlah responden tinggi. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua makasemakin mudah orang tua menerima pengetahuan atau informasi tentang perkembangan responden. Sebaliknya, jika semakin rendah tingkat pendidikan orang tua maka semakin sulit orang tua menerima p e n g e t a h u a n a t a u i n f o r m a s i t e n t a n g 40 Pada tabel 9, diperoleh hasil yaitu responden yang pekerjaan orang tuanya sebagai petani memilikijumlah banyak dengan prosentase 23,3%.Pekerjaan orang tua yang rendah akan mempengaruhi tingkat ekonomi responden. Semakin rendahnya tingkat ekonomi responden, maka pengetahuan dan penerapan tentang menjaga kebersihan dan mulut dalam kehidupan sehari-hari juga semakin kurang. Rendahnya ekonomi orang tua menjadi pemicu utama responden jarang atau bahkan tidak pernah periksa secara rutin ke dokter karena biaya perawatannya yang mahal, sehingga banyak penyakit dan mulut terutama pada responden. Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa faktor sosial ekonomi orang tua berhubungan dengan status kesehatan 12. responden Semakin tinggi tingkat ekonomi orang tua, maka semakin baik pengetahuan dan penerapan orang tua dalam menjaga kesehatan dan mulut responden. Sebaliknya, semakin rendah tingkat ekonomi orang tua, maka semakin kurang pengetahuan dan penerapan orang tua dalam menjaga kesehatan dan mulut responden. 11. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. pada responden laki-laki lebih banyak dibandingkanresponden perempuan dengan prosentase 40%. 2. paling banyak terdapat pada responden yang berusia 10 tahun dengan prosentase 33,3%. 3. Pendidikan orang tua responden paling
Aninda Astu k Apriliani, dkk : Gambaran Karies Gigi Pada Siswa Di Madrasah Ib daiah... banyak yaitu tingkat SD yang mencapai 40%. Semakin rendah tingkat pendidikan orang tua maka jumlah pada masukan serta referensi lebih lanjut bagi peneliti yang berkaitan dengan gambaran jumlah. responden semakin tinggi. 4. Pekerjaan orang tua yang paling banyak adalah petani dan buruh dengan prosentase masing-masing yaitu 30%. Semakin rendahnya tingkat ekonomi orang tua, maka jumlah pada responden semakin tinggi. DAFTAR PUSTAKA 1.. (2010). Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan & Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit. Bandung: Citra Umbara. Hal 34. 5. pada responden secara 2. Endreswari, L. (2014). Pengaruh keseluruhan yaitu cukup tinggi dengan prosentase mencapai 60%. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah jenis kelamin, usia, pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua. Saran 1. Bagi Penulis Penelitian dibidang ini diharapkan dapat dikembangkan dengan cakupan yang lebih luas dan aspek yang lebih lengkap, tidak hanya melihat pada gambaran jumlah saja. 2. Bagi siswa di MI Roudlotuzzahidin Klaten Siswa diharapkan untuk lebih menjaga kebersihan dan mulut agardapat Meminum Tablet Effervescent terhadap ph Saliva pada Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jurnal Gigi dan Mulut. Maret, No.1, vol. 1. Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Hal 1. 3. Robert, dkk. (2009).Atlas Bewarna Lesi Mulut yang Sering Ditemukan. Edisi 4. Jakarta: Kedokteran EGC. Hal 66. 4. Pratiwi, D. (2009). Gigiku Sehat dan Cantik. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. Hal 29. 5. Marlindayanti. (2014). Prediksi Risiko Karies Baru Berdasarkan Konsumsi Pempek pada Anak Usia 11-12 Tahun di Palembang dalam majalah Kedokteran Gigi. Vol. 21. Yogyakarta: Fakultas mencegah terjadinya dengan cara rajin menggosok minimal 2 kali sehari yaitu pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Selain itu juga banyak mengonsumsi sayuran dan buahbuahan serta periksa minimal 3 hingga 6 bulan sekali di puskesmas maupun klinik dokter swasta. 3. Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memberi 41
JURNAL GIGI DAN MULUT VOL.3, NO. 2, September 2016 Kedokteran Gigi UGM. Hal 117. pada Murid di SDN Kandang Cut Kecamatan Darul Imarah Aceh Besar. 6. Machfoedz, I. (2008). Metodologi 10. Tarigan, R. (2012). Karies Gigi. Edisi 2. Penelitian (Kuantitatif & Kualitatif). Jakarta: Kedokteran EGC. Hal 15. Yogyakarta: Fitramaya. Hal 6. 11. Ana, dkk. (2015). Peran Orang Tua dalam 7. Apriyanti, T. (2014). Pengetahuan tentang Membimbing Menyikat Gigi dengan Karies dan Makanan Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi Anak Pra Sekolah. pada Siswa Kelas IV SD. 12. James, dkk. (2013). Gambaran Status Karies Anak Sekolah Dasar di Kelurahan 8. Kamaroh, A. (2012). Gambaran Asupan Kinilow 1 Kecamatan Tohon Utara. Makanan Anak Terhadap Angka Karies pada Siswa Kelas I dan II SDN Wojo Bangunharjo Sewon Bantul. 9. Anthonie, A. (2012). Analisis Karies Gigi Molar Pertama Ditinjau dari Faktor Luar 42