PENDAHULUAN BABI. Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian khusus. Cross dan Cross

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BABI PENDAHULUAN. Seperti yang telah diketahui bahwa rnenjelang abad ke 20, negara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis yang semakin pesat ini banyak para pebisnis. yang bermunculan. Sekarang ini banyak persaingan untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. Berbicara mengenai penampilan yang menarik tentu tidak akan ada habisnya.

BABI PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, fenomena pernikahan dini kian lama

BAB I PENDAHULUAN. Tindak: kekerasan seksual kian marak terjadi di sekitar kita saat ini. Hampir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Mereka sangat memperhatikan penampilan selain menunjukan jati diri ataupun

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang diinginkan oleh setiap wanita. Kulit sehat akan menumbuhkan

Pada saat ini banyak sekali bermunculan pusat-pusat kebugaran yang. menawarkan berbagai produk maupun aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. adalah apa yang tampak dan apa yang muncul dari dalam mendorong sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu akan selalu dihadapkan dengan berbagai masalah dengan bentuk

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN SINETRON KEPOMPONG DI TELEVISI DENGAN CITRA DIRI PADA REMAJA PUTERI

BAB I PENDAHULUAN. informasi mendalam suatu produk. Barang menurut Fandy (dalam Latif,

BAB I PENDAHULUAN. yang dituntut untuk menjaga penampilannya melainkan kaum pria telah mulai

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap. perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pipit Yuliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan yang pesat didunia kecantikan saat ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang lain mempunyai tingkatan dan nilai yang berbeda-beda. Kecantikan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Simbol kecantikan dalam iklan Vaseline Body Serum. kemudian muncul suatu ideologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini memiliki tubuh langsing menjadi tren di kalangan wanita, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kosmetik sebagian besar didominasi oleh wanita karena kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media yang ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terutama Indonesia. Padahal, di Luar Negeri, banyak wanita justru ingin

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Makanan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. lurus. Mereka menyanyikan sebuah lagu sambil menari. You are beautiful, beautiful, beautiful

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering

HUBUNGAN ANTARA KETERTARIKAN IKLAN POND S DI TELEVISI DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK POND S PADA MAHASISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya iklan di berbagai media yang menampilkan wanita berkulit cerah

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini,

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KETIDAKPUASAN SOSOK TUBUH (BODY DISSATISFACTION) PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

PERILAKU MEMBELI PRODUK PERAWATAN WAJAH DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWI SKRIPSI. Oleh : Triani Trisnawati

BAB I PENDAHULUAN. Tengok saja majalah, koran, radio, acara televisi, sampai media online

BABI PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu masa dimana individu dalam proses. pertumbuhannya terutama fisik telah mencapai kematangan.

BAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat digemari terutama oleh kalangan remaja-remaja, baik pria maupun wanita.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini persaingan di dunia bisnis semakin ketat terutama dalam pemasaran produk.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu

BAB 1 PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Kebutuhan dan keinginan diperlukan terutama untuk mencapai tujuan hidup

Bab 1. Pendahuluan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

Gambar 5.1 Desain judul

BAB I PENDAHULUAN. wajah bulat telur, mata bulat besar, kulit mulus dan rambut yang indah, gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu pendukung pemilik kebudayaan masyarakat

UKDW. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah. Kecantikan dan keindahan wajah merupakan dambaan dan daya tarik tersendiri

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi

BAB I. Latar Belakang Masalah. sosial dan moral berada dalam kondisi kritis karena peran masa remaja berada

Bab 1. Pendahuluan. kosmetik telah berkembang dari sekedar perubahan penampilan fisik. Sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya zaman, dunia kecantikan juga berkembang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diet merupakan hal yang tidak asing lagi bagi remaja di era moderen seperti saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. calon konsumen membeli atau menggunakan suatu produk atau jasa yang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA PUTRI TERHADAP CITRA PEREMPUAN CANTIK DALAM IKLAN KOSMETIK DI TELEVISI DENGAN

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kecil seperti inilah yang memunculkan ide dasar dunia kosmetika.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perempuan pada dasarnya mempunyai keinginan untuk dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

I. PENDAHULUAN. dapat mengatur kehidupan dunia dengan memanfaatkan teknologi sebagai. sarana meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH IDEAL DENGAN USAHA MEMBANGUN DAYA TARIK FISIK PADA PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad 21 seperti pada zaman sekarang, terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. memperbesar penjualan barang-barang dan jasa. 1 Sedangkan menurut Thomas

Bab 5. Ringkasan. Salah satu fenomena yang muncul ke permukaan dalam masyarakat Jepang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 20 tahun sampai 30 tahun, dan mulai mengalami penurunan pada usia lebih dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengkaji dunia konsumen memanglah tidak ada habis-habisnya. Di dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan kulit wajah secara teratur sangat penting dilakukan. secara langsung. Dalam mengatasi masalah tersebut kaum pria

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BABI 1. 1 Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru sebagai bentuk pencarian identitas diri. Pada masa remaja inilah, gaya dan penampilan bagi rem~ a merupakan hal yang penting Pacta umumnya, awal masa remaja ditandai oleh perubahan-perubahan fisik bersamaan dengan proses perkembangan psikis. Remaja mulai melepaskan diri dari ikatan dengan orangtuanya yang kemudian diikuti perubahan-perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat. Pemahaman tentang berbagai kecenderungan yang bertentangan dengan perasaan-perasaannya, akan mengarahkan remaja untuk lebih kuat dan menda!am merefleksikan diri dalam membentuk konsep diri. Konsep diri ini terbentuk sebagai basil usaha mencoba dan berpetualang ke arab stabilitas, sehingga individu akan menerima dirinya dan dapat menentukan arah hidupnya sendiri (Gunarsa, 2002, 204). Idealisme remaja tentang konsep diri adalah bagaimana remaja melihat dan menilai dirinya, membandingkan keadaan fisiknya dengan ternan-ternan kelompoknya, dan perasaan setelah melihat bahwa idealnya kecantikan, adalah bentuk fisik, wama kulit dan model rambut yang menjadi trend saat ini. Mengagumi kecantikan dan meniru artis pujaan merupakan salah satu ciri khas

2 remaja putri Berbagai gaya dan penampilan dibenahi, mulai dari cara berpakaian sampai cara berdandan. Remaja meniru karakter artis-artis remaja di televisi yang merupakan gaya kehidupan metropolitan dengan tujuan agar dapat diterima oleh kelompok serta untuk menarik perhatian Ia wan jenisnya. Remaja melihat dirinya, membandingkan dengan ternan-ternan, dan merubah penampilannya untuk mendapatkan penampilan yang lebih baik, penampilan diri yang maksimal seakan dirasa dapat menambah rasa percaya diri mereka dalam bergaul. Pada zaman dahulu, perempuan tidak dinilai kecantikannya berdasarkan kriteria cantik yang disebarkan melalui budaya media massa seperti saat ini. Ketika lingkungan perempuan masih terbatas di seputar kehidupan rumah tangganya, "kecantikan" perempuan dinilai dari kemampuannya dan keterampilannya untuk mengurus rumah tangga, memasak, menjahit, mengurus anak, dan mengatur keuangan rumah tangga. Ketika makin banyak perempuan keluar rumah untuk bekerja dan mempunyai penghasilan sendiri, mitos tentang cantik diciptakan oleh iklan-iklan di media massa. Hal tersebut yang membuat perempuan merasa tidak aman dan, untuk mengatasinya, perempuan harus mengubah penampilan dirinya (Kompas, 4 November 1999: 1 ). Media massa di televisi, koran, dan majalah mengkonstruksikan dan menyebarkan. citra yang sama bahwa perempuan yang cantik ialah perempuan yang berambut lurus, hitam, panjang, bertubuh ramping, cenderung kurus, berkulit putih, tetap terlihat muda, memiliki kulit yang kenyal, hal us seperti bayi, dan tidak berminyak. Pengaruh budaya massa menyebar secara massal dan membentuk suatu konsep tentang arti cantik. Industri kecantikan, pelangsingan tubuh, dan

3 industri kosmetik melalui iklan-iklannya menciptakan suatu mitos tentang arti cantik (Kompas, 1 Juli 1999:1 ). Kriteria cantik saat ini telah bergeser dari pengertian cantik pada awal abad ke-20. Dulu, kulit hitam tidak menjadi masalah buat perempuan, tetapi dalam salah satu iklan body lotion whitening di televisi yang pemah ditayangkan, menunjukkan bagaimana dua orang gadi$ kembar - yang satu berkulit kuning langsat dan yang lainnya coklat legam - memiliki rasa percaya diri yang berbeda hanya karena ternan pria mereka lebih terpikat pada si kuning langsat. Dalam iklan itu digambarkan bahwa setelah memakai lotion pemutih kulit, si kulit legam berhasil mendapatkan warna kulit yang diidamkan, dan mudah ditebak bahwa pria idamannyapun menjadi terkesima. Juga dalam iklan produk white beauty untuk kulit wajah diceritakan bahwa si pria menyesal telah meninggalkan pacarnya karena wajah mantan pacamya sekarang menjadi putih dan bersih (Kompas, 28 Oktober 2002: 34). Keinginan untuk memenuhi citra cantik, diidamkanjuga oleh mereka yang tidak memiliki cukup uang. Banyak perempuan di kota-kota kecil pantai utara Jawa Barat yang menjadi korban praktik pemakaian produk-produk kecantikan untuk memperbaiki wajah dengan biaya lebih dari 2 juta rupiah. Hasilnya, ada yang kulitnya memerah seperti tomat, seperti yang dikatakan oleh Adityawarman, (dalam Kompas,l Juli 1999:3) dokter spesialis kulit dan kelamin di DK.I Jaya, bahwa 9 dari I 0 pasiennya merupakan pasien korban kosmetik. Mereka ingin mendapatkan kulit wajah yang putih, halus, dan bersinar, tetapi pada akhimya wajah mereka menjadi bengkak dan rusak.

4 ~. Dari data Dyah R Puspita, Dosen FISIP Universitas Jendral Soedirman Purwokerto, pada pertengahan Oktober 2001 di Purwokerto, (63%) dari 30 orang perempuan yang kebanyakan berusia antara 20-30 tahun, sikapnya setuju terhadap obat pemutih kulit,. Alasan mereka yang setuju karena kenyataannya banyak perempuan yang menginginkan kulitnya menjadi putih dan halus agar nampak cantik dan kelihatan lebih cerah sebagai usaha untuk menambah rasa percaya dirinya, sedangkan dalam pandangan mereka yang kurang setuju, di samping menunjukkan rasa tidak percaya diri dengan kulit aslinya, juga khawatir akan efek sampingnya (Kompas, 10 Desember 2001: 40). Dalam maraknya.dunia periklanan dapat dilihat bahwa model yang dipakai sebagian besar adalah wanita muda khususnya remaja yang mulai memperhatikan keadaan dirinya untuk mendapatkan kepercayaan dirinya dengan berpenampilan menarik secara fisik. Secara tidak 1angsung, iklan di media massa mengajak para remaja untuk mengubah konsep dirinya seperti model agar mereka dapat diterima lingkungannya, dan yang menjadi citra ideal saat ini adalah gadis model yang berkulit putih. Dari uraian di atas menarik untuk diteliti apakah ada hubungan antara sikap terhadap iklan produk pemutih kulit dengan konsep pada remaja putri. 1.2 Batasan Masalah Banyak hal yang berperan pada pembentukan konsep diri pada remaja putri. Dalam penelitian ini, yang akan diteliti adalah hubungan antara sikap terhadap iklan produk pemutih kulit dengan konsep diri pada remaja putri.

5 Konsep diri, dalarn hal ini adalah berkaitan dengan gambaran positif atau negatif subjek terhadap jenis kulit yang dimiliki dan bagaimana subjek menghadapi keadaan dirinya. Sikap terhadap iklan produk pemutih kulit dibatasi pengertiannya pada bagaimana dukungan perasaan subjek terhadap citra ideal yang dikonstruksikan oleh iklan-iklan produk pemutih untuk kulit yang ditayangkan di televisi. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasional, karena akan meneliti hubungan antara sikap terhadap iklan produk pemutih kulit dengan konsep diri pada remaja putri. Agar wilayah penelitian menjadi jelas, maka subjek penelitian yang digunakan adalah remaja putri yang berusia 18-21 tahun Mahasiswi Akademi Sekretaris Universitas Widya Mandala Surabaya. Alasan dipilihnya populasi tersebut, karena selain sesuai dengan teori dari Gunarsa yang dipakai oleh peneliti bahwa batasan usia remaja lanjut adalah 18 sampai 21 tahun. Jumlah populasi cukup besar, dan diasumsikan homogen pada variabel-variabel yang berpengaruh, juga mudahnya memperoleh ijin sehingga efisisen waktu, tenaga, dan biaya. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui sejauh mana hubungan antara sikap terhadap iklan produk pemutih kulit dengan konsep diri pada remaja putri.

6 1.4 Manfaat peneiitian Hasil oenehtian diharaokan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Manfaat teoritis Hasil nenelitian ini diharankan danat memberikan kontribusi beruna pengetahuan dalam bidang psikologi perkembangan khususnya tentang taktorfaktor yang mempengaruhi konseo diri remaia. yang mungkin berkaitan dengan oengertian cantik. b. Manfaat nraktis Untuk remaia putri mahasisw1 Akadem1 Sekretaris W1dya Mandala Surabava dan remaia pada umumnva. hasil oenelitian ini diharaokan daoat membantu dan meniadi masukan dalam oemahaman konsen diri. Untuk Lembaga Akademi Sekretaris Widva Mandala Surabava_ hasil penelitian mi di.harapkan dapat membantu atau menjad1 masukan civ1tas akademi.k aoabila diketahui adanva konsep diri yang rendah khususnva dalam hal kecantikan nada mahasiswi Akademi Sekretaris Widva Mandala.